AUDIT INTERNAL
Audit Internal sebagai salah satu persyaratan ISO/IEC 17025:2005 merupakan motor
penggerak untuk melakukan percepatan bagi para pelaku organisasi atau usaha dalam
menghadapi tantangan usaha yang makin kompetitif dari waktu ke waktu. Audit Internal adalah
tahapan penting dari Siklus Sistem Manajemen Laboratorium yang meng-evaluasi tahapan siklus
sebelumnya serta memberikan gambaran untuk pengambilan langkah-langkah yang tepat bagi
tahapan siklus berikutnya sehinggga proses “Continual Improvement” terhadap Sistem
Manajemen Laboratorium yang ada berlangsung dengan sempurna.
Laboratorium harus secara periodic, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur yang telah
ditetapkan, melakukan audit internal untuk memverifikasi kegiatan berlanjut sesuai dengan
persyaratan standar system manajemen mutu berdasarkan ISO/IEC 17025:2005. Program audit
internal harus ditujukan untuk semua unsur system manajemen, termasuk kegiatan pengujian
dan/atau kalibrasi dan siklus audit internal sebaiknya dapat diselesaikan satu tahun.
Berdasarkan ISO 9000, audit adalah suatu proses sistematis, mandiri, dan terdokumentasi
untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sejauh
mana kriteria audit telah dipenuhi. Auditi adalah organisasi yang diaudit sedangkan auditor
orang yang berkompeten melakukan audit. Audit internal laboratorium dapat diartikan sebagai
suatu proses yang dimiliki oleh laboratorium untuk memantau penerapan system menajemen
mutunya dengan melakukan penilaian sistematik dan mandiri untuk menetapkan apakah kegiatan
mutu dan hasil yang berkaitan sesuai dengan peraturan yang direncanakan serta apakah
pengaturan-pengaturan tersebut ditetapkan secara efektif dan sesuai untuk mencapai tujuan. Dari
definisi tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penerapan audit internal harus
dilaksanakan secara sistematis dan independen serta mengacu kepada rencana yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, pelaksanaan audit internal harus direncanakan sesuai jadwal dan
prosedur dengan menggunakancheklist atau daftar periksa dan dilakukan oleh personel yang
terlatih sehingga dapat bersifat independen. Adapun dokumen acuan yang digunakan dalam
pelaksanaan audit internal adalah seluruh dokumen system manajemen mutu yang telah
direncanakan, ditetapkan, dikomunikasikan, dimengerti, serta diterapkan oleh laboratorium.
15.1 Tujuan dan Manfaat Audit Internal
Tujuan audit internal laboratorium adalah, sebagai berikut :
a) identifikasi ketidaksesuaian sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan dan mencegah terulangnya kembali ketidaksesuaian yang serupa
b) identifikasi kesempatan peningkatan sistem manajemen mutu dengan menghindari
beberapa hal, yaitu :
penyimpangan/ketidaksesuaian yang tidak perlu terjadi
persyaratan yang sudah tidak berlaku namun tetap diterapkan di laboratorium
kegiatan yang tidak efektif dan efisien namun tetap dipelihara; dan
memberikan jaminan kepada manajemen laboratorium bahwa sistem manajemen
mutu yang sedang diterapkan tepat sesuai dengan yang ditetapkan.
Beberapa tipe audit yang umum dilakukan yaitu audit sistem, audit unjuk kerja (audit teknis),
audit mutu data pengujian dan audit kesesuaian terhadap kontrak atau peraturan. Dalam
prakteknya, audit dapat meliputi kombinasi beberapa atau semua tipe audit untuk mendapatkan
suatu unjuk kerja laboratorium secara utuh.
Tipe Audit :
A. Audit Sistem
Audit Sistem merupakan pelaksanaan audit system ditujukan untuk kegiatan manajemen
atau administrasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional laboratorium, misalnya :
Penerimaan sampel dan barang yang diuji atau dikalibrasi
Manajemen dan oprasional system kalibrasi peralatan atau instrumentasi laboratorium
Pembelian bahan habis pakai
Persiapan dan penerbitan laporan hasil pengujian atau sertifikasi kalibrasi
Audit unjuk kerja dilakukan untuk melihat kebenaran secara teknis terhadap apa yang
sedang dilakukan menurut prosedur yang didokumentasikan maupun metode pengujian
mengenai bagaimana kegiatan tersebut seharusnya dilaksanakan. Auditor yang dipilih
untuk audit ini sebaiknya yang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai pengujian
dan dapat memahami implikasi teknis terhadap apa yang dilihat dan didengarnya.
Semua informasi tersebut dibutuhkan oleh auditor dan bagian yang diaudit (auditi) serta
merupakan pengenalan program audit internal bagi personel laboratorium.
Pada tahap awal program audit internal, manajer mutu akan berperan penting pada setiap
kegiatan tahapan audit. Setelah program tersebut berjalan lancar maka manajer mutu
biasanya menunjuk personel yang terlatih dan mampu untuk dijadikan tim audit. Kualifikasi
yang diperlukan untuk tim audit internal, antara lain :
a) Memahami konsep dasar system manajemen mutu sesuai ISO/IEC 17025; 2005;
b) Memiliki pengetahuan system manajemen mutu yang telah ditetapkan di laboratorium
c) Memiliki pengetahuan tentang metode pengujian dan/atau kalibrasi yang memadai
d) Mampu melakukan penyelidikan dan analisis situasi
e) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan technical judgement atau intuitive yang
baik
f) Memiliki sikap dan prilaku yang baik
Untuk menyukseskan program audit internal, personel yang terpilih sebagai tim audit
internal perlu dilatih dalam hal pengetahuan dan teknik sebelum menjalankan audit internal,
anatara lain :
Setelah dibuat jadual pelaksanaan dan ditunjuk personel yang akan melaksanakan
audit, maka Manajer Mutu (MM) memberikan pengarahan tentang audit yang akan
dilaksanakan, yaitu harus:
Hal ini untuk memastikan tanggal dan waktu yang diusulkan dan dapat disepakati oleh
kedua belah pihak auditor dan auditi.
Apabila penugasan audit telah diterima tim auditor, maka tim auditor mulai
bertanggung jawab untuk menyiapkan dan melaksanakan audit. Langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Menghubungi audit
Auditor bertanggung jawab menghubingi audit untuk mengkonfirmasikan tentang ruang
lingkup, tanggal yang diusulkan, serta waktu dan lamanya audit.
b) Mempelajari dokumen terkait
Tim auditor harus mempelajari dokumen yang menjadi acuan dalam pelaksanaan audit
yang meliputi panduan mutu, prosedur, instruksi kerja, formulir maupun dokumen
pendukung terkait. Sebelum pelaksanaan audit internal maka tim auditor harus
melakukan audit kecukupan terhadap dokumen yang ada. Audit kecukupan bertujuan
untuk memverifikasi kesesuaian dan kecukupan antara panduan mutu, prosedur dan/atau
intruksi kerja yang telah ditetapkan oleh laboratorium dengan standar system manajamen
mutu ISO/IEC 17025;2005, metode pengujian dan/atau kalibrasi, manual instrument
maupun peraturan perundang-undangan terkait.
c) Persiapan daftar periksa audit internal
Daftar periksa audit internal diperlukan untuk membantu mengidentifikasi aspek penting
dari kegiatan dimana auditor akan malaksanakan audit. Dengan daftar periksa maka
pelaksanaan audit dapat dilakukan lebih sistematik dan daftar periksa disiapkan oleh tim
auditor sebelum pelaksanaan audit internal.
d) Persiapan perencanaan audit
Perencanaan audit digunakan untuk memutuskan bagaimana audit akan dilaksanakan, apa
saja yang akan diperiksa, dan teknik ninformasi apa yang akan digunakan.
e) Menghubungi kembali auditi
Sebelum pelaksanaan auditm tim auditor sebaiknya menghubungi auditi lagi untuk
mengkonfirmasi bahwa tanggal dan waktu masih tetap sesuai dan tidak ada perubahan.
Dalam membuat keputusan tersebut, hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah
bahwa semua pihak mengidentifikasi dan memfokuskan pada akar penyebab ketidaksesuaian
yang terjadi.
BAB 16
Prosedur kaji ulang manajemen ditetapkan dan dipelihara bertujuan untuk memberikan
pedoman cara menyelenggarakan kaji ulang manajemen sehingga dapat mengevaluasi
kesinambungan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas penerapan system manajemen mutu
laboratorium setahun terakhir. Dengan menyelenggarakan kaji ulang manajemen maka
perubahan atau peluang perbaikan maupun peningkatan yang diperlukan pada system
manajemen mutu, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu dapat dilakukan. Secara umum
tahapan prosedur kaji ulang manajemen dilakukan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA