Anda di halaman 1dari 7

1.

Bab 1 Manajemen Mutu

a. Jelaskan peran dan tanggung jawab dari bagian QA dan QC. Berikan contoh real yang ada di
lapangan peran masing-masing di bagian tersebut!

Jawab :

4.3 Quality Control (QC) Manager Memastikan bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan Protokol,
mengevaluasi, mengkaji ulang dan menyetujui Protokol, semua catatan dan Laporan Validasi.

4.4 Quality Assurance (QA) Manager Mengevaluasi, mengkaji ulang dan menyetujui Protokol dan
Laporan Validasi.

(Popp_cpob jilid 2)

Contoh real dilapangan :

QUALITY ASSURANCE (QA)

Tujuan dari pemastian mutu (QA) adalah untuk memastikan mutu produk sesuai tujuan

penggunaan, bermutu konsisten, berkhasiat, terjamin keamanannya mulai dari input, proses

hingga output produk. Adapun kegiatan QA yang diterapkan antara lain:

Kalibarasi, Kualifikasi, dan Validasi

a) Kalibrasi

Kalibrasi merupakan serangkaian tindakan untuk menentukan tingkat kesamaan nilai

yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur atau yang dipresentasikan dari

pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu

acuan standar. Misalnya:

1) Kalibrasi internal, dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Jakarta

dengan alat kalibrasi yang ada.

2) Kalibrasi eksternal, dilakukan oleh perusahaan lain yang memiliki kalibrator standar.

Jadwal rutin setiap 6 bulan sekali. Sedangkan, alat yang jarang digunakan dilakukan

kalibrasi setiap 2 tahun sekali.

b) Kualifikasi

Kualifikasi adalah sistem pemastian suatu peralatan yang berkaitan dengan kinerja dari

fungsinya beserta penetapan batasan nilai tertentu. Ada 4 jenis kualifikasi yaitu:
1) Kualifikasi desain merupakan unsur pertama dalam validasi peralatan, sistem

atau fasilitas baru dan dilakukan berdasarkan permintaan user.

2) Kualifikasi instalasi, dilakukan terhadap peralatan, sistem dan fasilitas baru

atau yang dimodifikasi mencakup instalasi peralatan, pipa, dan sarana

penunjang serta instrumental (instalasi harus sesuai dengan spesifikasi dan

gambar teknik).

3) Kualifikasi operasional, dilakukan bila kualifikasi instalasi telah selesai,

membuktikan bahwa parameter operasi peralatan berfungsi sesuai

spesifikasinya.

4) Kualifikasi kinerja, dilakukan bila kualifikasi instalasi dan kualifikasi

operasional telah selesai, dibuktikan kapasitas kinerja dari alat sesuai dengan

spesifikasi yang ditentukan.

c) Validasi

Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai

bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau

mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu akan

senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. Dalam melakukan validasi ada

beberapa dokumen yang harus disiapkan diantaranya:

1) Rencana induk validasi yaitu dokumen yang menyajikan informasi mengenai

program kerja validasi perusahaan itu. Dokumen ini hendaklah memberikan rincian jadwal

kerja validasi yang harus dilaksanakan.

2) Protokol validasi yaitu rencana tertulis mulai dari bagaimana validasi akan

dilaksanakan termasuk parameter pengujian, karakteristik produk, peralatan dan batas

pengambilan keputusan terhadap hasil uji yang dapat diterima.


Inspeksi Diri dan Audit

Tujuan inspeksi diri untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan

mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Sedangkan, penyelenggaraan audit

mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu meliputi pemeriksaan dan

penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk

meningkatkannya. Audit ada dua, yaitu audit internal dan audit eksternal. Audit internal

mengevaluasi perusahaan internal oleh perusahaan tetapi bagian yang berbeda divisi atau

dari luar, seperti BPOM. Sedangkan audit eksternal mengevaluasi supplier atau perusahaan

kerjasama (Tol Manufacturing) oleh pabrik pengguna bahan dari supplier itu sendiri.

Frekuensi pelaksanaan inspeksi diri dan audit internal biasanya bersamaan 2 kali dalam

setahun, sedangkan untuk audit eksternal supplier 2 tahun sekali, sedangkan perusahaan

kerjasama (tol manufacturing) 1 tahun sekali. Stabilitas Pengujian stabilitas diambil dari 1%

dari batch per tahun.

a) Stabilitas produk baru

Pengujian terhadap contoh uji meliputi uji stabilitas On going dan dipercepat.

1) On Going Stability: dimasukkan ke dalam klimatik chamber pada suhu 30C dengan

kelembaban relatif 75±5%. Jadwal pengujian 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, 60 bulan.

2) Stabilitas dipercepat: dimasukkan ke dalam klimatik chamber pada suhu 40C dengan

kelembaban relatif 75±5%. Jadwal pengujian 0, 1, 2, 3, 6 bulan.

b) Stabilitas produk yang sudah beredar dan sudah tetap

Pengujian stabilitas terhadap produk-produk yang sudah beredar di pasaran dan sudah tetap

cukup dengan stabilitas on going. Produk dimasukkan ke dalam klimatik chamber dengan

suhu 30C dan kelembaban relatif 75±5%.


Pengendalian Dokumen

Pengendalian dokumen berfungsi mengganti, mendistribusikan, dan memastikan

dokumen yang mengalami perubahan. Ada beberapa level dokumen yang menjadi tanggung

jawab divisi pengendalian mutu, antara lain: Level 1 (manual mutu), Level 2 (prosedur

sistem mutu), Level III (prosedur-prosedur tetap), Level IV (formulir-formulir).

Dokumentasi, Regulasi, dan Layanan Konsumen

Dokumentasi berfungsi mengarsipkan seluruh dokumen catatan pengolahan dan pengemasan

yang diproduksi. Hal ini untuk mempermudah penelusuran jika ada permasalahan/keluhan.

Penyimpanan dokumen selama 6 tahun (expired date paling lama +1). Pemusnahan catatan

produksi disaksikan oleh 2 saksi dari bagian sistem mutu. Pemusnahan dilakukan dengan

menggunakan gunting atau mesin penghancur kertas. Pemusnahan berkas dilakukan BAP

(Berita Acara Pemusnahan). Selain pemusnahan catatan produksi juga dilakukan

pemusnahan

contoh pertinggal. Pada pemusnahan contoh pertinggal disertai dengan Berita Acara

Penyerahan Barang Limbah B3 yang akan diberikan kepada K3L. Contoh pertinggal ini

dimaksudkan untuk investigasi atas klaim keluhan eksternal terhadap mutu.

Layanan konsumen dalam bentuk penanganan keluhan terhadap permasalahan internal,

seperti keluhan yang disebabkan kerusakan pada saat distribusi, transportasi maupun

penyimpanan baik untuk bahan baku, bahan kemas, produk antara, produk ruahan dan

produk jadi. Dalam menanggapi keluhan pelanggan perlu dilakukan investigasi. Sedangkan

keluhan terhadap mutu maka dilakukan investigasi untuk membandingkannya dengan

sampel yang disimpan. Sedangkan keluhan terhadap jumlah dilakukan investigasi

terhadap
dokumentasi yang ada.

QUALITY CONTROL (QC)

Tujuan dari pengawasan mutu (QC) adalah untuk memastikan proses produksi berjalan

sesuai SOP dan standar CPOB/GMP yang berlaku pada setiap industri farmasi tersebut.

Adapun kegiatan dalam QC yang diterapkan antara lain:

Pemeriksaan Bahan Baku

Pemeriksaan bahan baku yang dilaksanakan berupa kegiatan sampling, dimana

pengambilan sampel yang diambil antara lain dari atas, tengah, dan bawah wadah bahan

baku, kemudian dilakukan pemeriksaan. Selanjutnya, bagian pengawasan mutu

memberikan Hasil Pemeriksaan Laboratorium (HPL). Jika HPL menyatakan bahwa bahan

baku diluluskan maka diberi label hijau dan jika ditolak diberi label merah.

Pemeriksaan bahan pengemas

Pemeriksaan bahan pengemas yang akan masuk gudang juga dilakukan berdasarkan

surat permohonan pemeriksaan dari bagian penyimpanan bahan kemas.

Pemeriksaan produk antara dan produk ruahan

Setiap unit proses produksi dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh QC berdasarkan surat

permohonan periksa laboratorium akan sampling produk antara atau ruahan dari KIP.

Pemeriksaan yang dilakukan pada produk antara dan produk ruahan, meliputi:

1) Masa cetak granul: diperiksa Loss On Drying (LOD), sifat alir, bobot jenis.

2) Tablet inti dan tablet salut: diperiksa visual, keseragaman bentuk dan ukuran,

waktu hancur, kekerasan, keragaman bobot, kesragaman kandungan, waktu hancur

kerenggasan, uji disolusi dan penetapan kadar.

3) Cairan: diperiksa visual, pH, viskositas, keseragaman volume, volume cairan

terpindahkan, bobot jenis, dan penetapan kadar.


4) Kapsul: diperiksa Loss on Drying (LOD), keragaman bobot, dan keseragaman

kandungan.

5) Krim: diperiksa pH, homogenitas, dan stabilitas krim.

6) Sirup kering: diperiksa Loss On Drying (LOD).

7) Injeksi: diperiksa uji sterilisasi, pH, jumlah partikel, kejernihan, dan

keseragaman volume.

Pemeriksaan mikrobiologi dan limbah

Pengawasan mutu (QC) juga memeriksa mikroorganisme pada bahan baku antibiotik dengan

uji potensi antibiotik, dan untuk bahan non antibiotik, meliputi uji kontaminasi penisilin pada

air produksi setiap 1 minggu sekali, pada udara ruang produksi setiap 1 bulan sekali dan

uji sterilitas. Pengawasan mutu juga memeriksa limbah dengan uji pH, suhu, Total Solid

Suspended (TSS), kandungan amonia (NH3), PO4, Biological Oxygen Demand (BOD) dan

Chemical Oxygen Demand (COD).

Pemeriksaan Produk Jadi

Setelah menjadi produk jadi, produk tersebut tetap dilakukan pemeriksaan laboratorium

untuk memastikan kembali mutu produk. Pemeriksaan meliputi visual, keseragaman

kandungan, keseragaman volume, dan penetapan kadar. Pengawasan Proses Produksi

Sebelum melakukan proses produksi, divisi QC harus memeriksa terlebih dahulu hasil

produksi awal untuk memastikan alat menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi.

Contohnya, pemeriksaan ketebalan, diameter, dan kekerasan tablet saat awal dicetak.

Setelah lulus pemeriksaan, QC memutuskan proses produksi boleh berjalan. Jika belum

memenuhi syarat, QC akan menolak proses produksi sampai setting alat menghasilkan

produk yang sesuai spesifikasi

b. Buatlah formulir 1 terkait berita acara penyimpangan “Laporan penyimpangan dan tindakan yang
telah diambil” sesuai dengan format yang ada di POPP pada lampiran 1.2k.2 halaman 15. Apabila
diketahui terjadi penyimpangan sebagai berikut: “Hari ini Anda melakukan proses sterilisasi produk
infus NaCl (nomor bets 101219-A). Pada saat proses sterilisasi dengan otoklaf, tepat saat suhu
pemanasan terjadi lampu mati sekitar 1 jam. Diketahui pada hari ini hanya 1 bets itu saja yang
dilakukan proses sterilisasi.”

4. Pengolahan Limbah

a. Jelaskan definisi limbah!

Jawab :

Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya

b. Jelaskan klasifikasi limbah di industri farmasi menurut peraturan yang berlaku!

Anda mungkin juga menyukai