Anda di halaman 1dari 26

RINGKASAN

FARMAKOKINETIKA
(UTS)

Oleh :
Ardian Baitariza, M.Si, Apt
DEFINISI FARMAKOKINETIKA
Untuk memahami farmakokinetika, maka kita pahami tahapan perjalanan obat dalam tubuh
berikut ini :
1. Tahap Biofarmasetika
Yaitu tahap perjalanan obat semenjak obat itu diberikan hingga obat itu terserap ke
dalam darah
2. Tahap Farmakokinetika
Yaitu tahap perjalanan obat semenjak obat itu terserap masuk ke dalam darah hingga
obat itu keluar/ hilang dari darah
3. Tahap Farmakodinamika
Yaitu tahap di mana senyawa obat bertemu (berikatan) dengan reseptornya di dalam
sel-sel tubuh tertentu, sehingga ia menimbulkan efek terapi
Isi dari ilmu Farmakokinetika adalah ilmu Matematika.
Dengan ilmu farmakokinetika, akan diketahui perjalanan (nasib) obat dalam darah dan juga
jaringan-jaringan, yaitu : berapa jumlah obat dalam darah dan jaringan pada tiap waktu,
serta berapa laju keluar masuk obat antara darah – jaringan.
Dengan ilmu ini, kita dapat mengetahui jumlah obat dalam sebuah jaringan/organ tubuh
tertentu pada tiap waktu, tanpa harus mengambil sampel organ tersebut. Tetapi cukup
dengan mengambil sampel darah saja.

MANFAAT ILMU FARMAKOKINETIKA


1. Dengan ilmu farmakokinetika, maka dapat diketahui tingkat Khasiat suatu obat serta
tingkat Keamanan-nya.
2. Informasi dari ilmu ini, dapat menjadi dasar untuk perbaikan formulasi sediaan obat,
guna mencapai khasiat dan keamanan obat yang optimum.
Misalkan : melalui ilmu Farmakokinetika, sebuah obat diketahui dapat masuk ke jaringan-
jaringan target dengan jumlah yang sedikit, sehingga disimpulkan bahwa obat itu akan
kurang berkhasiat. Atau sebaliknya, sebuah obat diketahui terlalu banyak dan lama
menumpuk di jaringan target, sehingga obat itu menimbulkan keracunan (kurang aman).
Maka apabila obat itu diketahui khasiat ataupun keamanannya kurang optimum, maka
harus dilakukan perbaikan formulasi sediaannya di pabrik.

PROFIL FARMAKOKINETIKA OBAT


Profil farmakokinetika suatu obat digambarkan dalam bentuk kurva / grafik kadar obat
dalam plasma darah terhadap waktu.
Contoh Soal 1 :
Sebuah Obat diberikan secara INJEKSI INTRA VENA dengan dosis 100 mg.
Kemudian didapat data kadar obat tsb dalam plasma darah secara periodik sbb :

Waktu Cp
(Jam) (mg/L)
0 10
2 8
4 6
6 4
8 2

Dari data ini, dibuatlah kurva farmakokinetinya sbb :

Kemudian ditentukan persamaan garis lurus di atas.


Pers garis lurus umum : y = - a.x + b
dimana : y adalah nilai pada sumbu y
a adalah nilai kemiringan garis (slope)
- adalah tanda bahwa kurva itu menurun
x adalah nilai pada sumbu x
b adalah nilai pada sumbu y di saat nilai sumbu x sama dengan nol (intersep)
Pers garis lurus farmakokinetika di atas adalah :
Cp = - k.t + Cp0
dimana : Cp adalah nilai kadar obat dalam plasma darah (concentration in plasma)
k adalah tetapan laju eliminasi obat dari darah
(k bertanda minus, karena nilai kadar obat plasma menurun seiring
waktu)
t adalah waktu pengambilan sampel darah (time)
Cp0 adalah nilai kadar obat dalam plasma darah di saat t = 0

Untuk menentukan nilai k dan Cp0 dari persamaan di atas, bisa dengan 2 (dua) cara
yaitu MANUAL dan KALKULATOR. Untuk cara Manual adalah sbb :
Cp = - k.t + Cp0
di saat t = 0 ; Cp adalah = 10 ; sehingga
10 = - k.(0) + Cp0
10 = Cp0
Cp0 = 10
Utk menentukan nilai k, ambillah salah satu data dari tabel (misal saat t = 4 jam)
saat t = 4 jam , Cp = 6 mg/L , sehingga :
Cp = - k.t + Cp0
6 = - k (4) + 10
4k = 10 – 6
4k = 4
k = 1 mg/L/jam
(perhatikan satuan dari k ini !)

Jadi, persamaan kurva farmakokinetika di atas adalah :


Cp = - 1.t + 10

Untuk cara Kalkulator, silakan klik https://www.youtube.com/watch?v=l8XfnjqBSy8 atau


https://www.youtube.com/watch?v=Y7UNrjuQdh4
Atau bisa juga dengan menggunakan aplikasi di HP android (regresi linier).
Kurva farmakoinetika di atas termasuk ke dalam ORDE NOL. Artinya adalah selisih nilai Cp
selalu sama di setiap selisih waktu (dalam matematika, ini disebut dengan deret hitung).
Dari data tabel di atas, tiap selisih 2 jam, selisih nilai Cp adalah 2 mg/L, atau sama juga : tiap
selisih 1 jam, selisih nilai Cp adalah 1 mg/L.
Contoh soal 2 :
Sebuah obat diberikan secara INJEKSI INTRA VENA, dan didapat data sbb :

Waktu Cp
(Jam) (mg/mL)
0 100
4 50
8 25
12 12,5
16 6,25

Apabila data di atas dibuat kurva, maka bentuknya akan seperti berikut :

Kurva di atas tidak membentuk garis lurus, dikarenakan selisih angka Cp tidak sama di setiap
selisih waktu. Bila kita cermati angka-angka (deret angka) pada tabel di atas, maka deret
angka Cp di atas adalah mengikuti deret ukur, yaitu faktor kali suatu angka Cp dengan angka
Cp selanjutnya adalah sama (faktor kalinya = 2)
Agar deret angka di atas dapat membentuk kurva garis lurus, maka angka Cp harus dilonkan
terlebih dahulu (atau bisa juga dilogaritmakan dahulu), yaitu sbb :

Waktu Cp
ln Cp
(Jam) (mg/mL)
0 100 4,6
4 50 3,9
8 25 3,2
12 12,5 2,5
16 6,25 1,8

Dengan membuat ln nilai Cp, maka angka-angka ln Cp memiliki selisih yang sama untuk tiap
selisih waktu (alias membentuk deret hitung). Sehingga, kurva ln Cp terhadap waktu akan
membentuk garis lurus, seperti berikut :
Kurva farmakokinetika di atas adalah termasuk kurva ORDE SATU
Untuk selanjutnya, kita buat persamaan garis lurus kurva orde satu ini sbb :

ln Cp = -k.t + ln Cp0

menentukan nilai ln Cp0 :


di saat t = 0 ; ln Cp = 4,6 ; sehingga
4,6 = - k.(0) + ln Cp0
4,6 = ln Cp0
ln Cp0 = 4,6
(bisa juga dilihat dari tabel maupun grafik, bahwa nilai Ln Cp0 adalah = 4,6)

Utk menentukan nilai k, ambillah salah satu data dari tabel (misal saat t = 8 jam)
saat t = 8 jam , ln Cp = 3,22 , sehingga :
ln Cp = - k.t + 4,6 8k = 1,38
3,22 = - k (8) + 4,6 k = 0,17 / jam
8k = 4,6 – 3,22 (perhatikan satuan k di orde 1 ini !!)

Jadi, persamaan kurva farmakokinetika di atas adalah :


ln Cp = - 0,17.t + 4,6

persamaan ln Cp = -k.t + ln Cp0


sama juga dengan
Cp = Cp0.e-kt
( e = bilangan euler = 2,718)

Apabila kita ingin menggunakan logaritma (log), maka bisa saja, di mana :
ln Cp = 2,3. Log Cp
dengan demikian, maka persamaan garis yang menggunakan log adalah :
−k . t 0
log Cp= + log Cp
2,3

Berikut gambaran perbedaan kurva log dan ln :

Dalam standar ilmu farmakokinetika, biasanya yang digunakan adalah kurva ln.

MENGHITUNG t1/2
t1/2 atau waktu paruh adalah waktu yang diperlukan agar ½ dari jumlah obat hilang dari
darah.
Untuk contoh soal no.1, maka cara menghitung t1/2 adalah :
Cp = - 1.t + 10
nilai Cp ketika ½ kadar obat hilang adalah 5 mg/L → ½ x 10 = 5 mg/L
5 = -1. t1/2 + 10
1.t1/2 = 10 - 5
t1/2 = 5 jam
( silakan cek lagi hasil hitung ini pada tabel ataupun kurva soal no.1 !! )
Untuk contoh soal no.2, maka cara menghitung t1/2 adalah :
ln Cp = - 0,17.t + 4,6
nilai Cp ketika ½ kadar obat hilang adalah 50 → ½ x 100 = 50 mg/mL
ln 50 = - 0,17.t1/2 + 4,6
3,9 = - 0,17.t1/2 + 4,6
0,17.t1/2 = 4,6 - 3,9
0,17.t1/2 = 0,7
0,7
t 1/ 2=
0,17
t1/2 = 4 jam
( silakan cek lagi hasil hitung ini pada tabel ataupun kurva soal no.2 !! )

Khusus untuk kinetika orde 1, t1/2 dapat dihitung dengan rumus cepat, sbb :
ln Cp = - k.t + ln Cp0
t1/2 adalalah saat di mana Cp = 0,5.Cp0 , maka :
ln 0,5.Cp0 = - k.t1/2 + ln Cp0
k.t1/2 = ln Cp0 - ln 0,5.Cp0

Cp 0
k.t1/2 = ln
0,5.Cp0
k.t1/2 = ln 0,5
k.t1/2 = ln 0,5
k.t1/2 = 0,693

0,693
t1/2 = k
MODEL 1 KOMPARTEMEN (Pemberian intra vena)

Pada model ini, tubuh dianggap sebagai 1 (satu) wilayah yg sama (kompartemen =
wilayah/ area). Pada hakekatnya, obat berada di peredarah darah serta jaringan-jaringan
yang banyak mengandung aliran darah (misal : liver). Sehingga, peredaran darah dan
jaringan2 tersebut dianggap sebagai 1 (satu) area yang sama.
Berbeda dengan model 2 kompartemen, yg mana tubuh dianggap sebagai 2 (dua)
wilayah yang berbeda (yaitu wilayah 1 adalah peredaran darah + organ yang banyak
darahnya ; wilayah 2 adalah jaringan-jaringan yang sedikit darahnya seperti otot dll).
Jadi, kita menentukan Model suatu Farmakokinetika obat, itu berdasarkan pada bentuk
kurvanya (kurva ln Cp terhadap t)
Model 2 kompartemen ini akan dibahas kemudian.
Mari fokus pada kompartemen 1 :

DB adalah Dose in Body, yaitu jumlah total obat di dalam tubuh


Mari kita lihat kembali contoh soal no 1 :
Sebuah obat diberikan secara INJEKSI INTRA VENA dengan dosis 100 mg. Kemudian didapat
data kadar obat tsb dalam plasma darah secara periodik sbb :

Waktu Cp
(Jam) (mg/L)
0 10
2 8
4 6
6 4
8 2

Dari soal di atas, saat t = 0 , DB adalah 100 mg


Angka DB ini akan menurun seiring dengan waktu, yang ditandai oleh menurunnya angka Cp.

Memahami VD
VD atau Volume of Distribution, adalah suatu angka yang menggambarkan seberapa luas
suatu obat terdistribusi di dalam tubuh.
Bila nilai VD suatu obat kecil, berarti ia terdistribusi sedikit ke dalam jaringan-jaringan.
Bila nilai VD suatu obat besar, berarti ia terdistribusi banyak ke dalam jaringan-jaringan.
Dengan kata lain, obat yg angka VD nya besar, memiliki jangkauan yang luas di dalam tubuh.

Cara memahami VD :
Perhatikan 2 buah gambar di bawah ini :

Suatu zat dengan jumlah yg sama, dilarutkan ke dalam volume air yang berbeda.
Maka hasilnya adalah sbb :
Bila volume air besar, maka nilai konsentrasi zat menjadi kecil
Bila volume air kecil, maka nilai konsentrasi zat menjadi besar

Rumus :
berat
konsentrasi=
volume

maka, rumus yang mengaitkan antara DB, VD, dan Cp adalah sbb :

Contoh soal no.1


Sebuah obat diberikan secara INJEKSI INTRA VENA dengan dosis 100 mg. Kemudian didapat
data kadar obat tsb dalam plasma darah secara periodik sbb :
Waktu Cp
(Jam) (mg/L)
0 10
2 8
4 6
6 4
8 2

Dari soal di atas, saat t = 0 , DB adalah 100 mg. Maka, pada saat t = 0 inilah dapat ditentukan
nilai VD :

Angka VD ini adalah tetap (konstan) untuk setiap waktu.


Dengan diketahuinya angka VD ini, maka dapat diketahui berapa jumlah obat dalam tubuh di
setiap waktu (alias DB).
Misal, DB pada saat t = 6 jam adalah :

ket : pada saat t =6 jam, Cp = 4 mg/L


Memahami Klirens (Cl)
Klirens (Cl) adalah jumlah obat yang hilang dari darah tiap satuan waktu
ataupun
Klirens (Cl) adalah volume tubuh (dari total VD) yang dibersihkan dari obat tiap satuan waktu

Pengertian klirens yang pertama adalah berlaku untuk farmakokinetika orde nol, sedangkan
pengertian klirens yang kedua adalah berlaku untuk farmakokinetika orde satu

Secara sepintas, pengertian klirens ini mirip dengan pengertian tetapan laju eliminasi obat
(k). Di mana, pengertian tetapan laju eliminasi obat (k) adalah kadar obat plasma yang
hilang tiap satuan waktu.
Bedanya, k itu adalah hilangnya jumlah obat dalam tiap satuan volume, sedangkan Cl adalah
hilangnya jumlah obat dalam total volume distribusi.
Sehingga, rumus Cl adalah :
Cl = k . VD

Contoh soal no.1 (orde nol) :


Sebuah obat diberikan secara INJEKSI INTRA VENA dengan dosis 100 mg. Kemudian didapat
data kadar obat tsb dalam plasma darah secara periodik sbb :

Waktu Cp
(Jam) (mg/L)
0 10
2 8
4 6 Orde nol
6 4
8 2

Berdasarkan hasil perhitungan di pembahasan sebelumnya, didapat :


k = 1 mg/L.jam
VD = 10 L
Maka, dapat dihitung klirens (Cl) sebagai berikut :
Cl = k . VD
Cl = 1 mg/L.jam . 10 L
Cl = 10 mg/jam

Perhatikan berikut ini :


Obat A → Cl = 6 mg/jam
Obat B → Cl = 10 mg/jam
Berarti, obat B lebih cepat hilang dari tubuh dibandingkan obat A.
Jadi, Klirens = kecepatan hilangnya obat dari tubuh.

Contoh soal menghitung klirens pada orde 1 :

Makna dari nilai Cl = 6 L/jam adalah : bahwa volume tubuh yang berhasil dibersihkan dari
obat tiap jamnya adalah 6 L.

Perhatikan berikut ini :


Obat A → Cl = 6 L/jam
Obat B → Cl = 4 L/jam
Berarti, obat A lebih cepat dibersihkan dari tubuh dibandingkan obat B.

Latihan soal :
Jawaban dari soal ini sudah dibahas ketika perkuliahan. Silahkan dilihat kembali.
Menghitung k dari Data Ekskresi Urin
Tujuan dari tema ini adalah kita dapat menghitung parameter farmakokinetika di darah
dengan memanfaatkan data urin (tanpa harus tahu data darah).
Logikanya, apabila obat cepat sekali terbuang di urin, berarti laju eliminasi obat itu di darah
adalah cepat (alias besar nilai k-nya). Begitupun sebaliknya, apabila obat lambat sekali
terbuang di urin, berarti laju eliminasi obat itu di darah adalah lambat (alias kecil nilai k-
nya).

Dalam menggunakan data urin ini, ada beberapa istilah baru yaitu :
Du = Dose in the Urine ; dosis/jumlah obat dalam urin di periode waktu tertentu
Ke = tetapan laju ekskresi obat di urin
Du kumulatif = jumlah obat dalam kompartemen urin secara total (dihitung dari waktu awal
sd waktu terakhir pengambilan sampel urin)
Perhatian !!! Bedakan antara Du dengan Du kumulatif !!!

Sehingga, semakin waktu bertambah, otomatis nilai Du kum semakin besar.

Dari kurva di atas, dapat dilihat bahwa jumlah obat total (kumulatif) di urin akan meningkat
seiring waktu (tentunya yaa..). Dan kemiringan kurva di atas adalah sama dengan tetapan
laju pertambahan jumlah obat di urin (atau disebut juga tetapan laju eksresi atau “k e”)
Jika Du kum akan bertambah seiring dengan waktu, maka Du justru akan berkurang seiring
waktu.
Mengapa demikian? Karena pada saat awal jumlah obat di darah masih banyak sehingga Du
menjadi banyak pula, dan pada saat akhir jumlah obat di darah sudah makin sedikit
sehingga Du menjadi sedikit pula. (sekali lg, Du adalah jumlah obat dlm urin pada periode
waktu tertentu).
dDu
Berarti, adalah jumlah obat yang diekskresi dalam kurun waktu tertentu (dt atau ∆t
dt
tertentu).
Dengan kata lain, dDu/dt = kecepatan ekskresi obat di urin pada kurun waktu tertentu.
Misal :

Waktu (jam) Du (mg)


1 300
2 210
3 147
dari jam ke-0 sd jam ke-1, Du adalah 300 mg → dDu/dt di waktu ini = 300 mg/jam
dari jam ke-1 sd jam ke-2, Du adalah 210 mg → dDu/dt di waktu ini = 210 mg/jam
dari jam ke-2 sd jam ke-3, Du adalah 147 mg → dDu/dt di waktu ini = 147 mg/jam

“kecepatan eksresi obat (dDu/dt) menurun seiring dengan waktu”


“awalnya cepat, akhirnya lambat”
(ingat analogi orang lari di atas !)
Berikut adalah penurunan rumus matematika daru dDu/dt :

dDu
=ke . DB ........ persamaan 1
dt

dDu
ket : adalah perubahan Du (dDu) seiring perubahan waktu (dt)
dt
DB adalah jumlah obat dalam darah

D B =D0B . e−kt ........ persamaan 2


0 −kt
(ingat !! D B =DB . e itu sama dgn ln DB = -k.t + ln DB0 )

k adalah tetapan laju eliminasi obat dari darah

Jika pers 1 dan 2 digabung, maka menjadi :


dDu 0 −kt
=ke . DB e
dt

Dengan diubah ke dalam bentuk ln, maka persamaan di atas menjadi :


dDu
ln =−k . t+¿ ln ke.DB0
dt

Jika persamaan di atas dibuatkan kurvanya, maka akan seperti berikut :


dimana, kemiringan kurva di atas (disebut juga slope) adalah sama dengan k
Perhatikan 2 kurva berikut (kurva urin dan kurva darah) :

sedangkan nilai pangkal kurva urin di atas (disebut juga intersep) adalah = ln k e.DB0
dDu
ln ( )=−k .t +¿ ln (ke.DB0)
dt

“Jadi, kita dapat menghitung nilai k (parameter farmakokinetik darah)


dDu
dengan memanfaatkan data urin (yaitu )”
dt

Contoh soal :
Sebuah obat diberikan secara injeksi intravena dengan dosis 1000 mg. Kemudian urin
diambil tiap periode waktu, dan didapat data sbb :

Waktu (jam) Du (mg)


1 300
2 210
3 147
4 102,9
5 72,03
6 50,42

Pertanyaan : hitunglah nilai ke dan k dan t1/2!

Petunjuk menjawab :
1. Buat dulu nilai dDu/dt (di mana dt adalah selisih waktu antara data)
2. Pastikan nilai dDu/dt adalah dalam satuan per jam
3. Buat nilai ln dari point 2
4. Tentukan waktu pertengahan untuk tiap2 dDu/dt di atas (waktu pertengahan = t*)
5. Buat kurva antara ln dDu/dt terhadap t*
6. Buat persamaan kurva linier dari point 5, lalu dapat ditentukukan nilai k maupun ke .

Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai