Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gilang Firmanullah Muhammad

NRP : 0517040075

No. Urut Absen : 18

Judul : pengolahan dan atau pemurnian bahan galian batu kapur

1. pendahuluan

 Genesa atau proses terjadinya :


pengolahan dan atau pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral dan atau batu bara serta untuk memanfaatkan an
memperoleh mineral ikutan. Pengertian batu kapur adalah sebuah sedimen terdiri dari
mineral Calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari Calcite ini adalah organisme
yang berasal ari laut dan menghasilkan kulit kerang yang keluar ke air dan terbawa
hingga bawah samudera sebagai pelagic ozone. Calcite sekunder juga dapat
terdeposioleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua).
Ini menciptakan speleothem seperti stalagimite dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh
terbentuknya Oolite (batu kapur Oolite) dan dapat dikenali dengan penampilannya
yang “granular”. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh batuan sedimen.
Pengertian lain dari batu kapur adalah batuan yang terdiri dari unsur kalsium
karbonat, terbentuk langung dari presipitasi air laut akibat proses biokimia. Batu
kapur ini merupakan batuan karbonat yang Insitu atau yang terbentuk pada tempat
asalnya. Batu gamping (batu kapur) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, mekanik, dan kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara
organik. Jenis ini berasal dari kumpulan endapan cangkang kerang, siput,
foraminifera, ganggang, atau berasal dari kerangka binatang yang telah mati.
Batugamping yang terjadi secara mekanik bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis
batu gamping yang terjadi secara organik. Perbedaan dengan batu gamping jenis
pertama adalah terjadinya perombakan dari bahan batugamping organik yang
kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
Batu kapur yang terjadi secara kimia aalah jenis kapur yang terjadi dari pengendapan
kalsium karbonat alam kondisi iklim lingkugan tertentu, baik didalam air laut maupun
air tawar. Mata air mineral dapat pula mengendapkan batu kapur yang biasa disebut
endapan sinter kapur. Jenis batu kapur ini sering terjadi didekat hotspot mata air
panas, dimana peredaran air panas alam akan melarutkan lapisan batu kapur dibawah
permukaan, yang kemudian diendapan kembali i permukaan bumi
 Penambangan Batu Kapur :
Batu kapur salah satu bahan galian golongan C. Pertambangan batu kapur biasanya
dilakukan perseorangan atau oleh warga masyarakat yang tinggal di daerah sekitar
wilayah pertamabangan, namun ada juga penambangan yang dilakukan oleh
pengusaha kecil maupun besar. Sebelum keluar teknologi baru, penambangan batu
kapur dilakukan dengan 2 tahapan yaitu : (1) Land cleaning (pengupasan), yaitu
kegiatan pengupasan lapisan tanah dengan menggunakan buldozer dan ekskavator
menggali tanah yang menutupi tubuh batuan guna menyiapkan kegiatan
penambangan, (2) kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboroan, penggalian
engan buldozer dan ripper lalu melakukan loading menggunakan dunp truck.
Berdasarkan peruntuhan dari produk yang dihasilkan, maka dalam pelaksanaanya
proses penamabahan dapat diklasifikan menjadi 2 cara :
1. Cara Penggaruan (Ripper) : cara ini dipergunakan pada front tambang dengan
batuan lapuk dan agak lapuk, alat yang dipergunakan adalah Bulldozer dengan
Ripper.
2. Cara Peledakan (Blasting) : peledakkan dapat dipergunakan bila pemakaian ripper
sudah tidak memungkinkan lagi atau jika telah menemukan batuan kapur yang
segar (massive) yang memang merupakan batuan kapur utama

II. pengolahan dan pemurnian

 Pengolahan batu gamping : batu gamping dapat langsung ipakai sebagai bahan baku,
misal pada industri semen, fndasi jalan, rumah an sebagainya. Untuk hal lain perlu
pengolahan terlebih dahulu, misal dengan pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2. Proses
pengolahan batu kapur :
1. Kalsinasi: Kata kalsinasi berasal dari bahasa Latin yaitu calcinare yang artinya
membakar kapur. Proses Kalsinasi yang paling umum adalah diaplikasikan
untuk dekomposisi kalsium karbonat (batu kapur, CaCO3) menjadi kalsium
oksida (kapur bakar, CaO) dan gas karbon dioksida atau CO2. Produk dari
kalsinasi biasanya disebut sebagai “kalsin,“ yaitu mineral yang telah
mengalami proses pemanasan. Proses Kalsinasi dilakukan dalam sebuah
tungku atau reaktor yang disebut dengan kiln atau calciners dengan berragam
desain, seperti tungku poros, rotary kiln, tungku perapian ganda, dan reaktor
fluidized bed.
2. Preheating Zone : Pada daerah ini muatan padat batu kapur dan kokas akan
mengalami pemanasan sampai temperatur sekitar 800 celcius oleh gas panas
yang bergerak berlawanan dari bawah ke bagian atas tungku. Pada daerah ini,
belum terjadi reaksi kalsinasi maupun reaksi pembakaran dari kokas.
3. Cooling Zone : Pada daerah ini kapur bakar didinginkan dengan udara yang
bergerak berlawanan dari bagian bawah tungku. Pada daerah ini kapur bakar
didinginkan sampai temperatur sekitar 100 celcius. Agar terjadi pembakaran
sempurna dari kokas, maka udara yang dihembuskan mencapai 25 persen
berlebih dari yang diperlukan.
4. Reaksi Kalsinasi Batu kapur : Selama proses kalsinasi, Batu kapur, CaCO3
akan terurai menjadi kapur bakar dengan rumus kimia CaO (kalsium oksida)
dan gas karbon dioksida, CO2 sesuai dengan reaksi berikut:

CaCO3 → CaO + CO2(g), ΔH298 = 177,8 kJProses kalsinasi meliputi


pelepasan air, carbon dioksida atau gas-gas lain yang terikat secara kimiawi.
Proses Kalsinasi lebih endotermik daripada proses drying. Sehingga panas
harus dipasok dari sumber dengan temperatur relatif tinggi.

 Pemurnian batu gamping : Pemurnian Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Permen SDM 05 tahun 2017 merupakan upaya untuk meningkatkan nilai Mineral Logam
melalui proses ekstraksi serta proses peningkatan kemurnian lebih lanjut untuk
menghasilkan produk dengan sifat fisik dan kimia yang berbeda dari Mineral asal.
III. Pemanfaatan batu Gamping atau batu kapur

Sampai saat ini batu gamping memiliki banyak sekali manfaat nya yaitu dimanfaatkan
sebagai bahan baku semen, bahan pondasi rumah, jalan, bahan bangunan (plester, aukan
pasangan bata, semen merah), dan kapur pemutih. Kebanyakan masyarakat menggunakan
batu gamping dengan pengetahuan yang terbatas hanaya sebagai kapur tohor dan kapur
pasang. Jika dilihat dari manfaatnya ini, batu gamping memiliki peran an manfaat yang luar
biasa bila digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembangunan infrastruktur.

Anda mungkin juga menyukai