Anda di halaman 1dari 13

 PEFI4312/MODUL 4 4.

In i sia si - 4
Fungsi Khas
Dr. Paken Pandiangan, S. Si., M.Si.

Fungsi Khas yang akan kita bahas dalah: fungsi gamma, fungsi beta, dan
hubungan antara fungsi gamma dan fungsi beta.

Fungsi Gamma dan Fungsi Beta


1. FUNGSI FAKTORIAL

Dalam mata kuliah Kalkulus kita telah mempelajari bagaimana


mengintegralkan suatu fungsi. Sebagai gambaran marilah kita hitung nilai
dari beberapa integral berikut.
 
x 1
e dx   1 ex |  ;0 (4.1)
0 
0

Dengan mendiferensiasi kedua ruas persamaan (4.1) secara berulang akan


diperoleh
 
x 1!
 xe dx   1 atau  xex dx 
2 2
0 0

2 x 1.2 2!
x e dx 
 2

2
0

3 x 1.2.3 3!
x e dx 
 2

2
.
0

Jika proses di atas diteruskan, maka akan diperoleh bentuk umum



n x 1.2.3....n n!
x e dx 
 n 1

 n 1
(4.2)
0

Untuk   1 dari (4.2) akan diperoleh



n x
x e dx  n!, n  1, 2,3,.... (4.3)
0
4.2 Fisika Matematik 

Dengan demikian, kita mempunyai integral tertentu yang nilainya n! (dibaca:


"n faktorial"), untuk n bulat positif.

Contoh:
Hitunglah solusi dari persamaan (4.3) untuk n = 0!

Solusi
 
0!   e x dx  e  x |  1
o o

B. FUNGSI GAMMA

Berikut ini definisi fungsi Gamma untuk sebarang p > 0:



  p    x p1e x dx (4.4)
o

Untuk 0 < p < 1, bentuk (4.4) akan menjadi integral tak sesungguhnya,
sebab x p 1 menjadi tak terhingga pada batas bawah. Meskipun demikian, ini
merupakan integral yang konvergen untuk p > 0. Sedangkan untuk p  0 ,
integral tersebut divergen sehingga tidak dapat dipakai untuk menentukan
  p  . Namun pada pembahasan selanjutnya kita akan melihat bagaimana
menentukan   p  untuk p  0 .
Melalui substitusi persamaan (4.3) dan (4.4) diperoleh

 n   x n 1e x dx   n  1!
o


  n  1   x n e  x dx  n! (4.5)
o
 PEFI4312/MODUL 4 4.3

Dengan demikian,   1  0!  1,   2   1!  1,   3  2!  2 , dan seterusnya.

Contoh:
Hitunglah integral berikut ini.

1.  x 3e x dx
o


2.  x 6 e2x dx
o

Solusi:
1. Integral ini merupakan bentuk (4.5), dengan n = 3. Jadi,

 x 3e x dx    4   3!  6
o

2. Integral ini dapat diubah menjadi bentuk (4.5) dengan melakukan


substitusi y = 2x atau x = y/2 dan dx = dy/2. Dengan demikian,
  6
 y   y dy
 x 6 e2x dx     e
o o 2 2

1
  y6 e  y dy
7
2 o

Integral terakhir merupakan bentuk fungsi Gamma dengan n = 6, jadi



1
 x 6 e2x dx    7
o 27
6!

27
45
 .
8
4.4 Fisika Matematik 

Menggantikan p dengan (p + 1) pada (4.4) kita akan memperoleh bentuk


berikut ini.

  p  1   x p e  x dx  p!, p  1 (4.6)
o

Perhatian bahwa kita tetap menggunakan notasi p!    p  1 , meskipun p


bukan bilangan bulat. Dalam mata kuliah Kalkulus, Anda tentu sudah
mempelajari integral parsial. Untuk itu marilah kita terapkan integral parsial
pada (4.6) dengan memisalkan x p  u dan e x dx  dv , kita akan
memperoleh

du  px p 1dx dan v  e  x

 
  p  1   x p e  x |  
0
 ex  px p1dx
o

 p  x p 1e x dx
o
 p   p

Jadi,
  p  1  p   p  (4.7)

Persamaan (4.7) dikenal sebagai hubungan rekursi fungsi Gamma. Jika


diberikan Г(p) untuk sebarang bilangan p > 0 maka kita dapat
menggunakannya untuk memperoleh Г(p + l).
Secara umum Fungsi Gamma dirumuskan sbg:

 n   x n 1e n dx untuk 1  n  2
o
Dengan menggunakan hubungan rekursi (4.7) kita dapat memperoleh
Г(p) untuk sebarang bilangan p > 0. Sebagai contoh, Г (2,5) = 1,5 Г (1,5);
Г(3,5) = 2,5 Г(2,5) = (2,5)(1,5) Г(1,5) dan sebagainya. Untuk mendapatkan
 PEFI4312/MODUL 4 4.5

Г(p) dengan 0 < p < 1, dapat diperoleh melalui hubungan rekursi Г(p) = (1/p)
Г (p + 1). Sebagai contoh, Г(0,5) = (1/0, 5) Г(1, 5).

Contoh:
Nyatakan integral berikut ke dalam fungsi Gamma, kemudian hitunglah
hasilnya apabila diketahui   32   0,88623.
 2
 x 2 e x dx
o

Solusi:
Integral tersebut dapat dinyatakan ke dalam fungsi Gamma, dengan
melakukan substitusi
dy
x 2  y atau x  y , dan dx  .
2 y

Diperoleh
 
2 dy
 x 2 e x dx   ye y
o o
2 y
 1
1
  y 2 e y dy
2
o

Bentuk terakhir merupakan fungsi Gamma dengan n  1 = 1/2 atau n = 3/2.


Jadi,
 2 1 3
 x 2 e x dx   
2 2
o
 0,5  0,88623
 0, 443115.
4.6 Fisika Matematik 

C. FUNGSI GAMMA UNTUK BILANGAN NEGATIF

Kita telah mempelajari Г(p) untuk sebarang p > 0. Bagaimanakah


menghitung Г(p) untuk p < 0? Untuk ini tetap menggunakan hubungan
rekursi (4.7) dalam bentuk
1
  p    p  1 (4.8)
p

Dengan demikian,   0   10   1  ,   1  1 


1  0   ,
  2   1 
2  1  , dan seterusnya. Dapat disimpulkan bahwa Г(p)
menjadi tak hingga tidak hanya pada p = 0, tetapi juga pada semua bilangan
bulat negatif. Jika p tidak bulat negatif, maka dengan menggunakan
hubungan rekursi (4.7) akan diperoleh

(0,5)  1  (0,5),
0,5 (negatif)

( 1,5)  1 1 (0,5),
1,5 0,5 (positif)

(2,5)  1 1 1 (0,5),
2,5 1,5 0,5 (negatif)

dan seterusnya.
Jadi, untuk p > 0, Г(p) merupakan fungsi kontinu yang melewati titik-titik
p = n, Г(p) = (n  1)! Untuk p negatif, Г(p) adalah tidak kontinu
(discontinuous) pada semua harga bulat negatif. Pada interval-interval di
antara bilangan bulat negatif ini, secara bergantian, Г(p) mempunyai harga
negatif dan positif: pada interval 0 ke -1 berharga negatif, dan untuk interval
-1 ke -2 berharga positif, demikian seterusnya.
 PEFI4312/MODUL 4 4.7

D. BEBERAPA RUMUS PENTING YANG MENYANGKUT FUNGSI


GAMMA

Dari definisi fungsi Gamma, kita dapat menghitung nilai Г(1/2), yaitu
dengan mengganti p = 1/2 pada persamaan (4.4)

1 1
    e t dt (4.9)
2 o
t

Perhatikan bahwa nilai Г(1/2) pada (4.9) tidak bergantung pada variabel yang
digunakan dalam integrasi. Dalam kasus ini, kita telah mengganti variabel x
dengan t. Variabel demikian sering disebut sebagai variabel dami (dummy
variable). Dengan substitusi t  y 2 pada (4.9), maka dt  2ydy dan
persamaan menjadi
 
1 1  y2 2
    e 2ydy  2  e  y dy (4.10)
2 o
y
o

Dengan mengingat variabel dami, kita dapat menuliskan persamaan (4.10)


menjadi

1 2
    2  e  x dx (4.11)
2 o

Apabila kedua integral Г(1/2) pada persamaan (4.10) dan (4.11) dikalikan,
akan diperoleh integral ganda (double integral) berikut.

  1 
2  

 x 2  y2  dxdy
  2    4   e (4.12)
   o o

Ini merupakan integral pada kuadran pertama, sehingga hasilnya akan lebih
mudah dihitung jika digunakan sistem koordinat polar.
Dalam sistem koordinat polar x  r cos  dan y  r sin , sehingga
x 2  y 2  r 2 , dxdy  rdrd. Batas integral yang berkaitan adalah:
r  0  ,   0  .
2 Jadi, persamaan (4.12) dapat dinyatakan sebagai
4.8 Fisika Matematik 

2 /2 
  1  2
  2    4   e  r rdrd
   o r o
2
 er 
4 |
2 2 0

Dengan demikian,
1
    (4.13)
2
Rumus penting lain yang menyangkut fungsi Gamma adalah

  p   1 p  (4.14)
sin p

Contoh:
Hitunglah integral berikut.
 3
 ye y dy
o

Penyelesaian:
Substitusi y3  x atau y  x1/ 3 sehingga dy  13 x 2 / 3dx. Integral di
atas menjadi:
 
3 1 2 / 3
 y1/ 2 e y dy   x1/ 6 e x x dx
3
o o

1
x 1/ 2 e x dx
3

o
Bentuk terakhir merupakan fungsi Gamma, dengan n - 1 = 1/2 atau n = 1/2.
Jadi,
 PEFI4312/MODUL 4 4.9

 3 1 1
 ye y dy    
3 2
o
1
 
3

E. FUNGSI BETA
Fungsi Beta yang dilambangkan dengan B(p, q) didefinisikan sebagai
1
q 1
B  p, q    x p 1  1  x  dx, p  0, q  0 (4.15)
o

Dengan substitusi 1 x = y, maka definisi di atas dapat ditulis menjadi


1
p 1 q 1
B  p, q     1  y  y dy (4.16)
o

Ini berarti fungsi Beta bersifat simetri terhadap pertukaran variabelnya,


sehingga dipenuhi
B  p, q   B  q, p  (4.17)

Batas integral (4.15) dapat diubah dengan melakukan substitusi x = y/a,


sehingga x = 1 bersesuaian dengan y = a. Sehingga persamaan (4.15) dapat
ditulis menjadi
 p 1 q 1
 y  y dy
B  p, q      1  
o a  a a


1 q 1
  y p 1  a  y  dy (4.18)
p  q 1
a o

Untuk memperoleh bentuk trigonometri dari fungsi Beta, kita dapat


melakukan substitusi x  sin 2  , sehingga

dx  2 sin  cos  d, (1  x)  1  sin 2   cos 2 


x  1 bersesuaian dengan   
2
4.10 Fisika Matematik 

Substitusi hasil-hasil ini ke (4.15) akan diperoleh


/2
 sin 2   cos2 
p 1 q 1
B  p, q    2sin  cos d
o
/2
2p  2 2q  2
2   sin    cos   sin  cos d
o

atau
/2
2p 1 2q 1
B  p, q   2   sin    cos   d (4.19)
o

y
Akhirnya, dengan mengambil x   1 y  dan mengubah batas integral
x  0  y  0 dan x  0  y   dapat ditunjukkan bahwa definisi (4.15)
menjadi

yp 1
B  p, q    dy (4.20)
o  1  y  pq
F. HUBUNGAN ANTARA FUNGSI BETA DENGAN FUNGSI
GAMMA

Tidak seperti halnya fungsi Gamma, kita tidak mempunyai tabel fungsi
Beta. Hal ini disebabkan oleh fungsi Beta dapat dinyatakan dengan fungsi
Gamma menurut hubungan berikut.
  p   q 
B  p, q   (4.21)
  p  q

Dengan demikian, apabila kita ingin menentukan fungsi Beta, dapat


digunakan (4.21) dan kemudian melihat tabel fungsi Gamma.
Bagaimanakah hubungan (4.21) diperoleh? Untuk menunjukkan
hubungannya kita mulai dengan definisi fungsi Gamma berikut ini.

  p   t p1e t dt
o
 PEFI4312/MODUL 4 4.11

Substitusi t = y2, dt = 2y dy diperoleh


 2
  p   y 2p  2 e y 2ydy
o

 2
 2  y 2p 1e  y dy (4.22)
o

Pada saat menghitung   12  kita telah mengenal variabel dami. Dengan cara
yang sama, mengingat variabel dami pada integral, persamaan (4.22) identik
dengan
 2
  q   2  x 2q 1e x dx (4.23)
o

Mengalikan (4.22) dan (4.23) akan diperoleh integral berikut



  p    q   4   x 2q 1 y 2p1e

 x 2  y2  dxdy (4.24)
oo

Bentuk integral ganda di atas akan lebih mudah diselesaikan jika digunakan
sistem koordinat polar. Untuk itu digunakan substitusi
x = r cos , y = r sin , dx dy = r d r d
batas integral  = 0 sampai = /2
r = 0 sampai r = .

Dengan demikian, integral persamaan (4.24) menjadi


/2  2
2q 1 2p 1  r
  p   q   4    r cos    r sin   e r dr d
 0 r 0

 /2
r 
2 p  q  1  r 2 2q 1 2p 1
4  e dr   cos    sin   d (4.25)
0 0

Menurut persamaan (4.22), integral variabel r pada persamaan (4.25) adalah


2 
1 pq .
 Sedangkan integral variabel  pada persamaan (4.25) adalah
4.12 Fisika Matematik 

1B
2  p  q menurut persamaan (4.19). Substitusi hasil-hasil ini ke dalam
(1.25) diperoleh
1 1
  p    q   4   p  q   B  p, q 
2 2
atau
  p   q 
B  p, q   (4.26)
  p  q

yang tidak lain merupakan bentuk dari persamaan (4.19).

Contoh:
Hitunglah integral berikut.

x3
1. I  dx
o  1 x 5
1
3
2. I   x 4  1  x  dx
o

Penyelesaian:
1. Integral ini merupakan bentuk (4.20), dengan p  1 = 3, p + q = 5, atau
p = 4 dan q = 1. Jadi,
I = B(4, 1).
Dengan menggunakan (4.21) diperoleh
  4    1 3!0! 1
I = B(4, 1) =   .
  4  1 4! 4

2. Integral ini merupakan bentuk (4.15), dengan p  1 = 4, q  1 = 3 atau


p = 5 dan q = 4. Jadi,
  5   4  4!3!  4.3.2.1  3.2.1 1
I = B(5, 4) =    .
  5  4 8! 8.7.6.5.4.3.2.1 280
 PEFI4312/MODUL 4 4.13

Da fta r P u sta ka

Abbena, E., Salamon, S., & Gray, A. (2017). Modern


differential geometry of curves and surfaces with
Mathematica. CRC press.

Boas, M. L. (2006). Mathematical methods in the physical


sciences. New York: John Wiley and Sons.

Boas, M.L. (2006). Solutions of Selected Problems for


Mathematical Methods in Physical Sciences. New York:
John Wiley and Sons.

Spiegel, Murray R. (1971). Schaum's Outline of Theory and


Problems of Advanced Mathematics for Engineers and
Scientists. New York: McGraw-Hill.

Sobolev, S. L. (2016). Partial Differential Equations of


Mathematical Physics: International Series of Monographs
in Pure and Applied Mathematics. Elsevier.

Webster, A. G. (2016). Partial differential equations of


mathematical physics. Courier Dover Publications.

Anda mungkin juga menyukai