Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM 4

SKENARIO 1

Seorang mahasiswa FKG Unissula telah melakukan penelitian di Puskesmas Tambakrejo. Mahasiswa
tersebut ingin mengamati hubungan antara frekuensi mengkonsumsi junkfood dengan keparahan
karies. Fekuensi konsumsi junkfood dinyatakan dalam kali/minggu. Angka keparahan karies
didapatkan melaui pemeriksaan menggunakan indeks DMF-t. Setelah melakukan pemeriksaan pada
pasien BP Gigi Puskesmas tersebut, dia mendapatkan data sebagai berikut:
Kesimpulan :
Berdasarkan data di atas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dikarenakan jumlah sample
lebih dari 50. Dari uji normalitas didapatkan bahwa data tesebut normal karena p > 0.05,
yaitu pada indeks DMF-T adalah 0,2 dan frekuensi konsumsi junkfood adalah 0,078.

Kesimpulan:
 Nilai P sebesar 0,000 yang berarti bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara
frekuensi konsumsi junkfood dan indeks DMF-T
 Nilai r (pearson correlation) sebesar 0,728, yang berarti bahwa korelasi antara frekuensi
konsumsi junkfood dan indeks DMF-T memiliki kekuatan yang kuat. Nilai positif pada
korelasi Pearson menunjukkan bahwa arah korelasi yang searah, yaitu semakin
bertambah frekuensi konsumsi junkfood maka akan meningkatkan indeks DMFT.

SKENARIO 2
Seorang dokter gigi melakukan penelitian mengenai hubungan skor kepuasan pelayanan dengan
kualitas pelayanan Klinik Dentika. Pengukuran skor kepuasaan pelayanan didapatkan dari total skor
kuisioner, dan kualitas pelayanan didapatkan dari pengisian checklist penilaian yang diisi oleh pasien.
Setelah melakukan pemeriksaan pada pasien Klinik tersebut, dia mendapatkan data sebagai berikut:

Kesimpulan:
Berdasarkan data tersebut menggunakan uji Lolmogrov-Smirnov dikarenakan jumlah sample
lebih dari 50. Dari uji normalitas didapatkan bahwa data tesebut tidak normal karena p <
0.05, yaitu pada skor kepuasan adalah 0,025 dan kualitas pelayanan adalah 0,038
Kesimpulan:
 Nilai p sebesar 0,001 terdapat yang berarti bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara
skor kepuasan dengan kualitas pelayanan
 Nilai r (pearson correlation) sebesar 0,452, yang berarti bahwa korelasi antara skor
kepuasan dan kualitas pelayanan memiliki kekuatan sedang. Nilai positif pada korelasi
Pearson menunjukkan bahwa arah korelasi yang searah, yaitu semakin baiknya kualitas
pelayanan maka semakin tinggi pula skor kepuasan.

Anda mungkin juga menyukai