Anda di halaman 1dari 11

SOP Isolasi Energi (LOTO)

I. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang timbul dari energi kinetik,
energi listrik, kimia, thermal, hidrolik dan pneumatik dari tindakan menyalakan (start-up)
ataupun pengoperasian mesin dan peralatan selama proses pemeliharaan dan perbaikan.

II. RUANG LINGKUP


a. Prosedur ini berlaku untuk seluruh aktivitas pemeliharaan dan perbaikan mesin dan
peralatan di PT. Langkah ke Depan dilingkungan ruang generator yang memiliki energi
yang tidak terduga (unexpected energization) atau pelepasan energi yang tersimpan yang
dapat menyebabkan cedera pada karyawan.
b. Prosedur ini berlaku untuk seluruh personil yang melakukan aktivitas pemeliharaan dan
perbaikan di PT. Langkah ke Depan di lingkungan ruang generator, baik karyawan PT.
Langkah ke Depan ,Kontraktor maupun Sub Kontraktor.

III. REFERENSI
a. PP No. 50 Tahun 2012 sub elemen 6.5
b. OSHA Standard 29 CFR Part 1910.147
c. ISO 9001: 2015, klausul 7.1.4

IV. ISTILAH
Istilah Pengertian

Prosedur keselamatan yang digunakan untuk


menjamin bahwa proses perbaikan dan
pemeliharaan pada mesin/ peralatan yang
memiliki potensi bahaya tidak akan dioperasikan
Lock Out - Tag Out
oleh pihak-pihak terkait, hingga selesai proses
(LOTO) perbaikan dan pemeliharaan, dengan memasang
tanda atau mengunci sistem, sehingga mesin /
peralatan tidak digunakan / dihidupkan.

Personil yang bertugas untuk melakukan


Personil Repair & Maintenance perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan

Personil yang memiliki wewenang untuk


melakukan pemasangan/penguncian dan
pelepasan sertifikat/tag LOTO pada mesin dan
Personil Berwewenang (Authorized Personnel)
peralatan saat aktivitas pemeliharaan dan
perbaikan dilaksanakan. atau perbaikan, dimana
prosedur LOTO diimplementasikan

Prosedur Isolasi Prosedur yang dilakukan untuk memastikan


mesin dan peralatan yang memiliki potensi
bahaya dalam kondisi aman dan siap untuk
dipelihara atau diperbaiki.
Prosedur Isolasi antara lain meliputi:
 Penggunaan pemutus jaringan (Manual
Circuit Breaker)
 Pengalihan/switch jalur aliran material
 Pemutusan melalui saklar (disconnect
switch)
 Pemasangan alat tambahan untuk memblokir
atau mengisolasi energi yang masih
tersimpan
 Dll
Sumber energi dalam prosedur ini, bukan hanya
pada mesin dan peralatan yang menggunakan
listrik. Empat (4) jenis sumber energi yang
termasuk dalam prosedur ini adalah:
Sumber Energi i. Listrik
ii. Hidrolik dan pneumatik
iii. Cairan dan Gas
iv. Mekanikal

Orang yang menyetujui penerbitan ijin sebagai


(Energy sources) pemegang otoritas dan tanggung jawab area

Area Owner
Orang yang berotoritas menerbitkan ijin kerja
dan
Area Authority
Mengendalikan pekerjaan di lokasi dimana
pekerjaan dilakukan

Orang yang bertindak sebagai penanggung jawab


Performing Authority
pekerjaan yang
harus dilakukan dan sebagai penerima ijin

V. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


a) Manajemen PT. Medan Sugar Industry bertanggung jawab dalam memastikan seluruh
sumber daya yang dibutuhkan tersedia dan dapat digunakan agar seluruh aktivitas yang
dipersyaratkan dalam prosedur dapat dilakukan dengan cara yang aman.
b) Manajemen lini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa persyaratan prosedur ini dapat
dilaksanakan setiap saat.
c) Seluruh karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan prosedur LOTO ini bertanggung jawab
penuh dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan.
VI. PROSEDUR

AKTIVITAS DOKUMEN KETERANGAN

Mulai

Personil Repair dan


Personil Repair &Maintenance
Maintenance
melakukan pengajuan kegiatan
Pengajuan Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan perbaikan dan pemeliharaan di
Ijin Kerja mesin dan peralatan yang
memiliki potensi energi
tersimpan

Personil Berwewenang
Personil Berwewenang
Menginformasikan agar mesin dan peralatan siap untuk prosedur menginformasikan
isolasi kepada
Personil Terdampak, agar
mesin dan peralatan tersebut
dipersiapkan untuk prosedur
LOTO
Sertifikat Isolasi

Personil Terdampak Personil Terdampak


melakukan prosedur non-aktif
mesin dan peralatan yang akan
Melakukan Prosedur isolasi mesin dan peralatan
diperbaiki dan dipelihara.

Personil Berwewenang
Personil Berwewenang melakukan prosedur pelepasan
energi dan menerbitkan
Melakukan prosedur penelitian sertifikat isolasi dan pemasangan sertifikat
LOTO LOTO dan
dicantumkan dalam ijin kerja

A
AKTIVITAS DOKUMEN KETERANGAN
A Personil Repair dan
Maintenance melakukan
akivitas perbaikan dan
pemeliharaan

Personil Repair & Maintenance


Personil Terdampak
pemeriksaan terhadap hasil
Pelaksanaan Pemeliharaan dan perbaikan kerja perbaikan dan
pemeliharaan dan memastikan
mesin, peralatan serta area
telah layak untuk beroperasi.
Dan memastikan mesin,
Personil Terdampak
peralatan serta area telah
layak untuk beroperasi.
Pemeriksaan hasil pemeliharaan dan perbaikan

Tidak
Sertifikat
Pekerjaan Selesai Personil Terdampak
isolasi dan ijin mengajukan kepada Personil
kerja Berwewenang, jika
mesin/peralatan dan area kerja
Ya telah siap beroperasi.

Personil Terdampak

Pengajuan Penarikan/Pembatalan Isolasi


Personil Terdampak
mengajukan kepada Personil
Berwewenang, jika
mesin/peralatan dan area kerja
telah siap beroperasi.
Personil Berwewenang Perubahan status
isolasi/LOTO dicatat dalam
Melakukan prosedur pembatalan isolasi dan pelepasan LOTO
ijin kerja

selesai

Tiap tiap pelaksanaan isolasi atas suatu bentuk energy; mekanikal, elektrikal, proses, hidrolik dan
sebagainya harus memenuhi ketentuan berikut :
1. Metode isolasi dan pelepasan energi yang tersimpan harus disusun, dikaji, disepakati dan
dilakukan oleh personel yang berkompeten
2. Energi yang tersimpan sudah dilepaskan (discharged)
3. Aplikasi dari penggunaan pengunci (locks) dan penanda (tag) pada titik pengisolasian
4. Pengujian dilakukan untuk isolasi yang dilakukan dan terbukti efektif
5. Dilakukan monitoring berkala atas isolasi yang dilakukan.

Apabila sebuah ijin kerja yang diterbitkan mensyaratkan adanya isolasi energi dan LOTO, maka
tindakan isolasi yang sudah dilakukan harus dituliskan dalam sebuah sertifikat isolasi.

Isolasi Personal

Isolasi personal adalah proses dilakukannya isolasi oleh satu orang yang sama dalam
melakukan suatu pekerjaan tertentu. Untuk pekerjaan yang dinilai bersifat rutin dan beresiko
rendah, isolasi personal dapat dianggap sesuai dan diaplikasikan dengan pemenuhan prosedur
kerja aman dan instruksi kerja tertulis. Kriteria harus diatur secara ketat untuk menghindari
terjadinya penggunaan yang salah. Kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Orang yang melakukan isolasi dan melakukan pekerjaan adalah personel yang sama
2. Orang tersebut telah memiliki kompetensi setelah mendapatkan pelatihan dan teruji untuk
melakukan isolasi
3. Isolasi berada hanya dalam kendali orang tersebut selama pekerjaan berlangsung
4. Pekerjaan tidak melebihi shift kerja orang tersebut
5. Titik isolasi dan metodenya mengikuti prosedur dan petunjuk kerja yang relevan
6. Lock dan tag diaplikasikan dengan prosedur yang berlaku

Catatan:
Isolasi yang dilakukan hanya dengan memberikan tagging pada suatu peralatan dianggap tidak cukup
memberikan perlindungan dan hanya dapat dilakukan pada kondisi mendesak. Metode ini tidak dapat
dilakukan apabila ada potensi terganggunya sistem proteksi keamanan dan keselamatan fasilitas.
Dalam keadaan mendesak dan apabila harus dilakukan, maka aplikasinya harus mendapatkan otorisasi
minimal oleh manager departemen lini yang melakukan isolasi dan area owner tempat pekerjaan
tersebut dilakukan.

A. Isolasi Mekanikal

Dalam melakukan isolasi mekanikal, metode isolasi positif (positive isolation) yang memberikan
jaminan terbaik harus diupayakan. Apabila tidak dapat dilakukan sehingga dipilih metode lain yang
tingkat jaminannya lebih rendah maka harus dilakukan kajian resiko (risk assessment) lanjut atas
pekerjaan yang terkait dilakukannya isolasi tersebut.

Pelepasan dari energi yang tersimpan


Saat isolasi sudah dilakukan, maka harusdilakukan segala upaya untuk melepaskan energi yang
mungkin masih tersimpan dalam bagian yang diisolasi. Sumber energi dalam sistem pipa harus
dilepaskan hingga mencapai tekanan atmosfer, dengan memperhatikan substansi di dalam sistem
untuk metode penanganan yang sesuai.
A.1. Isolasi Positif (Positive isolation)
Isolasi positif adalah metode yang dinilai paling aman dan harus diupayakan dalam setiap
perencanaanisolasi. Metode ini mensyaratkan sumber energi harus secara fisik dikunci dan diberikan
penanda oleh tiap-tiap orang yang terlibat. Isolasi positif adalah persyaratan mutlak apabila suatu
sistem di isolasi dalam durasi lebih dari satu minggu

Isolasi positif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


a) Spool Removal - pelepasan bagian dari perpipaan dan memasangkan penutup (blank) pada sisi
“hidup” dari jalur pipa tersebut
b) Blind Isolation - memasang penutup (blind) antar dua flange, atau mengganti spacer dengan “line
blind”

Dalam melakukan isolasi ini, mutlak harus memperhatikan rating dari blind yang digunakan sesuai
dengan tekanan dan temperatur dari sistem

A.2. Isolasi Katup ( Valve Isolation)


Metode isolasi ini hanya dapat dilakukan pada pekerjaan singkat dan dengan durasi kerja dalam satu
shift yang sama. Katup-katup dalam isolasi harus selalu dalam pengawasan dan area kerja dan tidak
dapat ditinggalkan

A.2.1. Double Block and Bleed


Double block and bleed adalah metoda paling aman dalam melakukan isolasi katup, selama katup -
katup dalam kondisi baik mampu memberikan “sealing” sesuai dengan kondisi operasi yang
diharapkan. Katup utama harus dikunci dan ditandai dalam keadaan tertutup, sedangkan katup buang
(bleed) dikunci dan ditandai dalam keadaan buka.

A.2.2 Single Valve

Dalam metode ini, keberhasilan dari isolasi sangat bergantung, pada ketahanan seal dari katup saja,
untuk memenuhi ketentuan yang lebih tinggi harus dilakukan pemasangan blind diantara valve dan
flange. Metode ini hanya dapat digunakan pada sistem dengan tekanan kurang dari 2 Bar saja. Untuk
melakukan pekerjaan dibawah isolasi metode ini harus dilengkapi dengan Risk Assessment.

B. Isolasi Elektrikal (Electrical Isolation)


B.1 Tahapan dalam Isolasi elektrikal

Tahapan dalam melakukan isolasi elektrikal harus memenuhi keseluruhan tahap sebagai berikut :
1. Identifikasi
2. Isolasi
3. Pengujian
4. Penandaan (tagging)
5. Penguncian (lock off)

B.1.1 Identifikasi
lakukan identifikasi secara jelas paa peralatan dan titik suplai energinya. Peralatan tersebut harus
diisolasi dari segala bentuk suplai energi dengan cara merubah posisi switch, melepas pengaman
(fuse) atau mengubah posisi switch pada circuit breaker.

B.1.2 Isolasi
Peralatan elektrikal yang diisolasi harus dipastikan terpisahkan segala bentuk suplai energi dengan
cara merubah posisi switch, melepas pengaman (fuse) atau mengubah posisi switch pada circuit
breaker.
Apabila isolasi dilakukan dengan melepas pengaman (fuse) maka harus dilakukan :
a. Fuse yang dilepas harus disimpan diluar jangkauan area panel dan disimpan ditempat yang aman
dengan diberikan tagging
b. Fuse blank harus dipasangkan ; ditandai dengan warna kuning dan bertuliskan “for isolation
purpose” untuk menghindari terjadinya kontak yang tidak diinginkan selama isolasi diaktifkan
dan sebagai identitas atas peralatan yang berada dalam status isolasi
c. Apabila isolasi dilakukan pada removable / rack-out circuit breaker; combined fuse switch atau
pada sebuah removable fuse, maka bagian tersebut harus dilepas dari panel untuk memberikan
panduan visual dalam melakukan verifikasi terisolasinya sistem

B.1.3. Pengujian
Penting untuk diingat bahwa seluruh peralatan elektronik harus dianggap dalam kondisi “hidup” (live)
hingga dapat dibuktikan bahwa arus llistrik di dalamnya sudah tidak ada. Uji tegangan harus
dilakukan antara seluruh phasa konduktor dan antara seluruh phasa konduktor dengan “earth”. Alat uji
yang digunakan harus dipastikan adalah alat yang sesuai dan layak untuk memberikan kepastian hasil
pengecekan berdasar ketentuan yang berlaku. Persyaratan kalibrasi dan verifikasi harus memenuhi
ketentuan perundangan.
B 1.4. Penandaan (tagging)
Tanda peringatan yang sesuai (tag) harus dipasang pada seluruh titik switching, isolasi atau pemutusan
(disconnection). Informasi dalam tag harus mudah untuk dipahami dan mencantumkan informasi
berupa :
1) No. Tag
2) No. Sertifikat Isolasi
3) Tanggal isolasi dilakukan
4) Identitas dan No. ID peralatan
5) Nama dan tanda tangan petugas yang melakukan isolasi
6) Keterangan mengenai alasan isolasi dilakukan dan atau kondisi atas peralatan yang diisolasi

Penanda hanya dapat dilepaskan setelah dinyatakan secara tertulis oleh pihak-pihak terkait yang
tercantum dalam sertifikat isolasi.

B.1.5. Locking Off


Seluruh circuit breakers, switch dan combined fuse switch unit yang terkait dalam proses isolasi harus
dikunci pada posisi “off”. Peralatan pengunci yang digunakan harus mampu bertahan dalam kondisi
sekitar untuk mempertahankan jaminan isolasi. Kondisi yang berpotensi mengganggu misalnya
vibrasi, cuaca, angin, dsb

C. Isolasi Instrument (Instrument Isolation)

C.1. Valve Actuators

Katup yang dioperasikan secara manual harus dikunci dan ditandai untuk mencegah pengoperasian
yang tidak dikehendaki. Katup yang dioperasikan menggunakan sistem kelistrikan harus diisolasi dari
sumber catu dayanya dan manual overridenya harus dikunci.
Katup pneumatik dan hidrolik yang memiliki sistem “fail close” harus diisolasi dari sumber energinya
dengan melepaskan sambungan supply energi.

Katup pneumatik dan hidrolik yang memiliki sistem “fail open” atau “fail as is” tidak dapat digunakan
dalam prosedur isolasi.

D.Isolasi Automation (peralatan Interlock dan Automatic Start)


selama berlangsungnya isolasi, perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya aktivasi yang tidak
terkendali atas peralatan akibat dari operasinya. Peralatan pengendali otomatis (automatic control
devices) seperti misalnya thermostat, level switch, PLC dan peralatan antar muka (interface) atau
interlock lainnya. Untuk mengendalikannya, maka harus dilakukan pemutusan (disconnection) pada
aliran pengendalinya (remote) yang merupakan sambungan keluaran dari DCS atau PLC. Termasuk
adalah dengan memutuskan hubungan sumber daya pada motor starter, selenoid, motor valve,
power instrumen, dsb

Isolasi harus dilakukan dengan secara fisik melepaskan sambungan antara remote dan device.
Setelah isolasi dilakukan, petugas berwenang wajib melakukan pengujian keberhasilan isolasi
sebelum dinyatakan aman.
E. Lock out Tag out (LOTO)
Proses umum dilakukannya LOTO adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi seluruh sumber energi potensial atau kondisi yang memungkinkan terjadinya
pelepasan energi atau produk
2. Identifikasi seluruh isolation point serta metode yang direncanakan.
3. Hanya orang yang berkompeten yang dapat menyetujui metode isolasi yang akan
diaplikasikan.
4. Lampirkan ketentuan mengenai isolasi pada tiap-tiap ijin kerja atau instruksi kerja.
5. Penempatan tag harus mendapatkan persetujuan dari area owner dan disosialisasikan
kepada pihak- pihak yang berkepentingan
6. Lock dan tag yang digunakan harus sesuai dan mempunyai ketahanan atas kondisi lingkungan
setempat
7. Pasang dan letakkan isolasi sedekat mungkin dengan lokasi kerja untuk kemudahan dalam
pengamanan (secure) dan monitoring
8. Personel yang berkompeten wajib menetapkan metode untuk pelepasan energi yang
tersimpan dan melakukan pelepasan energi dengan aman; misalnya dengan melakukan
depresurisasi, draining dan de-energizing
9. Pengujian harus dilakukan sebagai konfirmasi bahwa potensi energi atas suatu peralatan
sudah dihilangkan
10. Isolasi yang sudah dilakukan perlu diuji secara berkala untuk mengantisipasi adanya
perubahan kondisi, terutama untuk isolasi yang berjangka panjang

F. Pelepasan Isolasi

Peralatan yang sudah mendapatkan perawatan atau perbaikan dengan proses isolasi sebelumnya
harus dilakukan pengujian sebagai bagian dari penyelesaian pekerjaan. Apabila pekerjaan belum
dapat dianggap selesai, maka isolasi terkait pekerjaan tersebut harus tetap dianggap aktif dan
berlaku.

Apabila pekerjaan dinyatakan sudah selesai, maka pelepasan kunci (lock) dan penanda (tag), proses
de- isolasi dan commissioning harus diperlakukan sama saat melakukan isolasi, penguncian dan
penandaan. Pengujian atas titik-titik isolasi yang dilakukan harus mengembalikan kondisi instalasi
seperti semula dan dilakukan tes bahwa peralatan sudah dipastikan kembali dalam kondisi operasi
normal.

Dalam hal suatu pekerjaan sudah selesai, atau suatu isolasi akan dinonaktifkan (de-isolasi), langkah
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut

1. Sistem peArea owner harus terlebih dahulu memberikan approval untuk proses de-isolasi dan
pencabutan tag
2. Periksa dan pastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam pekerjaan
mengetahui akan dibukanya suatu isolasi
3. Informasikan rencana de-isolasi kepada pihak-pihak yang terkait
4. Periksa kembali integritas sistem dengan mengacu pada gambar desain
5. Drain , depressurize atau de-energize serta lepaskan alat bantu isolasi lainnya
(blinds, dsb) dan kembalikan seluruh sambungan sesuai dengan kondisi sebelum
dilakukan LOTO.
6. Perhatikan potensi adanya energi tersimpan dan persiapkan langkah antisipasinya
7. Lepaskan sngunci dan tag
8. Lakukan pengecekan ulang sistem dan peralatan serta lakukan pengujian fungsi
sebelum de-idolasi dinyatakan selesai
Pelepasan kunci dan penanda hanya dpat dilakukan oleh personel yang memasangnya.

Pengecualian :

Dalam kondisi tertentu, proses pelepasan isolasi dapat dilakukan langsung oleh
manager instalasi dan tidak dapat didelegasikan; dengan mengikuti prosedur sebagai
berikut:
1. Personel yang melakukan isolasi tidak ada di tempat
2. Sudah dilakukan upaya menghubungi personel tersebut
3. Dipastikan instalasi dalam kondisi aman setelah dilakukan inspeksi dan verifikasi
oleh personel yang berkompeten
4. Kunci dan penanda dilepaskan; lakukan pengecekan fungsi
5. Dokumen ditandatangani oleh manager instalasi
6. Seluruh pihak terkait termasuk personel yang melakukan isolasi harus diberi
informasi mengenai pelepasan isolasi

Anda mungkin juga menyukai