A. Penyimpangan
QC berfungsi mendeteksi penyimpangan sedangkan QA mencegah adanya penyimpangan.
Contoh: Suatu tablet diperiksa oleh bagian QC dengan HPLC, hasilnya kadarnya tidak masuk
syarat. Ini berarti QC mendeteksi adanya penyimpangan dalam hal ini penyimpangan kadar.
QA dan sistem seharusnya bisa mencegah hal ini terjadi sehingga tidak terjadi
penyimpangan kadar. Melalui apa? melalui sistem yang ada di industri farmasi, penerapan
CPOB, kualifikasi alat, penerapan SOP? kenapa kadar tablet bisa menyimpang? hampir pasti
karena ada sistem yang dilanggar, misalnya sewaktu penimbangan tidak sesuai (berarti ada
pelanggaran SOP) atau bisa di pemeriksaan dengan HPLC, dimana analis tidak benar dalam
pengoperasian HPLC. Bila terjadi seperti ini maka sistem CPOB melalui bagian QA akan
melakukan inverstigasi penyebab dan melakukan langkah-langkah supaya kejadian ini
teratasi dan tidak berulang.
dapat dilihat disini QC mengetahui penyimpangan setelah terjadi penyimpangan (kuratif)
sedangkan QA cenderung mencegah adanya penyimpangan (preventif)
B. Kualitas Produk
C. Aktivitas
QC adalah aktivitas online sedangkan QA offline. Contoh: Dalam pembuatan tablet ada IPC
dengan mengecek berat tablet dan kekerasannya dalam waktu tertentu. Dapat dilihat disini
QC online menyatu pada proses sedangkan QA tidak berperan langsung menyatu dengan
proses.
D. Pemenuhan Kualitas
Adanya QA mencegah adanya pembuatan obat yang sembarangan, misal industri farmasi
membuat tablet diletakkan di lantai atau tablet disimpan di tempat kotor. Apakah QC dapat
mendeteksi ini?pasti tidak. Agar tidak terjadi ini maka ada peran QA dengan sistem,
dokumen dan catatan-catatan, QA dapat mendeteksi adanya penyimpangan ini dan QA
dapat merejek batch tablet yang diperlakukan sembarangan karena melanggar SOP.
E. Rencana Mutu
Kalau dari definisi ini, kegiatan-kegiatan inspeksi dan uji (in-coming, in-process, outgoing)
akan masuk kategori QC, sedangkan hal-hal seperti perencanaan mutu, sertifikasi ISO, audit
sistem manajemen, dsb tentu masuk kategori QA.
Beberapa perusahaan, saat ini tidak lagi membedakan antara QA dan QC di dalam
operasional quality management-nya. Cukup disebut departemen Quality, di dalamnya ada
kegiatan merancang jaminan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi dan sekaligus
bagaimana memenuhi persyaratan mutu tersebut.
2. Tugas dari QC ?
Quality control adalah orang yang bertugas meneliti produk dan proses produksi perusahaan
untuk memperoleh standar kualitas yang diperlukan. Tugas quality control mencakup
monitoring, uji-tes dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produksi suatu
produk. Dia harus memastikan standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau
layanan yang disediakan oleh perusahaan.
Tugasnya :
Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.
Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk dan jasa perusahaannya.
Tugas utama Quality Control tetap sama di semua industri Namun, metode untuk
menentukan kualitas suatu produk bervariasi setiap perusahaan.
Dalam produk material, QC harus memverifikasi kualitas produk dengan bantuan
parameter seperti berat badan, tekstur dan sifat fisik lain dari perusahaan.
Dalam industri mekanik QC menjamin kualitas setiap bagian secara individual. Demikian
juga, untuk setiap industri metode ini bervariasi setiap produk.
QC memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.
Memastikan kualitas barang yang dibeli serta barang jadi.
Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah.
Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk
dari sebuah perusahaan.
QC harus memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi mutu ISO seperti
9001, ISO 9002 dll
Menjaga checklist proses inspeksi dan protokol yang digunakan dalam suatu
perusahaan.
Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah dan isu-isu mengenai kualitas
produk dan juga harus membuat rekomendasi kepada otoritas yang lebih tinggi
Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya
untuk referensi di masa mendatang.
Kualifikasi seorang QC :
Kualifikasi penting yang dibutuhkan untuk menjadi QC adalah ijazah sekolah tinggi atau Diploma
ataupun Sarjana bidang yang sesuai dengan pekerjaan di atas. Dia harus memiliki keterampilan
komunikasi yang baik lisan dan tertulis. Dia harus baik dalam perhitungan aritmatika dan
memiliki bakat mekanik bila diperlukan. Pengalaman lebih dari 2 tahun biasanya diperlukan
untuk menjadi QC di lapangan diperlukan. Kemampuan untuk menggunakan komputer dan
utilitas juga wajib dimiliki Qc. Dengan sertifikasi dan program pelatihan yang ditawarkan oleh
organisasi internasional untuk Kualitas dapat membantu untuk memperoleh pekerjaan sebagai
QC lebih nyaman. Hal ini juga dianjurkan untuk memiliki pengetahuan kerja departemen lain
dari perusahaan dan aturan dan peraturan yang dapat membantu untuk mempertahankan
standar kualitas dengan cara yang lebih efektif.
4. Prosedur/tata cara melakukan evaluasi mutu produk obat dalam industry farmasi ?
a. Identifikasikan perubahan yang potensial.
Perlu dipastikan di sini, apakah perubahan ini merupakan persyaratan peraturan dan
signifikansi dari perubahan apakah akan memperbaiki mutu, proses atau mengurangi biaya?
b. Catat perubahan yang diusulkan dalam format tertentu.
Disediakan Format yang sesuai dengan Protap Pengendalian Perubahan. Format tersebut
sudah disetujui pejabat yang berwenang dan masih berlaku (terkini).Isian pada format
menguraikan dengan jelas dan objektif usulan perubahan berikut alasannya.
c. Berikan alasan ilmiah yang lengkap tentang usulan perubahan berikut bukti dari data yang
lampau, data penunjang berupa data teknis yang baru.
d. Persetujuan dari Pejabat yang berwenang.
Usulan perubahan diedarkan kepada pejabat yang bersangkutan (anggota Tim Pengendalian
Perubahan) untuk dilakukan evaluasi. Usulan perubahan dievaluasi berdasarkan
pertimbangan :
a. Persyaratan Peraturan
b. Kelayakan secara teknis.
c. Kaitannya dengan persyaratan CPOB dan persyaratan mutu.
d. Efektivitas Biaya
e. Lakukan perubahan pada dokumen yang diperlukan. Untuk ini perlu dilakukan :
a.Identifikasi dokumen yang diperlukan.
b.Lakukan perubahan dokumen untuk mengimplementasikan perubahan.
c.Distribusikan dokumen hasil perubahan dan tarik dokumen yang lama
f. Lakukan Pelatihan-pelatihan Karyawan.
Diberikan pelatihan kepada personil yang menangani/ terlibat pada sistem. Hasil pelatihan
dicatat dan didokumentasikan.
g. Laksanakan Perubahan :
Karyawan yang menangani/ terlibat dalam sistem melaksanakan pekerjaan dengan
mengikuti instruksi/dokumen yang sudah direvisi dan melaksanakan perubahan tersebut
pada sistem/ proses.
h. Evaluasi Perubahan.
Pejabat yang terlibat dalam proses yang telah diubah mempelajari dampak perubahan pada
produk, proses atau sistem. Departemen Pemastian Mutu (QA) memantau dampak
perubahan pada proses mengenai keamanan, identitas, kekuatan, kemurnian dan mutu
produk.
Asam traneksamat bekerja dengan cara menghambat hancurnya bekuan darah yang sudah
terbentuk, sehingga perdarahan tidak terus terjadi. Asam traneksamat digunakan untuk
mengurangi perdarahan pada wanita dengan menorrhagia dan mencegah perdarahan saat
tindakan cabut gigi pada pasien hemofilia. Namun terkadang asam traneksamat juga digunakan
untuk mimisan, hifema atau perdarahan pada mata, perdarahan pasca operasi, dan hereditary
angioedema, yaitu kelainan genetik yang mengakibatkan pembengkakan di bawah kulit.
Merek dagang: Asam Traneksamat, Asamnex, Clonex, Clonex 250, Clonex 500, Ethinex,
Haemostop, Intermic, Kalnex, Lexatrans, Lunex, Nexa, Nexitra, Plasminex, Pytramic 500,
Quanex, Ronex, Tramix, Tranec, Tranexamic Acid, Tranexid, Transamin, Tranxa, Traxcid
Berikut ini adalah efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan asam traneksamat tablet
atau kapsul: sakit kepala, Nyeri otot dan sendi, Hidung tersumbat, Nyeri perut, Nyeri punggung,
Mual dan muntah, Diare, Lemas, Anemia, Migrain, Pusing.