Tugas KMB II Resume T13
Tugas KMB II Resume T13
Disususn Oleh :
2A
Nama : Amelia Sabila
Nim : P17320118028
Kelenjar ini disebut paratiroid karena letaknya di belakang kelejar tiroid, hormon
paratiroid yang dihasilkan oleh kelenjar ini berfungsi untuk mengontrol kadar kalsium di
darah dan tulang. Kelenjar ini akan terus berproduksi secara konstan hingga seseorang
mencapai usia 30 tahun.
Fungsi utama kelenjar paratiroid ialah memproduksi hormon paratiroid, hormon ini
merupakan hormon peptida yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium di dalam darah dan
tulang. Selain itu hormon ini juga dapat menurunkan fosfat dalam darah serta meningkatkan
sekresi fosfat dalam urin.
1. Efek hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya penyerapan kalsium dan fosfat
dari tulang.
2. Efek hormon paratiroid dalam mengurangi pengeluaran “eksresi” kalsium oleh ginjal.
1. Hipoparatiroid
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh
kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan
yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadang-
kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
Hipoparatiroid Neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang
menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekan oleh
maternal hiperkalsemia.
Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya sebagai
akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap paratiroid,
ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya gangguan ini dapat disebabkan karena
menderita hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kegagalan
ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.
Hipoparatiroid Pascabedah
Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau sesudah
operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi sewaktu operasi
tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk kelenjar paratiroidisme karena
pengikatan arteri tiroid inferior. Hipoparatiroid yang terjadi bersifat sementara atau
permanen
2. Hiperparatiroidisme
Terdiri atas:
Hiperparatiroidisme primer
Hiperparatiroidisme sekunder
Hiperparatiroidisme tersier
Produksi hormone paratiroid yang berlebihan dapat berasal dari efek primer kelenjar
paratiroid seperti adenoma atau hyperplasia ( hiperparatiroidisme primer). Lebih sering,
peningkatan produksi PTH bersifat kompensasi, biasanya ditujukan untuk memperbaiki
keadaan hipokalsemia karena berbagai sebab ( hiperparatiroidisme sekunder ).
3. Pseudohipoparatiroidisme
Tipe A . tipe ini penderita yang terkena menderita efek generatif subunit α protein
pengikat – nukleotid perangsang guanine. Defek diwariskan sebagai ciri autosom
dominan, dan sedikitnya transmisi dari ayah – ke – anak diduga karena menurunnya
fertilitas pada laki – laki.
Tipe IB. Penderita yang terkena memiliki kadar aktivitas protein – G dan
penampakan fenotip normal. Penderita ini resisten terhadap PTH tetapi tidak terhadap
hormone lain. Kadar kalsium serum, fosfor, dan PTH imunoreaktif sama seperti kadar
pada penderita dengan PTH tipe IA; namun, PTH bioaktif tidak meningkat.
Tipe II. Tipe ini telah dideteksi pada hanya sebagian kecil penderita dan berbeda dari
tipe I dalam hal ekskresi cAMP urin yang meningkat baik pada status basal maupun
sesudah stimulasi denga PTH, tetapi fosfaturia tidak meningkat. Tampak bahwa
cAMP aktivasi secara normal diaktifkan, tetapi sel tidak mampu berespons pada
isyaratnya
RESUME GANGGUAN KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid termasuk dalam system endokrin selain kelenjar hipofise, kelenjar
paratiroid, kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan kelenjar kelamin. Kelenjar ini
berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di pangkal leher tepat di bawah jakun.
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher,
tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya
menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi
bila membesar, dapat terabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau
di samping jakun.
Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3). Hormon-
hormon inilah yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen sehingga mampu
mempengaruhi fungsi seluruh sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.
Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor
penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
1. Defisiensi iodium
2. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air
minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.
4. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai).
Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk
menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan iodium yaitu elemen yang terdapat
di dalam makanan dan air.
Iodium diserap oleh usus halus bagian atas dan lambung, dan kira-kira sepertiga hingga
setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sedangkan sisanya dikeluarkan lewat air kemih.
Hormon tiroid dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah
glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung
asam amino tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua
iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis hormon tiroid dalam darah yaitu :
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya
memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
triiodotironin (T3).
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk T3
dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam darah
adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel
sasaran mereka oleh suatu protein plasma.