Objek turut menjadi faktor yang menentukan diadakannya inspeksi keselamatan kerja. Oleh
karena itulah inspeksi ini juga dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan jenis ini juga
berpengaruh pada standar dan alat yang digunakan untuk menjamin keselamatan kerja.
1. Inspeksi PPE
Inspeksi ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan setiap orang bekerja menggunakan
PPE atau alat pelindung diri yang diwajibkan sesuai dengan prosedur/instruksi kerja.
Memastikan bahwa alat pelindung diri tepat guna berdasarkan jenis pekerjaannya dan dalam
kondisi layak pakai. Biasanya inspeksi inin dilakukan dengan safety briefing sebelum
melakukan pekerjaan yang dimana akan memastikan bahwa pekerja, alat, dan lingkungannya
mendukung untuk melakukan kegiatan produksi.
Inspeksi ini juga tidak kalah penting dari objek sebelumnya karena berhubungan dengan
peralatan yang kita gunakan di tempat kerja baik itu hand tools seperti palu, obeng, tang, dan
lainnya maupun power tools seperti gerinda, mesin bor, dan lain-lain. Memastikan bahwa
peralatan-peralatan tersebut dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan oleh pekerja.
Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan peralatan proteksi kebakaran berfungsi dengan baik
dan siap digunakan ketika terjadi keadaan darurat kebakaran. Contoh-contoh peralatan
proteksi kebakaran termasuk APAR, smoke detector, heat detector, fire sprinkler, fire alarm
panel, hose reel, fire hydrant dan lain-lain. Karena melakukan pengecekan terhadap fire
protection selama 2 minggu sekali
5. Inspeksi environment
Inspeksi ini ditujukan untuk menilai lingkungan tempat bekerja. tempat kerja harus
memenuhi beberapa standar untuk mendapatkan jaminan keselamatan kerja. Inspeksi ini
bagian dari penerapan ISO 14001, memastikan pemisahan sampah dilakukan dengan benar,
penyimpanan material dan limbah b3 dengan benar, penyediaan secondary containment untuk
mesin-mesin yang berpotensi kebocoran oli, dan lain-lain yang menyangkut masalah
lingkungan.
Sesuai dengan namanya, inspeksi ini tidak memiliki rencana dan waktu yang telah ditetapkan.
Oleh karena itulah umumnya inspeksi ini bersifat dangkal karena hanya memeriksa standar
awal keselamatan saja. Inspeksi ini juga terkesan tidak sistematis karena tidak direncanakan
secara detail dan menyeluruh.
1. Inspeksi Rutin
Inspeksi ini sudah terjadwal baik secara harian, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.
Tujuan dari inspeksi pun sudah ditetapkan sejak awal sehingga pemeriksaan bisa dilakukan
secara mendalam dan detail. Inspeksi ini cenderung menyeluruh khususnya pada bagian yang
dianggap memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan kerja seperti standar operasional, mesin
produksi, alat pelindung keselamatan diri, dan masih banyak lagi bagian lainnya, dalam
pabrik phokphand ini melakukan inspeksi rutin dengan pengecekan APAR atau alat
pemadam kebakaran laninnya agar keamanan dengan kebakaran tetap terjaga.
2. Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus memiliki wilayah yang lebih serius dibandingkan dengan jenis lainnya.
Inspeksi ini dilakukan secara teratur pada peralatan yang memiliki risiko paling tinggi
di antara keamanan kerja lainnya. Umumnya inspeksi ini dilakukan pada mesin produksi baru
sebagai dasar pengendalian dan pencegahan risiko keamanan di tempat kerja. Itulah alasan
inspeksi ini masuk ke dalam contoh inspeksi keselamatan kerja k3.
Metode inspeksi ini digunakan leh barang yang mempunyai harga jual yang rendah yang
dimana hanya beberapa barang yang akan di inspeksi atau dicek ulang, mas asad shanhaji
bekerja di pabrik phokphand yang dimana menggunakan metode inspeksi secara sampling
yang dimana pabrik ini menghasilkan pakan ternak, yang dimana menggunakan metode
sampling untuk mengecek apakah produk tersebut layak jual atau tidak