Anda di halaman 1dari 13

ROBOT ROV (REMOTE

OPERATION VEHICLE)
REISDITAMA RAMADHON
DHIMAS RAHMAT FAUZI
NARENDRA ALAM WICAKSONO
ILHAM NAUFAL MAULANA
BIMA PUTRA
Sejarah ROV
ROV pertama kali dibuat pada tahun 1953 oleh Dimitri Rebikoff dengan nama POODLE.
Angkatan laut AS mengambil langkah nyata pertama untuk membuat sistem operasi ROV.
Angkatan Laut AS membuat ROV dengan nama Cable-Controlled Underwater Research Vehicle
(CURV).
Wahana ini dibuat untuk mengambil bom dan torpedo yang hilang di dasar laut. Kemudian
Angkatan Laut AS membuat Pontoon Implacement Vehicle (PIV) dan SNOOPY. SNOOPY
merupakan wahana pertama yang dapat dibawa kemana-mana. Pada tahun 1974, lebih dari 20
ROV diciptakan.
Setelah itu, perkembangan ROV semakin pesat. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan industri lepas pantai. Kebutuhan akan keselamatan kerja menyebabkan perusahaan
menggantikan fungsi penyelam dengan menggunakan ROV. Pada tahun 1990-an, diperkirakan
ada lebih dari 100 perusahaan pembuat ROV, dan lebih dari 100 operator menggunakan 3000
macam ROV yang berbeda ukuran dan kemampuannya
PENGERTIAN ROV
■ Robot ROV adalah Kendaraan yang Dioperasikan dari Jarak Jauh atau di sebut robot
bawah air
– Sistem pengendali : pengendali tidak berada di dalam kendaraan
– Di operasikan : robot kendaraan dikendalikan oleh seseorang
– Sistem Robot Rov adalah sistem yang mandiri dan terintegrasi
Bentuk dan Ukuran Robot ROV
■ ROV tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran
– robot observasi kecil mungkin memiliki kamera dan panjangnya 30 sampai 40 cm
– Memiliki komponen atau peralatan yang rumit
Klasifikasi ROV
Menurut Norsok Standard (2003) mengklasifikasikan ROV menjadi:
■ Kelas I – Murni Observasi
Wahana murni observasi secara fisik dibatasi oleh obervasi video.  Secara umum wahana berukuran kecil yang hanya dilengkapi
dengan kamera video, cahaya dan pendorong (thruster).  Wahana tidak dapat melakukan pekerjaan yang lain tanpa adanya
modifikasi yang cukup.
■ Kelas II – Observasi dengan opsi adanya muatan (payload)
Wahana mampu untuk membawa sensor tambahan seperti kamera berwarna, sistem pengukuran untuk perlindungan katodik,
kamera video tambahan, dan sistem sonar.  Wahana Kelas II mampu beroperasi tanpa kehilangan fungsi utamanya sambil
membawa setidaknya dua sensor tambahan.
■ Kelas III – tipe pekerja (work class)
Wahana berukuran besar yang mampu untuk membawa sensor tambahan dan/atau manipulator. Wahana Kelas III biasanya
memiliki kemampuan ganda yang memungkinkan sensor tambahan dan peralatan beroperasi bersamaan tanpa menganggu kinerja
sistem pusat.  Wahana ini lebih besar dan lebih kuat dibandingkan Kelas I dan Kelas II.
■ Kelas IV – Seabed-working Vehicle
Wahana bekerja di dasar laut dengan menggunakan roda atau sistem sabuk traksi yang digerakkan oleh pendorong baling-baling
atau kekuatan jet air, atau kombinasi keduanya.  Secara khusus, Wahana Kelas IV lebih besar dan berat dibandingkan Wahana
Kelas III dan dikonfigurasikan untuk pekerjaan dengan tujuan khusus. pekerjaan tersebut biasanya mencakup penggalian pipa dan
kabel, penggalian, pengerukan dan pekerjaan konstruksi bawah laut yang dioperasikan dari jarak jauh.
■ Kelas V – Prototipe atau wahana yang dalam pengembangan
Wahana di kelas ini termasuk yang sedang dikembangkan dan yang dianggap sebagai prototipe.  Wahana dengan tujuan khusus
yang tidak sesuai dengan salah satu dari kelas yang di atas juga dimasukkan ke dalam kelas V.
Macam-macam Jenis Robot ROV
■ Autonomous underwater Vehicles
■ Seagliders
■ Buoys
■ Wave gliders
■ Drifters
Jenis Robot ROV (Seaglider)

Seaglider adalah deep-driving Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang merupakan sebuah
alat bawah air yang bergerak tanpa awak yang digunakan untuk mengambil data oseanografi di
lautan. Seaglider dilengkapi dengan sensor pemantau suhu, salinitas, arus dan kondisi laut.
Fungsi Seaglider adalah untuk mengambil data oseanografi di lautan baik untuk kepentingan
militer atau industri. Melalui sensor-sensor yang dimiliki Seaglider, data oseanografi yang
diperoleh lebih lengkap. Seaglider juga berguna untuk menciptakan gambaran lebih jelas kondisi
yang terjadi di lautan yang tidak dapat dideteksi satelit maupun kapal.
Jenis Robot ROV (BUOY)

Buoy adalah sebuah benda mengapung di air, terutama di air laut, yang dapat digunakan
menurut jenisnya. Boya dapat ditambatkan ke dasar laut dengan jangkar atau dibiarkan
mengapung di permukaan laut. Salah satu dari banyak fungsi boya adalah menjaga orang-
orang aman dari arus air laut yang kuat. Jika seseorang berenang melewati batas boya
ditempatkan, orang tersebut dimungkinkan untuk terseret air laut. Boya juga dapat
berfungsi sebagai pelampung tsunami untuk mendeteksi terjadinya tsunami di suatu daerah
sehingga masyarakat setempat dapat menyelamatkan diri.
Jenis Robot ROV (Wave Glider)

Wave Glider merupakan robot penjelajah lautan yang memanfaatkan ombak air laut untuk
berlayar. Selain ombak, Wave Glider juga menggunakan tenaga surya, sehingga ramah
lingkungan. Dengan begitu, Wave Glider dapat digunakan untuk memantau ekosistem laut,
pertahanan maritim, dan operasi minyak dan gas lepas pantai.
ROV dapat digunakan di berbagai bidang
■ Penelitian ilmiah
■ Arkeologi bawah air
■ Dukungan pengeboran minyak & gas
■ Pengintaian
■ Keamanan dalam negeri
■ Telekomunikasi
■ Kompetisi Mahasiswa
■ Pelacakan kecelakan yang di alami pesawat di laut
■ Memeriksa anjungan atau kilang minyak
■ Bidang riset
Yang dapat dilakukan robot ROV
■ Melihat Kumpulkan organisme dari bawah lapisan es kutub
■ melihat keanekaragaman cagar alam laut nasional
■ Dapat membantu team pencarian terjadinya peswat jatuh sriwijaya sj-180
■ Dan masih banyak lainya yang berubungan dengan investigasi/kegiatan di laut
Bagian dari robot ROV
■ Struktur (bingkai) —apa yang menyatukan semuanya
■ Flotasi — bagian robot yang dapat mengapung jika di setting
■ Pemberat — yang membantunya tenggelam
■ Tenaga — yang memasok energi untuk kendaraan ( Baterai )
■ Propulsi — perangkat (motor & baling-baling) yang mengubah energi listrik menjadi gerakan
■ Kontrol — mengarahkan kendaraan — sakelar, joystick
■ Navigasi dan sensor — kamera, lampu, sonar
sistem penentuan posisi ROV di bawah
laut
Sistem ROV pada umumnya bekerja diatas wahana apung seperti kapal, barge, atau rig. Bila sistem
ROV dipasang diatas kapal, maka posisi ROV di bawah laut akan mengacu pada titik referensi di
kapal. Untuk keperluan survei, kapal biasanya menggunakan DGPS (Differential Global Positioning
System) sebagai penentuan posisi utamanya. Sedangkan untuk posisi di bawah laut, sistem ROV
dilengkapi dengan alat penentuan posisi bawah laut menggunakan gelombang suara (Acoustic
Underwater Positioning). Salah satu metode ini adalah Ultra Short BaseLine (USBL), yang akan
mengukur jarak, kedalaman, dan azimut ROV terhadap transduser USBL yang dipasang di kapal.
Posisi ROV dan data navigasi lainnya, dalam sistem koordinat tertentu akan didapat dan melalui
perangkat lunak navigasi tertentu, akan dikirimkan secara real time ke ruang kontrol ROV.

Anda mungkin juga menyukai