Anda di halaman 1dari 10

BAB III

MATERI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Dasar Teori

3.1.1 Pemeriksaan Material Stay Mirror

Pemeriksaan produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting dalam


usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan pemeriksaan produk
yaitu kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah diperiksa dapat terlaksana
dengan baik. Pemeriksaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang
diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan
sumber-sumber yang dibutuhkan.

Pemeriksaan produksi adalah aktivitas yang menetapkan kemampuan


sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi
berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah
memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada
persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan
pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan
material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.

Pemeriksaan produksi adalah kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan


untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang.
Suatu pemeriksaan produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat
dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi, untuk memenuhi spesifikasi barang sebelum produk dikirim.
Berikut beberapa fungsi dari pemeriksaan suatu produksi barang material :

1. Manfaat Pemeriksaan Barang adalah merupakan suatu kegeiatan yang


dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu barang atau menciptakan barang
baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan,barang juga
meringankan seseorang untuk mencari kebutuhan yang akan diperlukan.
2. Membedakan barang produk yang baik dan produk yang cacat. Jika produk
yang baik tidak ada cat melupas dan bentuk ulir yang sesuai. Jika produk yang
cacat akan terlihat cat yang melupas, batang spion yang tidak sesuai ukurannya,
dan ulir yang karat.
3. Membedakan unit produk yang baik dan unit produk yangcacat Jika produk
yang baik tidak ada cat melupas dan bentuk ulir yang sesuai. Jika produk yang
cacat akan terlihat cat yang melupas, batang spion yang tidak sesuai ukurannya,
dan ulir yang karat.
4. Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan padaproses Tidak terjadi
perubahan karena prosesnya hanya seputar mengecek,memasang
rubber,memasang nutt,dan packing.
5. Untuk mengetahui apakah proses produksi berada atau mendekati batas spesifik
produk mendekati spesifik karena diperiksa dengan detail oleh quality control
dan finish good
6. Untuk menilai kualitas produk, produk yang dinilai dari pengecekan yang detail
dan pengerjaan yang sesuai keinginan pemesanan.

Reciving adalah proses peneriman ke gudang.proses ini sangat penting untuk


penerimaan produk yang tepat ,dalam jumlah yang tepat,dalam kondisi yang
tepat,berat,dan dimensi semua pada waktu yang tepat.penerimaan barang yang tepat
akan berdampak langsung pada pada semua proses gudang selanjutnya

Storage adalah tempat penyimpanan barang sementara sebelum barang


digunakan .secara umum,material dimasukkan kedalam area penyimpanan setelah
proses stuffing selesai. Dalam sistem pergudangan yang manual catatan penerimaan
barang dikumpulkan diarea penerimaan dan didistribusikan keberbagai area yang
membutuhkan dokumen tersebut.sedangkan sistem pergudangan yang sudah
terkomputersasi menggunakan lebel yang digunakan untuk melacak produk seperti:

1. Metode penyimpanan
2. Kriteria pemilihan sistem penyimpana
3. Proses pemilihan dan tipe sistem penyimpanan
4. Konfigurasi sistem penyimpanan
Produksi adalah suatu proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau
menambah nilai suatu produk (barang dan jasa) agar dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Pelaku kegiatan produksi ini disebut derngan istilah produsen (baik
indifidu maupun organisasi),sedangkan barang yang dihasilkan disrbut dengan
produk (barang dan jasa) Semua produk ,baik itu barang atau jasa ,yang dikonsumsi
oleh masyarakat setiap harinya berawal dari proses produksi .setelah proses
produksi.tahapan lagi sebelum akhirnya produk yang dihasilkan sampai ke
konsumen.

Assy adalah proses manufacturing dimana setiap bagiaan disusun


berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat.dalam metode
assy ini komponen tersebut dipasang biasanya diletakkan di attachmen box
kemudian komponen tersebut dipasang pada rangkaian produk yang berada diatas
roller atau konveyor dan berjalan sesuai urutan proses produk tersebut. Proses assy
ini menjadikan proses produksi menjadi lebih efisien ,dimana tiap bagian dengan
masing-masing station bertanggung jawab menyelesaikan tuigas tertentu dengan
input dan otput yang telah ditentukan. Packing adalah menyusun dan menata barang
ke box

3.1.2 Kriteria Kelayakan Produk

Pengecekan yang dilakukan oleh penulis adalah mengambil spion, melihat


batang spion dan meraba batang spion. Beberapa fungsi dalam pemeriksaan suatu
produk :

1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai


fungsi dari waktu.
2. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan
permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi
penyimpangan.
3. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang
akan dibeli.
4. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
5. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
6. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan,
dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.
7. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga
kerja yang terperinci.
1. Tujuan Inspeksi dalam kelayakan produk
a. Untuk mendeteksi dan menghilangkan bahan produk yang cacat sebelum masuk
ke proses produksi.
b. Untuk mendeteksi produk cacat dan produk yang berkualitas rendah terkirim ke
pelanggan.
c. Untuk memberikan pemberitahuan kepada Manajemen sebelum suatu masalah
kualitas menjadi serius sehingga manajemen dapat mengambil tindakan-
tindakan yang diperlukan.
d. Untuk mencegah keterlambatan pengiriman yang dikarenakan masalah kualita
dan mengurangi keluhan dari pelanggan.
e. Untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas produk.
f. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif.
g. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin.
h. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas.
i. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
2. Metode Inspeksi dalam Kelayakan Produk

Terdapat dua metode dalam melakukan Inspeksi (Inspection) yaitu metode Inspeksi
100% (100% Inspection) dan metode Inspeksi secara sampling (Sampling
Inspection).

1. Metode Inspeksi 100% (100% Inspection) adalah Inspeksi yang dilakukan


terhadap semua jumlah produk yang dihasilkan oleh produksi dan teknik
pengujian yang digunakan tidak boleh bersifat destruktif (tidak merusak
produk). Metode Inspeksi 100% memerlukan tenaga kerja yang banyak dan
biaya yang tinggi. Metode Inspeksi 100% ini biasanya diaplikasikan pada
produk-produk yang berharga tinggi.
2. Metode Inspeksi secara Sampling (Sampling Inspection) adalah Inspeksi
yang dilakukan terhadap jumlah sampel tertentu dari total jumlah produk yang
diproduksi pada rentang waktu tertentu. Sampel yang diambil pada umumnya
adalah sampel acak (random sample) yang mewakili keseluruhan populasi
produk (umumnya berdasarkan model, tenaga kerja, mesin ataupun rentang
waktu tertentu). Jika dalam Inspeksinya terbukti mendeteksi adanya produk
cacat maka keseluruhan produk yang terkait akan ditolak (rejected) dan harus
dilakukan pengerjaan ulang atau disortir ulang. Pemeriksaan atau Inspeksi
Sampling ini lebih murah dan lebih cepat namun memiliki risiko terjadinya
kesalahan sample (sampling error). Kesalahan Sampling ini biasanya dapat
diperkirakan. Dalam kasus pengujian yang bersifat destruktif yaitu pengujian
yang dapat merusak produk yang bersangkutan, Inspeksi sampling ini sangat
dianjurkan. Metode Inspeksi Sampling ini biasanya dilakukan pada produk-
produk yang kurang presisi dan tidak berharga mahal
3. Jenis- Jenis Inspeksi dalam Kelayakan Produk

Inspeksi atau inspection dapat dibagi menjadi beberapa jenis ,diantaranya adalah

1. Flor inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan dalam proses produksi


Dalam inspection ,inspektor melakukan pemeriksaan terhadap material atau
produk setengah jadi (Semi Goods) Pada proses produksi baik yang dilakukan
oleh manusia maupun mesin. Inspektor akan melakukan pemeriksaan dari suatu
mesin/pekerja ke mesin pekerja yang lainnya. Metode pemeriksaan ini dapat
mendeteksi permasalahan lebih awal sebelum produk tersebut dihasilkan dalam
jumlah banyak.
2. Centrallised inspection adalah pemeriksaan dilakukan pada lokasi tertentu atau
terpusat pada tempat yang dilakukan. Semua perlatan dan mesin pengujian
diletakan pada tempat dikhususkan untuk pengujian .
3. Combined inspection adalah kombinasi dari flor inspection dan centralised
inspection
4. Functional Inspection adalah pemeriksaan terhadap fungsional pada produk
5. First piace inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap unit
pertama
6. Pilot piece inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap produk baru
ataupun model-model baru
7. Final inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan pada produk jadi (Finish
Goods)

Jenis-jenis peralatan penanganan material (transport equipment)

Gambar 3.1 Convayer

Conveyor adalah peralatan sederhana yang dapat bergerak dari suatu tempat
ke tempat lain sebagai alat angkut suatu barang tertentu untuk kapasitas kecil
sampai besar. Conveyor dijadikan sebagai alat transportasi yang cepat dan efesien.
Dalam sebuah industri kadang kala terdapat bahan-bahan yang berat dan juga
berbahaya bahkan tidak bisa di angkut atau dibawa oleh manusia. Sehingga
dibutuhkan alat bantu angkut untuk mengatasi keterbatasan manusia tersebut dalam
hal tenaga untuk menjaga keselamatan dan keamanan para pekerja industri. Untuk
itu mesin conveyor banyak dipilih sebagai alat angkut bahan-bahan industri yang
padat.

Keuntungan Conveyor :

Kapasitas tinggi sehingga memungkinkan untuk memindahkan material dalam


jumlah besar :

1. Kecepatan dapat disesuaikan.


2. Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses dan
inspeksi.
3. Serba guna dan dapat ditaruh di atas lantai maupun di atas operator.
4. Bahan dapat disimpan sementara antar stasiun kerja Pengiriman/pengangkutan
bahan secara otomatis dan tidak memerlukan bantuan beberapa operator.
5. Tidak memerlukan gang.

Kerugian Conveyor :

1. Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area tersebut.
2. Kerusakan pada salah satu bagian conveyor akan menghentikan aliran proses.
Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu gerakan
peralatan bermesin lainnya

Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada diatas
belt,dimana umpan setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt
berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive / head pully dengan menggunakan motor
penggerak. Head pully menarik belt dengan prinsip adanya geselan antara
permukaan drum dengan belt sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek
tersebut.

3.2 Metode Pekerjaan

Menjelaskan Metode pekerjaan ketika praktik kerja lapangan

1. Pengecekan barang stay miror sesuai kriteria

Mengecek barang yang sesuai kriteria contohnya barang yang NG seperti


plating, cat opal dan ulir tidak sesuai

Gambar 3.2 Batang spion


2. Pemasangan rubber sesuai kriteria

Memasang rubber sesuai dengan barang stay miror dan mengecek rubber yang
bersih tidak buluk atau NG

Gambar 3.3 Rubber

3. Pemasangan nut

Memasang nut sesuai dangan ukuran dan jenis barangnya dan mengecek nut
yang tidak NG seperti nut tidak bisa masuk atau ulir kasar

Gambar 3.4 nutt

4. Pemasangan nut dengan cara mengebor

Pemasangan nut dengan cara mengebor fungsinya untuk mempercepat atau


mempermudah nut masuk ke dalam ulir barang stay miror.
Gambar 3.5 mesin bor

5. Packing barang

Packing barang atau penataan barang kedalam box,dengan jumlah barang 100
pcs

Gambar 3.6 packing

Gambar Alur Proses Pekerjaan

Siapkan bahan Masukan


stay rubber
mirror dan nutt
3.3 Analisi Data

Perhitungan diambil dari kegiatan yang dilakukan sesuai pekerjaan Jika tidak
ada perhitungan maka di buat statistik Berapa waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan 1 buah benda dihitung rata-rata selama pkl setiap memproduksi 1 bok
berisi 100 pcs part assy stay mirror kemudian di kirim ke konsumen. Setelah itu
segera melapor ke leader berapa hasil perjamnya di target mencapai 5 bok satu hari
bisa menghasilkan kurang lebih 1000 pcs part assy stay mirror atau 10 bok dalam 1
kompayer tergantung barang yang ditargetkan setelah selesai.kemudian memberi
label pada setiap bok nya sesuai barang yang di targetkan dan menghitung
keseluruhan berapa bok yang di dapat. Kemudian dibawa dan disusun di rak barang
assy stay mirror untuk yang di dapat pada pembuatan barang assy stay miror.
Siapkan bahan stay mirror Masukan rubber dan nutt 1 bok = 100 pcs 1 jam = 500
pcs 500 x 2 = 1000 pcs

Anda mungkin juga menyukai