SEBAB-SEBAB KECELAKAAN PADA PENGGERAK MULA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pembangkitan tenaga listrik yang dilakukan
oleh perusahaan/industri dengan mempergunakan penggerak mula dan generator baik sebagai pensuply daya utama maupun cadangan pada umumnya telah dilakukan perlindungan dan pengamanan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku. Namun demikian kecelakaan kerja termasuk peledakan dan kebakaran generator set disalah satu perusahaan karena menyimpang dari prosedur pengoperasian. Pada umumnya kecelakaan kerja yang terjadi mengakibatkan kematian, cacad permanen dan kerusakan bangunan ataupun peralatan. Kerugian akibat kecelakaan yang menimpa tenaga kerja/operator memberikan dampak terhadap penderitaan bagi korban dan keluarganya, terlebih lagi bilamana korban dan keluarganya akan mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Apabila kerugian akibat kecelakaan dalam bentuk material dapat berupa uang, kerusakan bangunan atau peralatan maupun kehilangan waktu kerja, maka diliat dari sisi perusahaan adalah merupakan pemborosan ekonomi. Oleh karena itu pencegahan terjadinya kecelakaan, peledakan maupun kebakaran mutlak dilakukan melalui analisa sumber bahaya dan atau analisis kecelakaan kerja guna menetapkan atau mencari sebab utama terjadinya suatu bahaya atau kecelakaan kerja. B. Tujuan Pembelajaran UMUM Setelah mengikuti pembelajaran ini, maka peserta dapat diharapkan memahami sebab-sebab kecelakaan yang terjadi pada pembangkitan tenaga listrik. KHUSUS Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan identifikasi bahaya,faktor-faktor penyebab kecelakaan dan cara pencegahannya. II. IDENTIFIKASI BAHAYA Identifikasi bahaya merupakan upaya awal terhadap program pengendalian bahaya dan pencegahan kecelakaan kerja. Secara umum teknik-teknik yang digunakan untuk identifikasi bahaya dalam kegiatan industri adalah sebagai berikut: a. Checklist (daftar periksa) b. Safety Review(tinjauan keselamatan) c. Preleminary Hazard Analysis (PHA) d. Hazard Operability Studies (Hazops) e. Human Eror Analysis f. Fault Tree Analysis g. Inspeksi h. Dll Dalam memilih teknik yang akan digunakan untuk mengidentifikasi tergantung kepada : - Maksud dan tujuan identifikasi - Kapan / pada tahapan kegiatan apa identifikasi dilakukan misalnya pada tahapan desain, comisioning tahapan operasi dan perbaikan - Informasi apa yang diperlukan - kebutuhan tenaga kerja - Waktu dan biaya Secara umum, metode yang banyak digunakan adalah: 1. Sistem Checklist Sistem checklist merupakan alat untuk menilai peralatan, material dan prosedur. Checklist harus dipersiapkan oleh ahli yang berpengalaman (plant engineer) yang sangat mengenal operasi pabrik dan standar prosedur yang berlaku pada pabrik / perusahaan. Checklist dapat dipergunakan oleh tenaga pelaksana yang belum begitu berpengalaman, dan hasilnya ditinjau kembali oleh manajer atau staf yang ditunjuk. Berhubung kemampuan orang yang menyusun checklis terbatas maka checklist diperbaiki dan disesuaikan secara berkala. Maksud sistem checklist adalah mengidentifikasinya bahaya secara umum dan menjalin terlaksananya standar prosedur. Sistem checklist dapat digunakan didalam setiap tahapan kegiatan pabrik mulai dari desain,konstruksi, komisioning/uji coba, operasi dan menghentikan pabrik (shut down). Hasil-hasil yang diperoleh dengan sistem checklist bersifat kualiatatif yang menyatakan “YA” atau “TIDAK” terhadap ketepatan yang tertuang dalam standar prosedur. Data-data yang diperlukan dalam penyiapan checklist adalah standar prosedur yang sudah ada, pengetahuan tentang suatu sistem dan data-data dari pembuat. Staf yang diperlukan dalam penyusunan checklist umumnya adalah: - Penyusunan checklist orang berpengalaman - Beberapa sarjana / orang terlatih untuk menerapkan - Manajemen / staf teknis untuk meninjau dan memutuskan. Waktu dan biaya yang diperlukan tidak terlalu besar karena mudah digunakan dan agak cepat serta efektif untuk identifikasi bahaya. Syarat – syarat checklist adalah berupa daftar singkat berbagai aspek, dituangkan dalam checklist yang dibuat. Contoh sederhana sebagai berikut : Tahap Desain – Material - mudah terbakar • Menyala sendiri ? • Titik nyala ? • Bagaimana cara memadamkan - Beracun • Tingkat paparan? • APD yang perlu? - Korosif • Desain penyimpanan? • Perlu wadah khusus? - Peralatan • Lengkap? • Pelepasan tekanan? • Pemilihan? • Dan lain lain - Prosedur • Lengkap? • Tertulis? • Ditinjau kembali? Konstruksi Cara menghidupkan Cara pengoperasian Cara mematikan Dan seterusnya 2. Safety Review Safety review adalah pengujian / pengkajian ulang yang dilakukan secara teratur biasanya setiap 3 atau 5 tahun terhadap status teknis organisasi dan berbagai aspek keselamatan kerja dalam suatu kegiatan. Perhatian khusus harus diberikan kepada tanggung jawab keselamatan kerja dan berbagai kemungkinan berkomunikasi di dalam organisasi. Program-programnya termasuk mengidentifikasi kondisi pabrik atau prosedur operasi yang menyebabkan kecelakaan, atau yang bisa mengakibatkan kematian dan kerusakan barang / harta benda. Dalam peninjauan kembali dilakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap prosedur serta menginterviw banyak orang di dalam pabrik. Kerjasama berbagai pihak yang terkait adalah sangat penting. Safety Review menghasilkan suatu rekomendasi tentang berbagai aspek teknis, aspek organisasi, tanggung jawab dan tanggap penetapannya. Akhirnya komitmen harus dibuat untuk ditindak lanjuti dalam inspeksi. Maksud dan tujuan adalah untuk memelihara keakuratan prosedur dan tetap mengikuti perkembangan yang ada dengan standar keselamatan yang relevan. Safety Review digunakan umumnya selama 2 sampai 3 tahun didalam kegiatan yang berisiko tinggi . Hasil yang diperoleh berupa laporan kuantitatifberisi penyimpangan yang ditemukan dari desain dan prosedur yang telah direncanakan. Penerapannya untuk mengoreksi tindakan – tindakan manajemen yang diberi tanggung jawab Data-data yang diperlukan adalah semua informasi desain pabrik, layout, prosedur, code atau standar , termasuk ijin menginterview orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pabrik. Kebutuhan staf adalah mereka yang mempunyai pengetahuan dan sangat paham terhadap standar dan prosedur keselamatan kerja yang diperlukan. Pengetahuan – pengetahuan teknis biasanya sangat menolong. Waktu dan biaya yang diperlukan oleh tim terdiri dari 2 sampai 5 orang paling sedikit satu minggu untuk mensurvey secara lengkap pabrik. Dalam pembuatan Safety Review perlu memperhatikan teknis dan aspek organisasi seperti contok adalah:
a. Organisasi dan Administrasi
▪ Kebijaksanaan Keselamatan Kerja Dan Tanggung Jawab ▪ Komunikasi Dan Lini Atas Ke Lini Bawah ▪ Keterlibatan Langsung Manajemen ▪ Aturan-aturan Keselamatan Kerja b. Pengendalian Bahaya ▪ House Keeping ▪ Pengamanan Peralatan ▪ Proteksi Area Kerja ▪ Alat Pelindung Diri c. Pengendalian Bahaya ▪ Material Yang Mudah Terbakar ▪ Material Yang Beracun Dan Reaktif ▪ Lingkungan Kesehatan ▪ Izin Kerja Aman d. Training Dan Motivasi ▪ Pelatihan Supervisor Keselamatan Kerja ▪ Pelatihan Tenaga Kerja ▪ Inspeksi/Audit Internal ▪ Prosedur Operasi Yang Aman 3. Preleminary Hazard Analysis (PHA)
PHA merupakan kegiatan identifikasi bahaya
pada tahap awal (pra desain) untuk memberikan rekomendasi tahapan pekerjaan desain final. Hasil PHA adalah berupa daftar sumber bahaya dan resiko yang berhubungan dengan detail desain lengkap denga rekomendasi dengan perencanaan dalam upaya menghindari dan mengendalikan seumber bahaya dan resiko yang akan terjadi. Data yang diperlukan dalam PHA adalah: ▪ Kriteria Desain Tempat Kerja ▪ Spesifikasi Peralatan Dan Instalasi ▪ Spesifikasi Bahan Maupun Produk Syarat pelaksanaan adalah 1 atau 2 orang insyinyur dengan latar belakang pendidikan K3 Langkah - langkah pelaksanaan PHA: a. Pengumpulan informasi yang meliputi ▪ Sistem plant (tempat kerja) ▪ Data plant ▪ peralatan ▪ proses ▪ material ▪ lingkungan kerja ▪ fasilitas atau alat pengaman b. Pelaksanaan PHA ▪ Tenga Pelaksana ▪ Waktu ▪ Sarana c. Pencatatan hasil yang meliputi: ▪ potensi bahaya ▪ penyebab ▪ pengaruh yang ditimbulkan ▪tindakan korektif & prenfetif 4. Hazard Operability Studies (Hazops) Tujuan : ─ IdenAfikasi Bahaya Operasi ─ Pembuatan Rekomendasi Untuk Peningkatan Keselamatan Operasi Penggunaan : ─ Tahap Desain ─ Tahap Operasi Hasil : ─Temuan KualitaAf ─Rekomendasi Untuk Perubahan Desain Perosedur Dan Peningkatan K3 Kebutuhan Data : ─ deskirpsi detail plant ─ pengetahuan proses, desain dan kontrol siystem
Penggunaan kata penuntun : merupakan kata sederhana yang
digunakan untuk merangsang pelaksana : dalam identifikasi penyyimpangan misalnya: No; less; more; part of; as well as; dan sebagainya. 5. Inspeksi Pengertiannya adalah kegiatan identifikasi bahaya melalui kegiatan pengujian, pengawasan dan pemberian advis untuk pengembangan dan pemeliharaan atau mencapai tingkat mutu. Tujuan: ─ Memperoleh gambaran integritas instalasi ─ invesAgasi kerusakkan ─ perAmbangan awal & periodik bagi K3 Ruang lingkup : ─ proses ─ sparepart & material ─ pengganAan, modifikasi & repair ─perluasan instalasi ─ evaluasi supplier Inspektor: Badan atau orang yang berkeahlian & berwenang Syarat Inspektor : ─ Background teori ─ Pengalaman & daya nalar ─ Penguasan peraturan & standar Tahapan : ─ Design ─ ConsstrucAon ─ star up ─ Shut down Sistem Inspeksi:
Input Proses Output
• Standar ▪persiapan ─ peningkatan lingkungan kerja • Staf ▪pendekatan ─loss control/ producting • Kewenangan ▪inspeksi ─ kompeAsi harga • Rencana kerja ▪advis & komunikasi ─ investasi • Logistik ─kesempatan kerja ─penetapan policy Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak didugadan dikehendaki dimana dapat menimbulkan kerugian baik kosban manusia dan atau harta benda dan mengacaukan suatu proses/aktivitas.
Suatu kejadian atau peristiwa kecelakaan tentu ada
sebabnya dan dikelompokan menjadi: 1. Faktor penyebab dasar kecelakaan yaitu: ─ Manusia dalam hal ini opertor ─ Kondisi dan lingkungan kerja ─ Parisipasi manajemen/pimpinan perusahaan 2. Sebab Utama Kecelakaan sebab utama terjadinya kecelakan ini desebabkan karena faktor manusia dan persyaratan K3 yang tidak/kurang dilaksanakan Pengebab utama kecelakaan meliputi: a. Kondisi tidak aman,yaitu terdiri dari: ─ Mesin, pesawat, peralatan bahan, dsb ─ Lingkungan ─ Proses ─ Sifat Pekerjaan ─ Cara Kerja b. Perbuatan tidak aman, yaitu perbuatan berbahaya dari manusia dalam beberapa hal dapat filatar belakngi antara lain faktor-faktor sebagai berikut: ─ Kurangnya keterampilan dan pengetahuan ─ Cacat tubuh yang Adak kelihatan ─ KeteliAan dan kelesuan ─ Sikap dan perilaku yang Adak aman 3. Khusus untuk penyakit akibat kerja, sebagai faktoor penyebabnya antara lain: a. Faktor phisik: kebisingan, radiasi, getaran, penerangan, suhu b. Faktor yang berhubungan dengan faal, psikologis kerja c. Faktor chemis: debu, uap, logam, gas buang d. Faktor mekanis e. Faktor biologis f. Faktor yang berhubungan dengan mental psikologis atau tekanan mental IV. CONTOH PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADAMOTOR DIESEL PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DAN UPAYA PPENANGGULANGAN Beberapa contoh penyebab kecelakaan kerja dan upaya penanggulangannya. 1. Kesalahan pengoperasian 2. Kesalahan atau kurangnya perawatan 3. Safety device tidak berfungsi 4. Beban overload/berlebihan 5. Tidak dilaksanakan riksa/uji No. PENYEBAB UPAYA PENANGGULANGAN 1. Kesalahan Pengoperasian a. Prosedur pengoperasian generator set harus dioperasikan/dilayani oleh operator yang berkeahlian teknik dan memenuhi syarat K3. b. Secara teknis operator harus menguasai alat yang dioperasikan c. Pemasangan tanda-tanda peringatan d. Sebelum alat dioperasikan operator harus melakukan pengopersia/pemeriksaan awal e. Malaksanakan scedul maintenance sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat/standard f. Melakukan perbaikan/penggantin sparepart/suku cadang sesuai spesifikasi g. Pembinaan dan pengujian lisensi K3 No PENYEBAB UPAYA PENANGGULANGAN 2. Kesalahan pengoperasian a. Pelaksanaan perawatan sesuai dengan prosedur b. Untuk pelaksanaan periodik/routine maintenance disesuaikan dengan jadwal (pemakaian oli mesin)
3. Safety device tidak berfungsi a. Operator haru mengerti/dapat
mengidentifikasi sistem kerja safety device b. Operator dapat mengetahui stndar kerja SOP yang diijinkan c. Pemasangan alat & perlengkapan keselamatan kerja untuk mencegah kontak dengan bagian- bagian yang bertegangan No. PENYEBAB UPAYA PENANGGULANGAN
4. Beban overload/berlebihan a. Mengakibatkan kerusakkan pda
exciter rotor, exciter stator b. Terbakarnya gulungan primer, skunder pada rotor
5. Riksa/uji a. Sebelum pesawat dioperasikan
(pemeriksaan/pemeliharaan dan operator harus melakukan pengujian ) pemeriksaan awal/harian, terhadap komponen dan sistem kerjanya (Preventif Maintenance) b. Pelaksanaan periodik maintenance/routine maintenance operator agar memperhatikan SOP/manual book sesuai jenis oli yang digunakan No PENYEBAB UPAYA PENANGGULANGAN . c. Pada saat/bila ada perbaikan atau penggantian sparepart harus sesuai dengan data spesifikasinya d. Untuk pelaksanaan perawatan harian, mingguan, bulanan secara itern harus dilaksanakab sesuai dengan ketentuan manul book/SOP di perusahaan e. Untuk menentukan kelayakan pesawat penggerak mula harus dilakukan pemeriksaan berkala setiap 1(satu) tahun sekali f. Untuk pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian pesawat penggerak mula dilaksanakan setiap 5(lima) tahun sekali