Anda di halaman 1dari 9

RESUME

MATERI GANGGUAN KELENJAR PARATIROID DAN


KELENJAR TIROID
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu : Dr. Hotma Rumahorbo. SKp. M.Kes

Disususn Oleh :
2A
Nama : Amelia Sabila
Nim : P17320118028

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
2020
RESUME GANGGUAN KELENJAR PARATIROID

Kelenjar Paratiroid adalah kelenjar endoktrin yang berfungsi untuk mensekresikan


hormon paratiroid. Kelenjar paratiroid biasanya terletak di leher dan manusia mempunyai
empat buah kelenjar paratiroid.

Kelenjar ini disebut paratiroid karena letaknya di belakang kelejar tiroid, hormon
paratiroid yang dihasilkan oleh kelenjar ini berfungsi untuk mengontrol kadar kalsium di
darah dan tulang. Kelenjar ini akan terus berproduksi secara konstan hingga seseorang
mencapai usia 30 tahun.

Fungsi Kelenjar Paratiroid

Fungsi utama kelenjar paratiroid ialah memproduksi hormon paratiroid, hormon ini
merupakan hormon peptida yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium di dalam darah dan
tulang. Selain itu hormon ini juga dapat menurunkan fosfat dalam darah serta meningkatkan
sekresi fosfat dalam urin.

Hormon paratiroid juga dapat meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol,


metabolit aktif dari vitamin D. Naiknya konsentrasi kalsium dalam tubuh dapat disebabkan
oleh dua efek berikut:

1. Efek hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya penyerapan kalsium dan fosfat
dari tulang.

2. Efek hormon paratiroid dalam mengurangi pengeluaran “eksresi” kalsium oleh ginjal.

Cara Kerja Kelenjar Paratiroid

PTH bekerja langsung pada tulang untuk


meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi Ca2+.
Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan
fosfat plasma, PTH meningkatkan ekskresi fosfat
dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh
penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal.

PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus


distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat
pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek
reabsorpsi.
PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D
yang secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek
ini tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.

Gangguan Kelenjar Paratiroid


Terdiri atas:

1. Hipoparatiroid

Hipoparatiroidisme adalah suatu gangguan pada kelenjar paratiroid yang disebabkan


karena hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar paratiroid (Hotma Rumahorbo,
1999: 81). Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar
paratiroid sehingga menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan fosfor. Serum kalsium
menurun (bisa sampai 5 mg %), serum fosfor meningkat (9,5-12,5 mg%). Keadaan ini jarang
sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan
kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah
tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh
kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan
yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadang-
kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.

Dalam hal ini hipoparatiroid dapat berupa:

 Hipoparatiroid Neonatal

Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang
menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekan oleh
maternal hiperkalsemia.

 Simple Idiopatik Hipoparatiroid

Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya sebagai
akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap paratiroid,
ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya gangguan ini dapat disebabkan karena
menderita hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kegagalan
ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.

 Hipoparatiroid Pascabedah

Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau sesudah
operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi sewaktu operasi
tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk kelenjar paratiroidisme karena
pengikatan arteri tiroid inferior. Hipoparatiroid yang terjadi bersifat sementara atau
permanen

2. Hiperparatiroidisme

Terdiri atas:

 Hiperparatiroidisme primer

Hiperparatiroidisme primer hasil dari hyperfunction dari kelenjar paratiroid sendiri.


Ada oversecretion PTH karena adenoma, hiperplasia atau, karsinoma kelenjar paratiroid.

 Hiperparatiroidisme sekunder

Hiperparatiroidisme sekunder adalah reaksi dari kelenjar paratiroid ke hypocalcemia


disebabkan oleh sesuatu selain patologi paratiroid, gagal ginjal kronis misalnya.

 Hiperparatiroidisme tersier

Hiperparatiroidisme tersier hasil dari hiperplasia kelenjar paratiroid dan hilangnya


respon terhadap kadar kalsium serum. Gangguan ini paling sering terlihat pada pasien
dengan gagal ginjal kronis.

Produksi hormone paratiroid yang berlebihan dapat berasal dari efek primer kelenjar
paratiroid seperti adenoma atau hyperplasia ( hiperparatiroidisme primer). Lebih sering,
peningkatan produksi PTH bersifat kompensasi, biasanya ditujukan untuk memperbaiki
keadaan hipokalsemia karena berbagai sebab ( hiperparatiroidisme sekunder ).

3. Pseudohipoparatiroidisme

Berbeda dengan keadaan hipoparatiroidisme idiopatik, pada sindrom ini kelenjar


paratiroid normal atau secara histologis hiperplastis, dan dapat mensintesis dan
memsekresikan hormone paratiroid ( PTH . Kadar PTH imunoreaktif serum meningkatkan
ketika penderita mengalami hipokalsemia. PTH endogen atau yang diberikan tidak
meningkatkan kadar kalsium serum atau menurunkan kadar fosfor. Defek genetik pada sistem
siklase adenilat – reseptor hormone digolongkan ke dalam berbagai tipe yang tergantung pada
temuan – temuan fenotipik dan biokimia.

 Tipe A . tipe ini penderita yang terkena menderita efek generatif subunit α protein
pengikat – nukleotid perangsang guanine. Defek diwariskan sebagai ciri autosom
dominan, dan sedikitnya transmisi dari ayah – ke – anak diduga karena menurunnya
fertilitas pada laki – laki.

 Tipe IA dengan pubertas prekoks.

 Tipe IB. Penderita yang terkena memiliki kadar aktivitas protein – G dan
penampakan fenotip normal. Penderita ini resisten terhadap PTH tetapi tidak terhadap
hormone lain. Kadar kalsium serum, fosfor, dan PTH imunoreaktif sama seperti kadar
pada penderita dengan PTH tipe IA; namun, PTH bioaktif tidak meningkat.

 Tipe II. Tipe ini telah dideteksi pada hanya sebagian kecil penderita dan berbeda dari
tipe I dalam hal ekskresi cAMP urin yang meningkat baik pada status basal maupun
sesudah stimulasi denga PTH, tetapi fosfaturia tidak meningkat. Tampak bahwa
cAMP aktivasi secara normal diaktifkan, tetapi sel tidak mampu berespons pada
isyaratnya
RESUME GANGGUAN KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid termasuk dalam system endokrin selain kelenjar hipofise, kelenjar
paratiroid, kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan kelenjar kelamin. Kelenjar ini
berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di pangkal leher tepat di bawah jakun.

Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher,
tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya
menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.

Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi
bila membesar, dapat terabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau
di samping jakun.

Kelenjar tiroid merupakan pengendali utama metabolisme tubuh. Kelenjar ini


bertugas menghasilkan, menyimpan, dan melepaskan hormone tiroid ke dalam peredaran
darah.

Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3). Hormon-
hormon inilah yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen sehingga mampu
mempengaruhi fungsi seluruh sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.

Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor
penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :

1. Defisiensi iodium

2. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air
minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.

3. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.

4. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai).

5. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya :thiocarbamide,


sulfonylurea dan litium).
 Fisiologis Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan  hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme
tubuh. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein.

2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.

Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk
menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan iodium yaitu elemen yang terdapat
di dalam makanan dan air.

Iodium diserap oleh usus halus bagian atas dan lambung, dan kira-kira sepertiga hingga
setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sedangkan sisanya dikeluarkan lewat air kemih.

Hormon tiroid dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah
glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung
asam amino tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua
iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis hormon tiroid dalam darah yaitu :

1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk  yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya
memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.

2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
triiodotironin (T3).

T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk T3 
dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam darah
adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel
sasaran mereka oleh suatu protein plasma.

Jenis Dan Penyebab Penyakit Tiroid :


Penyakit tiroid yang umum ditemukan adalah:
 Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kondisi ketika jumlah hormon tiroksin yang diproduksi oleh
kelenjar tiroid terlalu sedikit.
 Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah penyakit tiroid yang terjadi ketika kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dalam tubuh.
 Penyakit gondok
Penyakit gondok adalah pembengkakan kelenjar tiroid yang terlihat sebagai benjolan
di
 Nodul tiroid
Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi air yang terbentuk dalam kelenjar
tiroid. Benjolan ini dapat berupa tumor jinak atau kista.
 Kanker Tiroid
Kanker tiroid adalah penyakit tiroid yang terjadi akibat munculnya jaringan kanker
pada kelenjar tiroid.
Penyebab penyakit tiroid berbeda-beda, tergantung jenisnya. Beberapa kondisi yang
menjadi penyebab dan pemicu munculnya penyakit tiroid, antara lain:
 Kekurangan yodium (iodium).
 Peradangan pada kelenjar tiroid atau tiroiditis.
 Faktor genetik.
 Pasca melahirkan.
 Autoimun.
 Gangguan pada kelenjar pituitari atau hipofisis.
Penyakit tiroid dapat terjadi pada siapa saja, namun terdapat beberapa faktor yang
membuat seseorang berisiko menderita sakit tiroid, di antaranya:
 Berjenis kelamin wanita.
 Berusia diatas 60 tahun.
 Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tiroid.
 Memiliki riwayat menderita penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit autoimun.
 Pernah menjalani pengobatan dengan iodium radioaktif.
 Pernah menjalani operasi tiroid.
 Pernah menjalani radioterapi pada dada.

Ciri-Ciri Dan Gejala Penyakit Tiroid


Tergantung jenis penyakitnya, gejala yang timbul pada penyakit tiroid adalah
munculnya benjolan di leher. Selain benjolan, gejala lain yang dapat muncul adalah gejala
akibat perubahan hormon tiroid, apakah hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
Penderita hipertiroidisme dapat mengalami gejala berupa:
 Tremor.
 Turunnya berat badan.
 Mudah berkeringat.
 Gangguan tidur.
 Gugup, cemas, dan mudah tersinggung.
 Jantung berdebar.
Penderita hipotiroidisme dapat mengalami gejala berupa:
 Mudah
 Mudah lupa.
 Mudah merasa kedinginan.
 Kulit dan rambut menjadi
 Suara serak.
 Pembengkakan pada bagian tubuh (edema).
 Khusus perempuan, menstruasi yang lebih banyak dari biasanya.

Anda mungkin juga menyukai