Anda di halaman 1dari 11

Bab 1

INSPEKSI
• INSPEKSI BERASAL DARI KATA INSPECTION
DALAM BAHASA INGGRIS, YANG SECARA
SALAH KAPRAH DITERJEMAHKAN SEBAGAI
MEMERIKSA ATAU PEMERIKSAAN.
• NAMUN DI-SAMPING INSPECTION,
EXAMINATION, DETECTION, VERIFICATION,
ANALYZE, SURVEY, OBSERVATION, REVIEW,
CHECK, STUDY, SCRUTINIZE, SEMUA
DITERJEMAHKAN KE DALAM BAHASA
INDONESIA SEBAGAI MEMERIKSA.
• TETAPI MENGAPA DIPILIH INSPECTION DAN
BUKAN KATA-KATA LAIN UNTUK
PENGERTIAN PEMERIKSAAN YANG SATU
INI?
 Inspection merupakan suatu paduan yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan, baik yang bersifat operasional maupun
managerial, yang terdiri dari kegiatan: review, survey, check,
measure, detection, exami-nation, data collection, analyze,
documentation, reporting, test, recording, dan auditing atau
verification.

Langkah-langkah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:


1. Langkah pengendalian mutu atau lazim disebut quality
control (QC), ialah semua langkah yang sifatnya
operasional yang sistematis dan mengacu kepada referensi
yang baku dan tertulis (standard, specification, good
practice, peraturan pemerintah yang berlaku), guna
mengendalikan mutu produk atau jasa, agar memenuhi
persyaratan spesifikasi yang telah di-tentukan dalam rangka
memuaskan pelanggan.
Langkah-langkah operasional tersebut terdiri dari:
QC
1. mereview dokumen pendukung dari obyek inspeksi.
2. mengadakan survey lokasi dan kondisi lingkungan obyek
inspeksi.
3. mengecek obyek inspeksi untuk mengetahui kondisi
fisiknya atau kinerja operasionalnya.
4. mengadakan pengukuran-pengukuran
(measurement/dimension check) untuk mengetahui
ukuran/ dimensi obyek inspeksi dan quantitas obyek. Hasil
pengukuran diarsipkan dalam format standar.
5. mengadakan deteksi/penyidikan atas obyek inspeksi atau
sistem operasi,
6. temuan yang didapat diteliti lebih jauh (examination)
untuk mempelajari sebab ketidak sesuaian tersebut, untuk
memperkuat penelitian tersebut semua sample bahan atau
limbah yang diketemukan dianalisa secara laboratoris untuk
mendapatkan struktur/ komposisi kimiawi yang kuantitatif
dan akurat. Semua data yang didapat dikumpulkan (data
collecting). Selanjutnya juga diadakan analisa penyebab
ketidaksesuaian (root cause analyze) untuk menentukan
langkah-langkah penanggulangan dan pencegahan agar hal
yang sama tidak terulang lagi.
7. cacat, kerusakan, kelainan, dan ketidaksesuaian lainnya
didokumen-tasikan dengan photography untuk
pengabadiannya.
8. berdasarkan temuan-temuan dan hasil penelitian dan
analisa, disusun laporan yang singkat namun
komprehensif/lengkap dan akurat dan dapat
dipertanggung,jawabkan.
 Didalam laporan tersebut disimpulkan sebab dan akibat
ketidaksesuaian obyek inspeksi atau sistem operasi terkait,
dan diakhiri dengan saran atau rekomendasi untuk
penanggulangan dan pencegahan terulangnya hal yang sama.
9. Setelah langkah-langkah penanggulangan/ perbaikan
dilaksanakan, diadakan pengujian baik struktural maupun
operasional untuk meyakinkan bahwa obyek inspeksi atau
sistem operasional dapat di-operasikan kembali. Kalau
rekomendasi berupa penolakan total atau rejection maka
obyek inspeksi harus diganti baru.
10. Setelah rekomendasi dilaksanakan, dan pengujian
operasional berhasil, diadakan pencatatan semua langkah
perbaikan dan hasil pengujian didalam arsip/kartu riwayat
peralatan (equipment history record card). Didalam kolom
terbawah dari laporan inspeksi dicatat secara singkat
langkah-langkah perbaikan/penggantian yang telah
dilaksanakan dan ditandatangani oleh pengawas perbaikan
yang ber-wenang, kemudian dikembalikan ke pihak inspeksi.
11. Langkah-langkah Pemastian mutu atau lazim disebut
Quality Assurance (QA), yakni semua langkah yang bersifat
managerial yang terkoordinasi dan sistematis untuk
mengadakan auditing atau verifikasi atas hasil pekerjaan
pengendalian mutu oleh pihak mengadakan auditing atau
verifikasi atas hasil pekerjaan pengendalian mutu oleh pihak
spesifikasi pihak pemilik obyek inspeksi. Pelaksana QA
biasanya bagian inspeksi pihak pemilik obyek inspeksi atau
perusahaan inspeksi independent yang lazim disebut third
party inspection ( TPI ).
Langkah-langkah pemastian mutu tersebut terdiri dari: QA
1. Mereview dokumen pendukung suatu obyek inspeksi, baik
produk maupun sistem operasi dan jasa. Dari sini saja
apabila diketemukan ketidaksesuaian, pihak QA dapat
mengajukan saran perubahan atau
perbaikan/penyempurnaan dokumen. Apabila
ketidaksesuaian tersebut menyangkut desain, tentang
produk pabrikasi, maka pihak pabrikator dan pelaksana
inspeksinya akan menghadapi klaim dari pihak pemilik
yang akhirnya dapat menjurus kepada pemutusan
hubungan kontrak.
2. Mengadakan auditing atau verifikasi atas hasil QC pihak pelaksana
inspeksi di lapangan (biasanya inhouse inspection dari pihak
pelaksana, baik pabrikasi, maintenance, konstruksi, dll). Apabila
diketemukan ketidaksesuaian, pihak QA (TPI) dapat mengajukan
langkah pengerjaan ulang dan pengujian ulang dengan metode sesuai
spesi-fikasi kerja yang telah ditentukan. Segala risiko akibat kerja ulang
tersebut menjadi tanggung jawab pihak pelaksana.
3. Pihak QA juga akan menyusun laporan sesuai format
standar dan ditandatangani oleh quality auditor yang
melaksanakan kerja dan disahkan oleh atasannya sebagai
wakil perusahaan inspection tersebut. Laporan tersebut
diserahkan kepada pihak pemilik obyek ins-peksi sebagai
pengguna jasa mereka. Laporan tersebut merupakan
tanggungjawab pihak QA (TPI).
4. Jika terjadi dispute (perselisihan) antara pihak pemilik
dengan pihak pelaksana, maka laporan tersebut dapat
dipakai sebagai dokumen. legal yang mempunyai kekuatan
hukum.
Dengan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan hal sebagai
berikut:
1. Inspeksi bukan merupakan langkah tunggal, namun
merupakan rangkaian langkah-langkah dalam
mengendalikan mutu produk atau jasa. Oleh karenanya
inspeksi tidak tepat jika diterjemahkan sebagai
pemeriksaan, sebaiknya tetap diterjemahkan sebagai
inspeksi
2. QC atau pengendalian mutu adalah langkah operasional
dalam mengendalikan mutu produk atau jasa.
3. QA atau pemastian mutu adalah langkah managerial yang
terkoordinasi dan sistematis dalam rangka memastikan
bahwa QC yang dilakukan pi-hak pelaksana telah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang
diper-syaratkan oleh pemilik obyek inspeksi.
4. Inspeksi pada hakikatnya adalah suatu jenis kegiatan
bukan bagian atau section dari suatu organisasi, namun
inspeksi dapat dipakai sebagai nama bagian yang khusus
menangani kegiatan pengendalian dan pemastian mutu
produk, jasa atau sistem proses
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai