Anda di halaman 1dari 12

PT.

ALDA CHRIST PAPUA


TRANSPORTIR BBM - APMS. 86.989.01
Jalan Papua Purleme, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya
Telepon 081248541978, Fax 0967-594777, email : apms.acp@gmail.com

PROGRAM INSPEKSI MANAJEMEN K3LL

A. Pengertian Inspeksi

Inspeksi merupakan salah satu alat kontrol manajemen yang bersifat klasik, tetapi masih sangat relevan dan
secara luas sudah banyak diterapkan dalam upaya menemukan masalah yang dihadapi dilapangan, termasuk untuk
memperkirakan besarnya resiko.
Kegiatan inspeksi merupakan salah satu upaya yang bersifat “proactive” bertujuan untuk memastikan apakah
fasilitas kerja yang ada dilapangan telah dikelola dengan baik (well-managed). Dengan inspeksi, kita akan memperoleh
umpan-balik yang sangat berharga bagi manajemen dalam merencakan tindakan perbaikan.

B. Tujuan Program Inspeksi K3LL

1. Sebagai upaya melakukan pengendalian dan Pengawasan terhadap sumber-sumber bahaya K3.
2. Inspeksi dilakukan untuk menjamin agar setiap tempat kerja berjalan sesuai dengan UU, standart, norma maupun
petunjuk teknis yang berkaitan dengan bidang K3 yang ditetapkan baik oleh pemerintah maupun kebijakan
perusahaan.
3. Inspeksi secra regular dan khusus akan dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan TK terhadap isu-isu K3
yang sedang dihadapi. TK merupakan orang yang paling mengenal terhadap aspek kerja, peralatan, mesin-mesin
dan proses operasional di tempat kerja sehingga mereka merupakan sumber informasi yang berharaga. dengan
adanya komunikasi dan koordinasi yang lancar antara manajemen dengan TK diharapkan dapat memperbaiki
performansi atau kinerja K3 di perusahaan.

C. Jenis Inspeksi

1. Inspeksi Informal

Inspeksi informal merupakan inspeksi rutin yang dilakukan oleh karyawan lapangan itu sendiri, sebagaimana
seseorang melakukan kegiatan – kegiatan tetap dan teratur. Suatu contoh adalah seorang pengemudi yang selalu
memeriksa air didalam radiator, memeriksa minyak pelumas, PAb sebelum menjalankan mobilnya. Inisiatif ini cukup
efektif, karena pada dasarnya petugas lapangan adalah satu-satunya orang yang paling sering melihat untuk pertama
kalinya operasi sehari-hari berlangsung. Inspeksi semacam ini sangat sederhana dan alami, oleh karena itu
keberhasilan program semacam ini sangat tegantung pada kesadaran dan pemahaman individu terhadap adanya
bahaya bagaimana mereka mengenali potensi kecelakaan yang mungkin timbul.
Infeksi informal dapat meliputi kondisi-kondisi peralatan atau lingkungan kerja dibawah standar. Pegawai lapangan
dapat melapor langsung secara lisan kepada Direksinya, kemudian Direksi dapat menegaskan kembali dalam bentuk
tertulis. Dalam beberapa hal, Direksi dapat langsung mengevaluasi serta mengambil tindakan-tindakan koreksi yang
diperlukan. Inspeksi ini didukung oleh suatu sistem dokumentasi yang baik tentang hasil temuan dan koreksi yang
dilakukan oleh Direksi. Dokumen semacam ini akan mencerminkan tingkat kepedulian perusahaan terhadap aspek
keselamatan, dan sekaligus mendorong inisiatif, kreativitas serta untuk menampung umpan balik yang datang dari
karyawan lapangan.
Dilain pihak, inspeksi informal juga sering dianggap sebagai metode yang tidak sistematis, sebab tindak lanjutnya
sering dan mudah dilupakan orang walaupun informasinya sering bersifat spesifik tetapi biasanya tidak mampu memberi
gambaran menyeluruh mengenai kondisi lapangan, dan karenanya sering dikategorikan tidak memenuhi kriteria sebagai
suatu metode inspeksi yang baik.

2. Inspeksi Terencana
Adalah inspeksi pada suatu daerah kerja yang dilengkapi dengan daftar periksa agar segala kemungkinan
terjadinya kerugian dapat terdeteksi. Menurut DNV Loss Control Managemen Training, 1996, inspeksi terencana untuk
keselamatan, secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut :
PT. ALDA CHRIST PAPUA
TRANSPORTIR BBM - APMS. 86.989.01
Jalan Papua Purleme, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya
Telepon 081248541978, Fax 0967-594777, email : apms.acp@gmail.com

a) Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Umum (General safety & Health Inspection)
Adalah suatu pemeriksaan keselamatan dan kesehatan sacara umum dengan melakukan perjalanan keliling yang
terencana pada seluruh area kerja. Inspektur atau pemeriksa memperhatikan segala sesuatu untuk menentukan
kondisi-kondisi tidak aman ditempat kerja.

b) Housekeeping Inspection
Adalah bagian yang penting dari inspeksi umum terencana, inspeksi jenis ini berhubungan dengan kebersihan dan
kerapihan yang meliputi : mesin dan peralatan, material, alat-alat, lantai gedung dan lain-lain.

c) Inspeksi Bagian Kritis (Critical Parts Inspections)


Sasaran utama dari inspeksi ini adalah untuk melihat apakah bagian bagian kritis dari suatu peralatan, mesin-
mesin, bahan-bahan atau struktur, mengalami kerusakan, aus, dipasang secara tidak benar, atau disalah gunakan.
Bagian-bagian kritis meliputi komponen suatu mesin yang selama ini dipergunakan sebagai suku cadang. Barang
atau perlengkapan semacam ini apabila masih dalam penyimpanan atau gudang, sering disebut “Critical Items”.
Walau demikian,kedua jenis barang-barang tadi perlu dikenali, dievaluasi, dan dijaga agar selalu dalam kondisi
yang baik dan aman dipakai.

d) Inspeksi Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance Inspections)


Adalah jenis inspeksi yang dilakukan untuk memelihara dan menjaga agar mesin atau peralatan tetap beroperasi
sebagaimana mestinya terutama untuk mesin-mesin vital seperti turbin. Alat angkat Crane. Dan lain-lain. Inspeksi
ini dilakukan secara periodik diman sifatnya adalah pencegahan. Sehingga tidak mengganggu jalannya proses,
atau menghindari adanya potensi kecelakaan.

e) Inspeksi Peralatan Sebelum Digunakan (Pre-use Equipment Inspection)


Pemeriksaan peralatan sebelum digunakan merupakan suatu sistim untuk memastikan bahwa sistim kontrol dan
sistim emergency yang utama atelah dipasang dengan baik serta dapat berfungsi sebagai manamestinya, dengan
demikian kita memiliki keyakinan bahwa peralatan dapat beroperasi secara aman.

D. Langkah – Langkah Inspeksi


Guna tercapainya hasil inspeksi secara optimal, diperlukan beberapa tahap yang harus diikuti, sebagai berikut :
1) Persiapan
Persiapan yang memadai sebelum dimulainya suatu inspeksi, akan menghasilkan hasil inpeksi yang
memuaskan. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :
 Memulai dengan sikap yang positif. Tidak membuat inspeksi seolah mencari-cari kesalahan.
 Mengetahui apa yang akan dicapai
 Mempersiapkan daftar periksa (cheklist)
 Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

2) Inspeksi
Setelah tahap persiapan dilakukan, selanjutnya dimulai tahap inspeksi itu sendiri. Pada tahap ini, beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Mengunakan rencana awal yang telah ditetapkan
 Menggunakan daftar periksa (checklist)
 Menekankan segi positif
 Mengambil tindakan perbaikan (penting) bersifat sementara, sebelum perbaikan permanen dilakukan
 Mengklasifikasi bahaya
 Melaporkan barang-barang yang tampak tidak berguna.
PT. ALDA CHRIST PAPUA
TRANSPORTIR BBM - APMS. 86.989.01
Jalan Papua Purleme, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya
Telepon 081248541978, Fax 0967-594777, email : apms.acp@gmail.com

3) Mengembalikan langkah perbaikan


Tahap ini merupakan tahap koreksi yaitu pengembangan langkah-langkah perbaikan atas apa yang terdeteksi
saat inspeksi. Banyak pilihan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak memenuhi standar,
yang sangat berfarisi baik dalam biaya, efektifitas maupun metode kontrolnya. Beberapa diantaranya mampu
menguranngi peluang terulangnya kejadian serupa, tetapi ada yang sifatnya mengurangi tingkat keparahan atau
besarnya kerugian apabila kecelakaan yang kita duga benar-benar terjadi.

4) Tindak lanjut perbaikan


Rekomendasi yang dibuat jika tanpa diikuti tindak lanjut, tidak memberikan bobot terhadap inspeksi, oleh karena
itu perusahaan perlu memeriksa sistim formal yang terpola yang mampu memonitor pelaksanaan rekomendasi.
Rekomendasi hendaknya memuat siapa petugas yang bertanggung jawab melakukan tindakan koreksi dan
tetapkan targer waktu penyelesaianya.
Rekomendasi-rekomendasi yang tidak disetujui atau karena sesuatu hal tidak dapat dilaksanakan hendaknya
dijelaskan secara teknis tertulis mengapa demikian, dan untuk itu perlu didiskusikan dengan Manager tim inspeksi
yang bersangkutan sebagai tindak lanjut rekomendasi, yaitu :
 Mengeluarkan perintah kerja
 Membuat anggaran dan memantau pengadaan bahan dan biaya perbaikan
 Memastikan ketepatan waktu penyelesaian perbaikan
 Memeriksa rencana dan jadwal kerja, ikuti jalannya proses konstruksi atau modifikasi
 Memerikasa dan memastikan bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilakukan secara memadai (sesuai
waktu yang ditentukan), misalnya dengan memeriksa peralatan, melakukan evaluasi pelatihan yang
diperlukan, atau menelaah prosedur yang ada.
 Menelaah kembali secara keseluruhan untuk menentukan efektifitas tindakan perbaikan, kendala atau
kemungkinan timbulnya efek samping.

5) Pelaporan Inspeksi
Penulisan suatu laporan adalah bagian penting lain dari suatu pemeriksaan. Laporan adalah dimana kita
mengkomunikasikan informasi dan menghidari duplikasi pemborosan tenaga.
Laporan inspeksi memberi umpan balik para manajer tingkat menengah dan atas pada permasalahan
keselamatan. Hal ini membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik pada peralatan, material, dan orang-
orang yang dibutuhkan dalam semua unsur-unsur program, seperti pengendalian pembelian, pelatihan, peralatan
pelindung dan disain tempat kerja. Salinan laporan yang dibagi-bagikan, atau informasi yang diambil dari mereka,
dapat bersama membantu mengidentifikasi permasalahan serupa di lain area.
Laporan yang tertulis, dengan penggolongan bahaya, mengkomunikasikan informasi tentang kondisi-kondisi dan
praktek di bawah standar lebih baik pada laporan lisan. Laporan tertulis mendorong orang-orang untuk ingat apa
yang harus mereka lakukan, dan melakukannya. Laporan mendokumentasikan semua tindakan sehingga
berusaha tidak terulang. Tindakan korektif yang tidak teratur sering terjadi konflik dan pemborosan.

E. Pemeriksaan Yang Efektif


Menurut DNV Modern Safety Management 1996, terdapat beberapa point yang perlu diinspeksi dan diperhatikan
saat dilakukan pemeriksaan yaitu :

a).Kondisi Fisik Secara Umum


Kondisi fisik lingkungan dan fasilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok tergantung pada jenis
kegiatan yang ada, peralatan yang digunakan, serta sarana penunjang yang terlibat didalamnya. Contoh berikut ini
menggambarkan klasifikasi untuk fasilitas operasi secara umum.
 Peralatan listrik : antara lain kabel, sambungan-sambungan dan ground
 Peralatan mekanik : kondisi umum, perlengkapan “guarding” bagian-bagian yang berputar, bagian yang tajam
atau runcing, kondisi roda gigi dan sebagainya
 Tabung gas yang bertekanan
 Bahan yang mudah terbakar
 Perkakas tangan
PT. ALDA CHRIST PAPUA
TRANSPORTIR BBM - APMS. 86.989.01
Jalan Papua Purleme, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya
Telepon 081248541978, Fax 0967-594777, email : apms.acp@gmail.com

b).Peralatan pencegahan dan pengendalian kebakaran


 Sistem alarm dan deteksi kebakaran
 Sistem sprinkler
 Evakuasi kebakaran
 Alat pemadam api ringan
 Hydrant
 Pencegahan dan Pemadam kebakaran

c).Bahaya lingkungan Kerja


 Bahan berbahaya dan beracun (B3) : label pada tempat B3, penanganan, pemyimpanan, pembuangan,
mengatasi ceceran/polusi
 Ventilasi : ketersediaan ventilasi yang memadai untuk mengatsi asap, uap, arah angin bertiup.
 Kebisingan : pengendalian dan pengukuran
 Radiasi : pengendalian dan pengukuran
 Suhu yang ekstrem
 Penerangan

POIN-POIN PENTING DALAM KEGIATAN INSPEKSI

1. Buat Standart Prosedur Inspeksi ( SPI) secara jelas sebelum melulai inspeksi
2. Siapkan Checklist sesuai dengan kebutuhan Inspeksi
3. Pada waktu membuat checklist, TK perlu diajak diskusi sehingga kita tahu isu-isu K3 yang sedang dihadapi.
4. Bila memungkinkan, beri saran praktis dan petunjuk keselamatan kepada tenaga kerja terhadap metode atau
cara kerja yang benar & aman dari permasalahan K3.
5. Jika pada waktu inspeksi ditemukan kondisi-kondisi yang tidak selamat atau tidak sehat, secepatnya hal tersebut
dilaporkan kepada senior manajer.
6. Buatlah laporan inspeksi dan laporkan kepada manajemen yang menangani bidang K3 untuk segera dilakukan
tindakan korektif.
7. Segera lakukan tindakan korektif berdasarkan skala prioritas tingkat resiko
8. Arsipkan laporan sebagai dokumentasi K3 dan juga bisa di share / di publikasikan dengan informasi yang relevan
lainnya.

Jayapura, 03 Januari 2022


PT. Alda Chris Papua
Direktur,

Jeffry Winata
PT. ALDA CHRIST PAPUA
TRANSPORTIR BBM - APMS. 86.989.01
Jalan Papua Purleme, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya
Telepon 081248541978, Fax 0967-594777, email : apms.acp@gmail.com

FORMULIR PEMERIKSAAN/ INSPEKSI K3

A. LINGKUNGAN KERJA
Kondisi Rekomendai Tindak Lanjut Jangka
No Item Pemeriksaan Ada Tidak PIC
(TL) Waktu TL
1
2
3
4
5
6

B. ALAT PELINDUNG DIRI


Kondisi Rekomendai Tindak Lanjut Jangka Waktu
No Item Pemeriksaan Baik Tidak PIC
(TL) TL
1
2
3
4
5
6

C. ALAT KERJA
Kondisi Rekomendai Tindak Lanjut Jangka Waktu
No Item Pemeriksaan Baik Tidak PIC
(TL) TL
1
2
3
4
5
6

Jayapura, .................20...

Mengetahui
Pelaksana Inspkesi, Direktur,

(----------------------) (----------------------)
PT. ALDA CHRIST PAPUA
TRANSPORTIR BBM - APMS. 86.989.01
Jalan Papua Purleme, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya
Telepon 081248541978, Fax 0967-594777, email : apms.acp@gmail.com

JADWAL INSPEKSI MANAJEMEN K3LL TAHUN 2022

TAHUN 2022
No URAIAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
I INSPEKSI KANTOR
Inspeksi Kantor & Fasilitas
1
Penunjang
2 Inspeksi Alat Pelindung Diri
Inspeksi Alat Pemadam
3
Kebakaran
4 Inspeksi Peralatan Kerja

5 Inspeksi Properti P3K

II INSPEKSI KENDARAAN (MOBIL TANGKI)

1 Inspeksi Dokumen MT
Inspeksi Kelengkapan
2
Kendaraan
Dilaksanakan setiap hari sebelum memulai operasional mobil tangki
3 Inspeksi Alat Pelindung Diri
Inspeksi Alat Pemadam
4
Kebakaran
5 Inspeksi Properti P3K

Jayapura, 13 Januari 2022

Dibuat oleh Mengetahui


Manager Operasional, Direktur,

Soares Andriano U. Jeffry Winata

Anda mungkin juga menyukai