Kota Bontang adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Kalimantan Timur, dipinggiran laut
Kota Bontang terdapat sebuah kampong bernama Kampung Bontang Kuala. Karena terletak di
pesisir, mata pencaharian utama masyarakat kampung ini adalah nelayan oleh karena itu
mendapat sebutan kampung nelayan. Rumah Panggong adalah rumah tradisional Kampung
Nelayan Bontang Kuala, Rumah Panggong ini berbentuk seperti Pangung dan terletak diatas
permukaan air sungai atau air laut. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman nelayan
tidak lagi menjadi satu-satunya mata pencaharian di Kampung Bontang Kuala ini mata
pencaharian lain yang dimiliki masyarakat di kampung ini seperti bedagang dan jasa. Hal ini
mempengaruhi pola ruang dalam masing-masing Rumah Panggong yang ditempati masyarakat
Kampung Bontang Kuala. Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan dan menganalisis pola
ruang dalam Rumah Panggong dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan juga
metode survey deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal berpa
keadaan yang mempengaruhi pola ruang dalam Rumah Panggong di Kampung Bontang Kuala.
1. PENDAHULUAN
Kota Bontang adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Kalimantan Timur dengan luas
497,6 km² memiliki salah satu pedesaan atau kampung yang bernama Kampung Bontang Kuala.
Sejarah awal terbentuknya Kampung Bontang Kuala diawali dari Ajipao yang merupakan
bangsawan Bugis yang melarikan diri dari Pulau Sulawasi ke Kesultanan Kutai
Kartanegara(sekarang Kalimanantan bagian timur) akibat perang saudara dan konflik politik
dengan kolonial Belanda. Ajipao diangkat menjadi kerabat oleh Sultan Kutai Kartanegara dan
ditugaskan untuk mencari wilayah baru. Kemudian Ajipao akhirnya menderikan perkampungan
di Kampung Bontang Kuala.
Masyarakat Bontang yang bermatapencaharian sebagai nelayan yaitu Suku Bugis dan Suku
Bajau, memilih tinggal didaerah pesisir atau diatas laut kemudian mereka mendidikan rumah
berbentuk panggung agar bisa ditempati diatas air. Itulah sejarah terbentuknya Rumah
Panggong di Kampung Bontang Kuala[ CITATION Nin03 \l 1033 ].
Seiring perkembangan zaman masyarakat bontang tidak hanya bermatapencaharian nelayan,
namun sebagai alternative ada juga yang bekerja sebagai pedagang dan jasa. Hal ini
mempengaruhi pola ruang dalam tempat masyarakat itu tinggal, bagi masyarakat yang masih
bekerja sebagai nelayan Rumah Panggong memiliki sirkulasi khusus menuju kapal yang
ditambatkan dibawah tumah mereka dan memiliki ruang untuk menyimpan hasil laut. Namun
untuk masyarakat dengan matapencaharian lain mereka tidak memerlukan sirkulasi khusus dan
ruang penyimpanan yang ada di Rumah Panggong.
Kondisi ini menyebabkan pola ruang dalam Rumah Panggong yang mereka huni berbeda-beda,
saat ini konsep Rumah Panggong merupakan konsep ruang dalam yang sederhana namun sangat
erat hubungannya dengan karakter masyarakat Kampong Nelayan Bontang Kuala. RUmah
Panggong ini juga memiliki ruang dalam yang bermacam-macam yang cukup menarik untuk
diteliti tergantung dengan mata pencaharian masing-masing pemilik rumah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi juga menganalisis pola ruang dalam Rumah
Panggong yang terdapat di Kampung Bontang Kuala.
2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adala metode analisis kualitatis dengan pendekatan
analisis dekriptif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
pola ruang dalam Rumah Panggong yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik ruang
dalamnya. Selain itu juga metode yang digunakan adalah Metode Survey Deskriptif, yaitu
bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari hal yang berhubungan dengan keadaan yang
memengaruhi pola ruang dalam Rumah Panggong. Seluruh kegiatan penelitian akan dibatasi
dengan variable yang akan menjadi bahan analisis untuk Rumah Panggong ini.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan tetua kampung dan kepala adat Kampung Bontang Kuala,
didapatkan bahwa tampilan keseluruhan bangunan dari Rumah Panggong dipengaruhi oleh opini
masyarakat, masyarakat Kampung Bontang Kuala percaya bahwa tempat tinggal yang baik
adalah tempat tinggal yang menghadap arah timur atau arah datangnya sinar matahari. Menurut
masyarakat Kampung Bontang Kuala sinar matahari dapat memberi tenaga eksta dan dapat
mendapat hasil laut yang maksimal saat mereka pergi melaut.
Untuk pola susunan ruang dalam Rumah Panggong terdapat ruang utama dan ruang penunjang,
ruang utama dibagi menjadi 2 yaitu Palladang dan Balai. Ruang penunjang adalah ruang yang
tidak selalu ada di dalam Rumah Panggong terbagi menjadi 2 yaitu Berandah dan Dapou.
Rumah Panggong yang ada di kampung bontang kuala mempunyai 4 jenis kategori
dilihat dari ruang penyusun Rumah Panggong sendiri yaitu palladang , bale, dapou, dan
berandah. Perbedaan dari empat jenis kategori adalah ada tidaknya empat ruang penyusun
Rumah Panggong itu sendiri .
Rumah kategori pertama mempunya ruang penyusun Rumah Panggong masih
lengkap. Terkadang ditemukan rumah kategori pertama dengan ruang tambat perahu berada
diluar area rumah, tetapi tetap termasuk kategori pertama karena ruang gudang makanan pada
rumah tersebut menjadi ruang privat. Rumah kategori pertama masih lengkap dikarenakan
mata pencaharian penghuni dengan konsep ruang dalam masih sama seperti awal
terbentuknya rumah tersebut.
Rumah kategori kedua mempunyai ruang penyusun Rumah Panggong hanya tiga.
Konsep ruang dalam hanya difokuskan kepada mata pencahariaan nelayan, sebab efisiensi
lahan rumah yang tidak memungkinkan untuk penambahan ruang berandah pada bangunan
kategori kedua.
Rumah kategori ketiga ruang penyusun Rumah Panggong hanya tiga. Seiring
perkembangan zaman kampung bontang kuala tidak lagi permukiman hanya untuk para
nelayan saja. Pola ruang dalamnya merupakan pola penyusun tanpa adanya dapou karena
pemilik rumah bukan nelayan melainkan hanya pengrajin olahan laut. Maka dari itu,
berandah yang terdiri dari ruang jemur, gerai dan toko untuk produksi dan penjualan terdapat
pada bangunan ini.
Rumah kategori keempat sendiri hanya memiliki dua ruang penyusun Rumah
Panggong yaitu ruang utama palladang, dan bale. Rumah kategori keempat adalah rumah
yang baru dibangun atas dasar untuk tempat tinggal saja. Pola ruang dalamnya tidak mengacu
pada kebutuhan mata pencaharian para penghuni dikarenakan letak rumah dan pekerjaan
penghuni itu sendiri. Kemampuan adaptasi para penghuni rumah sesuai dengan keadaan dan
kekurangan pada rumah tersebut yang mendasari pengkategorian ini.
Daftar Pustaka
D. K. Ching, Francis. 1999. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. Cetakan ke-7. Jakarta:
Erlangga.
Lubis, Nina H. dkk. 2003. Kota Bontang : Sejarah Sosial Ekonomi. Bandung: Satya Historika
Zahnd, M. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu, Teori Perancangan Kota dan
Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.