KOMPARTEMEN DUA
TERBUKA
intravaskuler
Kel
D0 K 21
A
V p
D0 K 21
B
V p
Hubungan antara α, β, K, K12 dan K21
A B
K
A B
AB
2
K12
A B A B Ingat!
K beda
dengan α
A B dan β
K 21
A B
.
K
K 21
K12 K 21 K
D0
Cl
AUC
Perhitungan
Gambar kurva Cp vs t pada kertas semilog
↓
Lihat model kompartemennya
↓
Jika termasuk kompartemen dua → lakukan
perhitungan dengan metode residual
Metode Residual
• Perhitungan dimulai dari fase eliminasi
• Tentukan fase eliminasi dari grafik
• β didapat dari slope pada fase eliminasi sedang B
diperoleh dari intersep (B diperoleh dari anti ln)
• Lakukan ekstrapolasi → tarik garis lurus dari kurva fase
eliminasi pada sumbu y, masukkan t pada fase distribusi
→ diperoleh Cp ekstrapolasi → kurangkan Cp
sebenarnya dengan Cp ekstrapolasi → didapat Cp
residual → buat persamaan Cp residual (Cp(r) ) vs t →
diperoleh nilai :
• α → dari slope
• A → intersep (anti ln)
Tentukan fase eliminasi…
Fase eliminasi
Be-βt
Lakukan ekstrapolasi…
Fase eliminasi
Be-βt
Buat persamaan Cp(r)…
Cp
Fase eliminasi
B Be-βt
Ae-αt
t
ab
AUC (t 2 t1)
2
b a
t1 t2
AUC
Drug concentration
c3 c4
c2
c5
c1 c6
t1 t2 t3 t4 t5 t6
Time
tn
AUC
0
D0
KVD
• Sedang untuk model kompartemen dua :
AUC
0
D0
KVP
• Sehingga Vp menjadi
D0
VP
K AUC0
Volume Distribusi Dalam Keadaan Tunak
• Pada keadan tunak (steady state) laju obat yg masuk
kompartemen jaringan dari kompartemen sentral sama
dengan laju obat yang keluar dari kompartemen jaringan
ke dalam kompartemen sentral
K12DP
Dt K21 = DP K12 sehingga Dt =
K21
K12 VPCP
Dimana DP = VPCP sehingga Dt =
K21
• Jumlah obat dalam tubuh dalam keadaan tunak = Dt + Dp
Dt = jumlah obat dalam kompartemen jaringan
Dp = jumlah obat dalam kompartemen sentral
Volume Distribusi Dalam Keadaan Tunak
• (Vd)ss = jumlah total obat dalam tubuh / konsentrasi obat
dalam kompartemen sentral pada keadaan tunak
DP Dt
Vd SS
CP
• Diketahui nilai Dp dan Dt dari persamaan sebelumnya,
sehingga menjadi :
C PVP K 21VP C P / K 21
Vd SS
CP
• Disederhanakan menjadi :
Vd SS VP
K12
VP
K 21
Volume Distribusi yang Diekstrapolasikan
(Vd)eksp
Vd eksp
D0
B
• B adalah intersep y yg diperoleh dengan ekstrapolasi
fase b ke sumbu y pada kurva Cp vs t
• Atau dengan tetapan hibrida dengan rumus :
Vd eksp Vp
K 21
Persamaan ini menunjukkan adanya hubungan antara
perubahan (Vd)eksp dengan perubahan Vp
Volume Distribusi dengan Area
(Vd)area = (Vd)β
• (Vd)area disebut juga (Vd)β
Vd Vd area
D0
AUC0
• D0 sehingga
Vd
Cltot
Cltot
AUC0
• Dimana Cl = K.Vp sehingga :
KVp
Vd
Makna Volume Distribusi
• (Vd)β dipengaruhi oleh :
▫ keseluruhan laju eliminasi (K) d
▫ Jumlah klirens obat total (Cltot)
• Setelah obat didistribusi jumlah total obat dalam tubuh
selama fase distribusi (fase β) dihitung dengan (Vd)β
• (Vd)ss tidak dipengaruhi oleh prubahan eliminasi obat
• (Vd)ss mencerminkan perubahan Vd yg sebenarnya dan
tidak berhubungan dengan fungsi ginjal
• Hubungan antara volume distribusi yg satu dengan yg
lain :
(Vd)eksp > (Vd)β > Vp
Obat dalam Kompartemen Jaringan
• Volume kompartemen jaringan (Vt) hanya volume
konseptual dan tidak menyatakan volume anatomik yg
sebenarnya
V p K12
Vt
K 21
• Perhitungan jumlah obat dalam kompartemen jaringan
tidak menentukan Vt
• Jumlah obat dalam jaringan (Dt) dapat ditentukan
dengan :
Dt
e e
K12 D0 t t
t 1/2
• Pada model kompartemen 2 (iv) tetapan laju
eliminasi (K) menyatakan eliminasi obat dari
kompartemen sentral
• Sedangkan β menyatakan eliminasi obat dari
seluruh tubuh setelah obat yang berdifusi
mengalami kesetimbangan
t ½ β = 0, 693/ β
t 1/2
0,693
t1 / 2
0,693
t1 / 2 K12
K12
0,693
t1 / 2
0,693
0,693 t1 / 2 K 21
t1 / 2 K K 21
K
Thank you
any questions?