Anda di halaman 1dari 117

Materi 05 :

Melaksanakan Kegiatan Pengawasan

Disampaikan oleh :

Perkumpulan Ahli Keselamatan konstruksi Indonesia


( PAKKI)

PELATIHAN SUPERVISOR K3 KONSTRUKSI - 2023


DAFTAR UNIT KOMPETENSI
No KODE UNIT JUDUL KOMPETENSI
1. S. 941200.001.01 Melaksanakan Penerapan Peraturan Perundang-undangan di
Bidang K3 Konstruksi
2. S. 941200.002.01 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja Konstruksi
3. S. 941200.003.01 Merencanakan Program Pengawasan
4. S. 941200.004.01 Melakukan Persiapan Pelaksanaan Pengawasan
5. S. 941200.005.01 Melaksanakan Kegiatan Pengawasan
6. S. 941200.006.01 Melakukan Evaluasi Program Pengawasan
7. S. 941200.007.01 Mengawasi Tindakan Perbaikan
8. S. 941200.008.01 Membuat Laporan Pelaksanaan
Unit Kompetensi 05 :
Melaksanakan Kegiatan Pengawasan K3 Konstruksi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan 1.1 Kelengkapan sarana pelaksanaan pengawasan
penyelenggaraan diperiksa.
pengawasan/pemeriksaan 1.2 Kegiatan pengawasan dilaksanakan dengan
untuk menjamin menggunakan daftar simak.
pelaksanaan K3 Konstruksi 1.3 Temuan hasil pengawasan dicatat.
dengan Baik 1.4 Temuan hasil pengawasan dikomunikasikan dengan
pihak terkait.
2. Merangkum semua hasil 2.1 Hasil temuan pengawasan disusun.
temuan Pemeriksaan 2.2 Hasil temuan pengawasan dilaporkan.
2.3 Hasil temuan pengawasan didokumentasikan.

3
TUJUAN PENGAJARAN
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan informasi dan
instruksi kerja terkait Melaksanakan
Kegiatan Pengawasan K3 Konstruksi.

Tujuan Khusus:
• Mampu melakukan penyelenggaraan
pengawasan/pemeriksaan untuk
menjamin pelaksanaan K3 Konstruksi
dengan Baik
• Mampu merangkum semua hasil
temuan Pemeriksaan

4
MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAWASAN K3
KONSTRUKSI
Melakukan 1. MEMERIKSA KELENGKAPAN PENGAWAS
penyelenggaraan 2. MENGGUNAKAN DAFTAR SIMAK
3. MENCATAT HASIL TEMUAN
pengawasan/pemeriks
4. MENGKUMONIKASIKAN HASIL
aan untuk menjamin TEMUAMAN
pelaksanaan
Keselamatan Konstruksi

Merangkum semua hasil 1. MENYUSUN HASIL TEMUAN


temuan pemeriksaan 2. MELAPORKAN HASIL TEMUAN
3. MENDOKUMENTASIKAN HASIL TENMUAN
PENGETAHUAN INSPEKSI
INSPEKSI KESELAMATAN KONSTRUKSI

adalah suatu proses menemukan ketidak sesuaian terhadap standar teknis yang
disepakati dalam menjegah potensi bahaya yang ada ditempat kerja untuk tidak
terjadinya Kecelakaan Konstruksi ditempat kerja dalam penerapan Keselamatan
Konstruksi

– Merupakan salah satu alat terbaik dalam mengidentifikasi


bahaya/risiko pada pekerjaan Konstruksi.
– Merupakan Pemeriksaan rutin dan berkala terhadap satu obyek
kegiatan proyek konstruksi, biasanya dilakukan oleh Supervisor K3
Konstruksi
– Sebagai upaya melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap
sumber-sumber bahaya Keselamatan Konstruksi
PENGETAHUAN AUDIT K3

AUDIT ADALAH PEMERIKSAAN THDP SISTEM KESELU-RUHAN KEGIATAN


OPERASI DIBANDINGKAN DGN STANDARD YG DIACU

Audit K3 merupakan salah satu alat


terbaik sebagai pedoman
perbaikan sistem manajemen K3.
PENGETAHUAN INSPEKSI KK, AUDIT KK, SURVEY KK

INSPEKSI KK AUDIT INTERNAL KK SURVEY KK TOUR KK


Upaya Pengujian kritis secara Pengujian kritis Pemeriksa-an
menemukan sistematis terhadap keselu- atas satu aktivitas tidak ter-schedule
kondisi dan ruhan kegiatan perusahaan lapangan yg lebih yg dilakukan oleh
perilaku yg dgn tujuan utk memi- sempit, misalnya mana-jemen atau
nonstandard. nimalisasi kerugian. survey terha-dap UKK untuk
Upaya Upaya mencari ketidak alat pro-teksi keba- meyakinkan house
menemukan sesuaian dalam sistem. karan atau keeping sesuai
ketidaksesuaian yg Mengukur efektifi-tas kebisingan pada standard yang
ber-sifat teknis. pelaksanaan sistem. lokasi kegiatan. diisyaratkan.
Berfokus pada Berfokus pada sistem.
kegi-atan proyek
unit kerja
PENGETAHUAN INSPEKSI KK, AUDIT KK, SURVEY KK

MENGAPA DI TEMPAT KERJA HARUS DILAKUKAN KEGIATAN INSPEKSI

a. Adanya Kondisi Nonstandard, misalnya tidak adanya


pelindung mesin.
b. Adanya Perilaku yang Substandard, misalnya tidak
mematuhi prosedur kerja.
c. Adanya Perubahan, baik perusahaan peralatan
maupun prosedur.
d. Kecenderungan bekerja secara rutinitas.
STANDAR PEMANTAUAN
(PP NO.50/2012-LAMP.II)

 Pemeriksaan Bahaya
 Pemantauan/Pengukuran Lingkungan
Kerja
 Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi,
Pengukuran dan Pengujian
 Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja
PEMERIKSAAN BAHAYA
 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara
teratur.
 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan berwenang
yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya
 Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang melakukan tugas di
tempat yang diperiksa
 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat
pemeriksaan/inspeksi
 Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan
diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan
 Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab untuk pelaksanaan
tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi.
 Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi dipantau untuk
menentukan efektifitasnya
PEMANTAUAN/PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA

 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja


dilaksanakan secara teratur dan hasilnya
didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk
penilaian dan pengendalian risiko
 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi
faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.
 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja
dilakukan oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau
luar perusahaan
PERALATAN PEMERIKSAAN/INSPEKSI, PENGUKURAN DAN PENGUJIAN

 Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai


identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan
untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji mengenai K3
 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau pihak
yang berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau
luar perusahaan.
PEMANTAUAN KESEHATAN TENAGA KERJA

 Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada


tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
 Pengusaha atau pengurus telah melaksanakan identifikasi keadaan
dimana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja perlu dilakukan dan
telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa
yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan.
 Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai
peraturan perundang-undangan.
 Catatan mengenai pemantauan kesehatan tenaga kerja dibuat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
KEUNTUNGAN

 Mengidentifikasi problem potensial.


 Mengidentifikasi defisiensi peralatan (equipment).
 Mengidentifikasi kekeliruan dalam tindakan/
pelaksanaan kerja.
 Mengidentifikasi efek perubahan (effect of changes).
 Mengidentifikasi kekurangan dalam tindakan perbaikan
(remedial action).
 Mengidentifikasi positive performance dan quality result.
 Mendemonstrasikan komitmen manajemen.
 Hasil Inspeksi akan menjadi salah satu topik penting
dalam Audit
KATAGORI

Terdapat 2 katagori inspeksi secara


umum (berdasarkan jenisnya):
 Inspeksi Informal (Unplanned
inspection)
 Inspeksi Formal (Planned Inspection)
INSPEKSI INFORMAL

 Dilakukan dengan tingkat kesadaran yang


tinggi oleh setiap orang dalam rutinitas
aktifitasnya.
 Spontan, terbatas dan tidak sistematis.

 Mendapatkan kondisi/ data sebenarnya/


nyata & asli.
 Bisa dalam bentuk kotak saran.
INSPEKSI FORMAL

 Menyeluruh dan komprehensif


 Terjadwal dengan jelas
 Bagian dari tanggung jawab
manajemen lini (line management).
 Dilakukan secara team.
 Dimana dan apa – need analysis.
INSPEKSI FORMAL

Manfaat Inspeksi Formal :


 Inspector/ observant memberikan perhatian penuh dalam
inspeksi.
 Inspector/ observer mempersiapkan menjadi observant
dan cepat mengerti (perceptive) terhadap kondisi.
 Menggunakan check-list yang terstruktur dan teratur.
 Inspector melihat sesuatu di luar penglihatan normal
(outside normal eye level).
 Temuan sumber bahaya diklasifikasi, diprioritaskan dan
ditindak lanjuti.
 Temuan dan rekomendasi dilaporkan, meningkatkan
hazard awareness, corrective action dan pencegahan
kecelakaan.
INSPEKSI FORMAL

Secara umum inspeksi formal dapat


dikatagorikan sbb:
1. Inspeksi umum K3 (general inspection).
2. Inspeksi kebersihan (Housekeeping)
3. Inspeksi kritikal (critical part inspection)
4. Inspeksi Preventive maintenance
5. Pre-used equipment inspection
INSPEKSI FORMAL

Berdasarkan Urgensinya, Inspeksi


Formal dibagi dlm 2 bagian:
- Inspeksi Umum : bertujuan utk melihat apakah ada
perubahan thdp prosedur kerja, peralatan, bahan
dan lingkungan kerja.

- Inspeksi Bagian Kritis: inspeksi yg ditujukan


kepada bagian kritis dari mesin, peralatan atau
struktur yg akan menimbulkan masalah besar bila
rusak, aus, salah pemakaian atau pelaksanaan kerja
yg tidak memadai.
INSPEKSI FORMAL

Tahapan Inspeksi Formal :


1. Persiapan (preparation)
2. Pelaksanaan Inspeksi (inspection)
3. Mengembangkan langkah perbaikan
4. Tindak lanjut (follow-up action).
(Tahapan: Persiapan, pelaksanaan Inspeksi, pencatatan,
pelaporan, mengembangkan perbaikan, tindak lanjut)
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL
1. Persiapan (preparation)
a. Mulailah dengan positive attitude.
 Persiapan
mental untuk tidak hanya melihat hal yang
substandard namun juga harus hal yang benar (right).
b. Buat perencanaan inspeksi.
 Ketahui penanggung jawab area.
 Buat peta dan rute inspeksi.

c. Tentukan apa yang akan dilihat/ diinspeksi dgn


pedoman ITP (Inspection and Test Plan).
d. Pelajari & pahami apa yg dilihat/ diinspeksi.
e. Buat daftar verikasi (checklist)
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

e. Ketahui lokasi yg akan diinspeksi dan proses kerjanya


f. Tinjau kembali (review) laporan inspeksi sebelumnya.
 Temukan hal – hal yang belum tuntas akar
permasalahnya (basic causes).
 Temukan lokasi atau equipment yg belum diinspeksi.

 Temukan item – item yang terbatas dan masih dapat


dikembangkan.
 Temukan dan analisa corrective action yang mungkin
tidak tepat atau masih bisa dikembangkan.
 Temukan laporan tentang Critical Parts.
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

g. Persiapkan dan lengkapi peralatan, material


dan kebutuhan lainnya untuk menunjang
inspeksi.
 Pakaian yang cocok
 Alat pelindung diri

 Senter

 Alat ukur/ meteran/kaca pembesar

 Kamera

 P3K secukupnya.

 Clip Board, kertas dan pensil/ballpoint.


TAHAPAN INSPEKSI FORMAL
2. Pelaksanaan Inspeksi (inspection)
“Key-point” / “Tips” dalam inspeksi:
a. Mengacu pada Map dan Check-list.
b. Sebaiknya petugas inspeksi didampingi
pengawas setempat.
c. Apabila ditemukan "Minor Fault“ ambil
tindakan sementara segera.
d. Berbicara secara positive.
e. Lihat secara detail dan tajam.
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

f. Lakukan tindakan perbaikan sementara.


g. Uraikan dan petakan seluruh item temuan dengan jelas.
h. Klasifikasikan sumber bahaya.
i. Memeriksa & melaporkan existing item bila dianggap
perlu
j. Menentukan basic causes dari substandard action dan
substandard condition (gunakan magic word “Why”).

Pelaksanaan Inspeksi boleh dilakukan oleh supervisor


pekerjaan, dengan catatan: “Supervisor tsbt mempunyai
kompetensi dlm pekerjaan Inspeksi” .
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

2.1. Klasifikasi Sumber Bahaya


 Klas ‘A’ (Major)
 Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan fatal atau cacat permanen.
 Klas ‘B’ (Serius)
 Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan serius atau cacat sementara.
 Klas ‘C’ (Minor)
 Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan minor dan tanpa cacat.
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

2.2. Time Frame vs Klasifikasi Risiko


 Klas ‘A’ segera (immediately)

 Klas ‘B’ tidak lebih dari 6 jam

 Klas ‘C’ tidak lebih dari 12 jam


TAHAPAN INSPEKSI FORMAL
 Sumber Bahaya Potensial:
1. People/Process/Procedure
2. Equipment
3. Material
4. Environment

 Tipe Sumber Bahaya Potensial:


1. Bahaya Fisik
2. Bahaya Biologi
3. Bahaya Kimia
4. Bahaya Ergonomi
5. Bahaya Psikologi
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

3. Mangembangkan Langkah Perbaikan


 Tidak sebatas correction tapi juga corrective action.
 Merekomendasikan sesuatu yang sistematis yang dapat
mengontrol immediate / basic causes.
• Pontensi dari severity loss
• Kemungkinan timbul kerugian
• Biaya pengontrolan
• Level pengontrolan
• Alternatif pengontrolan
• Justifikasi/ alasan pengontrolan
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL

4. Tindakan Lanjut (follow-up)


 Sebagai tindakan nyata dari rekomendasi tindakan
perbaikan.
 Inspektor harus berinisiatif dalam follow-up action:

 Commendation, memorandum, recourses, verifying,


progress monitoring, final review.
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL
Pencatatan:
a.Pencatatan adalah hal yang penting
dilakukan di dalam kegiatan inspeksi.
b.Dibuat format terdiri dari; identifikasi,
kondisi spesifik dari peralatan, frekuensi
inspeksi dan petugas pelaksana.
c.Monitoring terhadap item kritis sangat
penting untuk meyakinkan bahwa upaya
pencegahan telah dilakukan.
TAHAPAN INSPEKSI FORMAL
4. Laporan Inspeksi:
a. Identifikasi daerah yang diinspeksi
b. Segera lakukan tindakan yang cukup
c. Observasi keadaan substandard
d. Tindakan perbaikan dan rekomendasi
e. Klasifikasi bahaya dan resiko
f. Penanggung jawab tindakan koreksi
g. Follow up tindakan yang diambil
h. Lengkapi dan verifikasi tindakan parbaikan
i. Sediakan ruangan yang cukup untuk menulis hal yang
diperlukan
j. Sediakan ruangan yang cukup untuk manajemen review
KATAGORII I NSPEKSII FORMAL B. Inspeksi Kebersihan/ Housekeeping
KATAGORI INSPEKSI FORMAL B. Inspeksi Kebersihan/ Housekeeping
CONTOH

KUNCI SUKSES 5R
1. SEMUA PIHAK TURUT BERPERAN AKTIF
DALAM MENERAPKAN PRINSIP 5R
2. MENERAPKAN PRINSIP 5R DALAM
PEKERJAAN SETIAP HARI
3. MENJADIKAN PRINSIP 5R SEBAGAI
RUTINITAS DAN KEBUTUHAN, BUKAN
SEBAGAI BEBAN
4. KONSISTEN DALAM MENJALANKAN
PRINSIP 5R
5. BERKOMUNIKASI DAN MELIBATKAN
ATASAN MAUPUN MANAJEMEN
6. MENGIKUTI PERKEMBANGAN PRINSIP 5R
DI AREA KERJA
7. IMPROVEMENT
KATAGORII I NSPEKSII FORMAL B. Inspeksi Kebersihan/ Housekeeping
CONTOH
i
Katagor Inspeksi Formal - C. Inspeksi Kritikal (Critical Part Inspecti on)

Critical part: komponen dari mesin, equipment, material, struktur atau lokasi
yang lebih vital dari komponen lainya yang dapat mengakibatkan kerugian yang
besar bila mengalami kegagalan atau kerusakan.
INSPEKSI FORMAL D. Inspeksi Preventive Maintenance

 Preventive Maintenance
bertujuan untuk menjaga
performa equipment atau 1. Survei area kerja
2.Persiapan sebelum
mesin dalam kondisi prima
mengoperasikan alat bera
dan jauh dari kegagalan (fails). 3. Saat mengoperasikan alat berat

 Point pada preventive alat berat


4. Setelah mengoperasikan
maintenance:
darurat
5. Menghadapi Situasi
• Histori kegagalan (failure),
kecelakaan/ breakdowns
• Risk Assessment
• Program inspeksi
• Regulatory requirement
• Informasi dan data
manufacturer’s
5 TIPS AMAN UNTUK MENGOPERASIKAN ALAT BERAT D. Inspeksi Preventive Maintenance
1. Survei area kerja
Sebelum bekerja Anda harus melakukan pengamatan di area kerja. Pastikan Anda sudah
mendapatkan izin kerja di area tertentu dan area kerja aman dari kondisi lingkungan yang
membahayakan.
Setelah itu, komunikasikan rencana kerja kepada seluruh personil yang terlibat.
Minta bantuan kepada seorang spotter untuk membantu operator apabila terhalang saat
mengoperasikan alat berat. Ingat spotter harus yang sudah berpengalaman atau terlatih.
2. Persiapan sebelum mengoperasikan alat berat
Periksa kondisi dan kelayakan alat sesuai dengan standar keselamatan.
Pastikan tanda-tanda komunikasi (klakson) dipahami operator alat berat lain yang terlibat dalam pekerjaan.
Klakson 1x untuk menghidupkan alat berat, klakson 2x untuk maju dan Klakson 3x untuk mundur
Gunakan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan, seperti rompi Hi-Vis (high visibility), helm
keselamatan, sepatu keselamatan, kacamata keselamatan, masker, sarung tangan, dan sumbat telinga.
3. Saat mengoperasikan alat berat
Pastikan radio komunikasi dalam kondisi aktif selama pekerjaan berlangsung. Namun, jika radio tidak
tersedia, maka gunakan sinyal tangan dari spotter. Periksa sekitar area kerja, terutama kemungkinan
adanya pekerja lain atau alat berat lain dan bunyikan klakson sebagai tanda alat akan bergerak.
4. Setelah mengoperasikan alat berat
Setelah selesai, Anda sebagai operator harus parkirkan alat berat di tempat yang datar dan aman. Cek kembali
mesin dan bersihkan kabin operator sambil mengamati panel indikator. Periksa kembali semua sistem
pengaman dan pastikan alat dalam keadaan aman. Serahkan kunci kontak kepada pengawas sebagai tanda
berakhirnya tugas operator.
5. Menghadapi Situasi darurat
Dalam mengoperasikan alat berat akan dihadapkan dengan situasi darurat. Risiko yang terjadi seperti
kecelakaan kerja, kebakaran, bencana alam bahkan gangguan binatang liar. Segera hubungi pengawas
lapangan dan laporkan situasi yang terjadi agar cepat mendapatkan bantuan.
E. Pre-use inspection

SUATU INSPEKSI YANG DILAKUKAN SEBELUM SUATU ALAT/ EQUIPMENT DIGUNAKAN UNTUK
MEMASTIKAN KELAYAKAN SERTA TERPENUHINYA PERSYARATAN SAFETY YANG DIHARUSKAN.
Manual Prosedur
Instruksi Kerja

> Peraturan
> Standar
> Spesiftkasi ITP
Alat
> Spesifikasi > Mengapa? SESUAI
Pekerjaan perlu? TAHAPAN
> Pengalaman > Apa? PROSES
> Dimana? KERJA
> Kapan ?
> Bagaimana?
> Oleh siapa?
> Frekuensi ?
CONTOH LEMBAR PERIKSA INSPEKSI K3 UNTUK ACETYLENE & OXYGEN

Hari/tanggal: / Untuk pekerjaan: Lokasi:


NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI BAIK TIDAK KET.
1. Apakah kondisi tabung dalam keadaan baik?
2. Apakah regulator dalam kondisi baik?
3. Apakah selang/hose dalam kondisi baik?
4. Apakah tidak ada kebocoran pada kerangan?
5. Apakah tabung bertekanan pada posisi berdiri tegak dan diikat pada
tempat kuat/sesuai?
6. Apakah tabung dipisahkan antara yang kosong dan yang masih berisi
serta diberi label?
7. Apakah tabung yang tidak digunakan dilengkapi penutup yang baik?
8. Apakah kondisi cutting torch dalam kondisi yang baik?
9. Apakah hose yang digunakan dilengkapi oleh FlashbackArrestor?
10. Apakah ketika digunakan disediakan tabung pemadam api?

11. Apakah tabung dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar


Sebelum digunakan, tabung acetylene / oxygen harus di inspeksi terlebih dahulu . Formulir No.:
Disetujui Oleh: Diinspeksi Oleh:

Nama: Nama:
Jabatan: Jabatan:
Contoh lembar periksa inspeksi K3 untuk Scaffolding & Tangga
Hari/tanggal: / Lokasi:
NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI BAIK TDK KET.
1. Apakah material (bahan pembuat) scaffolding dan tangga dalam kondisi baik?
2. Apakah landasan scaffolding telah level?
3. Apakah scaffolding telah tegak lurus?
4. Apakah sambungan pipa dlm kondisi baik & diikat dgn clamp yg baik?
5. Apakah pipa horizontal telah level?
6. Apakah tersedia platfrom yang kuat?
7. Apakah tersedia handrail dalam kondisi baik?
8. Apakah tersedia tangga yang kokoh?
9. Apakah clamp dalam kondisi yang baik?
10. Apakah scaffolding telah diberikan braching?
11. Apakah clamp putar hanya digunakan pada braching?
12. Apakah ketinggian scaffolding lebih dari 2 meter?
13. Apakah tag sudah terpasang?
Sebelum digunakan harus diberi "Tag OK" terlebih dahulu. Formulir No.:
Disetujui Oleh: Diinspeksi Oleh:

Nama: Nama:
Jabatan: Jabatan:
Contoh lembar periksa persediaan APD

Hari/tanggal: / Lokasi:
NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI JMLH BAIK TDK KET.
1. Pelindung Mata / Safety Goggles
2. Sepatu Keselamatan / Safety Boot
3. Topi Keselamatan / Safety Helmet
4. Sarung Tangan / Safety Hand Gloves
5. Pelindung Telinga / Safety Ear Plug

6. Pelindung Pernafasan / masker/Respirator


7. Full Body Harness/Safety belt
8. Kap Las / Welding Cap
9. Alat Pemadam Api Ringan / Fire
10. P3K / First Aid Kit
11. Tandu / Stretcher

Sebelum digunakan harus diberi "Tag OK" terlebih dahulu. Formulir No.:
Disetujui oleh: Dibuat oleh:

Nama: Nama:
Koordinator K3 Petugas K3/Bag. Gudang
Contoh lembar periksa untuk Safety Patrol
Hari/tanggal: / Waktu: s/d: Lokasi:
NO. ITEM YANG AKAN DIINSPEKSI BAIK TDK KET.
1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Pelindung Mata / Safety Goggles
b. Sepatu Keselamatan / Safety Boot
c. Topi Keselamatan / Safety Helmet
d. Sarung Tangan / Safety Hand Gloves

e. Pelindung Telinga / Safety Ear Plug


f. Pelindung Pernafasan / Masks
g. Sabuk Keselamatan / Safety Belt
h. Kap Las / Welding Cap
i. Full Body Harness
2. Rambu-Rambu Keselamatan
3. Perilaku Para Pekerja
4. Pengoperasian Alat
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Hal-hal lain yang berbahaya (fasilitas atau perilaku pekerja): Formulir No.:
Disetujui oleh: Diobservasi oleh:

Nama: Nama:
Koordinator Unit K3 Petugas K3
Contoh lembar periksa untuk Equipment
No. Pol./Police No.: Tahun/Year: Jenis:
Perusahaan/Company: Merk/Type: Bahan Bakar:
Kondisi
NO. Uraian
BAIK TDK KET.
1. Sabuk Pengaman /Seat Belt
2. Rem / Break
3. Rem Tangan / Hand Break
4. Alat Pemadam Api Ringan / Fire Extinguisher
5. Segitiga Pengaman / Triangle
6. Kotak P3K / First Aid Kit
7. Dongkrak / Jack
8. Kunci Ban / Wrench
9. Kaca Spion Kanan & Kiri / Side Mirror
10. Lampu Besar / Head Light

11. Lampu Kecil / Small Light


12. Lampu Sign Kiri & Kanan / Signal Light
13. Lampu Mundur / Reverse Light
14. Kabel-Kabel / Cables
15. Penutup Kepala Battery / Battery Lock
16. Ban / Tire

Formulir No.: ------------------------------------, ------------------------------ 20--------


- Diobservasi oleh:

Ahli Mesin / Mechanic


Contoh Rencana Inspeksi
Frekuensi Penanggung
NO. Jenis Inspeksi Formulir Terkait Inspeksi Jawab Inspeksi
1.
2.
3.

4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.
15.
16.
Formulir No.:
Disetujui oleh: Dibuat oleh:

Management Representative Koordinator K3


Tanggal: Tanggal:
Tabel Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko
Tabel Pengendalian , Sasaran & Program
PENGAWASAN PEKERJAAN IINATALASI LAPANGAN
l"ROYEKAl"A.~1!:N-
1Cl~A.:.:A~Al..C 10A OA-AVIA

- ,, ,. - - - - .......

-\ \
TOWER I
/TO~
TOWER
A 9 ).~::::!:::

,,
,,

----
PENGAWASAN –PABRIKASI
SITE VISIT

PENEMPAAN DAN PENGANGKUTAN TABUNG GAS


SITE VISIT
SITE VISIT
SITE VISIT
SITE VISIT
SITE VISIT
SITE VISIT
SITE VISIT
K3 PEKERJAAN TANAH

 Tanah / lahan merupakan pondasi alami untuk


konstruksi diatasnya.
 Sifat-2 phisik tanah, menentukan metoda
pencegahan terhadap bahaya yang mungkin
akan terjadi
 Pekerjaan tanah terdiri dari : galian, timbunan &
pemadatan dan bawah tanah .
K3 PEKERJAAN TANAH
1. Potensi Sumber Bahaya
2. Pekerja tertimbun longsoran
Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah,
lereng galian
Pengaruh : air tanah, air permukaan, sumber air,
piping
Beban/Getaran Alat berat / kendaraan
3. Pekerja tenggelam / terkena air banjir
4. Pekerja terkena sengatan listrik
5. Pekerja menghirup gas beracun
6. Pekerja menghirup debu / kotoran
7. Pekerja tertimpa alat kerja /material
8. Pekerja terjatuh kedalam galian
K3 PEKERJAAN TANAH
K3 PEKERJAAN TANAH
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
BEKERJA DENGAN TINDAKAN YANG SALAH

1. DILARANG MENGOPERASIKAN DIBAWAH TANAH YANG MENGGANTUNG


2. POSISI UNIT DILARANG BERADA PADA SISI LUBANG GALIAN
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH

Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Tanah


a. Setiap pergantian shift kerja, lakukan pemeriksaan.
b. Pastikan pemeriksaan seminggu sekali untuk
- mesin-mesin
- peralatan
- penyangga
- jalan keluar dll
c. Daerah kerja bawah tanah yang berbahaya harus dipagari
d. Tersedia sistem komunikasi ( sambungan telpon )
e. GunakanAPD ( pakaian water proof, sepatu boot )
f. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi
g. Tersedia ventilasi udara
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH

 Alat kerja :
– alat ringan seperti : cangkul, blencong, sekop, ganco dll
– alat berat seperti : doser, loader, alat bor / drill, dump truk dll
 Tingkat potensi bahaya yang berbeda.-beda
 Butuh tenaga operator yang terdidik dan terlatih dalam
bidang K3
 Pengaman dalam pekerjaan galian:
– dinding penahan , perancah dan tangga kerja
– pagar pengaman
– sirkulasi udara yang cukup
– penerangan yang cukup ,
– sarana komunikasi ,
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH

Persyaratan Rencana Penggalian


a. lakukan penelitian terhadap :
- keadaan tanah
- air tanah
- jaringan utilitas dibawah tanah
( listrik, air, gas )
b. Tenaga kerja harus dilindungi dari
bahaya tertimbun tanah
c. Lampu & rambu – rambu dipasang untuk
mencegah orang terjatuh
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH

2. Potensi sumber bahaya

 Saat melakukan pekerjaan yang menggunakan


tenaga listrik lingkungan pekerjaan harus
kering dan bersih
K3 PEKERJAAN TANAH
GALIAN
Dinding penahan roboh, pekerja
terkubur

TANAH
BERPASIR ?
PEKERJAAN GALIAN

BILA TANAH LUNAK ?


PEMASANGAN PIPA PADA GALIAN TANAH

PASANG
TURAP DAN
PENGUAT
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA
PEKERJAAN SUMURAN

 VENTILASI UDARA
 KEBUTUHAN O2
 ALAT KOMUNIKASI
 IDENTIFIKASI GASBERACUN
 PEMADAM KEBAKARAN
 ANTISIPASI KEADAAN DARURAT
I
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
K3 PEKERJAAN STRUKTUR

APD

BAHAYA
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
BEKERJA DENGAN PASSENGER HOIST

PASSENGER HOIST
PENYIMPANAN ALAT BANTU KERJA
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
 1. Pekerjaan Bekisting

a. Rute aman harus disediakan pada tiap bagian


dari bangunan
b. Bagian bentuk perancah dari pendukung
rangkanya bekisting yang menyebabkan
tergelincir harus ditutup rapat dengan papan
c. Bentuk sambungan rangka bekisting menara
harus direncanakan mampu menerima beban
eksternal dan factor keselamatan harus
diperhitungkan,
d. Titik-titik penjangkaran perancah gantung yang
mendukung bekisting harus terpancang dan
e. mempunyai daya tahan yg kuat
Perancah gantung yang digunakan pada bagian
luar bangunan yang berbentuk cerobong harus
dijangkarkan untuk menahan kekuatan angin
KORBAN AKIBAT PERANCAH YANG RUSAK
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan Pembesian-1
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus
dikerjakan oleh pekerja yang cukup jumlahnya,
terutama pada tempat yang tinggi, untuk
mencegah besi beton tersebut meliuk /
b. melengkung dan jatuh
Pada waktu memasang besi beton yang vertical,
pekerja harus ber-hati hati agar besi beton tidak
melengkung misalnya dengan cara mengikatkan
c. bambu atau kayu sementara
Memasang besi beton ditempat tinggi harus
memakai perancah, dilarang keras naik / turun
d. melalui besi beton yang sudah terpasang
Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam
harus ditutup dengan potongan bambu atau
lainnya, baik setiap besi beton masing-2 atau
secara kelompok batang besi, untuk mencegah
kecelakaan fatal
K3 PEKERJAAN STRUKTUR

2. Pekerjaan Pembesian-2
e. Bila menggunakan pesawat angkat ( kran / crane ) untuk
mengangkat atau menurunkan sejumlah besi beton, harus
menggunakan alat Bantu angkat yang terbuat dari tali kabel baja (
sling ) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat
pengangkatan atau penurunan harus dipandu oleh petugas ( missal
dengan memakai peluit )

f. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti


prosedur operasi pesawat angkat ( crane )

g. Semua pekerja yang bekerja ditempat tinggi harus dilengkapi dan


menggunakan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan ,
helm dan alat pelindung diri lain yang diperlukan
BENGKEL BESI BETON
BEKERJA TIDAK AMAN SAAT PEMASANGAN BESI
BETON
BEKERJA TIDAK AMAN SAAT PEMASANGAN BESI
BETON

92
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pekerjaan Beton-1
a. Secara umum, sebelum melakukan pekerjaan
pembetonan , ada beberapa hal yang harus dilakukan
/ diperhatikan oleh pekerja antara lain :
 Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan
digunakan
 Pemeriksaan semua perancah / steiger , stoot-2,
ikatan penyangga dll
 Apabila menggunakan peralatan concrete pump,
antara lain :
 memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa
yang sedang digunakan sudah cukup kuat /
mampu dan hubungan satu pipa dengan pipa
lainnya cukup kuat dan aman

mencegah kemungkinan pergerakan pipa arah
horizontal dan beberapa tempat harus diikat
dengan kuat. Ikatan tidak boleh dengan bekisting
atau besi beton yang pengecorannya sedang
dilakukan
PENGECORAN BETON
3. Pekerjaan Beton-2
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
Pada proses pelaksanaan penuangan beton
sebagai berikut :
1. Komando atau perintah yang jelas harus
diberikan pada saat pompa bekerja : kapan
harus mulai, berhenti sementara dan kapan
mulai lagi.
2. Alat komunikasi yang komunikatif, kalau
perlu gunakan handy-talky pekerja yang
tidak berkepentingan dilarang berada tepat
diujung pipa pada saat pompa sedang bekerja
pekerja dan siapapun berdiri didekat boom
concrete pump pada saat pompa bekerja
peralatan seperti : vibrator, pipa-pipa,
penerangan dll, harus selalu dirawat oleh
petugas yang berpengalaman sebelum dan
sesudah penuangan beton
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pekerjaan Beton-3
 Menara atau tiang yang dipergunakan untuk
mengangkat adukan beton ( concrete
bucket towers ) harus dibangun dan
diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin
kestabilannya
 Usaha pencegahan yang praktis harus
dilakukan untuk menghindarkan terjadinya
kecelakaan selama pekerjaan persiapan dan
pembangunan konstruksi beton, antara lain :
kejatuhan benda-benda atau bahan yang
diangkut dengan ember, singgungan
langsung kulit terhadap semen, adukan atau
kapur
 Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-
pipa termasuk penghubung atau sambungan
dan penguat harus kuat
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pekerjaan Beton-4

 Sewaktu proses pembekuan beton ( setting


concrete ) harus terhindar dari goncangan dan
bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan
 Sewaktu lempengan ( panel ) atau lembaran
beton ( slab ) dipasang pada dudukannya, harus
digerakkan dengan hati-hati terhadap :
melecutnya ujung besi beton yang mencuat
sewaktu ditekan atau direnggang
getaran sewaktu menjalankan vibrator
 Setiap ujung-ujung ( besi, kayu, bambu dll )
yang mencuat, harus dilengkungkan atau ditutup
 Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-
hati untuk menjamin bekisting dan perancah
dapat memikul / menahan seluruh beban sampai
beton mengeras
K3 PEKERJAAN STRUKTUR

4. Pekerjaan Shotcrete
1. Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat
penyemprot harus memakai APD yang cukup
antara lain : masker pelindung pernafasan,
kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan
2. sepatu
Campurankaret semen dapat menyebabkan
penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat
disebabkan oleh adanya kontak langsung
dengan semen basah, dan apabila paparan
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
kulit terbakar.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dan
dilakukan oleh pekerja antara lain :
sedapat mungkin harus dihindari bernafas
dalam keadaan berdebu tanpa
menggunakan masker pelindung
pernafasan
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
5. Pekerjaan ditempat Tinggi-1
Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m) beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain :
a. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi permanen
b. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt ) untuk
menjamin agar tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek
agar tinggi jatuh bebas tidak melebihi 1,5 meter
c.
Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan
d.
Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan
dudukannya terpasang rapat untuk mencegah orang tersandung dengan
e. barang-barang yang jatuh
Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan
barang-2 lain yang tidak diperlukan
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
5. Pekerjaan ditempat Tinggi-2
f. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi
jatuhnya benda-2 yang dapat menimpa orang dibawahnya
g. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada
bagian atasnya untuk mencegah pergerakan
h. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin
mengenai kekuatan dan keamanannya
i. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum
pernah diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera
tanyakan kepada petugas K-3
j. Pasang pagar pembatas pada sekitar kerja agar jangan ada orang yang tidak
berkepentingan masuk / berada pada area kerja
PERLETAKAN
CONTOH KONDISI SCAFFOLDING
TIDAK AMAN DI TIDAK
PROYEK KONSTRUKSI BENAR
CONTOH KONDISI TIDAK AMAN DI PROYEK KONSTRUKSI
JALAN AKSES YANG TIDAK AMAN
PENGECORAN
CONTOH KONDISI DENGAN
TIDAK AMAN DI BAKET TIDAK AMAN
PROYEK KONSTRUKSI
IDENTETIFIKASI
CONTOH KONDISI BEKERJA
TIDAK AMAN DI TIDAK AMAN
PROYEK KONSTRUKSI DAN
KONDISI TIDAK AMAN
PERLINDUNGAN DARI BAHAYA JATUH
MENGENALI BAHAYA JATUH
Contoh faktor-faktor yang ikut menyebabkan bahaya jatuh:
• Perancah
• Tangga
• Atap
• Permukaan kerja berketinggian
Menganalisis Area Kerja
Menganalisis area kerja atas bahaya jatuh:
➢ Mereview gambar kerja sebelum mulai kerja
➢ Mengantisipasi datangnya bahaya jatuh selagi
pekerjaan berjalan
➢ Meninjau ulang bahaya-bahaya yang ada di site
➢ Merencanakan lebih dulu bagi perlindungan terhadap
bahaya jatuh
➢ Berjalan keliling mengawasi segala potensi bahaya
Apakah paparan bahaya yang
berlangsung ini dapat dicegah?
Hirarki n Bahaya Jatuh
 Rekayasa metode kerja dan struktur terpadu
 Pelarangan terjadinya pemaparan bahaya
 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), berupa
– Pencegahan jatuh (sistem menahan diri)
– Penggunaan Personal Fall Arrest (Safety harness, tali
pengikat, atau safety belt)
– Positioning Device Systems (mengikat iri)

Positioning
Personal Fall Device Systems
Arrest System
8 Langkah menuju Perlindungan jatuh

1. Pastikan struktur permukaan lantai kerja kuat


2. Lakukan asesemen kondisi & tindakan berbahaya jatuh
3. Hilangkan potensi jatuh, jika mungkin
4. Pilih jenis sistem perlindungan jatuh
5. Kembangkan prosedur penyelamatan / pemulihan
6. Lakukan inspeksi, pemeliharaan dan penyimpanan APD
7. Berikan pelatihan perlindungan jatuh
8. Lakukan monitoring program perlindungan jatuh.
Langkah 1 : Pastikan struktur permukaan lantai kerja kuat

Langkah 2: Lakukan asesemen kondisi & tindakan berbahaya


jatuh
Langkah 3 :
 Hilangkan kebutuhan
perlindungan jatuh, jika
memungkinkan

Langkah 4:
 Pilih jenis sistem
perlindungan jatuh
:
Langkah 5 Kembangka n prosedur
penyelamatan / pemulihan

Langkah 6: Lakukan inspeksi, program


pemeliharaan dan penyimpan-
an peralatan pelindung diri
:
Langkah 7 Berikan pelatihan
perlindungan jatuh

Langkah 8:
 Lakukan monitoring program perlin-
dungan jatuh
 Selidikilah kecelakaan atau insiden
(nearmiss) yang terjadi untuk menen-
tukan program yang harus direvisi
Harness Safety belt
BEKERJA TIDAK AMAN
SAFETY DECK
PAGAR PEMBATAS & SAFETY NET
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai