Anda di halaman 1dari 21

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan, perangkat

pembelajaran yang dikembangkan menggunakan model pembelajaran POE

berstrategi konflik kognitif pada materi perpindahan kalor berupa RPP, Buku

Ajar Siswa, LKS, dan Lembar Penilaian. Penelitian ini mengacu pada model

4D (Four-D Model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan

Semmel yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap Define (pendefinisian),

tahap Design (perancangan), tahap Develop (pengembangan), dan tahap

Disseminate (penyebaran). Akan tetapi pada tahap Disseminate (penyebaran)

tidak dilakukan karena pertimbangan waktu dan pelaksanaan serta

pertimbangan bahwa pada tahap Develop (pengembangan) sudah dihasilkan

perangkat pembelajaran yang baik (valid).

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada tahap uji coba perangkat pembelajaran

adalah 10 siswa kelas VII di SMPN 1 Gresik. Penentuan siswa dilakukan oleh

guru dengan mempertimbangkan heterogenitas. Peneliti tidak melakukan

intervensi langsung untuk menentukan subyek.

48
49

C. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Pengembangan perangkat pembelajaran model POE berstrategi

konflik kognitif ini menggunakan four-D models yakni define, design, develop,

dan disseminate (Thiagarajan, Semmel & Semmel, 1974 dalam Suryanti dkk).

Dalam rancangan pengembangan ini hanya sampai pada tahap pengembangan,

tahap penyebaran tidak dapat dilakukan dalam penelitian ini, karena

keterbatasan waktu dan biaya. Diagram alir pengembangan perangkat

pembelajaran secara lengkap digambarkan dan di jabarkan pada gambar 12.


50

Gambar 3.1. Diagram Alir Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D


(Sumber : Ibrahim, 2001)
51

Untuk memperjelas diagram alir model 4-D, masing-masing tahap

pengembangan perangkat secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Kegiatan tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan

syrat-syarat pembelajaran yang mencakup tujuan dan pembatasan materi

pelajaran. Pada tahap ini memiliki lima langkah, yaitu analisis ujung depan

(front-end analysis), analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan

perumusan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan dalam tahap ini

sebagai berikut :

a. AnalisisUjung Depan

Tujuan analisis ini adalah untuk menetapkan masalah dasar yang

dibutuhkan dalam pengembangan beban pembelajaran. Berdasarkan masalah

dasar ini disusun alternatif pembelajaran yang relevan. Dalam melakukan

analisis ujung-depan ini dapat ditinjau dari beberapa hal, yaitu analisi

kurikulum dan teori belajar.

1) Analisis Kurikulum

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
52

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Bertitik tolak dari tuntutan kurikulum IPA tersebut, yaitu siswa

dituntut antara lain untuk dapat (1) mengembangkan daya penalaran untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, (2)

mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep

IPA dan menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah, (3) menerapkan konsep dan

prinsip IPA untuk membentuk karakter yang baik sehingga menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan

tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA

secara verbal masih memfokuskan pada kemampuan matematis,

memperoleh konsep-konsep belaka dan kurang menerapkan konsep pada

kehidupan sehari-hari, sehingga menyebabkan pelajaran kurang menarik,

dan akhirnya siswa menjadi pasif.

Berdasarkan dari analisis kurikulum IPA SMP 2013 dan kenyataan

di lapangan, maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana respon dan

aktivitas siswa dalam mempelajari materi kalor yang diajarkan dengan

model POE berstrategi konflik kognitif.

2) Teori Belajar

Teori belajar yang mendukung penelitian ini adalah pembelajaran

konstruktivis dan teori belajar Bruner atau belajar penemuan. Teori belajar

konstruktivis yang merupakan teori-teori perkembangan kognitif dan

menekankan dalam pembelajaran dengan model penemuan. Yaitu suatu


53

model yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur

atau ide pokok dari suatu konsep permasalahan tertentu. Dan perlunya

siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran agar siswa benar-benar

menguasai konsep.

b. Analisis Siswa

Analisis siswa perlu dilakukan pada awal perencanaan. Analisis ini

dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman

siswa, baik, sebagai kelompok maupun individu. Analisis siswa

merupakan telaah karakteristik siswa antara lain : kemampuan akademik

usia, tingkat perkembangan kognitif siswa, motivasi terhadap mata

pelajaran, latar belakang pengetahuan, keterampilan psikomotor,

kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial. Sebelum siswa

mendapatkan materi perpinhan kalor, maka siswa mendapat materi

prasyarat yaitu suhu, pemuaian dan wujud zat.

c. Analisis Tugas

Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi

satuan pelajaran. Analisis tugas dilakukan dengan merinci isi materi ajar

dalam bentuk garis besar. Analisis ini meliputi analisis struktur isi, analisis

prosedural, analisis proses informasi, analisis konsep dan perumusan

tujuan pembelajaran.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep

utama yang akan diajarkan, menyusun secara sistematis dan merinci


54

konsep-konsep tersebut disusun berdasarkan urutan yang logis berupa peta

konsep untuk memudahkan guru menyampaikan materi pada siswa pada

saat proses pembelajaran. Analisis konsep dari materi perpindahan kalor

disajikan pada lampiran.

e. Perumusan Tujuan Pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan untuk mengkonversi hasil analisis tugas

dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus. Tujuan ini

selanjutnya menjadi dsar untuk penyusunan tes, pemilihan media,

merancang alat pembelajaran dan pemilihan metode. Tujuan yang

dirumuskan harus operasioanl. Tujuan hendaknya juga harus

memperhatikan berbagai macam kemampuan manusia, seperti produk,

proses, psikomotor, dan keterampilan sosial. Tujuan pembelajaran umum

yaitu siswa mampu mengamati dan melakuakan percobaan untuk

memahami konsep kalor. Maka disusun TPK sebagai berikut :

Rencana Pembelajaran 1 (2 x 40 menit)

Pokok bahasan : Perpindahan kalor secara konduksi

Tujuan Pembelajaran Khusus :

1) Berdasarkan analisis eksperimen siswa dapat menjelaskan pengertian

perpindahan kalor secara konduksi.

2) Berdasarkan pengalamannya, siswa dapat menyebutkan benda-benda

yang termasuk golongan konduktor dan isolator.

3) Menjelaskan karakteristik perpindahan kalor secara konduksi dari

suatu percobaan.
55

4) Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam menyelesaikan

persamalahan di kehidupan sehari-hari.

5) Memprediksi suatu kasus pemanfaatan atau kerugian yang berkaitan

dengan konsep perpindahan kalor di kehidupan sehari-hari.

Rencana Pembelajaran 2 (2 x 40 menit)

Pokok bahasan : Perpindahan kalor secara konveksi

1) Berdasarkan analisis eksperimen siswa dapat menjelaskan pengertian

perpindahan kalor secara konveksi.

2) Berdasarkan pengalamannya, siswa dapat menyebutkan contoh

peristiwa konveksi.

3) Menjelaskan karakteristik perpindahan kalor secara konveksi dari

suatu percobaan.

4) Menganalisis proses terjadinya angin darat dan angin laut yang

dimodelkan dengan menggunakan kotak konveksi pada suatu

demonstrasi.

5) Memprediksi suatu kasus pemanfaatan atau kerugian yang berkaitan

dengan konsep perpindahan kalor di kehidupan sehari-hari.

Rencana Pembelajaran 3 (2 x 40 menit)

Pokok bahasan : Perpindahan kalor secara radiasi

1) Berdasarkan analisis eksperimen siswa dapat menjelaskan pengertian

perpindahan kalor secara radiasi.

2) Berdasarkan pengalamannya, siswa dapat menyebutkan contoh

peristiwa radiasi.
56

3) Menjelaskan karakteristik perpindahan kalor secara radiasi dari suatu

percobaan.

4) Menggabungkan dari beberapa konsep untuk menyelesaikan masalah

perbedaan antara benda yang berwarna hitam dan putih dalam

penyerapan kalor.

5) Memprediksi suatu kasus pemanfaatan atau kerugian yang berkaitan

dengan konsep perpindahan kalor di kehidupan sehari-hari.

2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahapan ini bertujuan untuk merancang prototype perangkat

pembelajaran. Langkah-langkah ini meliputi penyusunan tes, dan pemilihan

media, dan rancangan awal perangkat pembelajaran.

a. Peyusunan Tes

Penyusunan tes hasil belajar ini berpatokan pada TPK yang sudah dibuat,

sehingga jenis tes ini tergolong tes acuan patokan atau penilaian beracuan

kriteria.

Tes hasil belajar siswa berupa tes hasil belajar produk dan psikomotor.

Jenis dan jumlah butir soal untuk masing-masing tes hasil belajar dapat

dilihat dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Jenis dan Jumlah Butir Soal Tes Hasil Belajar
No Jenis THB Jenis Butir Soal Jumlah Butir Soal
1 Produk Pilihan Ganda 25
2 Psikomotor Tes Kerja 2x

b. Penyusunan Media
57

Dalam pemilihan media yang baik harus disesuaikan dengan

analisis tugas, analisis konsep, analisis siswa, dan analisis tujuan

pembelajaran. Daftar media yang digunakan dalam pembelajaran dengan

menggunakan model POE berstrategi konflik kognitif dapat dilihat dalam

Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Daftar Tabel Yang Dibutuhkan


No KBM Media Yang Dibutuhkan
1 RP 1 Buku siswa, LKS, Power point slide, penyangga
kaki 3, lilin, korek api, stopwatch, batang logam
(besi, aluminium, tembaga).
2 RP 2 Buku siswa, LKS, Power point slide, kotak
konveksi, gelas kimia, air, potongan kertas,
bunsen, stopwatch, penyangga kaki 3, korek api.
3 RP 3 Buku siswa, LKS, Power point slide, burner,
korek api, uang logam, rambut, logam kasa,
stopwatch, gelas plastik, air.

c. Desain Awal Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran fisika SMP dengan model pembelajaran

POE berstrategi konflik kognitif pada kajian perpindahan kalor

dikembangkan dan dimodifikasi sesuai dengan tujuan dan situasi

pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini meliputi Buku Siswa, Rencana

Pembelajaran (RP 1, RP 2, dan RP 3), Lembar Kegiatan Siswa (LKS 1,

LKS 2, dan LKS 3), serta media pembelajaran.

3. Tahap Pengembangan (Develop)


58

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar. Tahap ini

meliputi : (a) validasi oleh pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi Rp

tertentu yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pembelajaran, ujicoba

terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Tahap (b) dan (c) digunakan

sebagai dasar revisi.

a. Validasi Oleh Pakar

Validasi yang dilakukan oleh pakar digunakan untuk menguji

validitas. Dalam hal ini setelah instrument dibuat dengan aspek-aspek

yang akan diukur berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan para pakar. Para validator akan memberi pendapat

misalnya perangkat dapat digunakan tanpa revisi, perangkat dapat

digunakan dengan revisi kecil, perangkat tidak dapat digunakan atau

perangkat dirombak total.

Validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh 2 orang dosen

sains yaitu Dr. Wasis, M.Pd dan Dra. Sri Mulyaningsih, M.S. dengan

rincian sebagai berikut.

Tabel 3.3 Daftar Jenis Perangkat Pembelajaran dan Nama-Nama Validator


Jenis Perangkat Validator
1 Buku Siswa 1. Dr. Wasis, M.Pd
2. Dra. Sri Mulyaningsih, M.S
2 Tes Hasil Belajar 1. Dr. Wasis, M.Pd
2. Dra. Sri Mulyaningsih, M.S
3 Rencana Pelaksanaan 1. Dr. Wasis, M.Pd
Pembelajaran 2. Dra. Sri Mulyaningsih, M.S
4 Lembar Kerja Siswa 1. Dr. Wasis, M.Pd
59

2. Dra. Sri Mulyaningsih, M.S

b. Uji Coba 1

Tahapan ini dilaksanakan setelah revisi selesai dari para ahli pada

kegiatan validasi. uji coba terbatas hanya dilakukan di kelas 1 SMPN 1 Gresik

sebanyak 10 siswa dalam jam pelajaran sekolah. Tahap penerapan perangkat

pembelajaran dimulai dengan dilakukan pretest U1, kemudian dikenakan

perlakuan dengan model pembelajaran POE berstrategi konflik kognitif, dan

diakhiri dengan posttest U2. Desain uji coba ini dikenal dengan One Group

Pretest-Posttest Design (Prabowo, 2011:36).

U1 L U2

Keterangan :

U1 = Memberikan uji awal, untuk merekam data tentang kemampuan awal

siswa terhadap materi suhu dan kalor.

L = Memberikan perlakuan pada siswa, yaitu dengan menggunakan

perangkat pembelajaran dengan pendekatan POE berstrategikonflik

kognitif.

U2 = Memberikan uji akhir untuk merekam data tentang penguasaan siswa

terhadap materi suhu dan kalor setelah diberikan perlakuan.

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel


60

Beberapa variable dan definisi operasional variable dalam penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Aktivitas Pembelajaran POE

Aktivitas pembelajaran POE adalah sejumlah keterlibatan dan aktivitas guru

dan siswa selama pembelajaran berlangsung yang mencerminkan pengelolaan

pembelajaran POE berstrategi konflik kognitif, diukur dengan Lembar

Pengamatan Aktivitas Pembelajaran.

2. Respon Siswa

Respon siswa adalah tanggapan atau komentar siswa terhadap kegiatan

pembelajaran dengan model POE berstrategi konflik kognitif, yang diukur

dengan instrumen angket siswa.

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Peningkatan hasil belajar Siswa adalah selisih nilai yang diperoleh dari hasil

belajar sebelum diberikan pembelajaran dan setelah diberikan pembelajaran

POE berstrategi konflik kognitif.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dikembangkan untuk peneliti antara lain :

a. Instrumen 1: Lembar validasi perangkat pembelajaran

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan perangkat yang

dikembangkan berupa Lembar validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), lembar validasi Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar validasi Handout,

lembar validasi media, lembar validasi test.


61

b. Instrumen 2 : Lembar keterlaksanaan RPP

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan tahap-tahap

kegiatan pembelajaran, yang dilakukan guru dan siswa. Aspek yang diamati

sebagai berikut :

1) Aktivitas guru

Menyampaikan tujuan, memotivasi siswa/merumuskan masalah, mengaitkan

dengan pelajaran sebelumnya, menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi,

menjelaskan/melatih menggunakan alat, membimbing dan mengamati siswa

dalam mengerjakan LKS, meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil

kegiatan, memberikan umpan balik/evaluasi/tanya-jawab, dan membimbing

siswa merangkum pelajaran.

2) Aktivitas Siswa

Memperhatikan demonstrasi, membuat hipotesis dari fenomena yang telah

disajikan, memperhatikan penjelasan dari guru, membaca buku/mengerjakan

LKS, bekerja menggunakan alat, diskusi antar siswa dengan guru, menyajikan

hasil pembelajaran, mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide, merangkum

pembelajaran, dan mengerjakan tes evaluasi.

c. Instrumen 3 : Angket Siswa

Angket ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan siswa

mengenai pembelajaran dengan POE berstrategi konflik kognitif, serta respon

siswa terhadap penggunaan Buku Ajar Siswa dan LKS.

d. Instrumen 4 : Tes Hasil Belajar


62

Lembar penilaian ini digunakan untuk mengetahui penjelasan tentang apa yang

dapat dan tidak dapat dilakukan siswa, bukan membandingkan siswa yang satu

dengan yang lain, melainkan membandingkannya dengan suatu kriteria yang

spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar yang

diharapkan tercapai sesudah selasai kegiatan pembelajaran. Tes hasil belajar

yang dikembangkan berupa tes pilihan ganda sebanyak 25 butir soal.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik-tehnik sebagai

berikut:

a. Pengamatan Kelas

Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data penelitian

mengenai keterlaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP.

Pengamatan ini digunakan untuk memperoleh data penelitian mengenai

pengelolaan pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa.

b. Tes Hasil Belajar

Pemberian tes digunakan untuk mengenai penguasaan terhadap tujuan

pembelajaran. Tes ini diberikan sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah

perlakuan (posttest). Tes awal bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan

awal siswa, dan tes akhir bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran

yang telah diikuti oleh siswa.

c. Pengisian Angket
63

Pemberian angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan, merespon tentang baik atau jelek

instrument yang telah dibuat oleh peneliti. Angket ini juga digunakan untuk

mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran POE

berstrategi konflik kognitif.

G. Tehnik Analisis Data

Tehnik-tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Analisis Validitas RPP, Buku ajar, dan LKS

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya dilakukan

analisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan merata-rata skor masing-

masing komponen. Validasi ini dilakukan oleh validator yang kompeten di

bidangnya. Hasil skor rata-rata dideskripsikan sebagai berikut :

Interval Katagori Penilaian


0,0 ≤ SV ≤ 1,0 Tidak layak
1,0 ≤ SV ≤ 2,0 Kurang
2,0 ≤ SV ≤ 3,0 Sedang
3,0 ≤ SV ≤ 4,0 Layak
4,0 ≤ SV ≤ 5,0 Sangat layak
(diadaptasi Ratumanan & Laurens, 2006)

Keterangan,

SV= Skor Validasi

Sedikit revisi jika sub komponen kelayakan RPP yang harus direvisi

paling banyak 25% dari seluruh jumlah sub komponen kelayakan RPP
64

Banyak revisi jika sub komponen kelayakan RPP yang harus direvisi

lebih dari 25% dari seluruh jumlah sub komponen kelayakan RPP

b. Analisis Keterlaksanaan Sintak pembelajaran

Penilaian terhadap keterlaksanaan sintak pengajaran langsung dilakukan

oleh dua orang pengamat. Kriteria tiap fase dalam sintak yang dimaksud adalah

terlaksana dan tidak terlaksana. Berdasarkan rata-rata penilaian dari dua

pengamat.

Adapun skala persentase untuk menentukan keterlaksanaan RPP

menggunakan rumus berikut :

R=
∑ A x 100 %
∑B
Keterangan :

R = nilai rata-rata dalam %

∑ A = jumlah skor yang diperoleh dalam satu petemuan


∑ B = jumlah skor

Aspek yang diamati selanjutnya ditentukan kategori dengan rincian :

0 – 25%, : Tidak terlaksana

26% - 50% , : Terlaksana kurang

51% – 75% , : Terlaksana baik

71% – 100%, : Terlaksana sangat baik

(Riduwan,2010)

c. Analisis Respon Siswa


65

Respon siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan persentase,

yang diperoleh dengan rumus :

P=
∑ K x 100 %
∑N
P = nilai rata-rata dalam %

∑ K = jumlah jawaban respon


∑ N = jumlah respon

d. Analisis Ketuntasan Belajar Siswa

Selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif untuk mengetahui pengaruh

perangkat ajar terhadap hasil belajar siswa. Ketuntasan Belajar Siswa adalah

kriteria siswa secara individu yang dinyatakan tuntas belajar bila telah

mencapai skor 70 % atau nilai 70. suatu kelas disebut tuntas belajar bila kelas

tersebut terdapat 85 % siswa yang telah mencapai daya serap > 70 %.

Ketuntasan belajar pada penelitian ini diperoleh dari nilai tes akhir.

Perhitungan dilaksanakan untuk menyatakan banyaknya siswa yang telah

tuntas sebagai berikut

nt
K= x 100 %
n

Keterangan : K= ketuntasan belajar siswa

nt= jumlah siswa tuntas

n = jumlah siswa seluruhnya

DAFTAR PUSTAKA
66

. . Angin Darat dan Angin Laut. (Online).


http://www.cuacajateng.com/angindaratdananginlaut.htm, diakses 20
Oktober 2013.

. . Convection. (Online).
http://hyperphysics.phyastr.gsu.edu/hbase/thermo/heatra.html#c3, diakses
24Oktober 2013.

Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung:CV Wacana


Prima.

Carin, A.A. 1993. Teaching Science Through Discovery. New York: Macmillan
Publishing Company.

Costu, Bayram., Ayas, Alipasa., & Niaz, Mansoor. 2011. Investigating The
Effectiveness Of A POE – Based Teaching Activity On Student’s
Understanding Of Condensation. Springer Science+Business Media
B.V.2011.

Hasanah, Retno, 2001, Fisika Dasar I (Seri Thermofisika), Surabaya:UNESA


University Press.

Holman, J. P. (terjemahan Jasjfi, E., M.Sc, Ir.). 1997. Perpindahan Kalor. Edisi
keenam. Jakarta:Erlangga.

Ibrahim, M. 2001. Model Pengembangan Perangkat Pembeajaran. Jakarta:


Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Dirjen Pendidikan dasar dan
Menengah Depdiknas.

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:UNESA


Unipress.

Karim, Asrul. 2011. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam


Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. (tersedia pada
http//www.asrulkarim.org, diakses pada tanggal 2 januari 2013).

Khanthavy, Houmphanh., & Yuenyong, Chekchai. 2011. The Grade 1 Student’s


Mental Model Of Force And Motion Through Predict – Observe - Explain
(POE) Strategy. houmphanhk@yahoo.com.

Nur, M. 2000. Buku Panduan Ketrampilan Proses Sains dan Hakikat Sains.
Surabaya: Unesa University Press.
67

Nur, M. 2005. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: Pusat sains dan Matematika


sekolah Dasar.

Nur, M. 2008. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis


dalam Pengajaran. Surabaya: Unesa University Press.

Nur, M. 2008. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya:Universitas Negeri


Surabaya Pusat Sains Dan Matematika Sekolah.

Ozdemir, Hakan., BAG, Huseyin., & Bilen, Kadir. 2011. Effect Of Laboratory
Activities Designed Based On Prediction – Observation – Explanation
(POE) Strategy On Pre-Service Science Teachers’ Understanding Of Acid
Base Subject. Western Anatolia Journal Of Educational Science.

Prabowo. 1998. Metodologi Penelitian. Surabaya: Unesa University Press.

Ratumanan, T. G. dan Laurens. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan


dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Unesa University
Press.

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.


Bandung:Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta:Predana Media Group.

Sears & Zemansky. (terjemahan Soedarjana, Ir. & Achmad, Amir, Drs.). 1962.
Fisika untuk Universitas 1. Jakarta:Yayasan Dana Buku Indonesia.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung:Tarsito.

Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.


Bandung:Rosdakarya.

Sugiyanta, 2004. Pendekatan Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Fisika


Dengan Peta Konsep. (Online). http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=225, diakses 13 Januari 2013.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta:PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT


Rineka Cipta.
68

Susanto. 2007. Pengembangan KTSP Dengan Perspektif Managemen Visi.


Matapena.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &


Menyenangkan. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel, M. I. 1997. Instructional development


of Training Center of Exceptional Children. Minepolish: Indiana
University.

Anda mungkin juga menyukai