Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan
atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung
Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya. Setiap manusia
memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab seorang
pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada
mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara
dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya, dan
tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan
Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-
duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena
ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab
atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun
tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku jujur.
Maka dari itu kita sebagai manusia makhluk yang sempurna harus bersikap
tanggung jawab dibidang apapun atau diprofesi apapun yang kita jalani agar
semua yang kita lakukan mendapat Ridho dari Tuhan yang Maha Esa.
PEMBAHASAN
Bagi orang yang kurang takut terhadap Tuhan, atau mungkin bahkan tidak
peduli, masih ada konsep mengenai hukum karma. Bahwa alam semesta akan
berfungsi sedemikian rupa sehingga setiap kejahatan akan kembali kepada si
pembuatnya dengan berbagai cara. Demikian pula halnya dengan kebaikan.
Yang manapun itu, bertanggung jawab adalah nilai moral yang mulia. Yang
membuat manusia berhati-hati untuk tidak merugikan orang lain, bahkan berusaha
semampunya untuk selalu berbuat kebaikan bagi orang lain. Orang-orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang bermanfaat bagi sistem masyarakat, atau
1
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan¸ (Jakarta: Golo Riwu Jakarta, 1997) h.
616.
Abdullah Karim, Tanggung jawab Kolektif Manusia Menurut Al-Qur’an, (Banjarmasin:
2
َو َتَر ٰى ُك َّل أ َُّم ٍة َجاثِيَةً ۚ ُك ُّل أ َُّم ٍة تُ ْد َع ٰى إِىَل ٰ كِتَاهِبَا الَْي ْو َم جُتَْز ْو َن َما ُكْنتُ ْم َت ْع َملُو َن
“Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat
dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi
balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap umat, penganut agama atau kepercayaan
apa pun, yang berbuat baik maupun jahat, semuanya akan berlutut di hadapan
Alah menghadapi hari yang sangat dahsyat untuk dihisab. Setiap umat dipanggil
untuk menerima dan melihat buku catatan amalnya, yang baik dan yang buruk,
yang besar maupun yang kecil, semuanya tercantum di dalam buku tersebut.4
Adapun orang-orang mukmin yang saleh dan bertakwa kepada Allah swt
serta melaksanakan tanggung jawabnya sebagai hamba semasa di dunia, maka
Allah masukkan mereka kedalam surga, sedangkan tempat kembali untuk orang-
orang yang lalai akan perintah-Nya adalah Neraka Jahannam.5
Tingkatan tanggung jawab yang paling rendah bagi seorang muslim adalah
tanggung jawab terhadap diri sendiri, sedangkan tingkatan tanggung jawab bagi
seorang muslim berikutnya adalah tanggung jawab terhadap keluarga dan sanak
kerabatnya.6
3
Muhammad Nur Yasin, Makalah Al Qur'an Hadist tanggung jawab terhadap keluarga
dan masyarakat, dalam http://muhammadnuryasin17.blogspot.com/2014/11/makalah-al-quran-
hadist-tanggung-jawab.html, diakses pada 9 Februari 2020.
4
Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Marah Al-Labid Li Kasyf Ma’na Al-Qur’an Al-
Majiid ( Beirut Lebanon: Dar al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 1971), hlm. 542.
5
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, (Beirut: Darul Fikr, 2019) h. 1163.
6
Said Ramadhan Al-Buthy, The Great Episodes of Muhammad: Menghayati Islam dari
Fragmen Kehidupan Rasulullah SAW, Terj. Fedrian Hasmand, Fuad SN, (Damaskus: Darul fikr
Damaskus, 2009) Hal. 39.
B. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
ٌت َر ِهْينَة
ْ َس مِب اَ َك َشب
ٍ ُك ُّل َن ْف
Ayat diatas menegaskan bahwa setiap pribadi tergadai disisi Allah Swt, ia
harus menebus dirinya dengan amal-amal dan perbuatan baik. Setiap pribadi
seakan-akan berutang kepada Allah Swt. Dan ia memiliki tanggung jawab untuk
membayar kembali utangnya tersebut kepada Allah Swt.8
Guna menjaga diri sendiri, seorang hamba yang taat harus melakukan hal-
hal berikut ini:
7
Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Marah Al-Labid Li Kasyf Ma’na Al-Qur’an Al-
Majiid, hlm. 542.
8
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
(Ciputat: Lentera Hati, 2012) h. 508.
Ketiga, seorang hamba juga perlu untuk segera menyadari setiap
kesalahannya dengan bertaubat kepada Allah, yaitu dengan meninggalkan dan
menyesali kemaksiatan tersebut, serta berjanji kepada diri sendiri untuk tidak
mengulanginya lagi. Selama taubat dilakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati,
maka setiap dosa akan diampuni oleh Allah selama bukan dosa syirik.9
Krisis spiritual yang banyak terjadi sekarang oleh umat manusia bermula
dari pemberontakan kepada tuhan. Ketika manusia melupakan adanya
pengawasan dari tuhan, ketika itu pula mereka lupa dengan tanggung jawab berat
yang ia pikul semasa ia hidup.10
9
Irmansyah D Guci, Kewajiban Manusia Terhadap Diri Sendiri, Kedua Orang Tua dan
Keluarga, Dalam http://portalsatu.com/read/Blog/kewajiban-manusia-terhadap-diri-sendiri-kedua-
orang-tua-dan-keluarga-34204, diakses pada 10 Februari 2020.
10
Seyyed Hossein Nasr, The Heart Of Islam, terj. Nurasiah Fakih Sutan Harap,
(Bandung: Mizan, 2003). h. 339.
11
Irmansyah D Guci, Kewajiban Manusia Terhadap Diri Sendiri, Kedua Orang Tua dan
Keluarga, Dalam http://portalsatu.com/read/Blog/kewajiban-manusia-terhadap-diri-sendiri-kedua-
orang-tua-dan-keluarga-34204, diakses pada 10 Februari 2020.
Ayat ini menjelaskan bahwa kewajiban atau tanggung jawab untuk taat yang
paling utama setelah kepada Allah Swt adalah berbakti kepada kedua orang tua.
Ayat tersebut juga menyampaikan bahwa berbuat baik tidaklah cukup ketika tidak
dibarengi dengan adat kebiasaan baik yang berkembang di masyarakat. Ayat 24
juga menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara ibu dan bapak, meskipun
biasanya ibu lebih didahulukan daripada ayah, tetapi menurut Imam Syafi’i
seperti yang ditulis oleh Thahir Ibn Masyhur bahwasanya kedudukan mereka
berdua adalah sama.12
Beberapa kewajiban utama dalam tanggung jawab untuk taat kepada kedua
orang tua yaitu :
Ketiga, berbuat baik kepada kedua orang tua, seperti memberikan nafkah
pada saat mereka telah berusia lanjut dan menjaga hubungan silaturrahim dengan
kerabat dan kawan-kawan orang tua. Juga mendoakan dan memohon ampunan
kepada Allah Swt untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya, dan menunaikan
utang-utangnya.13
Berbakti kepada kedua orang tua tidak hanya dilakukan pada saat mereka
masih hidup, akan tetapi kita tetap berbakti kepada mereka meskipun keduanya
12
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, h.
62-70.
Irmansyah D Guci, Kewajiban Manusia Terhadap Diri Sendiri, Kedua Orang Tua dan
13
Orang tua juga diharuskan untuk meninggalkan warisan berupa harta yang
dibagi secara adil, juga mengarahkan anaknya untuk selalu takut dan mengingat
akan tanggung jawabnya terhadap tuhannya sehingga mereka tidak akan berkata
kecuali perkataan yang benar dan tidak akan bertindak kecuali sesuai dengan apa
yg diperintahkan dan bolehkan oleh Allah Swt.16
14
Ahmad Munzir, Cara Berbakti pada Orang Tua yang Sudah Meninggal, Dalam
https://islam.nu.or.id/post/read/108593/cara-berbakti-pada-orang-tua-yang-sudah-meninggal-,
Diakses pada 10 Februari 2020.
15
Salman Harun, Mutiara Al-Qur’an: Menerapkan Nilai-nilai Kitab Suci Dalam
Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta: PT Qaf Media Kreativa, 2016), 139.
16
Ibnu Jarir At-Thabari, Tafsir At-Thabari, (Lebanon: Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 2009) h.
614.
Muhammad Sayyid Thantawi mengatakan bahwa ayat ini ditujukan kepada
semua pihak.17
Secara global perintah di atas didasarkan pada firman Allah Swt dalam
surah At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi :
17
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
h.426.
Irmansyah D Guci, Kewajiban Manusia Terhadap Diri Sendiri, Kedua Orang Tua dan
18
keluargamu dari api neraka.” Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada
orang-orang beriman agar memelihara dirinya, istri/suaminya, anak-anaknya,
kerabat-kerabatnya dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawabnya, dengan
saling membimbing, menasehati, mendidik, dan memelihara satu sama lain agar
terhindar dari siksa api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu,
dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah.19
Kesimpulan