JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
KELARUTAN
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam bidang farmasi, untuk memilih medium pelarut yang paling baik
untuk obat atau kombinasi obat, akan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan
tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetik, dan lebih jauh lagi
dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian. Pengetahuan yang lebih
mendetail mengenai kelarutan dan sifat-sifat yang berhubungan dengan itu juga
memberikan informasi mengenai struktur obat dan gaya antarmolekul obat. Selain
itu, pelepasan zat dari bentuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh sifat kimia dan
fisika zat tersebut serta formulasinya. Pada prinsipnya obat baru dapat diabsorbsi
setelah zat aktifnya telarut dalam cairan usus, sehingga salah satu usaha untuk
mempertinggi efek farmakologi dari sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan zat
aktifnya.
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat telarut melarut pada suatu pelarut.
Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut
dalam larutan jenuh pada temperature tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan
sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk disperse
molekular homogen. Kelarutan suatu senyawa bargantung pada sifat fisika, dan kimia
zat terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan
dan untuk jumlah yang kecil, bergantung pada hal terbaginya zat terlarut.
Pada percobaan ini, akan ditentukan kelarutan zat secara kuantitas, pengaruh
pelarut campur yakni air, alkohol, dan propilenglikol ; dan penambahan larutan baku
NaOH 0,0965 N terhadap kelarutan suatu zat yakni Asam salisilat
a. Maksud percobaan
1. Untuk menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat.
b. Tujuan percobaan
1. Menentukan kelarutan suatu zat
2. Mengetahui pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
c. Prinsip Percobaan
Penentuan kelarutan asam salisilat berdasarkan penambahan surfaktan dalam
beberapa konsentrasi serta pengaruh Ph terhadap kelarutan dengan menggunakan
metode titrasi asam basa yang didasarkan pada reaksi netralisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Istilah "tak
larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun
sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang
terlarut. (Tungandi, 2009).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah :
Ø pH
Ø temperatur
Ø jenis pelarut
Ø bentuk dan ukuran partikel zat di tutup dengan pelelehan.
B. Uraian Bahan
1. Air Suling (FI Ed. III Hal. 96)
Nama resmi : Aquadestillata
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau,
Kegunaan : Sebagai sampel
METODE KERJA
A. Alat yang di gunakan
Buret
Erlenmeyer
Pipet volume 10 ml
Gelas ukur
Tissue
Lap kasar
Corong gelas
C. Cara kerja
Pengaruh pelarut Campur Terhadap Kelarutan Zat
Buat dan bakukan larutan baku NaOH 0,1 N
Buat campuran pelarut-pelarut seperti yang tertera pada tabel berikut:
A. Hasil Pengamatan
Pengaruh Pelarut Campur
Konsentrasi Pelarut
N NaOH Volume Titrasi Kadar
AIR ETANOL PG
30 0 20 0,0965 11,5 153,2786 mg
30 5 15 0,0965 11,8 157,2772 mg
30 10 20 0,0965 12,2 162,6086 mg
30 20 0 0,0965 12,7 169,2729 mg
B. Pembahasan
Pada percobaan ini, kita akan melihat pengaruh pelarut campur terhadap
kelarutan zat. Kelarutan zat yang dimaksud dalam percobaan ini adalah Asam salisilat
pada pelarut campur yakni air, alkohol, dan propilen glikol. Masing-masing pelarut
campur telah ditentukan konsentrasinya.
Larutan adalah campuran homogen antara zat pelarut dan zat terlarut.
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat melarut dalam pelarut tertentu. Larutan pada
umumnya dibagi menjadi tiga yaitu larutan jenuh adalah larutan yang zat terlarutnya
dapat melarut dalam zat pelarutnya dalam konsentrasi yang maksimal. Larutan lewat
jenuh terjadi pada saat zat terlarut sudah melewati batas maksimal zat pelarut untuk
melarutkannya yang biasanya ditandai dengan terbentuknya endapan. Lautan tak
jenuh terjadi saat zat terlarut belum mencapai batas maksimal zat pelarut untuk
melarutkannya.
Cara penentuan kadar Asam Salisilat yaitu larutan yang telah disaring
kemudian di pipet sebanyak 10,0 ml kemudian di titrasi dengan larutan NaOH dan
indikator pp hingga diperoleh titik ekuivalen. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk
menitrasi asam salisilat dalam berbagai konsentrasi pelarut dan surfaktan, berbeda-
beda.
Dari data diatasdiperoleh hasil yang signifikan. Pada pelarut campur yang
pertama diperoleh sebanyak 153,2786 mg, pelarut campur yang kedua diperoleh
sebanyak 157,2772 mg, pelarut campur yang ketiga diperoleh sebanyak 162,6086 mg
dan pelarut campur yyang keempat diperoleh sebanyak 169,2729 mg.
Aplikasi dari materi percobaan ini sangat penting dalam bidang farmasi,
sebab dapat membantunya memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau
kombinasi obat, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada
waktu pembuatan larutan farmasetis (di bidang farmasi) dan lebih jauh lagi, dapat
bertindak sebagai standar atau uji kemurnian
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Alfred, 1990, Farmasi Fisika Edisi I, Jakarta : Universitas Indonesia Press.
13
LAMPIRAN
A. PERHITUNGAN
1. Konsentrasi
Air : 30 N NaOH : 0,0965 N
Etanol :0 V titasi : 11,5 ml
Propilenglikol : 20 BE As salisilat : 138,12 g/mol
mg = V x N x BE
= 153,2786 mg
2. Konsentrasi
Air : 30 N NaOH : 0,0965 N
Etanol :5 V titasi : 11,8 ml
Propilenglikol : 15 BE As salisilat : 138,12 g/mol
mg = V x N x BE
= 157,2772 mg
3. Konsentrasi
Air : 30 N NaOH : 0,0965 N
Etanol : 10 V titasi : 12,2 ml
Propilenglikol : 20 BE As salisilat : 138,12 g/mol
14
Mgrek Asam salisilat ~ Mgrek NaOH
mg
=VxN
BE
mg = V x N x BE
= 162,6086 mg
4. Konsentrasi
Air : 30 N NaOH : 0,0965 N
Etanol : 20 V titasi : 12,7 ml
Propilenglikol : 0 BE As salisilat : 138,12 g/mol
mg = V x N x BE
= 169,2729 mg
15