Anda di halaman 1dari 43

FARMAKOEKONOMI

ANALISIS ARTIKEL INFEKSI SALURAN KEMIH


DOSEN PENGAMPUH : Apt.Yulian Wardati, S.Si., M.M

KELOMPOK II :
Aprina Yolanda (D1A210057)
Ayu Wandira (D1A210168)
Aldi sugespa (D1A200233)
Diqa Qaulia (D1A210083)
Erhandita Khasanahtul Aida (D1A210122)
Hardita Sundari (D1A210098)
Luthfiyah Irbah As-sa’idah (D1A210101)
Nadisa Nur Kholiza         (D1A210063)
Suci Cahyati (D1A210100)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
TAHUN 2022
Jurnal Nasional Infeksi Saluran Kemih 1

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN GOLONGAN ANTIBIOTIK

PADA INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS

II DAN III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRATON KABUPATEN

PEKALONGAN TAHUN 2015-2018


Analisis Jurnal Nasional Infeksi Saluran Kemih

Bentuk Penelitian

Penelitian non eksperimental yang bersifat deskriptif. (Hal. 122)

Penetapan populasi dan sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien dengan kasus penyakit infeksi saluran kemih

yang menjalani rawat inap di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2015-2018. Dan

untuk sampel didapat sebanyak 23 data pasien ISK rawat inap dari rekam medik RSUD

Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2015-2018. Sampel yang telah didapatkan digolongkan

berdasarkan golongan antibiotik yang digunakan dan kelas perawatan. (Hal. 122)
Kriteria Inklusi Kriteri Esklusi
Selain Pasien rawat inap di RSUD
Pasien rawat inap di RSUD Kraton
Kraton Kabupaten Pekalongan
Kabupaten Pekalongan periode
periode Januari-Desember tahun
Januari-Desember tahun 2015-2018
2015-2018 dengan kasus ISK
dengan kasus ISK berusia rentang umur
berusia rentang umur 18-65 tahun,
18-65 tahun, mendapatkan terapi
mendapatkan terapi antibiotik
antibiotik golongan sefalosporin,
golongan sefalosporin, quinolon,
quinolon, aminoglikosida dan
aminoglikosida dan penicillin.
penicillin. (Hal. 123)
Jumlah dan teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. (Hal. 122)


Karakteristik subyek penelitian
D. Lama Terapi Antibiotik
A. Jenis Kelamin
Kelas I
C. Terapi Antibiotik
Laki - Laki yang Digunakan Quinolon
Perempuan
Sefalosporin

Penisilline
B. Umur Quinolon i.v
Aminoglikosida
Sefalosporin i.v
5 - 25 tahun
Aminoglikosida i.v E. Lama Terapi Antibiotik
6 - 35 tahun Kelas II
Penicillin i.v
6 - 45 tahun Quinolon

6 - 55 tahun Sefalosporin

6 - 65 tahun (Hal. 123) Penisilline

Aminoglikosida
Alternatif

Nama dan Kandungan Rute Pemberian Bentuk Sediaan Dosis


Obatnya
Gol. Quinolon Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Gol. Sefalosporin Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Gol. Aminoglikosida Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Gol. Penicilin Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Outcomes
Perantara klinik:
● Length of stay (lama perawatan)

Faktor yang mempengaruhi lama rawat pasien bisa dari derajat keparahan penyakit, efek samping obat, pasien sudah

mengonsumsi obat sebelum masuk rumah sakit dan kemampuan melawan penyakit dari masing-masing individu yang

berbeda. Lama terapi antibiotik pada tiap kelas perawatan pasien ISK rawat inap RSUD Kraton Kabupaten

Pekalongan tahun 2015-2018 menunjukkan bahwa golongan antibiotik Quinolon memiliki rata-rata lama pengobatan

yang paling singkat untuk perawatan di kelas II dan kelas III jika dibandingkan dengan golongan antibiotik

sefalosforin, penisilin, dan aminoglikosida.

(Hal.123)
Perspektif dan Komponen Biaya

● Komponen biaya direct (Langsung):


Dalam penelitian ini yang termasuk dalam
komponen kategori biaya medis langsung
(direct medical cost) yang dilihat dari rincian
● Perspektif Individu :
pembayaran tagihan pasien rawat inap di RSUD
Dalam penelitian ini perhitungan
Kraton. Kabupaten Pekalongan meliputi: biaya
biaya perawatan untuk mencapai
antibiotik, biaya tambahan farmasi seperti obat
kualitas hidup tertentu sehingga
selain antibiotik dan alkes, biaya laboratorium,
pasien dapat menilai suatu
biaya sarpras meliputi biaya akomodasi kamar,
intervensi kesehatan cukup
biaya pelayanan tindakan dan asuhan
bernilai atau tidak dibanding
keperawatan, biaya rawat darurat, biaya
kebutuhan lainnya.
tindakan non operatif, visite dokter yang
dijumlahkan dalam biaya total atau direct
medical cost.
(Hal: 124)
Metode Farmakoekonomi

“Metode farmakoekonomi yang digunakan yaitu


Cost-Effectiveness Analysis, yaitu membandingkan efektivitas
terapi dan efisiensi biaya pengobatan pasien infeksi saluran kemih
yang menggunakan antibiotik. Cara pengukuran analisis ini
dihitung berdasarkan rumus ACER dan ICER.

(Hal : 122)”
Hasil Analisis Jurnal Nasional Infeksi Saluran Kemih 1

Berdasarkan pengamatan dari bagian rekam medik RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
tahun 2015-2018 diperoleh data pasien ISK rawat inap sebanyak 23 sampel. Sampel yang telah
didapatkan kemudian digolongkan berdasarkan golongan antibiotik yang digunakan dan kelas
perawatan.
1. Jenis kelamin pasien

Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan rekam medik RSUD Kraton pada
tahun 2015-2018, jumlah pasien antara laki-laki dan perempuan adalah laki-laki
demgam jumlah 11 orang, perempuan dengan jumlah 12 orang.

Jenis kelamin Jumlah pasien Presentasi


Laki-laki 11 47%
Perempuan 12 52,2%
Jumlah 23 100%
2. Umur pasien

Berikut data pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian adalah rentang umur 18-65 tahun:

Pada penelitian ini pasien ISK di RSUD Kraton paling banyak diderita pada umur antara 36-45 tahun
yakni sebanyak 9 pasien (39,1%) dapat disebabkan karena atropi epitelium uretral akibat proses penuaan
dapat mengurangi kekuatan pancaran urin dan keefektifan pengeluaran bakteri melalui berkemih
Lanjutan Hasil Analisis Jurnal Nasional Infeksi Saluran Kemih 1

3. Terapi antibiotik yang digunakan

Pada penelitian ini paling banyak menggunakan golongan sefalosporin yakni sebanyak 47,8% dan
golongan quinolon sebanyak 30,4%
4. Lama terapi antibiotik

Golongan antibiotik yang paling cepat pengobatan pada masing-masing kelas perawatan dengan faktor
yang mempengaruhi lama rawat pasien bisa dari derajat keparahan penyakit, efek samping obat, pasien sudah
mengonsumsi obat sebelum masuk rumah sakit dan kemampuan melawan penyakit dari masing-masing
individu yang berbeda
Analisis Efektivitas Biaya
Gambaran efektivitas terapi, nilai ACER dan ICER kelas perawatan
II pasien ISK rawat inap RSUD Katon Kabupaten Pekalongan tahun
2015-2018

Didapatkan nilai ACER paling kecil yaitu golongan


sefalosporin sebesar Rp.526,917.75 yang artinya golongan ini
paling cost-effective dibanding dengan golongan lain pada kelas 2
RSUD Kraton. Sedangkan golongan sefalosporin ketika ingin
mendapatkan peningkatan efektivitas terapi seperti pada golongan
quinolon dan aminoglikosida harus mengeluarkan biaya yakni
Rp92,787.47 dan Rp-54,676.03.
Tabel 4.9 Gambaran efektivitas terapi, nilai ACER dan ICER kelas
perawatan III pasien ISK rawat inap RSUD Katon Kabupaten
Pekalongan tahun 2015- 2018

Untuk nilai ACER paling kecil diperoleh dari antibiotik


golongan penicillin yakni Rp.548,667.67, artinya bahwa golongan
penicillin lebih cost-effective dibanding golongan antibiotic lain.
Sedangkan jika golongan penicillin ingin memperoleh peningkatan
efektivitas terapi seperti golongan quinolon dan sefalosporin, harus
mengeluarkan biaya sebesar Rp440,075.88 dan Rp-69,834.70 sesuai
degan nilai ICER yang didapatkan pada kelas 3 RSUD Kraton. Nilai
ICER yang didapatkan pada penelitian ini bernilai negatif, artinya
dengan peningkatan efektivitas terapi yang diinginkan justru
mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pasien.
Jurnal Nasional Infeksi Saluran Kemih 2

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTARA PENGGUNAAN SIPROFLOKSASIN

DAN KOTRIMOKSAZOL PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR


Analisis Jurnal Internasional Infeksi Saluran Kemih

Penelitian studi observasional dengan mengumpulkan data


Bentuk penelitian
rekam medik secara retrospektif cross sectional. (Hal. 9)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penyakit


infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin Makassar. Sampel dalam Penelitian ini yaitu
berupa data rekam medik dari pasien penyakit infeksi

Penetapan populasi saluran kemih di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin


Makassar periode Januari - Desember didapatkan 19 pasien
dan sampel
dan periode Januari - Juni 2019 didapatkan 13 pasien.
Akan tetapi dari penelitian yang dilakukan hanya
didapatkan 16 pasien yang memenuhi kriteria inklusi.
(Hal. 9)
Jumlah dan teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yaitu Totality sampling (Hal. 9)


Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

1. Pasien rawat inap yang menderita 1. Pasien yang pindah dan pulang paksa
infeksi saluran kemih 2. Data status pasien yang tidak lengkap,
2. Pasien yang berumur 18 tahun ke atas hilang, serta tidak jelas terbaca
3. Pasien yang menggunakan antibiotik 3. Pasien infeksi saluran kemih yang
siprofloksasin dan kotrimoksazol menggunakan antibiotik lain
4. Pasien yang memiliki data rekam medik
lengkap (Hal. 9)

(Hal. 9)
Karakteristik subyek penelitian

Usia Jenis Kelamin Lama Rawat Inap Antibiotik

18 - 25 tahun Laki-laki 1 - 3 hari Siprofloksasin

26 - 35 tahun perempuan 4 - 6 hari Kotrimoksazol


36 - 45 tahun 7 - 10 hari
46 - 55 tahun
> 10 hari
56 - 65 tahun

> 65 tahun

Hal. 9
Alternatif

Nama dan Kandungan Rute Pemberian Bentuk Sediaan Dosis


Obat

Golongan
Fluoroguinolone Tidak ada Tidak ada Tidak ada
(Siprofloksasin)
Golongan
Trimethoprin-Sulfam
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ethoxazol
(Kotromoxazol)
Outcome
Perantara Praklinik

Kejadian tanda infeksi yang dialami pasien di Rumah Sakit UNHAS tahun 2018 dan periode Januari sampai Juni 2019, dilihat dari
pemeriksaan laboratorium (peningkatan leukosit).

Peningkatan leukosit
Peningkatan Suhu
Efektivitas penggunaan antibiotik dapat dilihat berdasarkan
Demam menjadi penanda bahwa tubuh sedang melakukan
parameter keberhasilan dalam menyembuhkan pasien infeksi saluran
perlawanan terhadap agen-agen mikroorganisme. Peningkatan kemih seperti pengamatan nilai leukosit dalam urine. Berdasarkan
suhu tubuh tersebut dapat diatasi dengan pemberian antibiotik hasil penelitian di lapangan didapatkan bahwa antibiotik golongan
fluoroquinolon yaitu siprofloksasin dan antibiotik golongan
terapi dengan antibiotik luas secara intravena, dan pasien
Trimethoprim- Sulfamethoxazol, yaitu kotrimoksazol yang banyak
membaik dalam waktu 48-72 jam. Pasien yang demam dengan digunakan sebagai terapi. Persentase efektivitas dihitung dengan
suhu tubuh > 37derajat Celsius diberikan parasetamol dan membandingkan jumlah pasien mencapai target terapi dengan pasien
yang menggunakan antibiotik. Nilai persentase efektivitas semakin
antibiotik terapi untuk menurunkan suhu tubuh.
tinggi, maka semakin efektif kelompok antibiotik yang digunakan
Perspektif dan komponen biaya
Perspektif individu Komponen Biaya

Dalam penelitian ini perhitungan biaya perawatan Dalam penelitian ini menunjukkan komponen biaya medik
untuk mencapai kualitas hidup tertentu sehingga langsung pada pasien infeksi saluran kemih dengan jenis
pasien dapat menilai suatu intervensi kesehatan pembiayaan BPJS rawat inap di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin Makassar sebagai berikut: Biaya yang
cukup bernilai atau tidak dibanding kebutuhan lainnya.
digunakan untuk membayar obat yang digunakan pada
pasien ISK selama perawatan, Biaya obat non antibiotik,
Biaya yang diperlukan sebagai faktor penunjang seperti
laboratorium dan pengambilan spesimen, Jasa yang
diberikan dokter langsung kepada pasien selama
mendapatkan perawatan di rumah sakit, dan Biaya rawat
inap pasien selama perawatan di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin
Metode farmakoekonomi yang digunakan yaitu
analisis efektivitas biaya dengan metode
perhitungan Average Cost-Effectiveness Ratio

Metode (ACER), yang menggambarkan rata-rata biaya dalam


unit mata uang per outcome klinis spesifik yang
farmakoekonomi didapatkan. Data biaya pengobatan langsung yang
diperoleh dari pasien ISK di RS Universitas
Hasanuddin Makassar yang digunakan untuk
menghitung rasio efektivitas biaya (ACER).
Hasil Analisis Jurnal Internasional Infeksi Saluran Kemih

biaya masing-masing komponen pada pasien infeksi saluran kemih selama perawatan di rumah sakit

Total biaya (Rp) Berdasarkan Tabel 1 tersebut menunjukkan total


No. Jenis biaya
Siprofloksasin Kotrimoksazol biaya pemakaian antibiotik siprofloksasin lebih
1 Biaya Antibiotik 942.354.32 2
11.136.00 tinggi yaitu Rp. 942.354,32 dibandingkan antibiotik
2 Biaya non-Antibiotik 6.813.797.00 728.876.00 kotrimoksazol Rp. 11.136,00. Tingginya harga
3 Biaya Laboratorium 4.031.600.00 862.900.00 antibiotik siprofloksasin dipengaruhi oleh

Biaya Konsultasi perbedaan harga obatnya


4 5.175.469.00 1.210.000.00
Dokter
5 Biaya Rawat Inap 30,148,000.00 5,804,000.00
Total 47.111.220.92 8.616.912.00
Rata-rata 3,623,940,07 2,872,304.00
lanjutan
Gambaran efektivitas terapi pasien infeksi saluran kemih yang telah memenuhi
parameter kesembuhan

Jumlah
No antibiotik Parameter keberhasilan Efektivitas (%)
pasien 2
ya tidak
1 Siprofloksasin 13 13 - 100%
2 kotrimoksazol 3 3 - 100%

Menunjukkan pasien yang menggunakan antibiotik siprofloksasin sebanyak 13 pasien yang mencapai target terapi
sedangkan kotrimoksazol sebanyak 3 pasien yang mencapai target terapi. Efektivitas terapi kelompok siprofloksasin dan
kotrimoksazol memiliki persen efektifitas yang sama yakni 100%.
lanjutan
Hasil Perhitungan ACER

Rata-rata Tabel 3 tersebut rata-rata biaya medis


biaya 2
Terapi Efektivitas
No medis Nilai ACER langsung dari siprofloksasin adalah
Antibiotik (%)
langsung
(Rp)
3.623.940 dengan efektivitas 100% dan
nilai ACER 36.239, sedangkan pada
1 Siprofloksasin 3.623.940 100 36.239
kotrimoksazol rata-rata biaya medis
langsung yaitu 2.872.304 dengan
2 kotrimoksazol 2.872.304 100 28.723
efektivitas 100% dan nilai ACER 28.723
lanjutan
Perbandingan hubungan efektivitas biaya antar terapi

Biaya lebih Biaya lebih


Efektivitas- biaya Biaya sama Sedangkan posisi perbandingan antibiotik
rendah tinggi
Efektivitas lebih siprofloksasin berada di kolom F yang
A B C
rendah
2 tergolong kolom didominasi.
D F
Efektivitas sama E
Kotromoksazol siprofloksasin
Efektivitas lebih
G H I
tinggi

Posisi perbandingan antibiotik kotrimoksazol berada di kolom D


atau kolom dominan. Hal ini berarti pilihan terapi antibiotik
menggunakan antibiotik kotrimoksazol lebih direkomendasikan
untuk dipilih sebagai pilihan terapi antibiotik untuk pasien infeksi
saluran kemih di Rumah sakit UNHAS.
Jurnal Internasional Infeksi Saluran Kemih

Cost-effectiveness analysis of ceftazidime/avibactam

compared to imipenem as empirical treatment for

complicated urinary tract infections


Analisis Jurnal Internasional Infeksi Saluran Kemih

Bentuk penelitian Randomized and comparative study. (Hal. 633)

Populasi penelitian ini adalah pasien Rawat Inap

dengan infeksi saluran kemih terkomplikasi dari

perspektif perawatan kesehatan. Sampel 5000

Penetapan populasi pasang pasien yang menggunakan (CAZ-AVI atau

dan sampel imipenem sebagai pengobatan empiris)

(Hal. 635)
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Pasien yang menggunakan (CAZ-AVI atau Pasien yang tidak menggunakan (CAZ-AVI

imipenem sebagai pengobatan empiris). atau imipenem sebagai pengobatan

Model tersebut mencakup dampak empiris) antibiotik yang banyak digunakan

tambahan dari patogen yang resisten; di Eropa untuk cUTIs, seperti yang

pasien yang tidak menanggapi pengobatan disarankan oleh para ahli klinis Italia

empiris dialihkan ke pengobatan lini kedua

colistin + carbapenem dosis tinggi pada

kedua kelompok. (Hal. 635).


Jumlah dan teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel berdasarkan data dari studi recapture

Hal: 634
Karakteristik subyek penelitian

Karakteristik subyek penelitian meliputi 5000 pasang pasien yang menggunakan

(CAZ-AVI atau imipenem sebagai pengobatan empiris). Model tersebut mencakup

dampak tambahan dari patogen yang resisten; pasien yang tidak menanggapi

pengobatan empiris dialihkan ke pengobatan lini kedua colistin+carbapenem dosis

tinggi pada kedua kelompok. (Hal: 633)


Alternatif

Nama dan Kandungan Rute Pemberian Bentuk Sediaan Dosis


Obatnya

Ceftazidime / avibactam Intravena Vial (Serbuk kering) 7500 mg (dosis harian


rata - rata)

Imipenem Intravena Vial (Serbuk kering) 2000 mg (dosis harian


rata - rata)
Outcomes

Perantara klinik:
Urutan pengobatan terdiri dari pengobatan empiris diikuti oleh pengobatan lini kedua.
Analisis tersebut membandingkan urutan intervensi:
1. CAZ-AVI dan pengobatan lini kedua dengan kombinasi colistin dan dosis tinggi
carbapenem (colistin + CBP dosis tinggi)
2. imipenem diikuti oleh pengobatan lini kedua dengan colistin + CBP dosis tinggi.
Hasil analisa menunjukkan bahwa CAZ-AVI memberikan hasil kesehatan yang lebih
baik (peningkatan penyembuhan klinis, rawat inap lebih pendek, dan QALY yang lebih
tinggi) dibandingkan dengan imipenem. (Hal. 635-639).
Perspektif dan Komponen Biaya

● Komponen biaya direct


● Perspektif Lembaga :
(Langsung): Dalam penelitian ini
Studi obat untuk
menunjukkan komponen biaya
CAZ-AVI(Ceftazidime/avi
medik langsung pada pasien infeksi
bactam) dan imipenem
saluran kemih dengan jenis
tersedia di situs resmi
pembiayaan perawatan kesehatan
Italian Medicine Agency
didanai oleh publik Italia (pihak
(AIFA).
ketiga).
(Hal. 635)
Metode Farmakoekonomi

“Metode farmakoekonomi yang digunakan yaitu


Cost-Effectiveness Analysis, yang mana membandingkan
efektivitas biaya urutan intervensi dengan urutan
pembanding. Metode perhitungannya yaitu Incremental
Cost-Effectiveness Ratio (ICER).

Hal : 635”
Hasil Analisis Jurnal Internasional Infeksi Saluran Kemih

Berdasarkan hasil dari “Cost-effectiveness analysis of ceftazidime/avibactam


compared to imipenem as empirical treatment for complicated urinary tract
infections” outcome yang dihasilkan pada perantara klinik adalah Urutan pengobatan
terdiri dari pengobatan empiris diikuti oleh pengobatan lini kedua.
Pada outcome klinis yang dihasilkan adalah:
- Presentase pasien sembuh pada pengobatan dengan CAZ-AVI 97.65 %
sedangkan presentase pasien sembuh dengan imipenem yaitu 91.08%
- Presentase pasien yang meninggal di rumah sakit pada pengobatan CAZ-AVI
1.68% dan presentase pada pengobatan imipenem 3.03%
- Presentase pasien dengan kejadian yang merugikan pada CAZ-AVI sebanyak
1.00% dan pada pengobatan dengan imipenem sebanyak 1.03%
- Length of stay pada pengobatan CAZ-AVI 10.65 hari dan pada pengobatan
dengan imipenem 12.55 hari
Perspektif Lembaga dari Studi obat untuk
CAZ-AVI (Ceftazidime/avibactam) dan
imipenem ini tersedia di situs resmi Italian
Medicine Agency (AIFA).
Penggunaan CAZ-AVI sebagai pengobatan
empiris hemat biaya, memberikan hasil klinis
yang lebih baik dengan biaya yang dapat
diterima, dibandingkan dengan imipenem di
cUTI di Italia.
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan:


● Pada jurnal satu bahwa antibiotik yang paling cost effective
pada kelas II adalah golongan sefalosporin dengan nilai ACER
sebesar Rp.526,917.75 dan kelas III adalah golongan
penisillin dengan nilai ACER Rp.548,667.67.
● Pada jurnal dua, golongan antibiotik kotrimoksazol memiliki
biaya yang lebih efektif (Cost-Effective) dibandingkan
dengan antibiotik siprofloksasin.
● Pada jurnal ke tiga, penggunaan CAZ-AVI adalah penobatan
empiris hemat biaya, memberikan hasil klinis yang baik dengan
biaya yang dapat diterima, dibandingkan dengan imipenem di
cUTI di Italia.
DAFTAR PUSTAKA
Kongnakorn T, Wagenlehner F, Falcone M, Tichy E, Di Virgilio R, Baillon-Plot N, et al. Cost-effectiveness
analysis of ceftazidime/avibactam compared to imipenem as empirical treatment for complicated
urinary tract infections. Int J Antimicrob Agents. 2019;54(5):633–41.

Paluseri A, Fitri A, Farmakologi B, Tinggi S, Farmasi I, Perintis J, et al. Cost Effectiveness of Ciprofloxacin
versus Cotrimoxazole in the Treatment of Urinary Tract Infection at Hasanuddin University
Hospital , Makassar Analisis Efektivitas Biaya Antara Penggunaan Siprofloksasin dan
kotrimoksazol Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih . J Pharm Med Sci. 2020;5(1):7–14.

Rahmatullah S, Larasati P. Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Golongan Antibiotik Pada Infeksi Saluran
Kemih Di Instalasi Rawat Inap Kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten
Pekalongan. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. 2020;121–127.
Thanks!
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai