Anda di halaman 1dari 46

Materi Bimtek SIBIMA

Ahli Muda Bidang K3 Konstruksi

PENGETAHUAN
INSPEKSI K3
KONSTRUKSI
Narasumber:
Dedi Budi Setiawan, ST. MT.
Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia

4 November 2020

TUJUANPEMBEKALAN

Memeberikan penjelasan kompetensi kerja tenaga kerja yang berprofesi


sebagai Ahli Muda Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
dalam melakukan inspeksi K3, mengontrol tindakan dan kondisi tidak
aman terdiri dari:
1. Mengidentifikasi prosedur inspeksi K3 Konstruksi,
2. Melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
3. Mengidentifikasi jenis kegiatan di tempat kerja konstruksi
4. Menyusun rencana tindakan pengendalian
5. Melakukan pengendalian tindakan dan kondisi tidak aman

2
UNIT 15: MELAKUKAN INSPEKSI K3 KONSTRUKSI

PENDAHULUAN

DEFINISI:
 Inspeksi K3 adalah suatu proses menemukan potensi bahaya terhadap
standar teknis yang ada ditempat kerja dalam penerapan keselamatan
dan kesehatan di tempat kerja untuk mencegah terjadinya kerugian
maupun kecelakaan ditempat kerja.

 Inspeksi K3
– Merupakan salah satu alat terbaik dalam mengidentifikasi bahaya/risiko
– Merupakan Pemeriksaan rutin dan berkala terhadap satu obyek kegiatan atau
departemen, biasanya dilakukan oleh petugas setempat yang memiliki keahlian
yang memadai
– Sebagai upaya melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap
sumber-sumber bahaya K3

Dasar Hukum
PP No: 50 Tahun 2012 (Lampiran II, standar 7)

4
PENDAHULUAN

AUDIT ADALAH PEMERIKSAAN THDP SISTEM KESELURUHAN KEGIATAN


OPERASI DIBANDINGKAN DGN STANDARD YANG DIACU .

Audit K3 merupakan salah satu alat terbaik sebagai


pedoman perbaikan sistem manajemen K3.

Dasar Hukum
PP No: 50 Tahun 2012 (Lampiran II, standar 7)
OSHAS 18002 : 1999 (Klausal 4.5.1, butir d. 3):

PENDAHULUAN
INSPEKSI K3 AUDIT K3 SURVEY K3 TOUR K3
Upaya Pengujian kritis secara Pengujian kritis Pemeriksa-an
menemuk sistematis terhadap atas satu tidak ter-
an kondisi keselu- ruhan kegiatan aktivitas schedule yg
dan perusahaan dgn tujuan lapangan yg dilakukan oleh
perilaku yg utk memi- nimalisasi lebih sempit, mana-jemen atau
nonstanda kerugian. misalnya survey P2K3 untuk
rd. Upaya mencari terha-dap alat meyakinkan
Upaya pro-teksi keba- house keeping
menemukan ketidak sesuaian karan atau sesuai standard
ketidaksesuaian dalam sistem. kebisingan pada yang
yg ber-sifat Mengukur efektifi- lokasi kegiatan. diisyaratkan.
teknis.
Berfokus tas pelaksanaan
pada kegi-atan sistem.
proyek unit Berfokus pada sistem.
kerja

6
Mengapa Di tempat kerja harusdilakukan kegiataninspeksi?

a. Adanya Kondisi Nonstandard, misalnya tidak adanya pelindung mesin.


b. Adanya Perilaku yang Substandard, misalnya tidak mematuhi prosedur kerja.
c. Adanya Perubahan, baik perusahaan peralatan maupun prosedur.
d. Kecenderungan bekerja secara rutinitas.

Standar Pemantauan
(PPNo.50/2012-Lamp.II)

•Pemeriksaan Bahaya
•Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja
•Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan
Pengujian
•Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja

8
PemeriksaanBahaya
• Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan
secara teratur.
• Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan
berwenang yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya
• Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang melakukan
tugas di tempat yang diperiksa
• Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada
saat pemeriksaan/inspeksi
• Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan perbaikan
dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan
• Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab untuk
pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi.
• Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi dipantau untuk
menentukan efektifitasnya

Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja

Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan


secara teratur dan hasilnya didokumentasikan, dipelihara
dan digunakan untuk penilaian dan pengendalian risiko
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilakukan oleh
petugas atau pihak yang berkompeten dan berwenang dari
dalam dan/atau luar perusahaan

10
Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran danPengujian

•Terdapat prosedur yang terdokumentasi


mengenai identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan
dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur
dan uji mengenai K3
•Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau
pihak yang berkompeten dan berwenang dari
dalam dan/atau luar perusahaan.

11

PEMANTAUAN KE S E HATAN TENAGA KERJA


Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada
tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Pengusaha atau pengurus telah melaksanakan identifikasi keadaan
dimana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja perlu dilakukan dan telah
melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa
yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan.
Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan
perundang-undangan.
Catatan mengenai pemantauan kesehatan tenaga kerja dibuat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

12
KEUNTUNGAN
• Mengidentifikasi problem potensial.
• Mengidentifikasi defisiensi peralatan (equipment).
• Mengidentifikasi kekeliruan dalam tindakan/ pelaksanaan kerja.
• Mengidentifikasi efek perubahan (effect of changes).
• Mengidentifikasi kekurangan dalam tindakan perbaikan (remedial
action).
• Mengidentifikasi positive performance dan quality result.
• Mendemonstrasikan komitmen manajemen.
• Hasil Inspeksi akan menjadi salah satu topik penting dalam Audit

13

KATAGORI

Terdapat 2 katagori inspeksi secara umum


(berdasarkan jenisnya):
 Inspeksi Informal (Unplanned inspection)
 Inspeksi Formal (Planned Inspection)

14
INSPEKSI INFORMAL

•Dilakukan dengan tingkat kesadaran yang tinggi oleh setiap


orang dalam rutinitas aktifitasnya.
•Spontan, terbatas dan tidak sistematis.
•Mendapatkan kondisi/ data sebenarnya/ nyata & asli.
•Bisa dalam bentuk kotak saran.

15

INSPEKSI FORMAL

• Menyeluruh dan komprehensif


• Terjadwal dengan jelas
• Bagian dari tanggung jawab manajemen lini (line
management).
• Dilakukan secara team.
• Dimana dan apa – need analysis.

16
INSPEKSIFORMAL

Manfaat Inspeksi Formal :


• Inspector/ observant memberikan perhatian penuh dalam inspeksi.
• Inspector/ observer mempersiapkan menjadi observant dan cepat
mengerti (perceptive) terhadap kondisi.
• Menggunakan check-list yang terstruktur dan teratur.
• Inspector melihat sesuatu di luar penglihatan normal (outside normal eye
level).
• Temuan sumber bahaya diklasifikasi, diprioritaskan dan ditindak lanjuti.
• Temuan dan rekomendasi dilaporkan, meningkatkan hazard awareness,
corrective action dan pencegahan kecelakaan.

17

INSPEKSI FORMAL

Secara umum inspeksi formal dapat dikatagorikan sbb:

1. Inspeksi umum K3 (general inspection).


2. Inspeksi kebersihan (Housekeeping)
3. Inspeksi kritikal (critical part inspection)
4. Inspeksi Preventive maintenance
5. Pre-used equipment inspection

18
INSPEKSIFORMAL

Berdasarkan Urgensinya, Inspeksi Formal dibagi dlm 2


bagian:
- Inspeksi Umum : bertujuan utk melihat apakah ada perubahan
thdp prosedur kerja, peralatan, bahan dan lingkungan kerja.

- Inspeksi Bagian Kritis: inspeksi yg ditujukan kepada bagian


kritis dari mesin, peralatan atau struktur yg akan menimbulkan
masalah besar bila rusak, aus, salah pemakaian atau
pelaksanaan kerja yg tidak memadai.

19

INSPEKSIFORMAL

Tahapan Inspeksi Formal :


1. Persiapan (preparation)
2. Pelaksanaan Inspeksi (inspection)
3. Mengembangkan langkah perbaikan
4. Tindak lanjut (follow-up action).
(Tahapan: Persiapan, pelaksanaan Inspeksi, pencatatan,
pelaporan, mengembangkan perbaikan, tindak lanjut)

20
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

1. Persiapan (preparation)
a. Mulailah dengan positive attitude.
Persiapan mental untuk tidak hanya melihat hal yang
substandard namun juga harus hal yang benar (right).
b. Buat perencanaan inspeksi.
Ketahui penanggung jawab area.
Buat peta dan rute inspeksi.
c. Tentukan apa yang akan dilihat/ diinspeksi dgn pedoman ITP
(Inspection and Test Plan).
d. Pelajari & pahami apa yg dilihat/ diinspeksi.
e. Buat daftar verikasi (checklist)

21

TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

f. Ketahui lokasi yg akan diinspeksi dan proses kerjanya


g. Tinjau kembali (review) laporan inspeksi sebelumnya.
Temukan hal – hal yang belum tuntas akar permasalahnya (basic
causes).
Temukan lokasi atau equipment yg belum diinspeksi.
Temukan item – item yang terbatas dan masih dapat
dikembangkan.
Temukan dan analisa corrective action yang mungkin tidak tepat
atau masih bisa dikembangkan.
Temukan laporan tentang Critical Parts.

22
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

g. Persiapkan dan lengkapi peralatan, material dan kebutuhan


lainnya untuk menunjang inspeksi.
 Pakaian yang cocok
 Alat pelindung diri
 Senter
 Alat ukur/ meteran/kaca pembesar
 Kamera
 P3K secukupnya.
 Clip Board, kertas dan pensil/ballpoint.

10/27/2019 Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP 23

TAHAPAN INSPEKSI FORMAL


2. Pelaksanaan Inspeksi (inspection) “Key-point” / “Tips”
dalam inspeksi:
a. Mengacu pada Map dan Check-list.
b. Sebaiknya petugas inspeksi didampingi pengawas
setempat.
c. Apabila ditemukan "Minor Fault“ ambil tindakan sementara
segera.
d. Berbicara secara positive.
e. Lihat secara detail dan tajam.

24
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

f. Lakukan tindakan perbaikan sementara.


g. Uraikan dan petakan seluruh item temuan dengan jelas.
h. Klasifikasikan sumber bahaya.
i. Memeriksa & melaporkan existing item bila dianggap perlu
j. Menentukan basic causes dari substandard action dan
substandard condition (gunakan magic word “Why”).

Pelaksanaan Inspeksi boleh dilakukan oleh supervisor


pekerjaan, dengan catatan: “Supervisor tsbt
mempunyai kompetensi dlm pekerjaan Inspeksi” .

25

TAHAPAN INSPEKSI FORMAL


1. Klasifikasi Sumber Bahaya
• Klas ‘A’ (Major)
• Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan
fatal atau cacat permanen.
• Klas ‘B’ (Serius)
• Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan
serius atau cacat sementara.
• Klas ‘C’ (Minor)
• Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan
minor dan tanpa cacat.

26
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

2.2. Time Frame vs Klasifikasi Risiko


• Klas ‘A’ segera (immediately)
• Klas ‘B’ tidak lebih dari 6 jam
• Klas ‘C’ tidak lebih dari 12 jam

27

TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

• Sumber Bahaya Potensial:


1. People/Process/Procedure
2. Equipment
3. Material
4. Environment
• Tipe Sumber Bahaya Potensial:
1. Bahaya Mekanik
2. Bahaya Listrik
3. Bahaya Fisik
4. Bahaya Biologi
5. Bahaya Kimia
6. Bahaya Ergonomi
7. Bahaya Psikologi

28
TAHAPANINSPEKSIFORMAL
3. Mangembangkan Langkah Perbaikan
• Tidak sebatas correction tapi juga corrective action.
• Merekomendasikan sesuatu yang sistematis yang dapat
mengontrol immediate / basic causes.
• Pontensi dari severity loss
• Kemungkinan timbul kerugian
• Biaya pengontrolan
• Level pengontrolan
• Alternatif pengontrolan
• Justifikasi/ alasan pengontrolan

29

TAHAPANINSPEKSIFORMAL

4. Tindakan Lanjut (follow-up)


• Sebagai tindakan nyata dari rekomendasi tindakan perbaikan.
• Inspektor harus berinisiatif dalam follow-up action:

• Commendation, memorandum, recourses, verifying, progress


monitoring, final review.

30
TAHAPANINSPEKSIFORMAL

Pencatatan:
a. Pencatatan adalah hal yang penting dilakukan di
dalam kegiatan inspeksi.
b. Dibuat format terdiri dari; identifikasi, kondisi
spesifik dari peralatan, frekuensi inspeksi dan
petugas pelaksana.
c. Monitoring terhadap item kritis sangat penting
untuk meyakinkan bahwa upaya pencegahan telah
dilakukan.

31

TAHAPANINSPEKSIFORMAL
4. Laporan Inspeksi:
a. Identifikasi daerah yang diinspeksi
b. Segera lakukan tindakan yang cukup
c. Observasi keadaan substandard
d. Tindakan perbaikan dan rekomendasi
e. Klasifikasi bahaya dan resiko
f. Penanggung jawab tindakan koreksi
g. Follow up tindakan yang diambil
h. Lengkapi dan verifikasi tindakan parbaikan
i. Sediakan ruangan yang cukup untuk menulis hal yang diperlukan
j. Sediakan ruangan yang cukup untuk manajemen review

32
KATAGORIINSPEKSIFORMAL

B. Inspeksi Kebersihan/ Housekeeping


• Tidak terbatas pada kebersihan namun kerapaian juga.
• Bersih: Sebuah tempat untuk sesuatu dan sesuatu selalu berada pada
tempatnya.
• Rapi: Sebuah tempat bebas dari sesuatu yang tidak penting dan
sesuatu yang penting berada pada tempat yang tepat.

33

KATAGORI INSPEKSI FORMAL

C. Inspeksi Kritikal (Critical Part Inspection)


• Critical part: komponen dari mesin, equipment,
material, struktur atau lokasi yang lebih vital dari
komponen lainya yang dapat mengakibatkan
kerugian yang besar bila mengalami kegagalan
atau kerusakan.

34
Katagori InspeksiFormal

D. Inspeksi Preventive Maintenance


• Preventive Maintenance bertujuan untuk menjaga performa equipment
atau mesin dalam kondisi prima dan jauh dari kegagalan (fails).
• Point pada preventive maintenance:
• Histori kegagalan (failure), kecelakaan/ breakdowns
• Risk Assessment
• Program inspeksi
• Regulatory requirement
• Informasi dan data manufacturer’s

35

KATAGORI INSPEKSI FORMAL

D. Pre-use inspection
• Suatu inspeksi yang dilakukan
sebelum suatu alat/ equipment
digunakan untuk memastikan
kelayakan serta terpenuhinya
persyaratan safety yang diharuskan.

36
>Peraturan Manual
Prosedur
Instruksi
Kerja

> Standar
> Spesiftkasi ITP
Alat
> Spesifikasi > Mengapa? SESUAI
Pekerjaan perlu? TAHAPAN
> Pengalaman > Apa? PROSES
> Dimana? KERJA
> Kapan ?
> Bagaimana?
> Oleh siapa?
> Frekuensi ?
ITP: Inspection & Test Plan.

37

SITE VISIT

38
SITE VISIT

PENEMPAAN DAN PENGANGKUTAN TABUNG GAS

39

SITE VISIT

40
SITE VISIT

41

SITE VISIT

42
SITE VISIT

43

SITE VISIT

10/27/2019 Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP 44


SITE VISIT

45

SITE VISIT

46
SITE VISIT

47

CONTOH LEMBAR PERIKSA INSPEKSI K3


UNTUK ACETYLENE & OXYGEN
Hari/tanggal: / Untuk pekerjaan: Lokasi:
NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI BAIK TIDAK KET.
1. Apakah kondisi tabung dalam keadaan baik?
2. Apakah regulator dalam kondisi baik?
3. Apakah selang/hose dalam kondisi baik?
4. Apakah tidak ada kebocoran pada kerangan?
5. Apakah tabung bertekanan pada posisi berdiri tegak dan diikat pada tempat
kuat/sesuai?
6. Apakah tabung dipisahkan antara yang kosong dan yang masih berisi serta
diberi label?
7. Apakah tabung yang tidak digunakan dilengkapi penutup yang baik?
8. Apakah kondisi cutting torch dalam kondisi yang baik?
9. Apakah hose yang digunakan dilengkapi oleh FlashbackArrestor?
10. Apakah ketika digunakan disediakan tabung pemadam api?
11. Apakah tabung dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar
Sebelum digunakan, tabung acetylene / oxygen harus di inspeksi terlebih dahulu .
Formulir No.:
Disetujui Oleh: Diinspeksi Oleh:

Nama: Nama:
Jabatan: Jabatan1:0/27/2019 49
Contoh lembar periksa inspeksi K3
untuk Scaffolding & Tangga
Hari/tanggal: / Lokasi:

NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI BAI TDK KET.


K
1. Apakah material (bahan pembuat) scaffolding dan tangga dalam
kondisi baik?
2. Apakah landasan scaffolding telah level?
3. Apakah scaffolding telah tegak lurus?
4. Apakah sambungan pipa dlm kondisi baik & diikat dgn clamp yg
baik?
5. Apakah pipa horizontal telah level?
6. Apakah tersedia platfrom yang kuat?
7. Apakah tersedia handrail dalam kondisi baik?
8. Apakah tersedia tangga yang kokoh?
9. Apakah clamp dalam kondisi yang baik?
10. Apakah scaffolding telah diberikan braching?
11. Apakah clamp putar hanya digunakan pada braching?
12. Apakah ketinggian scaffolding lebih dari 2 meter? Formulir
13. Apakah tag sudah terpasang? No.: Oleh:
Diinspeksi
Sebelum digunakan harus diberi "Tag OK"
terlebih dahulu.
Disetujui Oleh:

Nama: Nama:
JabataOlneh:: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP Jabatan:

Contoh lembar periksa persediaan APD

Hari/tanggal: / Lokasi:

NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI JMLH BAI TDK KET.


K
1. Pelindung Mata / Safety Goggles
2. Sepatu Keselamatan / Safety Boot
3. Topi Keselamatan / Safety Helmet
4. Sarung Tangan / Safety Hand Gloves
5. Pelindung Telinga / Safety Ear Plug
6. Pelindung Pernafasan / masker/Respirator
7. Full Body Harness/Safety belt
8. Kap Las / Welding Cap
9. Alat Pemadam Api Ringan / Fire
10. P3K / First Aid Kit
11. Tandu / Stretcher
Sebelum digunakan harus diberi "Tag OK" terlebih dahulu.
Formulir No.:
Disetujui oleh: Dibuat oleh:
Nama: Nama:
Koordinator K3 Petugas K3/Bag. Gudang
51
Contoh lembar periksa untuk Safety Patrol

Hari/tanggal: / Waktu: s/d: Lokasi:


NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI BAIK TDK KET.
1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Pelindung Mata / Safety Goggles
b. Sepatu Keselamatan / Safety Boot
c. Topi Keselamatan / Safety Helmet
d. Sarung Tangan / Safety Hand Gloves

e. Pelindung Telinga / Safety Ear Plug


f. Pelindung Pernafasan / Masks
g. Sabuk Keselamatan / Safety Belt
h. Kap Las / Welding Cap
i. Full Body Harness
2. Rambu-Rambu Keselamatan
3. Perilaku Para Pekerja
4. Pengoperasian Alat
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Hal-hal lain yang berbahaya (fasilitas atau perilaku pekerja):
Formulir No.:
Disetujui oleh: Diobservasi oleh:

52
Nama:
KoordinOaletoh:rIr.UKunsuitmKoD3S,MSI, CSP Nama:
Petu1g0a/27s/20K193

Contoh lembar periksa untuk Equipment


No. Pol./Police No.: Tahun/Year: Jenis:
Perusahaan/Company: Merk/Type: Bahan Bakar:
Kondisi
NO. Uraian
BAIK TDK KET.
1. Sabuk Pengaman /Seat Belt
2. Rem / Break
3. Rem Tangan / Hand Break
4. Alat Pemadam Api Ringan / Fire Extinguisher
5. Segitiga Pengaman / Triangle

6. Kotak P3K / First Aid Kit


7. Dongkrak / Jack
8. Kunci Ban / Wrench
9. Kaca Spion Kanan & Kiri / Side Mirror
10. Lampu Besar / Head Light

11. Lampu Kecil / Small Light


12. Lampu Sign Kiri & Kanan / Signal Light
13. Lampu Mundur / Reverse Light
14. Kabel-Kabel / Cables
15. Penutup Kepala Battery / Battery Lock
16. Ban / Tire
Formulir ------------------------------------, -----------------------------
No.: - 20---------
Diobservasi oleh: 53
Ahli Mesin /
Mechanic
Contoh Rencana Inspeksi
Freku Penangg
NO. Jenis Inspeksi Formulir
ensi ung
Terkait
Insp Jawab
eksi Inspeksi
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.
15.
Formulir
16.
Disetujui Dibuat No.:
oleh: oleh:

Management Koordinator 54
Representative K3 Tanggal:
Tanggal:

PEKERJAAN GALIAN

BILA TANAH LUNAK ?


PEMASANGAN PIPA PADA GALIAN TANAH

PASANG
TURAP DAN
PENGUAT

Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP


K3 PEKERJAAN STRUKTUR

BAHAYA PADA PEKERJAAN BAJA

10/27/2019 57

K3 PEKERJAANSTRUKTUR

APD

BAHAYA JATUH DARI


KETINGGIAN

10/27/2019 58
K3PEKERJAAN STRUKTUR

BAHAYA PADA PEKERJAAN BAJA

10/27/2019 59

K3PEKERJAAN STRUKTUR

10/27/2019 60
ALAT PENTING PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
K3PEKERJAAN STRUKTUR

10/27/2019 61

BEKERJA DENGAN PASSENGER HOIST

PASSENGER HOIST

10/27/2019 62
PENYIMPANAN ALAT BANTU KERJA

10/27/2019 64
K3PEKERJAAN STRUKTUR
 1. Pekerjaan Bekisting

a.Rute aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan


b.Bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya bekisting yang
menyebabkan tergelincir harus ditutup rapat dengan papan
c.Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan
mampu menerima beban eksternal dan factor keselamatan harus
diperhitungkan,
d.Titik-titik penjangkaran perancah gantung yang mendukung
bekisting harus terpancang dan mempunyai daya tahan yg kuat
e.Perancah gantung yang digunakan pada bagian luar bangunan
yang berbentuk cerobong harus dijangkarkan untuk menahan
kekuatan angin
10/27/2019 65

PEMASANGAN PERANCAH

10/27/2019 66
KORBAN AKIBAT PERANCAH YANG RUSAK

10/27/2019 67

K3PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan Pembesian-1
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh
pekerja yang cukup jumlahnya, terutama pada tempat yang
tinggi, untuk mencegah besi beton tersebut meliuk / melengkung
dan jatuh
b. Pada waktu memasang besi beton yang vertical, pekerja harus
ber-hati hati agar besi beton tidak melengkung misalnya dengan
cara mengikatkan bambu atau kayu sementara
c. Memasang besi beton ditempat tinggi harus memakai perancah,
dilarang keras naik / turun melalui besi beton yang sudah
terpasang
d. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup
dengan potongan bambu atau lainnya, baik setiap besi beton
masing-2 atau secara kelompok batang besi, untuk mencegah
kecelakaan fatal
10/27/2019 68
K3 PEKERJAAN STRUKTUR

2. Pekerjaan Pembesian-2
e. • Bila menggunakan pesawat angkat ( kran / crane ) untuk

mengangkat atau menurunkan sejumlah besi beton, harus


menggunakan alat Bantu angkat yang terbuat dari tali kabel baja
(sling ) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat
pengangkatan atau penurunan harus dipandu oleh petugas (misal
dengan memakai peluit)
f. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus
mengikuti prosedur operasi pesawat angkat (crane)
g. Semua pekerja yang bekerja ditempat tinggi harus dilengkapi
dan menggunakan sabuk pengaman, sarung tangan,
10/27/2019 69
Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP
sepatu
lapangan , helm dan alat pelindung diri lain yang diperlukan

BENGKEL BESI BETON

10/27/2019 70
BEKERJA TIDAK AMAN SAAT PEMASANGAN BESI BETON

BEKERJA TIDAK AMAN SAAT PEMASANGAN BESI BETON


PENGECORAN BETON

10/27/2019 74

PEMASANGANHOOK
HOOK HARUS LEBIH TINGGI PINGGANG

400 kg 700 kg

Hook dikaitkan pada posisi Hook dikaitkan pada posisi


lebih tinggi dari pinggang lebih rendah dari pinggang
74
RISIKO PATAH DALAMPEMASANGANHOOK

BERBAHAYA!

Memasang kait secara begini sangat berbahaya, karena saat


ada hentakan kait bisa patah

75

BENTUKPENGENDALIANRISIKO

76
PERLETAKAN SCAFFOLDING TIDAK BENAR

78

JALAN AKSES YANG TIDAKAMAN


PENGECORAN DENGAN BAKET TIDAK AMAN

80

IDENTETIFIKASI BEKERJA TIDAK AMAN DAN KONDISI TIDAK AMAN


PERLINDUNGAN
DARI
BAHAYA JATUH

81

MENGENALI BAHAYA JATUH


Contoh faktor-faktor yang ikut menyebabkan
bahaya jatuh:
Perancah
Tangga
Atap
Permukaan kerja berketinggian

10/27/2019 Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP 82


Apakah paparan bahaya yang berlangsung ini
dapat dicegah?

10/27/2019 Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP 83

Langkah 1 : Pastikan struktur permukaan lantai kerja kuat

Langkah 2: Lakukan asesemen kondisi & tindakan berbahaya jatuh

10/27/2019 Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP 84


Langkah 3 :
 Hilangkan kebutuhan
perlindungan jatuh, jika
memungkinkan

Langkah 4:

 Pilih jenis sistem


perlindungan jatuh

10/27/2019 85

Langkah 5 :
Kembangkan prosedur penyelamatan / pemulihan

Langkah 6:
Lakukan inspeksi, program pemeliharaan
dan penyimpanan peralatan pelindung diri

10/27/2019 86
:
Langkah 7 Berikan pelatihan
perlindungan jatuh

Langkah 8:
 Lakukan monitoring program perlin-
dungan jatuh
 Selidikilah kecelakaan atau insiden
(nearmiss) yang terjadi untuk menen-
tukan program yang harus direvisi

10/27/2019 Oleh: Ir.Kusumo DS, MSI, CSP 87

Harness Safety belt

10/27/2019 88
SAFETYDECK

10/27/2019 91
PAGARPEMBATAS

Terima Kasih

A2K4-I DPW Jateng Copyright 2018


92
dedibudisetawan@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai