Pengawasan produksi merupakan kegiatan yang terdiri dari
sekumpulan prosedur yang dengan baik digariskan bertujuan mengkoordinasikan semua unsur-unsur dalam proses produksi, manusia, mesin, alat-alat (tools) dan material ke dalam arus yang lancar untuk dapat menghasilkan outpit (product) dengan kemungkinan sedikit sedikit sekali interruption, dalam waktu yang secepat mungkin dan dengan pengorbanan biaya yang sekecil-kecilnya. Karakteristik Pengawasan Produksi a. Akurat. Informasi atas kinerja harus akurat. Ketidakakuratan data dari suatu sistem pengawasan dapat mengakibatkan organisasi mengambil tindakan yang akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu permasalahan. b.Tepat waktu. Informasi harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi jika akan diambil tindakan tepat pada waktunya guna menghasilkan perbaikan. c.Objektif dan komprehensif. Informasi dalam suatu sistem pengawasan harus mudah dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya. d.Dipusatkan pada tempat pengawasan strategis. Sistem pengawasan strategis sebaiknya dipusatkan pada bidang yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan standar, dan kemungkinan menimbulkan kerugian yang paling besar. e.Ekonomi realistik. Pengeluaran biaya untuk implementasi harus ditekan seminimum mungkin sehingga terhindar dari pemborosan yang tidak berguna. f. Organisasi realistik. Sistem pengawasan harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi. Misalnya, individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat kinerja yang harus dicapai dan imbalan yang akan menyusul kemudian. g.Fleksibel. Pada setiap organisasi pengawasan harus mengandung sifat fleksibel yang sedemikian rupa sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan yang merugikan atau memanfaatkan peluang baru. h.Diterima para anggota organisasi. Agar sistem pengawasan dapat diterima oleh para anggota organisasi, pengawasan tersebut harus berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Syarat-Syarat Pengawasan
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi 3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan. 4. Pengawasan harus obyektif, teliti, dan sesuai dengan standar. 5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel. 6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi. 7. Pengawasan harus ekonomis. 8. Pengawasan harus mudah dimengerti. 9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi Fungsi Pengawasan Produksi Fungsi pengawasan produksi adalah sebagai berikut : 1. Routing: sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan seperti apa urutan dari kegiatan yang akan dijalankan. Kegiatan ini dilakukan dari bahan sampai dengan barang tersebut selesai diproduksi. Routing ini merupakan dasar dari kegiatan scheduling dan dispatching 2. Scheduling: sebuah kegiatan yang dilakukan dalam menentukan urutan dari kegiatan produksi yang dilewati. Dengan begitu dapat diberlakukan pengalokasian bahan baku, fasilitas pendukung, maupun bahan-bahan pendukung lainnya serta kapan kegiatan tersebut bisa diselesaikan 3. Dispatching: pemberian order atau perintah kepada karyawan atau pekerja agar mereka segera melaksanakan tugas atau aktivitas tertentu. Perintah tersebut sesuai dengan order set yang sebelumnya telah disusun 4. Follow-up: kegiatan untuk melakukan pengecekan mengenai berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas produksi Tujuan Pengawasan Produksi Tujuan dari pengawasan produksi adalah : 1. Acceptance good, yang berarti bahwa pengawasan produksi menghendaki agar pabrik dapat memproduksi barang yang diterima oleh konsumen, baik kualitas maupun kuantitas, yang berarti selera konsumen akan terpenuhi. 2. On time, artinya pengawasan produksi menghendaki agar pelaksanaan aktivitas produksinya dapat dilakukan tepat pada waktunya. Secara praktis pelaksanaan aktivitas produksi yang tepat ini akan memberikan jaminan adanya penyerahan produk pada konsumen dengan tepat. 3. Economically, yaitu pembuatan barang oleh perusahaan harus ekonomis Hal ini berarti akan menimbulkan konsekuensi bagi perusahaan agar dapat mengalokasikan biaya-biaya produksinya secara seimbang dan efisien. Manfaat Pengawasan Produksi
Manfaat dari pengawasan produksi adalah :
1. Memastikan kelancaran semua aliran proses produksi. 2. Memastikan penghematan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan laba perusahan. 3. Mengendalikan sumber daya. 4. Mempertahankan standar kualitas melalui siklus hidup produksi. Keuntungan dilaksanakannya Pengawasan Produksi 1. Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien. 2. Membantu merencanakan prosedur pengerjaan menjadi lebih sederhana. 3. Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga dapat dilakukan penghematan dalam penggunaan tenaga kerja dan bahan. Jenis-Jenis Pengawasan Produksi a. Order control atau pengawasan pengerjaan pesanan adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap produk yang dikerjakan, sehingga produk yang dikerjakan itu sesuai dengan keinginan si pemesan baik mengenai bentuk, jenis dan kualitasnya. Pada pengawasan ini, tiap-tiap produk pesanan harus dipisahkan dari produk pesanan yang lain, di mana setiap pesanan memiliki nomor pesanan (order)-nya tersendiri. Oleh karena itu order control dijalankan pada produksi dengan proses yang terputus-putus (intermittent manufacturing) di mana jenis mesin yang digunakan adalah mesin serba guna (general purpose machine), barang yang diproduksi mempunyai jenis dan bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan pesanan. b. Flow Control atau pengawasan arus adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap arus pekerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses pengerjaan. Pada pengawasan ini dibutuhkan suatu tingkat hasil (output) yang tetap atau konstan. Oleh karena itu flow control ini dijalankan pada produksi yang terus-menerus (continuous manufacturing), di mana bahan-bahan yang digunakan dalam proses mempunyai arus yang relatif tetap, dan jenis mesin yang digunakan adalah mesin khusus (special purpose machine), serta hasil produksi mempunyai bentuk dan jenis yang sama dalam jangka waktu tertentu. c. Load control, pengawasan terhadap pengaturan pembebanan mesin-mesin yang pengerjaan beberapa produk-produk berbagai ukuran dan variasi (contoh percetakan, penerbitan dan sebagaianya). d. Block control, pengawasan ini mengelompokkan order-order menurut model, ukuran, dan style tertentu dan kemudian menggabungkannya menjadi block. Suatu block adalah sejumlah produk yang dapat diproduksikan pabrik dalam periode tertentu missal satu hari (contoh: kegiatan produksi pakaian jadi). Cara Melalukan Pengawasan Produksi 1. Pengawasan Langsung atau Direct Control Pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan terhadap kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Pengawasan secara langsung tersebut bisa berupa: a. inspeksi langsung b. on the spot report c. on the spot observation 2. Pengawasan Tidak Langsung atau Indirect Control Sebuah pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh. Pengawasan tersebut dilakukan berdasarkan laporan yang diterima oleh bawahan. Adapun laporan yang diterima dapat Tahap-Tahap Pengawasan Produksi 1. Tahap Penetapan Standar Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu : a. standar fisik b. standar moneter (biaya) c. standar waktu 2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat. 3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel. 4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer. 5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan. Pengawasan Kuantitas
Pengawasan kuantitas adalah pengawasan untuk mengidentifikasi hasil-hasil
produksi atau jasa yang diinginkan secara teratur berdasarkan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya Fungsi Pengawasaan Kuantitas
1. Memastikan semua hasil produksi dan jasa selalu tersedia sesuai
permintaan konsumen. 2. Membantu manajer dalam mengidentifikasi mana hasil produksi yang sudah sesuai rencana maupun tidak sesuai. Tujuan Pengawasan Kuantitas
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan atau
penyimpangan; baik yang bersifat anggaran, proses, atau kewenangan. Pengawasan Kualitas Pengawasan kualitas adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan arti lain pengawasan kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Dalam pengawasan kualitas ini, semua prestasi barang dicek menurut standar, dan semua penyimpangan-penyimpangan dari standar dicatat serta dianalisis dan semua penemuan- penemuan dalam hal ini dipergunakan sebagai umpan balik (feed back) untuk para pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk produksi pada masa yang akan datang. Variasi Kualitas Dalam dunia industri, kualitas atau mutu barang yang dihasilkan merupakan faktor yang sangat penting. Barang yang dihasilkan antara lain ditentukan kualitasnya ditentukan pada pengukuran ataupun penilaiian karakteristik-kateristuk tertentu. Hasil pengukuran yang dipakai untuk penentuan kualitas barang nilainya berubah-ubah dari produk yang satu keproduk yang lainnya meskipun kondisi proses produksi dapat diusahakan bersama. Dengan demikian timbulah variasi kualitas. Ada dua macam variasi kualitas yang dikenal, yaitu : 1. Bersifat probabilistik, yaitu variasi yang terjadi secara kebetulan dan tak dapat dielakan. Dalam variasi kualitas ini dapat dikatakan bahwa proses berjalan dalam kontrol. 2. Bersifat eratik, yaitu variasi yang terjadi tidak menentu karena timbulnya penyebab tak wajar. Variasi ini menunjukkan bahwa proses berjalan diluar kontrol, maka harus ditemukan penyebabnya, proses dihentikan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan 1.Kualitas Kemampuan proses Batas-batas yang ingin kita capai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak akan ada gunanya kita mengawasi suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan proses yang ada. 2. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi dari hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses tadi dan keinginan atau kebutuhan konsumen. Dalam hal ini harus dapat dipastikan dulu apakah spesifikasi yang ditentukan tersebut dapat berlaku dari kedua sisi yang dapat disebutkan, sebelum pengawasan mutu pada proses dapat dimulai. 3. Apkiran/Scrap yang dapat diterima Tujuan mengawasi suatu proses adalah untuk mengurangi bahan-bahan di bawah standar, bahan-bahan yang terbuang atau bahan-bahan apkiran menjadi seminimal mungkin. Banyaknya produk yang rusak yang dapat diterima harus ditentukan dan disetujiu sebelumnya. 4. Ekonomisnya kegiatan produksi Ekonomis atau efisiennya suatu kegiatan produksi tergantung pada seluruh proses-proses yang ada di dalamnya. Suatu barang yang sama dapat dihasilkan dengan biaya-biaya produksi yang berbeda, dan dengan jumlah barang-barang apkiran yang berbeda. Tujuan Pengawasan Kualitas 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. 2. Untuk mengetahui segala sesuatunya be alan sesuai dengan rencana yang ada dan melalui instruksi-instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. 3. Untuk mengetahui apakah kelemahan dan kesulitan serta kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan dan perbaikan serta menjaga jangan sampai te adi kesalahan lagi. 4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatunya be alan dengan efisien dan apakah mungkin mengadakan perbaikan. 5. Mengusahakan agar biaya inspeksi dan biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin. Ruang Lingkup Pengawasan Kualitas 1. Pengawasan Bahan Baku Pengawasan bahan baku merupakan salah satu faktor yang menentukan karakteristik dari produk penisahaan, karena itu dalam hal ini pengendalian kualitas bahan baku tidak dapat diabaikan dan menjadi hal yang penting bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan perlu merencanakan dan mengendalikan kualitas bahan baku yang digunakan secara teliti agar dapat menghasilkan kualitas produk yang sebagaimana telah ditentukan sebelumnya. 2. Pengawasan Selama Pengolahan (Proses) Banyak cara-cara pengawasan kualitas yang berkenaan dengan proses yang teratur. Contoh-contoh atau sampel dari hasil diambil pada jarak yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses di mulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Perlu diingat bahwa pengawasan dari proses haruslah berurutan dan teratur. Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses produksi. 3. Pengawasan atas Barang yang Telah Diselesaikan