NIM : 23340153
Kelas :A
Mata Kuliah : Farmasi Industri
PERTEMUAN II
QUALITY ASSURANCE (PEMASTIAN MUTU)
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah bagian dari pemastian
mutu (Quality Assurance), merupakan peraturan badan POM tentang CPOB. Untuk
memastikan agar obat diproduksi dan diawasi/dikendalikan mutunya secara
konsisten agar sesuai dengan persyaratan mutu, memenuhi standar mutu sesuai
tujuan penggunaan dan harus sesuai dengan otoritas pemasaran/marketing (sesuai
persyaratan registrasi).
Prosedur:
Dokumentasi
Semua dokumen terkait didokumentasikan oleh Departemen QA dan Departemen
terkait
D. Product Quality Review (Ulasan Kualitas Produk)
Tinjauan kualitas produk secara berkala harus dilakukan untuk
mengevaluasi kualitas produk setidaknya 3 batch produksi dari semua kelompok
produk.
Tujuan yaitu Untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dengan
spesifikasi, untuk melihat tren, dan untuk mengidentifikasi peningkatan yang
diperlukan untuk kualitas produk dan proses.
E. Manajemen Risiko Kualitas (QRM)
Manajemen risiko kualitas adalah proses sistematis pada evaluasi,
pengendalian, dan tinjauan risiko kualitas produk
Prinsip :
• Evaluasi kualitas produk didasarkan pada ilmiah pengetahuan dan pengalaman
proses dalam : R&D, GMP, dan siklus hidup produk yang berfokus pada
keselamatan pasien.
• Tingkat usaha, formalitas dan dokumentasi dari QRM harus sama dengan
peluang potensial dari risiko
Tujuan :
• Membangun lebih banyak pemahaman tentang proses dan produk ▪ Tetapkan
dan pertahankan keadaan kendali
• Mendukung jaminan kualitas yang lebih baik dari kualitas produk
• Mencapai realisasi produk
• Pengambilan keputusan yang efektif dan konsisten tentang CAPA
• Memberikan kepercayaan diri yang lebih tinggi untuk mencapai keselamatan
pasien
• Memfasilitasi peningkatan kualitas yang berkelanjutan.
Cakupan Aplikasi
• RND
• Manufaktur komersial (Sumber daya, pengolahan, QC, pengemasan, label, uji
stabilitas, penyimpanan, distribusi)
• Penghentian produk (Manajemen yang efektif dari tahap terminal dari siklus
hidup produk).
Metodologi :
• HACCP (Analisis Bahaya Titik Kendali Kritis)
• SOP evaluasi dan penanganan risiko
• Audit kualitas
• Ulasan produk tahunan
• Analisis tren
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi pada industri farmasi dijelaskan dalam peraturan Badan
POM Tahun 2018 dan juga pada petunjuk operasional penerapan pedoman cara
pembuatan obat yang baik Jilid 1 Tahun 2012. Struktur organisasi dijelaskan pada
bagian personalia dimana Industri Farmasi harus memiliki struktur organisasi yang
hubungan antara kepala produksi, kepala pengawasan mutu dan kepala pemastian
mutu ditunjukkan dengan jelas secara manajerial. Manajemen puncak akan
menunjuk personel kunci termasuk kepala produksi, pengawasan mutu dan
pemastian mutu.
Industri farmasi memiliki 3 fungsi utama yang diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 1799 Tahun 2010. Ketiga fungsi utama tersebut adalah pembuatan
obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan
pengembangan. Industri farmasi sebagai pembuatan obat dan/atau bahan obat
dituntut untuk menghasilkan obat yang memiliki efikasi, keamanan, dan bermutu.
Dalam menjamin produk yang dihasilkan, industri farmasi menerapkan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di setiap aspek dan bagian dari industri farmasi.
Dengan dihasilkan produk yang bermutu, diharapkan dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
1. Tanggung jawab Kepala Produksi yaitu :
a) Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan
b) Memberikan persetujuan terhadap prosedur yang terkait dengan kegiatan
produksi dan memastikan bahwa prosedur diterapkan secara ketat
c) Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh
personel yang berwenang
d) Memastikan pelaksanaan kualifikasi dan pemeliharaan bangunan-fasilitas
serta peralatan di bagian produksi
e) Memastikan bahwa validasi yang tepat telah dilaksanakan
f) Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personel di
departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan
Plant
Manager
QA QC
Manager Manager
MODEL A
Plant
Manager
QA
Manager
MODEL B
• Plant Manager
Merupakan departemen paling tinggi yang mempunyai garis komando langsung
pada manager produksi, quality manager, PPIC manager dan technical manager.
Jika pabrik nya banyak yang ditunjuk untuk menjadi plant manager di cabang
pabrik lain Namanya prodaction manager. Fungsi plant manager yaitu bertugas
memimpin, mengontrol, dan mengawasi keseluruhan dari operasi yang berjalan di
industry dan bertanggung jawab untuk semua kegiatan industri.
• Production Manager
• Tugas seorang production manager memastikan proses proses berjalan untuk
menghasilkan prodak sesuai jumlah, kualitas, jenis obat apa yang diminta dan
waktu yang minta, selain itu tugas production manager yaitu: