OSTEOPOROSIS
OLEH
KELOMPOK VII
FENI P201902036
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat, rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Osteoporosis” ini tepat waktu dan semoga
makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada kita nantinya.
Makalah yang berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Osteoporosis” ini
mengandung beberapa pokok bahasan yang akan membahas tentang poin-poin
penting dari metode pengkajian dan asuhan keperawatan terkait dengan penyakit
Osteoporosis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk perbaikan di kemudian hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
I. Konsep Penyakit.......................................................................................3
A. Pengertian.........................................................................................3
B. Anatomi Fisiologi ............................................................................3
C. Etiologi.............................................................................................5
D. Patofisiologi .....................................................................................6
E. Manifestasi klinis .............................................................................6
F. Klasifikasi ........................................................................................7
G. Pemeriksaan Penunjang....................................................................8
H. Komplikasi........................................................................................9
I. Pencegahan Osteoporosis.................................................................9
J. Penatalaksanaan .............................................................................10
K. Pathway..........................................................................................11
II. PROSES KEPERAWATAN...............................................................12
A. Pengkajian......................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................12
C. Tujuan.............................................................................................12
D. Intervensi Keperawatan..................................................................13
E. Evaluasi..........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di negara berkembang insidensi penyakit degeneratif terus meningkat
sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup. Dengan bertambah usia
harapan hidup ini, maka penyakit degeneratif juga meningkat, salah satunya
adalah penyakit osteoporosis. Saat ini osteoporosis menjadi permasalahan di
seluruh negara dan menjadi isu global di bidang kesehatan.
WHO memperkirakan pada pertengahan abad mendatang, jumlah patah
tulang pada panggul karena osteoporosis akan meningkat tiga kali lipat, dari
1,7 juta pada tahun 1990 menjadi 6,3 juta kasus pada tahun 2050 kelak. Data
dari International Osteoporosis Foundation (IOF) menyebutkan bahwa
seluruh dunia, satu dari tiga wanita dan satu dari delapan pria yang berusia di
atas 50 tahun memiliki risiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis
dalam hidup mereka. Data terbaru dari International Osteoporosis Foundation
(IOF) menyebutkan sampai tahun 2000 ini diperkirakan 200 juta wanita
mengalami osteoporosis.
Angka kejadian osteoporosis yang tinggi menjadi masalah bagi sistem
pelayanan kesehatan karena angka kejadiannya semakin meningkat dengan
bertambahnya usia, serta masyarakat mengadopsi pola hidup yang tidak sehat,
berkurangnya aktifitas fisik, dan diet yang tidak seimbang.
Prevalensi osteoporosis di Indonesia tidak diketahui secara pasti. Untuk
memberikan gambaran umum terjadinya osteoporosis di Indonesia, telah
dilakukan tes saring menggunakan ultrasound bone density yang diadakan
pada tahun 2002 di 5 kota besar. Hasilnya menunjukan bahwa dari
keseluruhan masyarakat yang dilakukan tes saring, 35% menunjukkan hasil
yang normal, 36% menunjukkan adanya osteopenia, sedangkan 29% telah
terjadi osteoporosis.
Osteoporosis adalah kelainan penulangan akibat gangguan metabolisme
dimana tubuh tidak mampu menyerap dan memanfaatkan zat-zat yang
diperlukan untuk proses pematangan tulan. Pada osteoporosis terjadi
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud konsep penyakit Osteoporosis
2. Apa yang dimaksud konsep Asuhan Keperawatan Osteoporosis
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami Konsep Teori dari Osteoporosis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami Konsep Penyakit Osteoporosis
b. Mahasiswa mampu memahami Konsep Asuhan Keperawatan
Osteoporosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Penyakit
A. Pengertian
Osteoporosis adalah suatu kelainan metabolic tulang, laju resorpsi
tulang mengalami percepatan dan laju pembentukan tulang mengalami
perlambatan. Hasilnya adalah penurunan massa tulang. Tulang yang
mengalami osteoporosis akan kehilangan kalsium dan fosfat, menjadi
berongga, tipis, dan sangat rentan terhadap fraktur. Osteoporosis dapat
bersifat primer atau sekunder dengan penyakit penyebab.
(Lyndon Saputra ,2014).
Vicynthia tjahjadi (2002) dalam buku yang berjudul Mengenal,
mencegah, mengatasi Silent Killer Osteoporosis, osteoporosis berasal
dari kata osteo yang berarti tulang dan porous yang berarti keropos.
Osteoporosis berkaitan dengan melemahnya tulang dan membuat banyak
orang merasa kesulitan karena. Bahkan serangan yang terjadi sering tidak
disadari sehingga osteoporosis juga disebut silent disease.
B. Anatomi Fisiologi
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan
tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan rangka tubuh.
Ruang di tengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik,
yang membentuk berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat
primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat. Komponen-
komponen nonselular utama dar jaringan tulang adalah mineral-mineral
dan matriks organik (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat
membentuk suatu garam kristal (hidroksiapatit), yang tertimbun pada
matriks kolagen dan proteoglikan. Mineral-mineral ini memampatkan
kekuatan tulang. Matriks organik tulang disebut juga sebagai osteoid.
Materi organik lain yang menyusun tulang berupa proteoglikan seperti
asam hialuronat. Bagian-bagian khas dari sebuah tulang panjang :
4
C. Etiologi
Perkembangan osteoporosis sangat komplek meliputi faktor-faktor
nutrisi, fisik, hormonal dan genetik. Adapun tiga faktor utama yang
mempengaruhi osteoporosis adalah :
1. Defisiensi kalsium
Hal ini dikarenakan intake kalsium dalam makanan yang
kurang/tidak adekuat. Menurunnya kalsium ada hubungannya
dengan bertambahnya usia yaitu dengan berkurangnya absorbsi
kalsium, tidak adekuatnya intake vitamin D atau penggunaan obat-
obatan (heparin, alkohol, antasida ikatan fosfat,, kortikosteroid,
fenitoin, isoniazid) dalam jangka waktu lama.
2. Kurangnya latihan yang teratur.
Imobilisasi dapat menyebabkan proses menurunnya massa tulang.
Olahraga atau latihan yang teratur dapat mencegah penurunan
masssa tulang. Tekanan-tekanan mekanis pada latihan akan
membuat otot-otot berkontraksi yang dapat merangsang formasi
tulang.
3. Perbedaan jenis kelamin.
Hormon-hormon reproduksi mempengaruhi kekuatan tulang. Pada
wanita post menopouse, hormon reproduksi dan timbunan kalsium
tulang menurun. Hormnon yang sangat menurun adalah estrogen.
Dengan demikian wanita lebih cepat dan berisiko mengalami
osteoporosis daripada laki-laki. Padda laki-laki osteoporosis terjadi
setelah usia 70 tahun.
Selain tiga hal tersebut di atas, gangguan kelenjar endokrin dapat
menyebabkan osteoporosis yaitu penyakit chusing, thyrotoxicosis atau
hipersekresi kelenjar adrenal. Faktor risiko terjadinya osteoporosis
antarra lain : kurang terkena sinar matahari, alkoholisme, banyak
mengkonsumsi nikotin (perokok) dan kafein, kurang aktivitas fisik, ada
riwayat keluarga dengan osteoporosis.
6
D. Patofisiologi
Setelah menopause, kadar hormon estrogen semakin menipis dan
kemudian tidak diproduksi lagi. Akibatnya, osteoblas pun makin sedikit
diproduksi. Terjadilah ketidakseimbangan antara pembentukan tulang
dan kerusakan tulang. Osteoklas menjadi lebih dominan, kerusakan
tulang tidak lagi bisa diimbangi dengan pembentukan tulang. Untuk
diketahui, osteoklas merusak tulang selama 3 minggu, sedangkan
pembentukan tulang membutuhkan waktu 3 bulan. Dengan demikian,
seiring bertambahnya usia, tulang-tulang semakin keropos (dimulai saat
memasuki menopause) dan mudah diserang penyakit osteoporosis.
akibatnya
terjadilah
KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA PEMBENTUKAN TULANG DAN KERUSAKAN TULANG
menyebabkan
OSTEOKLAS MENJADI LEBIH DOMINAN DAN KERUSAKAN TULANG TIDAK LAGI BISA DIIMBANGI DENGAN
KERUSAKAN TULANG
SEIRING BERTAMBAH USIA , TULANG – TULANG SEMAKIN KEROPOS ( DIMULAI SAAT MEMASUKI
MENOPAUSE
OSTEOPOROSIS
E. Manifestasi klinis
1. Nyeri punggung dan nyeri yang menjalar ke badan (kolap vertebra)
2. Keterbatasan gerak fleksi pada tulang belakang dan lebih parah lagi
dengan ekstensi.
3. Kifosis (punggung bongkok/humped back)
4. Penurunan tinggi badan
5. Tampak lebih tua
6. Spasme otot
7. Nyeri yang berkembang lambat selama beberapa tahun
7
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik menurut Mary dkk (2014) adalah sebagai
berikut :
1. Sinar X
2. Arthrogram
3. Arthroscopy
4. Biopsi
5. Bone Scan
6. Computed tomography (CT) Scan
7. Electromyography (EMG)
8. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
9. Myelography
9
10. Ultrasound
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang bisa ditimbulkan dari osteoporosis ialah
sebagai berikut :
1. Fraktur tulang panggul
2. Fraktur pergelangan tangan.
3. Fraktur columna vertebaralis dan paha.
4. Fraktur tulang iga.
5. Fraktur radius.
I. Pencegahan Osteoporosis
Upaya pencegahan osteoporosis hendaknya memperhatikan
kondisi puncak massa tulang, dimana kondisi tersebut optimal pada
masa dewasa muda. Dengan tercapainya puncak massa tulang
optimal pada masa dewasa muda, osteoporosis yang mungkin timbul
pada usia tua akan lebih ringan.
Pada umumnya puncak massa tulang akan tercapai pada usia 20
sampai 30 tahun, setelah itu akan menurun penyebab utamanya
adalah proses penuaan, absorbs kalsium menurun dan fungsi
paratiroid meningkat. Kejadian oestoponia pada wanita dengan
hipoestrogen akan menyebabkan kehilangan jaringan tulang pada
wanita 2-3% pertahun pada masa perimenipause dan halini
berlangsung terus menerus sampai 5-10 tahun pascamenapause,
sehingga mencapai ambang patah tulang. Setelah usia 65 tahun
memasuki usia geriatric tetap terjadi kehilangan massa tulang
dengan kecepatan yang lebih rendah.
Sebelum terlambat, segera lakukan cara mencegah osteoporosis
seperti berikut ini:
a. Dapatkan kalsium dan vitamin D yang dibutuhkan setiap hari.
Kalsium penting untuk membangun kekuatan tulang. Makan
makanan kaya kalsium adalah cara terbaik untuk mendapatkan
kalsium, atau Anda bisa mengonsumsi suplemen kalsium.
10
J. Penatalaksanaan
1. Olahraga menahan beban
2. Bifosfonat , seperti aledronat (fosamax), ibandronat (Boniva)
dan risedronat (actonel) untuk mencegah pengeroposan tulang
dan risiko fraktur.
3. Suplementasi kalsium dan vitamin D untuk membantu
metabolisme tulang normal.
4. Raloksifen (Evista) dan kalsitonin untuk mengurangi resorpsi
tulang dan menurunkan laju penurunan massa tulang.
5. Teniparatide (Forteo) untuk membantu pembentukan tulang
baru pada pasien dengan risiko tinggi mengalami fraktur.
6. Brace punggung untuk menopang vertebra yang melemah
7. Reduksi terbuka dan fiksasi internal untuk mengoreksi fraktur
patologik femur.
8. Kalsium dan florida dalam diet.
9. Mengurangi komsumsi alkohol dan kafein, serta berhenti
merokok.
11
K. Pathway
Osteoporosis ( gangguan
Nyeri Kerapuhan tulang musukuloskeletal )
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program
terapi
2. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot
3. Konstipasi yang berhubungan dengan imobilitasi atau terjadinya
ileus (obstruksi usus)
4. Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan dengan tulang
osteoporotic
C. TUJUAN
Sasaran umum pasien dapat meliputi pengetahuan mengenai
osteoporosis dan program tindakan, pengurangan nyeri, perbaikan
pengosongan usus dan tidak ada fraktur tambahan.
13
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Memahami Osteoporosis dan Program Tindakan.
a. Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya oeteoporosis.
b. Anjurkan diet atau suplemen kalsium yang memadai.
c. Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup
seperti Pengurangan kafein, sigaret dan alkohol, hal ini dapat
membantu mempertahankan massa tulang.
d. Anjurkan Latihan aktivitas fisik yang mana merupakan kunci
utama untuk menumbuhkan tulang dengan kepadatan tinggi
yang tahan terhadap terjadinya oestoeporosis.
e. Anjurkan pada lansia untuk tetap membutuhkan kalsium,
vitamin D, sinar matahari dan latihan yang memadai untuk
meminimalkan efek oesteoporosis.
f. Berikan Pendidikan pasien mengenai efek samping
penggunaan obat. Karena nyeri lambung dan distensi abdomen
merupakan efek samping yang sering terjadi pada suplemen
kalsium, maka pasien sebaiknya meminum suplemen kalsium
bersama makanan untuk mengurangi terjadinya efek samping
tersebut. Selain itu, asupan cairan yang memadai dapat
menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.
g. Bila diresepkan HRT, pasien harus diajar mengenai pentingnya
skrining berkala terhadap kanker payudara dan endometrium.
2. Meredakan Nyeri
a. Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan istirahat di
tempat tidur dengan posisi telentang atau miring ke samping
selama beberapa hari.
b. Kasur harus padat dan tidak lentur.
c. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan
merelaksasi otot.
d. Kompres panas intermiten dan pijatan punggung memperbaiki
relaksasi otot.
14
E. EVALUASI
1. Mendapatkan pengetahuan mengenai oesteoporosis dan program
penanganannya.
a. Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap
massa tulang
b. Mengkonsumsi kalsium diet dalam jumlah yang mencukupi
c. Meningkatkan tingkat latihan
d. Gunakan terapi hormon yang diresepkan
e. Menjalani prosedur skrining sesuai anjuran
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoporosis adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per
unit volume, sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya
fraktur terhadap trauma minimal. Secara histopatologis osteoporosis
ditandai oleh berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan
berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang .
B. Saran
Sebagai perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
berperan dalam upaya pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang
pengertian osteoporosis, penyebab dan gejala osteoporosis serta
pengelolaan osteoporosis. Berperan juga dalam meningkatkan mutu dan
pemerataan pelayanan kesehatan serta peningkatan pengetahuan, sikap dan
praktik pasien serta keluarganya dalam melaksanakan pengobatan
osteoporosis. Peran yang terakhir adalah peningkatan kerja sama dan
system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, hal ini
akan memberi nilai posistif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA