KELOMPOK II :
Aprina Yolanda (D1A210057)
Ayu Wandira (D1A210168)
Aldi sugespa (D1A200233)
Diqa Qaulia (D1A210083)
Erhandita Khasanahtul Aida (D1A210122)
Hardita Sundari (D1A210098)
Luthfiyah Irbah As-sa’idah (D1A210101)
Nadisa Nur Kholiza (D1A210063)
Suci Cahyati (D1A210100)
Bentuk Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien dengan kasus penyakit infeksi saluran kemih
yang menjalani rawat inap di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2015-2018. Dan
untuk sampel didapat sebanyak 23 data pasien ISK rawat inap dari rekam medik RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan tahun 2015-2018. Sampel yang telah didapatkan digolongkan
berdasarkan golongan antibiotik yang digunakan dan kelas perawatan. (Hal. 122)
Kriteria Inklusi Kriteri Esklusi
Selain Pasien rawat inap di RSUD
Pasien rawat inap di RSUD Kraton
Kraton Kabupaten Pekalongan
Kabupaten Pekalongan periode
periode Januari-Desember tahun
Januari-Desember tahun 2015-2018
2015-2018 dengan kasus ISK
dengan kasus ISK berusia rentang umur
berusia rentang umur 18-65 tahun,
18-65 tahun, mendapatkan terapi
mendapatkan terapi antibiotik
antibiotik golongan sefalosporin,
golongan sefalosporin, quinolon,
quinolon, aminoglikosida dan
aminoglikosida dan penicillin.
penicillin. (Hal. 123)
Jumlah dan teknik pengambilan sampel
Penisilline
B. Umur Quinolon i.v
Aminoglikosida
Sefalosporin i.v
5 - 25 tahun
Aminoglikosida i.v E. Lama Terapi Antibiotik
6 - 35 tahun Kelas II
Penicillin i.v
6 - 45 tahun Quinolon
6 - 55 tahun Sefalosporin
Aminoglikosida
Alternatif
Faktor yang mempengaruhi lama rawat pasien bisa dari derajat keparahan penyakit, efek samping obat, pasien sudah
mengonsumsi obat sebelum masuk rumah sakit dan kemampuan melawan penyakit dari masing-masing individu yang
berbeda. Lama terapi antibiotik pada tiap kelas perawatan pasien ISK rawat inap RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan tahun 2015-2018 menunjukkan bahwa golongan antibiotik Quinolon memiliki rata-rata lama pengobatan
yang paling singkat untuk perawatan di kelas II dan kelas III jika dibandingkan dengan golongan antibiotik
(Hal.123)
Perspektif dan Komponen Biaya
(Hal : 122)”
Hasil Analisis Jurnal Nasional Infeksi Saluran Kemih 1
Berdasarkan pengamatan dari bagian rekam medik RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
tahun 2015-2018 diperoleh data pasien ISK rawat inap sebanyak 23 sampel. Sampel yang telah
didapatkan kemudian digolongkan berdasarkan golongan antibiotik yang digunakan dan kelas
perawatan.
1. Jenis kelamin pasien
Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan rekam medik RSUD Kraton pada
tahun 2015-2018, jumlah pasien antara laki-laki dan perempuan adalah laki-laki
demgam jumlah 11 orang, perempuan dengan jumlah 12 orang.
Berikut data pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian adalah rentang umur 18-65 tahun:
Pada penelitian ini pasien ISK di RSUD Kraton paling banyak diderita pada umur antara 36-45 tahun
yakni sebanyak 9 pasien (39,1%) dapat disebabkan karena atropi epitelium uretral akibat proses penuaan
dapat mengurangi kekuatan pancaran urin dan keefektifan pengeluaran bakteri melalui berkemih
Lanjutan Hasil Analisis Jurnal Nasional Infeksi Saluran Kemih 1
Pada penelitian ini paling banyak menggunakan golongan sefalosporin yakni sebanyak 47,8% dan
golongan quinolon sebanyak 30,4%
4. Lama terapi antibiotik
Golongan antibiotik yang paling cepat pengobatan pada masing-masing kelas perawatan dengan faktor
yang mempengaruhi lama rawat pasien bisa dari derajat keparahan penyakit, efek samping obat, pasien sudah
mengonsumsi obat sebelum masuk rumah sakit dan kemampuan melawan penyakit dari masing-masing
individu yang berbeda
Analisis Efektivitas Biaya
Gambaran efektivitas terapi, nilai ACER dan ICER kelas perawatan
II pasien ISK rawat inap RSUD Katon Kabupaten Pekalongan tahun
2015-2018
1. Pasien rawat inap yang menderita 1. Pasien yang pindah dan pulang paksa
infeksi saluran kemih 2. Data status pasien yang tidak lengkap,
2. Pasien yang berumur 18 tahun ke atas hilang, serta tidak jelas terbaca
3. Pasien yang menggunakan antibiotik 3. Pasien infeksi saluran kemih yang
siprofloksasin dan kotrimoksazol menggunakan antibiotik lain
4. Pasien yang memiliki data rekam medik
lengkap (Hal. 9)
(Hal. 9)
Karakteristik subyek penelitian
> 65 tahun
Hal. 9
Alternatif
Golongan
Fluoroguinolone Tidak ada Tidak ada Tidak ada
(Siprofloksasin)
Golongan
Trimethoprin-Sulfam
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ethoxazol
(Kotromoxazol)
Outcome
Perantara Praklinik
Kejadian tanda infeksi yang dialami pasien di Rumah Sakit UNHAS tahun 2018 dan periode Januari sampai Juni 2019, dilihat dari
pemeriksaan laboratorium (peningkatan leukosit).
Peningkatan leukosit
Peningkatan Suhu
Efektivitas penggunaan antibiotik dapat dilihat berdasarkan
Demam menjadi penanda bahwa tubuh sedang melakukan
parameter keberhasilan dalam menyembuhkan pasien infeksi saluran
perlawanan terhadap agen-agen mikroorganisme. Peningkatan kemih seperti pengamatan nilai leukosit dalam urine. Berdasarkan
suhu tubuh tersebut dapat diatasi dengan pemberian antibiotik hasil penelitian di lapangan didapatkan bahwa antibiotik golongan
fluoroquinolon yaitu siprofloksasin dan antibiotik golongan
terapi dengan antibiotik luas secara intravena, dan pasien
Trimethoprim- Sulfamethoxazol, yaitu kotrimoksazol yang banyak
membaik dalam waktu 48-72 jam. Pasien yang demam dengan digunakan sebagai terapi. Persentase efektivitas dihitung dengan
suhu tubuh > 37derajat Celsius diberikan parasetamol dan membandingkan jumlah pasien mencapai target terapi dengan pasien
yang menggunakan antibiotik. Nilai persentase efektivitas semakin
antibiotik terapi untuk menurunkan suhu tubuh.
tinggi, maka semakin efektif kelompok antibiotik yang digunakan
Perspektif dan komponen biaya
Perspektif individu Komponen Biaya
Dalam penelitian ini perhitungan biaya perawatan Dalam penelitian ini menunjukkan komponen biaya medik
untuk mencapai kualitas hidup tertentu sehingga langsung pada pasien infeksi saluran kemih dengan jenis
pasien dapat menilai suatu intervensi kesehatan pembiayaan BPJS rawat inap di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin Makassar sebagai berikut: Biaya yang
cukup bernilai atau tidak dibanding kebutuhan lainnya.
digunakan untuk membayar obat yang digunakan pada
pasien ISK selama perawatan, Biaya obat non antibiotik,
Biaya yang diperlukan sebagai faktor penunjang seperti
laboratorium dan pengambilan spesimen, Jasa yang
diberikan dokter langsung kepada pasien selama
mendapatkan perawatan di rumah sakit, dan Biaya rawat
inap pasien selama perawatan di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin
Metode farmakoekonomi yang digunakan yaitu
analisis efektivitas biaya dengan metode
perhitungan Average Cost-Effectiveness Ratio
biaya masing-masing komponen pada pasien infeksi saluran kemih selama perawatan di rumah sakit
Jumlah
No antibiotik Parameter keberhasilan Efektivitas (%)
pasien 2
ya tidak
1 Siprofloksasin 13 13 - 100%
2 kotrimoksazol 3 3 - 100%
Menunjukkan pasien yang menggunakan antibiotik siprofloksasin sebanyak 13 pasien yang mencapai target terapi
sedangkan kotrimoksazol sebanyak 3 pasien yang mencapai target terapi. Efektivitas terapi kelompok siprofloksasin dan
kotrimoksazol memiliki persen efektifitas yang sama yakni 100%.
lanjutan
Hasil Perhitungan ACER
(Hal. 635)
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi
Pasien yang menggunakan (CAZ-AVI atau Pasien yang tidak menggunakan (CAZ-AVI
tambahan dari patogen yang resisten; di Eropa untuk cUTIs, seperti yang
pasien yang tidak menanggapi pengobatan disarankan oleh para ahli klinis Italia
Hal: 634
Karakteristik subyek penelitian
dampak tambahan dari patogen yang resisten; pasien yang tidak menanggapi
Perantara klinik:
Urutan pengobatan terdiri dari pengobatan empiris diikuti oleh pengobatan lini kedua.
Analisis tersebut membandingkan urutan intervensi:
1. CAZ-AVI dan pengobatan lini kedua dengan kombinasi colistin dan dosis tinggi
carbapenem (colistin + CBP dosis tinggi)
2. imipenem diikuti oleh pengobatan lini kedua dengan colistin + CBP dosis tinggi.
Hasil analisa menunjukkan bahwa CAZ-AVI memberikan hasil kesehatan yang lebih
baik (peningkatan penyembuhan klinis, rawat inap lebih pendek, dan QALY yang lebih
tinggi) dibandingkan dengan imipenem. (Hal. 635-639).
Perspektif dan Komponen Biaya
Hal : 635”
Hasil Analisis Jurnal Internasional Infeksi Saluran Kemih
Paluseri A, Fitri A, Farmakologi B, Tinggi S, Farmasi I, Perintis J, et al. Cost Effectiveness of Ciprofloxacin
versus Cotrimoxazole in the Treatment of Urinary Tract Infection at Hasanuddin University
Hospital , Makassar Analisis Efektivitas Biaya Antara Penggunaan Siprofloksasin dan
kotrimoksazol Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih . J Pharm Med Sci. 2020;5(1):7–14.
Rahmatullah S, Larasati P. Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Golongan Antibiotik Pada Infeksi Saluran
Kemih Di Instalasi Rawat Inap Kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten
Pekalongan. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. 2020;121–127.
Thanks!
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?