Anda di halaman 1dari 4

STANDART OPERATING

INSPEKSI
PROCEDURE KESELAMATAN DAN
(SOP) KESEHATAN KERJA

I. TUJUAN

1. Untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan tindakan yang perlu diambil guna mencegah
timbulnya cidera dan penyakit yang timbul akibat pekerjaan ataupun kerugian terhadap
properti perusahaan PT.SINAR LIMA UTAMA
2. Untuk mengatur pelaksanaan inspeksi yang meliputi inspeksi formal maupun informal
yang dilaksanakan secara teratur yang disesuaikan/dibandingkan dengan peraturan
perundangan, standar dan pedoman teknis.
3. Menilai pencapaian parameter kinerja K3 yang telah ditetapkan sebelumnya.

II. RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup proses pelaksanaan inspeksi yang meliputi inspeksi tempat kerja,
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Alat Pelindung Diri (APD).

III. DEFINISI

1. Tempat kerja, adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di
darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR), adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran.
3. Alat Pelindung Diri (APD), adalah alat pelindung yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kontak langsung dengan sumber bahaya
4. Inspeksi, adalah pemeriksaan secara sistematis dan mendetail terhadap suatu objek.
5. Sumber bahaya, adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk menimbulkan
kerugian terhadap manusia, properti, proses dan lingkungan.
6. Inspektor, adalah orang yang melaksanakan inspeksi suatu bagian/departemen/
peralatan, dsb.

IV. URAIAN

A. Jenis-Jenis Inspeksi
1. Inspeksi Tempat Kerja/Umum
Inspeksi tempat kerja adalah inspeksi yang dilaksanakan dengan fokus pada proses
kerja dan akitivitas kerja yang dibandingkan dengan standar yang ditentukan. Secara
spesifik, inspeksi ini berfokus pada keterkaitan antara material yang digunakan, orang/
pekerja yang terlibat, cara/metode kerja, peralatan yang dipakai serta lingkungan
kerja. Inspeksi ini menggunakan metode “job performance sampling”.
Jenis-jenis inspeksi tempat kerja adalah sebagai berikut :
a. Inspeksi Enam Bulanan Oleh Safety Committee Kantor
 Safety Committee Kantor akan melaksanakan inspeksi minimal enam bulan
satu kali.
 Tim inspeksi/inspektor terdiri para Manager/Supervisor dan Safety Specialist
sebagai anggota Safety Committee Kantor yang dalam pelaksanaannya dapat

1
STANDART OPERATING
INSPEKSI
PROCEDURE KESELAMATAN DAN
(SOP) KESEHATAN KERJA

bergilir melalui jadual yang disusun oleh Safety Specialist dan disetujui oleh
General Manager/Ketua Safety Committee Kantor.
 Ketua Safety Committee Kantor /General Manager dapat mengikuti
pelaksanaan inspeksi minimal satu tahun satu kali.
 Panduan pemeriksaan/inspeksi tiga bulanan dapat melihat Form Checklist
Inspeksi K3 Tiga Bulanan.
b. Inspeksi Bulanan Oleh Safety Committee Project/Site
 Safety Committee Project/Site akan melaksanakan inspeksi minimal satu bulan
satu kali.
 Tim inspeksi terdiri para Supervisor, Foreman dan Safety Officer, Sub-
Kontraktor yang dalam pelaksanaannya dapat bergilir melalui jadual yang
disusun oleh Safety Officer dan disetujui oleh Project Manager.
 Ketua Safety Committee/Project Manager harus mengikuti pelaksanaan
inspeksi paling tidak setiap tiga bulan.
 Panduan pemeriksaan/inspeksi bulanan dapat melihat Form Checklist Inspeksi
K3 Bulanan.
c. Inspeksi Mingguan
 Inspeksi mingguan ini berfokus pada tempat kerja dan menindaklanjuti hasil
inspeksi bulanan yang dilakukan oleh Safety Committee Project/Site.
 Tim inspeksi terdiri dari karyawan/pekerja maupun karyawan Sub-Kontraktor
dengan diketuai oleh minimal seorang Foreman.
 Panduan pemeriksaan/inspeksi mingguan dapat melihat Form Checklist
Inspeksi K3 Mingguan.
2. Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap suatu obyek tertentu dan
menyeluruh, bersifat lebih spesifik dan teknis. Pemeriksaan ini terkadang
menggunakan alat bantu/alat ukur.
Jenis-jenis inspeksi khusus adalah sebagai berikut :
a. Inspeksi Harian
 Inspeksi harian dilaksanakan untuk memastikan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan standar dan prosedur K3 yang telah ditetapkan.
 Inspeksi harian dilaksanakan oleh operator suatu mesin/peralatan tertentu dan
atau driver/pengemudi suatu alat berat tertentu sebelum dan sesudah
menggunakan alat/mesin/kendaraan di bawah pengawasan Foreman.
 Jenis inspeksi harian yang harus dilakukan adalah : (tidak terbatas pada)
 Inspeksi truck
 Inspeksi instalasi listrik
 Inspeksi peralatan
 Dsb
 Panduan pemeriksaan/inspeksi harian dapat melihat Form Panduan Inspeksi
 Inspeksi harian juga dapat dilakukan oleh Safety Officer Project/Site berupa
pelaksanaan inspeksi informal. Inspeksi informal dilakukan tanpa
menggunakan checklist/panduan tertentu dan masukan dapat diberikan secara
lisan/langsung kecuali untuk temuan yang dianggap sangat berbahaya, harus
tertulis.

b. Inspeksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


 Inspeksi terhadap APAR akan dilakukan :

2
STANDART OPERATING
INSPEKSI
PROCEDURE KESELAMATAN DAN
(SOP) KESEHATAN KERJA

 Setiap bulan, yaitu pemeriksaan secara visual yang dilakukan oleh Tim
Fire Fighting.
 Setiap enam bulan, yaitu pemeriksaan teknis terhadap APAR yang
dilakukan oleh Tim Fire Fighting.
 Jadual pelaksanaan inspeksi dapat dilihat pada Form Jadual Pelaksanaan
Inspeksi.
 Panduan pemeriksaan/inspeksi APAR dapat melihat Form Checklist Inspeksi
APAR.

B. Metodologi Pelaksanaan Inspeksi


1. Safety Specialist dan Safety Officer membuat jadual seluruh pelaksanaan inspeksi
dan ditandatangani oleh General Manager (untuk inspeksi yang dilaksanakan oleh
Safety Committee Kantor) dan Project Manager (untuk inspeksi yang dilaksanakan
oleh Safety Committee Project/Site).
2. General Manager dan atau Project Manager menunjuk Tim inspeksi dan Ketua Tim
yang akan melaksanakan inspeksi.
3. Ketua Tim memberikan briefing/pengarahan tentang metode dan ruang lingkup
pelaksanaan inspeksi kepada anngota Tim.
4. Ketua Tim memulai pelaksanaan inspeksi dengan mengadakan pertemuan pembuka
yang bertujuan untuk mengenalkan tim inspeksi, maksud dan tujuan, meminta
escort/guide sebagai pendamping dan menerangkan ruang lingkup pelaksanaan
inspeksi kepada bagian/personil yang akan diinspeksi.
5. Tim inspeksi mengisi checklist sesuai daftar pertanyaan (namun tidak terbatas pada
hal-hal tersebut saja) dengan cara melakukan pemeriksaan dokumen, observasi,
wawancara dan melakukan uji coba terhadap peralatan (jika memang dianggap
perlu).
6. Bila ditemukan ada ketidaksesuaian selama pelaksanaan inspeksi, maka Tim inspeksi
mengisi dalam Form Laporan Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan.
Dalam form tersebut diisi ketidaksesuaian yang terjadi, penyebabnya dan tindakan
perbaikan yang harus dilakukan disertai dengan target waktu dan penangung jawab
(PIC/person in charge), yaitu personil yang ditunjuk dan berasal dari bagian yang
diinspeksi.
7. Form dibuat rangkap dua yaitu satu untuk Tim inspeksi dan satu untuk bagian yang
diinspeksi.
8. Tim inspeksi mengisi mendaftar Form Laporan Ketidaksesuaian dan Permintaan
Tindakan Perbaikan dalam Form Registrasi Laporan Ketidaksesuaian berdasarkan
temuan yang didapat selama pelaksanaan inspeksi.
9. Tim inspeksi mengadakan pertemuan penutup yang dipimpin oleh Ketua Tim dengan
maksud mengucapkan terima kasih atas waktu yang diluangkan serta mengutarakan
hasil temuan selama inspeksi sesuai dengan yang tertulis di dalam Form registrasi
Laporan Ketidaksesuaian.

C. Tindak Lanjut Laporan Ketidaksesuaian Hasil Inspeksi


1. Tujuan dari tindak lanjut terhadap hasil temuan yang didapat selama pelaksanaan
inspeksi dan tanggapan yang diberikan oleh Tim inspeksi adalah untuk memastikan
bahwa semua temuan benar-benar diperbaiki.
2. Laporan inspeksi yang lengkap dibuat oleh Ketua Tim dengan dibantu oleh anggota
Tim inspeksi lainnya khususnya untuk pelaksanaan inspeksi tiga bulanan oleh Safety
Committee Kantor Pusat dan inspeksi bulanan oleh Safety Committee Project/Site
sesuai dengan format standar.

3
STANDART OPERATING
INSPEKSI
PROCEDURE KESELAMATAN DAN
(SOP) KESEHATAN KERJA

3. Untuk jenis inspeksi yang lain, cukup dibuat laporan dalam Form Laporan
Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan.
4. Untuk inspeksi tiga bulanan, laporan lengkap ditandatangani oleh Ketua Safety
Committee Kantor Pusat/General Manager dan didistribusikan kepada semua
Manager, Project Manager yang bersangkutan sebagai Ketua Safety Committee dan
Safety Officer.
5. Untuk inspeksi bulanan, laporan lengkap ditandatangani oleh Ketua Safety
Committee/Project Manager dan didistribusikan kepada semua Supervisor
Project/Site yang bersangkutan dan Safety Committee Kantor Pusat cq. Sekretaris
Safety Committee/Safety Specialist.
6. Project Manager yang menerima laporan inspeksi segera membuat rencana tindakan
perbaikan bersama dengan anggota Safety Committee Project/Site lainnya dan
melaksanakan tindakan perbaikan sesuai dengan jadual yang telah disepakati.
7. Supervisor melakukan verifikasi ke lokasi untuk memastikan apakah tindakan
perbaikan sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan batasan waktu/due
date-nya.
8. Bila tindakan perbaikan yang dilakukan sudah sesuai dengan saran perbaikan yang
diharapkan, maka Supervisor dan atau inspektor mengeluarkan menyatakan Form
Laporan Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan tersebut telah di-
close.
9. Bila tindakan perbaikan yang dilakukan belum sesuai dengan saran perbaikan yang
diharapkan, maka Supervisor dan atau inspektor mengeluarkan Form Laporan
Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan yang baru sementara Form
Laporan Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan yang lama dinyatakan
masih open.
10. Setelah melaksanakan verifikasi maka Form Registrasi Laporan ketidaksesuaian di-
update/diperbaharui mengenai status Form Laporan Ketidaksesuaian dan
Permintaan Tindakan Perbaikan, apakah statusnya sudah close atau masih open.

Di Buat Oleh,
Project Coordinator

( Dhanny Hamid Ustady)

Anda mungkin juga menyukai