Anda di halaman 1dari 8

Nama : Yeni Agustina Dewi

Nim : 40618076
Kelompok :E
Diskusi : EXO
Instruktur : drg. Richa Rochmani Adining Tyas

RESUME EXO

Skenario

Seorang pasien usia 6 tahun datang bersama ibunya, dengan keluhan gigi kiri
bawah belakang sakit. Dari pemeriksaan klinis didapatkan gigi 75 berlubang. Pada
pemeriksaan radiografi karies gigi 75 mencapai ruang pulpa dan belum ada
resorbsi akar, dari hasil anamnesa ibunya, pasien mempunyai riwayat penyakit
jantung bawaan.

 Apa yang dilakukan saat kunjungan pertama?


Pada kunjungan pertama dengan merujuk pasien ke dokter spesialis anak,
karena pasien menderita penyakit jantung bawaan, hal ini untuk
mengetahui apakah bisa dilakukan perawatan gigi dan mulutnya di dokter
gigi.
 Apakah rencana perawatannya?
Rencana perawatannya adalah exo, mengapa?
Karena pasien menderita penyakit jantung bawaan, ditakutkan gigi yang
berlubang akan membawa bakteri didalam pembuluh darahnya, sehingga
resiko menderita endokarditisnya lebih besar. Maka dari itu salah satu
perawatan alternatif untuk giginya yang berlubang adalah exo meskipun
tidak terdapat resorbsi akar, setelah dilakukan rujukan dan mendapat
balasan untuk dapat dilakukan exo, maka selanjutkan menggunakan space
maintainer untuk menjaga ruang sebagai tempat erupsinya gigi
penggantinya/permanen.
 Jelaskan tahapan perawatan exo pada pasien diskenario?
 pada pasien penderita penyakit jantung, 1 jam sebelum exo diberi
profilaksis untuk mencegah masuknya bakteri pada pembuluh
darah. Contoh obat profilaksis dengan menggunakan amoxicillin
dengan dosis untuk anak.
 Selanjutnya dilakukan anestesi dengan bahan yang sama kecuali
pada penderita jantung dengan jenis hipertensi menggunakan obat
anestesi tanpa vasokonstriksi.
 Asepsis daerah kerja, bisa mengulasi permukaan yang akan di
insersi jarum dengan bahan anestesi topikal, selanjutnya insersikan
jarum (menggunakan jarum yang kecil untuk minimal rasa sakit
dan agar bisa masuk kerongga mulut pasien yang kecil)
 Pada skenario gigi yang akan di exo adalah gigi 75 yang masih
belum ada resorbsi akar, maka insersikan jarum pada nervus
bukalis longus 0,5 cc dan nervus lingualis 0,5 cc.
 Lakukan exo dengan posisi operator berada arah jarum jam 7 – jam
9
 Menggunakan tang khusus rahang bawah posterior, dengan
tekanan ringan ke arah lingual, semudian diteruskan dalam satu
gaya ke bukal sampai gigi melonggar dari soketnya. Setelah itu,
gerakan rotasi berlawanan arah jarum jam mengeluarkan gigi dari
soketnya.
 Instruksikan pasien untuk menggigit tampon selama 30 menit dan
berikan instruksi lainnya, 7 hari kemudian dilakukan kontrol atau
apabila terdapat keluhan.
PERTANYAAN SAAT DISKUSI

1. Klasifikasi penyakit jantung


 Penyakit jantung bawaan : kelainan jantung sejak lahir
 Aritmia : gangguan pada irama jantung
 Kardiomiopati : gangguan pada otot jantung
 Penyakit katup jantung : gangguan pada salah satu atau keempat katup
jantung
 Penyakit jantung koroner : penyempitan pembukuh darah
2. Apa itu endokarditis?
endokarditis merupakan infeksi permukaan
e n d o k a r d i u m  jantung, dapat mengenai satu atau lebih katup jantung,
mural endokardium, ataudefek septum. Efeknya terhadap jantung
dapat berupa insufi siensi katup, gagal  jantung dan abses
miokardium. Penyakit ini merupakan penyakit yang jarang d i j u m p a i ,
namun dapat memberikan komplikasi neurologis yang
d e k a t d e n g a n kematian.
3. Sebutkan indikasi exo?
 Jika gigi mengalami karies yang tidak dapat direstorasi; jika karies telah

mencapai bifurkasi atau jika sulit untuk membentuk margin gingiva.

 Jika terjadi infeksi pada daerah periapikal dan interradikular.

 Pada kasus abses dentoalveolar akut dengan selulitis.

 Jika gigi sulung bertabrakan dengan erupsi normal gigi permanen

suksesornya.

 Gigi sulung yang sudah waktunya tanggal

 Untuk keperluan orthodonti

 Pada kasus gigi supernumerer

 Pada kasus gigi tidak tumbuh

4. Sebutkan kontraindikasi exo?


Kontraindikasi untuk ekstraksi gigi anak pada dasarnya sama dengan

kontraindikasi untuk gigi dewasa.

 Infeksi akut stomatitis, infeksi Vincent’s angina, atau herpetic

stomatitis, serta lesi lain yang hampir sama dengan lesi-lesi tersebut

harus dihilangkan sebelum ekstraksi dilakukan. Pengecualian pada

abses dentoalveolar dengan selulitis, yang membutuhkan untuk

diesktraksi segera.

 Blood dyscrasias atau kelainan darah, kondisi ini mengakibatkan

terjadinya perdarahan dan infeksi setelah pencabutan. Pencabutan

dilakukan setelah konsultasi dengan hematologist.


 Pada penderita penyakit akut atau kronik rheumatic heart disease,

congetial heart disease, dan penyakit ginjal yang memerlukan antibiotic

profilaksis.

 Perisementitis akut, abses dentoalveolar dan selulitis harus diobati

terlebih dahulu, dan jika diindikasikan, harus dengan terapi preoperative

dan postoperative.

 Infeksi akut sistemik karena resistensi tubuh yang rendah dan dapat

menyebabkan kemungkinan infeksi sekunder.

 Keganasan. Trauma pada ekstraksi cenderung mengakibatkan

peningkatan pertumbuhan dan penyebaran tumor.

 Gigi dengan tulang yang menjalani perawatan radiasi. Pada banyak

kasus, tulang dengan infeksi diikuti dengan ekstraksi setelah terapi

antibiotik, karena avaskularitas akibat radiasi. Infeksi tulang ini akan

diikuti oleh osteomyelitis yang sangat menyakitkan dan tidak dapat

dikontrol kecuali oleh reseksi yang luas pada tulang yang diradiasi.

5. Macam-macam ekstraksi gigi sulung?


a. Anaestesi topikal

Anestesi topikal digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada

saat insersi jarum ke membran mukosa. Selain itu, interaksi operator

dengan anak untuk mengalihkan perhatian mereka dan meningkatkan

sugestibilitas mereka terhadap kecemasan dapat mengurangi kekurangan

dari anestesi topical. Anastesi topical efektif pada permukaan jaringan

(kedalaman 2-3 mm).


Bahan anastesi topikal yang dipakai dapat dibagi sebagai berikut :

 Menurut bentuknya : Cairan, salep, gel

 Menurut penggunaannya : Spray, dioleskan, ditempelkan

 Menurut bahan obatnya : Chlor Etil, Xylestesin Ointment, Xylocain

Oitment, Xylocain Spray

 Anastesi topikal benzokain (masa kerja cepat) dibuat dengan

konsentrasi > 20 %, lidokain tersedia dalam bentuk cairan atau salep >

5 % dan dalam bentuk spray dengan konsentrasi > 10%.

b. Anestesi lokal
Persiapan pemberian lokal anestesi

 Sebagian negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis

dari orang tua (Informed Concent) sebelum melakukan anastesi pada

pasien anak.

 Anak bertoleransi lebih baik terhadap anastesi lokal setelah diberi

makan ± 2 jam

 Penjelasan lokal anastesi tergantung usia pasien anak, teknik


penanganan
Contoh bahan anastetikum :

1. Lidocaine (Xylocaine) HCl 2 % dengan epinephrine 1 : 100.000

2. Mepicaine (Carbocaine) HCl 2 % dengan levanordefrin (Neo-cobefrin) 1 :

20.000.

2. Prilocaine (Citanest Forte) HCl 4 % dengan epinephrine 1 : 200.000

3. Hal yang penting bagi drg ketika akan menganastesi pasien anak adalah

dosis.
Dosis yang diperkenankan adalah berdasarkan berat badan anak

Dosis = usia X dosis maksimum/minimum obat

Berat badan

0,5 cc pada setiap sisi yang akan dilakukan anestesi, jika gigi goyang

drajat 1 dsb cukup 0,25 cc saja.


LAMPIRAN
Diskusi EXO : senin, 13 april 2020
Jam : 11.15-12.15

Anda mungkin juga menyukai