Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Bali adalah pulau yang menjadi salah satu tujuan favorit para

wisatawan domestik maupun mancanegara. Pastinya di daerah Bali banyak

terdapat hotel yang digunakan untuk tempat penginapan para turis. Setiap

hotel pasti menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan di Bali. Limbah tersebut berasal dari kegiatan-kegiatan yang

dilakukan di hotel tersebut seperti memasak,mandi,buang

air,mencuci,berenang dan sebagainya yang pasti menghasilkan limbah dalam

skala yang cukup besar.

Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah Bali mendirikan

sebuah tempat pengolahan air limbah yang bernama Denpasar Sewerage

Development Project (DSDP),yang bertugas untuk menyaring atau

membersihkan air limbah yang berasal dari hotel-hotel tersebut sebelum

dimanfaatkan kembali sebagai bahan pokok kehidupan sehari-hari.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah tertulis di atas, dapat diambil beberapa rumusan

masalah. Antara lain yaitu :

1.2.1 Apakah pengertian dari limbah ?

1.2.2 Ada berapa macam jenis limbah ? Sebutkan!

1.2.3 Di Denpasar Sewerage Development Project khususnya,ada berapa

macam jenis limbah yang dihasilkan ? Sebutkan!

1.2.4 Bagaimana cara mengolah air limbah ?

1.2.5 Apakah limbah dapat dimanfaatkan kembali ? Bila dapat,digunakan untuk

apa saja ?

1.3 Tujuan

Tujuan pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui cara pengolahan limbah di Dinas Instalasi Pengolahan

Air Limbah Denpasar.

1.3.2 Untuk mengetahui jenis dan sumber limbah yang diolah di Dinas Instalasi

Pengolahan Air Limbah Denpasar.

1.3.3 Untuk mengetahui manfaat dari hasil pengolahan limbah di Dinas Instalasi

Pengolahan Air Limbah Denpasar.

2
1.4 Manfaat

Manfaat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1.4.1. Kita dapat mengetahui cara pengolahan limbah di Denpasar Sewerage

Development Project.

1.4.2. Kita dapat mengetahui sistem pengolahan limbah di Denpasar

Sewerage Development Project.

1.4.3. Menyadarkan diri kita akan kebersihan lingkungan sekitar kita yang

harus selalu kita jaga.

3
1.5 Sistematika Laporan

Sistematika laporan yang dibuat oleh penulis ini berbentuk Semi Formal atau
biasa disebut karangan ilmiah.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Sistematika Laporan

BAB II METODOLOGI
2.1 Pengertian Metodologi
2.2 Metode Pengumpulan Data
2.3 Obyek Pengamatan

BAB III LAPORAN PENGAMATAN


3.1 Hasil Pengamatan Obyek

BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Kesan
4.3 Rekomendasi
4.4 Lampiran

4
BAB II

METODOLOGI

2.1. Pengertian Metodologi

Metodologi  adalah ilmu-ilmu/ cara-cara yang digunakan untuk

memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu

dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang diteliti.

Metodologi juga dapat diartikan sebagai tata cara yang menentukan proses

penelusuran apa yang akan digunakan.

2.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis adalah sebagai


berikut :

2.2.1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak di dalam suatu objek penelitian.

2.2.2. Buku-buku yang berkaitan


Dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan Dinas
Instalasi Pengolahan Air Limbah Denpasar, maka penulis dapat
memperoleh berbagai data.

2.2.3. Pencarian dari internet


Penulis mencari data dari hasil pencarian di dalam internet.

2.2.4. Kuesioner
Penulis membuat daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk
memperoleh data dari narasumber secara langsung melalui proses
komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.

5
2.3. Obyek Pengamatan

Obyek pengamatan yang diamati oleh penulis disini adalah kawasan

pengolahan limbah di Denpasar Sewerage Development Project yang di

dalamnya terdapat kolam – kolam besar yang digunakan untuk menampung

dan menyaring limbah yang masuk ke dalam kawasan pengolahan ini.

6
BAB III

LAPORAN PENGAMATAN

3.1. Hasil Pengamatan Objek

3.1.1. Pengertian Limbah

Limbah adalah salah satu hasil usaha yang tidak bisa di pakai lagi.

Limbah dapat berasal dari rumah, pabrik – pabrik, hotel, dan lain-lain. Intinya

dimana ada masyarakat bermukim disitu ada limbah. Contoh – contoh

limbah: sampah, air kakus, dan air buangan dari aktifitas lainnya (grey

water).

3.1.2. Jenis – Jenis Limbah

Ada 4 jenis limbah yaitu :

3.1.2.1. Limbah Padat


Limbah padat adalah limbah hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, yang berasal dari sisa proses pengolahan.
Contoh : kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, kulit telur, dan
lain-lain.

3.1.2.2. Limbah Cair


Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan
yang berwujud cair. Contoh : limbah cair yang berasal dari
hotel, pabrik, dan rumah para penduduk.

3.1.2.3. Limbah Gas


Limbah gas adalah limbah hasil buangan yang berwujud
gas. Polusi udara adalah salah satu contoh limbah gas yang
sering kita jumpai di dalam kehidupan sehari – hari.

7
3.1.2.4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang dapat
merusak lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia.

3.1.3. Jenis Limbah yang Dihasilkan di Denpasar Sewerage Development

Project

Limbah yang diolah di Denpasar Sewerage Development Project

adalah limbah cair domestik yang berasal dari masing-masing bagian

dalam hotel seperti : kamar mandi, toilet laundry, kolam renang

pendingin ruangan (AC), dapur dan semua kegiatan hotel yang

menggunakan air. Limbah cair domestik adalah limbah cair yang

dihasilkan oleh hotel yang berada di kawasan Nusa Dua Bali.

3.1.4. Proses Pengolahan Limbah BTDC Nusa Dua

Lagoon BTDC Nusa Dua Bali menggunakan sistem pengolahan

air limbah secara fisik (Pengendapan) dan biologis (Aerasi). Lagoon

BTDC Nusa Dua Bali menerapkan Sistem pengolahan limbah cair

yaitu Waste Stabilization Pond (Kolam Stabilisasi). Proses kolam

stabilisasi adalah proses oksidasi alami yang terjadi oleh

mikroorganisme di dalam air limbah yang dibantu oleh sinar matahari,

dengan waktu proses minimal 28 hari.

Limbah segar dari LPS keluar lewat inlet di cell 1 dan

mengalami proses oksidasi. Cell 1 terdiri dari 2 bagian (1a dan 1b) yang

8
dipisahkan oleh fiberglas pada bagian atas yang berfungsi sebagai alat

perangkap lemak untuk mengurangi lemak dan kotoran terapung

masuk ke cell-cell berikutnya. Lemak dan kotoran yang tertahan pada

perangkap lemak secara rutin akan dibersihkan oleh pekerja di Lagoon

dengan cara di tampung dan selanjutnya dikeringkan setelah itu

dibakar..

Setelah melewati cell 1 maka air mengalir masuk ke cell 2a,

dimana lama waktu tinggalnya 4 hari dan mengalami proses

penambahan aerasi. Selanjutnya mengalir ke cell 2b. Di cell 2b proses

oksidasi akan berlangsung cukup lama dengan waktu tinggal 11 hari,

untuk memantau kadar racun dalam air, di cell ini telah dilepaskan ikan-

ikan mujair yang dapat dipakai sebagai indikator biologis untuk

mengetahui perubahan kualitas di dalamnya.

Selanjutnya air mengalir dari cell 2b mengalir ke dalam cell 3,

dimana air yang ada di sel ini sudah tidak berbau dan berwarna

kehijauan lagi.Pada cell 2a dan 3 ditambahkan ikan mujair sebagai

indikator biologis untuk memantau perubahan kualitas limbah. Untuk

peningkatan kualitas air yang dihasilkan maka ditambahkan beberapa

unit pengolahan fisik air seperti : Kolam Aerasi, Kolam Sedimentasi,

Bak Filtrasi, Sludge Drying Bed.

Setelah pengolahan air limbah ini tentunya menghasilkan

lumpur, maka lumpur ini dikeringkan secara alamiah di dalam bak

pengering (SludgeDrying Bed) artinya dibiarkan sampai kering terkena

9
sinar matahari yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai pupuk bagi

tanaman. Setelah air keluar dari kolam sedimentasi, air akan difiltrasi

atau disaring dengan sand filter agar air yang dihasilkan tingkat

kekeruhannya lebih rendah.

3.1.5. Pemanfaatan Limbah BTDC Nusa Dua

Limbah hasil pengolahan di BTDC Nusa Dua Bali dapat

dimanfaatkan sebagai air penyiraman untuk landscape yang ada

dikawasan Pariwisata Nusa Dua Bali dan di dalam hotel. Air tersebut

sudah bersih dan aman untuk digunakan kembali karena tidak

mengandung bahan – bahan kimia yang membahayakan.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Setelah penulis melakukan pengamatan secara langsung, penulis dapat

menyimpulkan beberapa hal tentang Bali Tourism Development Centre

(BTDC) sebagai berikut :

4.1.1. Bali Tourism Develpoment Centre (BTDC) Nusa Dua adalah tempat

untuk mengolah limbah cair domestik yang dihasilkan oleh hotel –

hotel yang berada di kawasan Nusa Dua Bali.

4.1.2. BTDC Nusa Dua Bali menggunakan sistem pengolahan air limbah

secara fisik (Pengendapan) dan biologis (Aerasi). Lagoon BTDC Nusa

Dua Bali menerapkan Sistem pengolahan limbah cair yaitu Waste

Stabilization Pond (Kolam Stabilisasi).

4.1.3. Hasil olahan limbah BTDC Nusa Dua Bali akan digunakan kembali

sebagai air penyiraman untuk landscape yang ada dikawasan

Pariwisata Nusa Dua Bali dan di dalam hotel.

4.2 Kesan

Selama kegiatan study tour di Bali, banyak sekali kesan yang bisa

didapat oleh penulis. Selain fasilitas yang nyaman yang didapat dari Tour

Leader (TL), guide lokal yang sangat ramah dan humoris, penulis juga

ditemani oleh para sahabatnya, yang bisa diajak untuk berbincang-bincang

sewaktu-waktu sehingga perjalanan dari Salatiga ke Bali dan ke berbagai

11
objek lainnya terasa sangat cepat, sehingga tidak ada yang mengeluh tentang

lamanya waktu perjalanan walaupun kondisi jalan-jalan di Bali sedang macet.

Di Bali, banyak sekali panorama alam yang eksotik dan menarik untuk

dikunjungi. Kita dapat menambah wawasan saat berkunjung ke Bali. Penulis

merasa bahwa dalam study tour ke Bali ini, peraturan tidak terlalu mengikat,

dalam arti bahwa kita dapat melakukan aktivitas yang biasa kita lakukan

dengan teman teman, seperti ngobrol dan bercanda, tetapi kita harus tetap

patuh dengan peraturan utama. Hal itu yang dapat membuat penulis merasa

bahwa ini adalah kegiatan sangat menarik, bermanfaat dan menyenangkan,

yang dapat membuat pengalaman ini menjadi tidak bisa dilupakan.

4.3 Saran

Saran penulis untuk study tour tahun ini adalah masalah waktu dan

obyek yang dikunjungi. Terdapat ketidak cocokan dari prediksi jadwal

perjalanan dengan perjalanan ke obyek wisata di Bali. Terkadang, terdapat

obyek wisata yang terlambat untuk dikunjungi, seperti saat menyaksikan Tari

Kecak, penulis hanya menyaksikan sedikit bagian dari pertunjukan tersebut.

Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap obyek yang lain, sehingga kunjungan

ke Pasar Sukowati dan Museum Bajra Sandhi harus ditunda.

Selain itu adalah masalah dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM). Semua peserta dalam kegiatan ini tentunya merasa lelah setelah

mengikuti kegiatan study tour ini. Akan tetapi, semua peserta harus tetap

mengikuti KBM pada esok hari, setelah kembali ke Salatiga. Oleh karena itu,

kegiatan KBM pada saat itu menjadi tidak efektif, karena kurangnya

12
konsentrasi dari siswa-siswa dan terdapat beberapa siswa yang bolos. Kedua

hal ini sebaiknya perlu ditanggapi dalam kegiatan mendatang.

13
4.4 Lampiran

14

Anda mungkin juga menyukai