Anda di halaman 1dari 67

MATERI KELAS

Menyusun Program Mitigasi


Risiko K3L yang Relevan

Bahaya dan Risiko


Bahaya dan Risiko
Definisi Risiko K3 Konstruksi

Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran


kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa
manusia dan lingkungan yang dapat
timbul dari sumber bahaya tertentu
yang terjadi pada pekerjaan
konstruksi.
Istilah dan Definisi Tentang
Risiko

• Identifikasi Risiko :
suatu proses pengkajian risiko dan
ketidakpastian yang dilakukan
secara sistematis dan terus
menerus
Istilah dan Definisi Tentang
Risiko

• Analisa Risiko :
Kegiatan yang menguraikan suatu
risiko dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability
dan tingkat keparahan dari
akibat/consequences suatu risiko
bahaya.
Istilah dan Definisi Tentang
Risiko

• Penilaian Risiko :
Menilai suatu risiko dengan cara
membandingkannya terhadap
tingkat standar risiko yang telah
dapat ditoleransi/ditetapkan.
Istilah dan Definisi Tentang
Risiko

• Penilaian Tingkat Risiko K3


Konstruksi dapat dilakukan
dengan memadukan nilai
kekerapan/frekuensi terjadinya
peristiwa bahaya K3 dengan
keparahan/kerugian/dampak
kerusakan yang ditimbulkannya.
Istilah dan Definisi Tentang
Risiko

• Pengendalian Risiko : Segala


upaya untuk meniadakan risiko.
Manajemen Risiko

• Manajemen Risiko adalah proses


manajemen terhadap risiko yang
dimulai dari kegiatan
mengidentifikasi bahaya, menilai
tingkat risiko dan mengendalikan
risiko.
Manajemen Risiko

• Manajemen Risiko merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari
Manajemen Proses dan proses
yang berjalan terus menerus.
Manajemen Risiko

• Manajemen Risiko adalah bagian


dari proses kegiatan di dalam
organisasi dan pelaksanaanya
terdiri dari multi disiplin keilmuan
dan latar belakang.
Manajemen Risiko

• Penetapan Tujuan : Menetapkan


strategi, kebijakan organisasi dan
ruang lingkup manajemen risiko
yang akan dilakukan
Menyusun Program Mitigasi
Risiko K3L yang Relevan

Analisis Risiko
Analisis Risiko

• Dilakukan dengan menentukan


tingkatan probabilitas dan
konsekuensi yang akan terjadi.
• Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dgn mengalikan
kedua variabel tersebut
(Probabilitas x Konsekuensi) atau
(Peluang x Akibat)
Analisis Risiko

• Mempunyai 2 dimensi/parameter
yaitu :
a) Peluang / Probability / Likehood /
Frequency
b) Akibat / Konsekuensi /
Consequences
• Analisa Risiko =
a) Probability / Peluang x Konsekuensi
/Akibat
Analisis Risiko

• 3 bentuk matriks yang paling


populer adalah
a) Matriks Risiko 3×3 (OHSAS 18001)
b) Matriks Risiko 5×5 (MIL-STD-882B) -
DepHan USA
c) Matriks Risiko 4×4 (AS/NZS 4360
2004) – Australia / New Zealand
Analisis Risiko
Analisis Risiko
Analisis Risiko
Analisis Risiko
Analisis Risiko
Analisis Risiko
Menyusun Program Mitigasi
Risiko K3L yang Relevan

Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko

Membandingkan tingkat risiko yang


ada dengan kriteria standar. Setelah
itu tingkatan risiko yang ada untuk
beberapa hazards dibuat tingkatan
prioritas manajemennya.
Evaluasi Risiko

Jika tingkat risiko ditetapkan rendah,


maka risiko tersebut masuk ke dalam
kategori yang dapat diterima dan
mungkin hanya memerlukan
pemantauan saja tanpa harus
melakukan pengendalian.
Pengendalian Risiko

Melakukan penurunan derajat


probabilitas dan konsekuensi yang
ada dengan menggunakan berbagai
alternatif metode, bisa dengan
transfer risiko, dan lain-lain.
Monitor dan Review

Monitor dan review terhadap hasil


Sistem Manajemen Risiko yang
dilakukan serta mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan.
Komunikasi dan Konsultasi

Komunikasi dan konsultasi dengan


Pengambil Keputusan internal dan
eksternal untuk tindak lanjut dari hasil
manajemen risiko yang dilakukan.
Tahapan Manajemen Risiko
Studi Kasus – Identifikasi Risiko
Identifikasi Risiko

1. Kaki terlalu dekat dengan


Jackhammer
2. Poor Housekeeping
3. Mengajak Ngobrol dan
Melihatkan HP kepada
rekan kerja yang sedang
bekerja
Identifikasi Risiko

4. Memotong Kayu tanpa


Safety Googles/Safety Mask
5. Sepatu Safety Rusak bagian
depannya
Identifikasi Risiko

6. Scaffolding disandarkan
pada tembok (rawan jatuh)
7. Tidak menggunakan safety
glooves (sarung tangan)
Penetapan Konteks - Pekerjaan Sipil

CONTOH : Penetapan Konteks - Ruang Lingkup Pembangunan Perumahan


Penetapan Konteks - Pekerjaan Sipil
Menyusun Program Mitigasi
Risiko K3L yang Relevan

Hazard Identification and Risk


Assessment (HIRA)
Hazard Identification and Risk
Assessment (HIRA) - Persiapan
Pekerjaan Konstruksi

Hazard Identification and Risk


Assessment (HIRA) yaitu suatu metode
atau teknik untuk mengidentifikasi
potensi bahaya kerja dengan
mendefinisikan karakteristik bahaya
yang mungkin terjadi dan
mengevaluasi risiko yang terjadi
melalui penilaian risiko dengan
menggunakan matriks penilaian risiko.
Hazard Identification and Risk
Assessment (HIRA) - Persiapan
Pekerjaan Konstruksi

• Faktor dinilai adalah Bahaya atau


Risk dari suatu pekerjaan .
• Faktor yang dinilai adalah
kekerapannya (probability) dan
Dampak dari bahaya tersebut
(consequence/severity).
Hazard Identification and Risk
Assessment (HIRA) - Persiapan
Pekerjaan Konstruksi

• Hal yang dinilai untuk diturunkan


bukan ke personalnya tapi lebih ke
bahaya yang ditimbulkan sampai
batas yang bisa diterima oleh
perusahaan tersebut
• Metode pengendalian lebih
menyeluruh termasuk Hirarki
control, Mitigasi dan Prosedur Kerja
HIRA - Persiapan Pekerjaan Konstruksi
Penilaian Risiko - Contoh
Risk Matrix / Tabel Risiko
Penilaian Risiko (Risk Assessment) - Why ?
Penilaian Risiko (Risk Assessment) - How?
Kategori Tingkat Risiko K3

• Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan


konstruksi yang pelaksanaannya
berisiko sangat membahayakan
keselamatan umum, harta benda,
jiwa manusia, dan lingkungan serta
terganggunya kegiatan konstruksi.
Kategori Tingkat Risiko K3

• Risiko Sedang, Mencakup


pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya dapat berisiko
membahayakan keselamatan
umum, harta benda dan jiwa
manusia serta terganggunya
kegiatan konstruksi.
Kategori Tingkat Risiko K3

• Risiko Kecil, mencakup pekerjaan


konstruksi yang pelaksanaannya
tidak membahayakan keselamatan
umum dan harta benda serta
terganggunya kegiatan konstruksi.
Pengendalian Bahaya dan Risiko dalam SMK3
Pengendalian Bahaya dan
Risiko dalam SMK3

1. Eliminasi adalah Usaha


menghilangkan sumber bahaya di
tempat kerja.
2. Substitusi adalah mengganti
dengan metode yang lebih aman
dan/ atau material yang tingkat
bahayanya lebih rendah.
Pengendalian Bahaya dan
Risiko dalam SMK3

3. Rekayasa Teknik adalah


melakukan modifikasi teknologi
atau peralatan guna menghindari
terjadinya kecelakaan.
4. Pengendalian Administrasi adalah
pengendalian melalui pelaksanaan
prosedur untuk bekerja secara
aman.
Pengendalian Bahaya dan
Risiko dalam SMK3

5. Alat Pelindung Diri adalah alat


pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh
pekerja pada semua pekerjaan
sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh

1. Eliminasi :
• Jatuh dari ketinggian -
Pengecekan top level cairan pada
tangki (pekerja mengecheck dg
memanjat tower setinggi 16m, ) -
digantikan dengan CCTV.
• Tersandung - Mengganti Printer
Kabel dengan Printer Wireless
(Bluetooth/Wifi).
Contoh

2. Substitusi :
• Kebakaran - Tangki bahan bakar
Generator sering bocor karena
material yang tipis dan tidak tahan
korosi - diganti dengan membuat
tangki yang terbuat dari material
yang lebih tebal dan tahan korosi.
Contoh

3. Rekayasa Teknik :
• Percikan debris ke mata - Alat
pemotong pipa Meja saat
mempotong pipa, percikan
material mengenai mata - Dibuat
Cover pada area pemotogan,
tertahan pelindung (Cover)
langsung ke badan dan mata.
Contoh

4. Pengendalian Administrasi :
• Miscommunication - Tanpa adanya
SOP / Prosedur dapat
menyebabkan kecelakaan karena
miskomunikasi.
Contoh

5. Alat Pelindung Diri:


• Terjatuh/terpeleset/tertimpa/ -
Menggunakan APD (Sepatu
Safety/Safety Glass/Safety
Glooves/dll)
Studi Kasus

Pembuangan Waste Water hasil dari


limbah pengetesan pompa,
ditampung di dalam tangki air limbah
dan setelah penuh, selanjutnya
dipanggil kontraktor penanganan dan
pengolahan limbah, karena tidak ada
instalasi pipa ke pengolahan air
limbah pabrik serta biaya mahal untuk
instalasi pipa tersebut.
Studi Kasus

Maka dibuatkan selang Air Flexible


(dengan ukuran sama dengan Valve
pada tangki air limbah) dan dibuatkan
penggulung selang tsb / hose reel,
sehingga dapat disimpan dengan rapi
setelah selesai digunakan.
Studi Kasus

Termasuk pengendalian risiko jenis


apa kasus tersebut?
BAHAN BACAAN
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Quality Assurance Engineer F45.QAE.01.001.01

Catatan :
1) Keterangan dari : *). Diisi Nama Kantor / Proyek / Unit Kerja atau Bagian dari Unit Kerja ybs.
**). Disi Keselamatan atau Kesehatan
***). Disi Nama Unit Kerja dan Jabatan Pimpinan Unit Kerja ybs.
2) Pengendalian risiko tambahan / khusus dibuat jika risiko tidak dapat diterima dan akan ditinjau
pada periode selanjutnya.
3) Untuk Kolom PIC dapat diisi dengan singkatan yang didifinisikan sbb. :
- MP = Manager Proyek ; - Plk. = Pelaksana
- Plk.K3 = Pelaksana K3 ; - Dst. ……………………………

4.3 Penyusunan Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan yang relevan di


tempat kerja

Pada dasarnya Sistem Manajemen Risiko dibangun dengan latar belakang


pemikiran bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian besar
disebabkan oleh faktor manusia dan sebagian kecil disebabkan oleh faktor teknis.
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain
yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan
lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja kita dapat mengantisipasi
hambatan teknis dalam era globalisasi perdagangan. Penyusunan program
mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan ditempat kerja merupakan kegiatan
konkrit mendukung tercapainya tempat kerja yang aman sehat bagi tenaga kerja
maupun orang lain yang ada ditempat kerja serta sekeliling tempat kerja yang
bebas dari dampak lingkungan.

4.3.1 Identifikasi Sumberdaya untuk Program Mitigasi Risiko K3 dan


Lingkungan

Setelah kita melakukan levelling risiko K3 dan aspek lingkungan yang


memberikan dampak lingkungan yang signifikan, langkah selanjutnya
adalah menyusun program mitigasi. Untuk pelaksanaan program mitigasi
ini diperlukan sumberdaya terkait baik manusia, uang ataupun peralatan
dan sumberdaya yang lainnya. Ketersediaan sumberdaya akan
memberikan pertimbangan terhadap pemilihan risiko ataupun aspek
lingkungan yang akan dimitigasi.

a. Sumberdaya untuk Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan

Sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan


lingkungan yang relevan adalah semua sumberdaya yang dimiliki
perusahaan untuk dijadikan pertimbangan dalam mitigasi risiko
terutama sumberdaya fisik. Ketersediaan sumberdaya akan
Judul Modul: Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat
Kerja Halaman: 35 dari 53
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Quality Assurance Engineer F45.QAE.01.001.01

menentukan pilihan program mitigasi. Kita harus mampu menjawab


pertanyaan apakah kita memiliki sumberdaya yang memadai untuk
melaksanakan program tersebut. Secara umum kita dihadapkan
kepada persoalan kekurangan sumberdaya keuangan karena hampir
semua proyek kecuali proyek-proyek swasta asing tertentu, yang
menyediakan biaya K3 dan lingkungan dalam kontrak. Hal ini memang
menimbulkan kesulitan bagi para penyedia jasa dalam hal
pencadangan biaya K3 dan lingkungan.

b. Penggunaan Sumberdaya yang ada untuk Program Mitigasi Risiko K3


dan Lingkungan

Jenis-jenis sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3


dan lingkungan yang relevan antara lain, terdiri atas sumberdaya
manusia, alat dan keuangan. Penggunaan sumberdaya yang ada
harus digunakan sesuai jenis kebutuhan dalam pekerjaan yang
sedang dilaksanakan. Efektifitas penggunaan biaya yang jelas-jelas
bisa memberikan dampak nyata terhadap upaya mitigasi risiko.

c. Identifikasi Sumberdaya yang ada untuk Program Mitigasi Risiko K3


dan Lingkungan yang relevan dengan cermat

Sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan


lingkungan yang relevan adalah sumberdaya yang ada untuk program
mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan, ditetapkan
berdasarkan kebutuhan program. Kejelasan program dipastikan untuk
lebih memahami sumberdaya yang mana yang memang diperlukan
yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang
relevan.
Untuk mitigasi risiko K3 kita menggunakan akronim ESRAA yang
menunjukkan pilihan program prioritas. Pilihan pertama tentu saja
adalah E untuk eliminasi dengan sebisa mungkin melakukan eliminasi
terhadap bahaya yang telah diidentifikasi. Langkah berikutnya apabila
eliminasi tidak dimungkinkan maka dilakukan langkah S atau
substitusi yaitu mengganti barang-barang atau peralatan yang
berbahaya dengan yang tidak berbahaya. Apabila langkah ini tidak
menghasilkan pengurangan terhadap risiko, selanjutnya adalah
dengan R atau rekayasa, dimana kita melakukan perubahan terhadap
cara atau metode kerja yang telah kita rencanakan direkaya dengan
mencari alternatif kegiatan yang lebih mengurangi risiko yang mungkin
terjadi. Berikutnya adalah A atau administratif dalam bentuk prosedur,
instruksi kerja, sosialisasi dan promosi dalam bentuk spanduk, rambu-
rambu keselamatan dan lain-lain. Terakhir apabila semua upaya
diatas tidak memberi hasil maka terpaksalah kita menggunakan A
atau alat pelindung diri ( APD ) sebagai pilihan terakhir. Hal penting

Judul Modul: Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat
Kerja Halaman: 36 dari 53
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Quality Assurance Engineer F45.QAE.01.001.01

yang perlu diigarisbawahi disini adalah bahwa yang namanya APD


dalam mitigasi risiko bukanlah prioritas utama, karena masih ada
upaya lain yang bisa kita lakukan.

4.3.2 Perbandingan Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan Unit Kerja


diatasnya

Pada dasarnya program mitigasi di suatu unit kerja adalah merupakan


penjabaran dari program mitigasi pada level diatasnya secara lebih luas,
dan akhirnya mengerucut pada kebijakan K3 dan lingkungan pada level
perusahaan.

a. Perbandingan Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan dengan


Program Unit Kerja diatasnya

Program mitigasi risiko K3 dan lingkungan harus dibandingkan dengan


program unit kerja diatasnya karena program mitigasi risiko K3 dan
lingkungan unit kerja haruslah sedemikian rupa sehingga apabila
dibandingkan akan bisa dilihat apakah program mitigasi unit kerja
terkait bisa mendukung program diatasnya. Pada akhirnya program
mitigasi risiko K3 dan Lingkungan diseluruh unit kerja haruslah bisa
mewujudkan sasaran K3 perusahaan yang tertulis dalam kebijakan K3
perusahaan.

b. Identifikasi Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan Unit Kerja


diatasnya

Cara membandingkan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit


kerja diatasnya, yaitu mengidentifikasi peranan program mitigasi di
unit kerja terhadap unit kerja diatasnya. Program mitigasi risiko
memainkan salah satu peran dari program mitigasi pada level
diatasnya. Pada waktu penetapan kebijakan K3 perusahaan , salah
satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa sasaran K3
dalam kebijakan K3 perusahaan harus bisa menyediakan kerangka
yang jelas bagi penyusunan sasaran K3 dimasing-masing unit.
Sehingga apabila kemudian masing-masing unit kerja bisa mencapai
sasarannya , maka sasaran K3 perusahaan otomatis akan tercapai
juga.

c. Perbandingan Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan Unit Kerja


diatasnya dengan cermat

Judul Modul: Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat
Kerja Halaman: 37 dari 53
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Quality Assurance Engineer F45.QAE.01.001.01

Cara membandingkan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit


kerja diatasnya dengan tepat, yaitu program mitigasi risiko K3 dan
lingkungan unit kerja diatasnya dipelajari dan dipahami lebih dahulu.
Program di unit kerja masing-masing merupakan bagian dari program
diatas. Program tersebut harus dilihat apakah ada program yang
secara kualitatif maupun kuantitatif memang tidak sejalan dengan
program diatasnya. Ini bisa juga dilihat atau dijabarkan dari uraian
tugas di masing-masing unit kerja. Ketelitian dan kecermatan dalam
menganalisa program mitigasi didukung dengan pemahaman
terhadap peraturan perundangan yang berlaku serta pedoman,
prosedur dan instruksi kerja serta form yang telah dibakukan. Semua
ini akan memberikan arah untuk melihat mana yang benar maupun
yang salah.

4.3.3 Keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan


program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya.

Filosofi keterkaitan disini bisa dilihat dari sifat kekoherenan antara


program. Artinya program mitigasi disuatu unit kerja benar-benar akan
berpengaruh terhadap program mitigasi pada level diatasnya. Jadi setelah
program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja dan unit kerja
diatasnya maka keterkaitannya akan bisa dilihat dengan jelas.

a. Keterkaitan antara Program Mitigasi yang telah disusun dengan


Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan di Unit Kerja Atasnya.

Kepastian keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun


dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja
diatasnya akan terlihat pada saat dibandingkan , bahwa program
mitigasi K3 dan lingkungan yang telah dibuat merupakan bagian dan
mendukung program di unit kerja diatasnya. Untuk memudahkan
dalam pencapaian maka sasaran haruslah terukur dengan satuan
yang jelas.

b. Keterkaitan Program Mitigasi Kecelakaaan K3 dan Dampak


Lingkungan di Unit Kerja diatasnya.

Contoh keterkaitan program, yaitu program mitigasi kecelakaan K3


dan dampak lingkungan di unit kerja diatasnya adalah menurun
sebesar 10 % maka program di unit kerja haruslah disesuaikan
dengan kapasitas dari unit kerja terkait dan unit kerja yang setingkat.

c. Keterkaitan antara Program Mitigasi Yang Telah Disusun dengan


Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan di Unit Kerja diatasnya.

Judul Modul: Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat
Kerja Halaman: 38 dari 53
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Quality Assurance Engineer F45.QAE.01.001.01

Keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan


program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya, yaitu
keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan
program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya bisa
diyakinkan apabila memang secara kualitatif maupun kuantitatif
sejalan dengan program diatasnya. Hal ini dapat juga dilihat atau
dijabarkan dari uraian tugas di masing-masing unit kerja. Uraian tugas
atasan akan dibagi kepada masing-masing unit kerja dibawahnya,
sehingga apabila ada program yang tidak sesuai dengan uraian tugas
maka program ini ini juga bisa menunjukkan tidak adanya keterkaitan.

4.4 Evaluasi Pelaksanaan Program Mitigasi Risiko K3 dan Lingkungan


Salah satu bentuk berjalannya siklus PDCA dalam perusahaan adalah adanya
evaluasi terhadap pelaksanaan program yang telah direncanakan. Evaluasi ini
diperlukan untuk menentukan efektifitas pelaksanaan dibandingkan dengan
rencana.

4.4.1 Identifikasi Jadwal Pelaksanaan Program Mitigasi Risiko

Program mitigasi risiko K3 maupun lingkungan biasanya disusun untuk


periode 2 kali setiap tahun mengingat bahwa sistem ini akan diaudit setiap
tahun, maka minimal audit internal harus dilakukan minimal sekali setahun.
Untuk lebih meningkatkan efektiftas sistem, maka sebaiknya periode
penyusunan program dan elemen sistem yang lain dibuat untuk masa 6
bulanan.

a. Identifikasi Kesalahan dari Jadwal Pelaksanaan Program Mitigasi


Risiko

Contoh kesalahan dari jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko


adalah adanya kegiatan yang bersamaan pada tempat yang sama dan
ditinjau juga dari sisi kapasitas penanganan risiko berdasarkan
ketersediaan sumberdaya perusahaan pada suatu periode waktu
tertentu yang dijadwalkan. Setiap program memerlukan sumberdaya
yang ketersediaannya sangat tergantung pada kemampuan
perusahaan pada periode terkait. Oleh karena itu setiap upaya
mitigasi risiko haruslah memperhatikan kemampuan perusahaan.

b. Identifikasi Keakuratan Jadwal Pelaksanaan Program Mitigasi Risiko

Cara mengidentifikasi keakuratan jadwal pelaksanaan program


mitigasi risiko misalnya waktu yang tersedia tidak cukup untuk
melaksanakan kegiatan. Pada waktu menyusun program mitigasi
Judul Modul: Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat
Kerja Halaman: 39 dari 53
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Quality Assurance Engineer F45.QAE.01.001.01

risiko bisa saja terjadi bahwa ketersediaan sumberdaya yang


diperlukan tidak diketahui secara pasti oleh penyusun program ,
sehingga akan mengalami kesulitan pada waktu akan melaksanakan
program tersebut. Secara sistem sebetulnya tidak akan menjadi
masalah pada saat pemeriksaan auditor sejauh yang bersangkutan
bisa menunjukkan bukti konkrit telah mengajukan permintaan sumber
daya yang dibutuhkan pada periode mitigasi risiko kepada
manajemen. Disisi lain manajemen bisa saja mengambisikap bahwa
pelaksanaan program akan dilaksanakan berdasarkan kemampuan
sumberdaya tersedia perusahaan dan program dijadwalkan ulkang
sesuai kemampuan perusahaan.

c. Identifikasi Jadwal Pelaksanaan Program Mitigasi Risiko dengan


cermat.

Cara mengidentifikasi jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko


dengan cermat, yaitu jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko
harus memiliki kepastian awal dan akhir pelaksanaan. Jadwal memuat
semua kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan
memitigasi risiko. Terkait dengan penyusunan jadwa , yang perlu
diperhatikan adalah analisa kebutuhan sumber daya yang
menyangkut kapasitas penyelesaian dan ketersediaan sumber daya
terkait.

4.4.2 Identifikasi Rekaman Pelaksanaan Program Mitigasi Risiko K3 Dan


Lingkungan

Rekaman pelaksanaan Program mitigasi risiko K3 dan Lingkungan dalam


konteks sistem manajemen merupakan sub sistem yang sangat penting
yang harus dilengkapi dengan prosedur. Rekaman ini merupakan bukti
yang bisa dgunakan untuk menunjukkan bahwa sistem telah dijalankan
dengan baik dengan adanya bukti-bukti yang didokumentasi menggunakan
prosedur pengendalian dokumen yang berlaku.

a. Rekaman Pelaksanaan Program Mitigasi Risiko K3 Dan Lingkungan

Fungsi Rekaman pelaksanaan Program mitigasi risiko K3 dan


Lingkungan adalah untuk membuktikan bahwa program telah
dilaksanakan. Rekaman ini harus didokumentasikan dengan baik dan
menjadi bagian dari daftar rekaman terkendali. Dalam implementasi
ISO 9001:2008 , pengendalian rekaman harus diprosedurkan dan
merupakan salah satu dari 6 prosedur minimum yang harus ada.

b. Identifikasi Keabsahan Rekaman Pelaksanaan Program Mitigasi


Risiko K3 Dan Lingkungan
Judul Modul: Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat
Kerja Halaman: 40 dari 53
Buku Informasi Edisi: 1-2012

Anda mungkin juga menyukai