PENJELASAN
1. JUDUL
a. Apakah judul memenuhi kaidah penulisan judul?
Judul adalah pernyataan singkat tentang masalah/variabel, subyek/obyek, tempat ,dan atau
waktu penelitian sesuai dengan jenis penelitian (deskriptif atau korelasional.) Judul
sebaiknya memiliki kata maksimal 20 kata. Setiap jurnal ilmiah atau jurnal skripsi harus
memiliki judul yang jelas. Judul juga harus mewakili isi dari jurnal itu sendiri, untuk
memudahkan pembaca dan memberikan gambaran tentang isi dan inti jurnal. Judul
semestinya:
1) Tidak boleh memiliki kata bermakna ganda, umum atau jamak
2) Aktual dan menarik;
3) Ada konsep teorinya;
4) Bisa/mampu diteliti, diukur, dijawab persoalannya.
5) Jelas variabelnya.
6) Tidak perlu selalu mencantumkan tempat dan waktu penelitian
b. Apakah penulisan menggunakan tanda tanya dan Apakah penulisan judul menggunakan
tanda seru
Dalam penulisan judul sebuah artikel tidak boleh mencantumkan tanda baca, ataupun
menggunakan penulisan yang bersifat perintah atau pertanyaan.
2. PENULIS
a. Apakah nama penulis dicantumkan?
b. Apakah asal institusi penulis dicantumkan?
c. Apakah asal institusi penulis sesuai dengan topik peneitian
Nama penulis ditulis lengkap (tanpa gelar) Status Penulis (asal kampus, asal bidang keahliah)
ditulis, kesesuaian antara institusi dan topik harus benar benar diperhatikan
3. BIDANG ILMU
a. Apakah bidang ilmu yang tercantum dalam judul penelitian?
b. Apakah latar belakang penulis (institusi tempat bekerja) sesuai dengan bidang ilmu topik
penulisan?
Bidang ilmu tidak selalu dituliskan di identitas penulis, tetapi asal institusi peneliti biasanya
sudah cukup memperlihatkan bidang ilmu yang digeluti si peneliti, bidang ilmu inilah yang
harus disesuaikan dengan topik penelitian, apabila bidang ilmu tidak sesuai dengan topik
dikhawatirkan hasil penelitian tidak valid.
4. METODOLOGI PENELITIAN
a. Apakah tujuan penelitian disebutkan?
Tujuan penelitian harus disebutkan dengan jelas, biasanya tercantum pada bagian abstrak
ataupun latar belakang
b. Apakah desain penelitian yang digunakan?
Desian penelitian tertulis di bagian abstrak dan metode, contohnya cross sectional, case
control, atau quasi eksperimen, dan masih banyak yg lainnya (pelajari lagi desain
oenelitian agar lebih paham)
c. Bagaimana pemilihan sampel dalam penelitian tersebut?
Sampel dapat dilihat pada bagian abtrak dan metode, biasanya berdekatan dengan
populasi, sampel dapat diambil dengan berbagai amcam teknik misal total sampling,
accidental sampling atau random sampling dsb (pelajari lagi teknik sampling agar lebih
paham)
d. Apakah uji statistik yang digunakan sesuai?
Uji statistik yg digunakan dapat dilihat pada bagian abstrak dan metode, contohnya chi-
square, Uji T Mann Whitney, Wilcoxon, dsb
Perhatikan betul dalam metode apakah metode sesuai dengan topik penelitian, apakah
pemilihan sampel sudah tepat, dan apakah uji statistik yang digunakan sudah tepat.
5. HASIL PENELITIAN
Apakah hasil penelitian dapat diimplementasikan pada pasien anda?
Sebelum memutuskan untuk menerapkan evidence yang kita peroleh dari artikel review
sistematik dan meta analisis, kita harus menentukan terlebih dahulu apakah pasien kita
memiliki kesamaan dengan subjek dalam studi-studi yang dilibatkan dalam review. Untuk
kepentingan tersebut, kita perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1. Kesamaan populasi studi dengan populasi lokal: pertimbangkan ras, suku,
karakteristik fisiologis atau klinis, ada tidaknya faktor komorbid dan kontraindikasi.
2. Keuntungan dan kerugian: pertimbangkan keuntungan yang diraih apabila evidence
yang diperoleh diterapkan pada pasien dan kerugiannya apabila tidak diterapkan
pada pasien.
3. Pilihan pasien: terkait dengan keputusan pasien dan keluarganya.
4. Ketersediaan: pertimbangkan aspek geografis, teknologi, sosial, dan kultural
5. Biaya: pertimbangkan efektifitas biaya berdasarkan keuntungan dan kerugian yang
diperoleh serta pilihan pasien
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka yang digunakan harus relevan dengan topik penelitian, untuk buku sumber
utama masih dapat digunakan cetakan yang lebih dari 5 tahun dari tahun pembuatan jurnal,
namun untuk artikel ataupun jurnal pendukung sebaiknya tidak lebih dari 5 tahun,
dikhawatirkan sudah terjadi revisi data ataupun perubahan data jika digunakan sumber yang
terlalu tua. Selain itu sumber harus valid, jika buku harus benar bisa dibuktikan buku yang
ada, apabila mengggunakan artikel dari web, mohon di pastikan link nya valid dan bisa
dikases dari manapun, apabila jurnal, harus merupakan jurnal ilmiah yang sudah diterbitkan
dan diakui keberadaan jurnalnya.
CRITICAL APPRAISAL DIAGNOSIS
1. Apakah terdapat ketersamaan antara uji diagnosis yang sedang diteliti dengan baku
emas [Gold Standart] ?
Uji diagnosis baru harus dilakukan pada kelompok penyakit baik yang mempunyai baku
emas maupun yang tidak mempunyai baku emas.Hasil uji diagnosis harus bisa digunakan
oleh seorang klinisi untuk menentukan bahwa seseorang benar-benar sakit atau tidak.Uji
diagnosis baru harus dibandingkan dengan uji diagnosis baku emas
2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum penyakit dari yang ringan sampai
berat, penyakit yang terobati dan tidak dapat terobati ?
Penyakit demam berdarah biasanya tidak sulit untuk menentukan diagnosisnya.Arti klinis
sesungguhnya dari suatu uji diagnosis baru adalah terletak pada nilai prediksinya dari kasus
yang samar-samar.Jadi penulis harus menjelaskan spektrum penyakit dari subyek yang
diteliti
7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnosis yang sedang diteliti dijelaskan,
sehingga dapat direplikasi ?
Penulis harus menerangkan dengan jelas mengenai bagaimana mengerjakan uji diagnosis
tersebut yang meliputi :Bagaimana melakukan dan bagaimana mengisterpretasikan
hasilnya,Apakah ada persyaratan khusus seperti diet atau aktifitas fisik tertentu.Obat apa
yang harus dihindari.Bagaimana tranports dari spesimen dan penyimpanan untuk analisis
lebih banyak
1. Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok terapi atau kontrol betul betul secara
acak (random) atau tidak ?
Subyek penelitian harus mempunyai probabilitas yang sama pada alokasi kelompok terapi
atau kontrol.Istilah ” randomized trial” atau “random allocation” harus ada dalam abstrak
pada jurnal tersebut.Dengan “random allocation “(alokasi random) bertujuan untuk
menghilangkan bias pada hasil penelitian.
a. Dua langkah dalam membaca artikel/ jurnal tentang terapi yaitu
A. Telusuri artikel yang mencantumkan “randomized clinical trial”
B. Bila tidak ditemukan artikel tentang “randomized clinical trial” , maka klinisi dianjurkan
memilih artikel yang memuat investigasi subeksperimental.
5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau
tidak ?
Terdapat 4 pokok :1. Perlakuan harus dijelaskan dengan terperinci agar dapat direplikasi.2.
Perlakuan harus punya arti biologis dan klinis.3. Perlakuan harus tersedia dan dapat diterima
penderita.4. Peneliti harus dapat menjelaskan bagaimana cara menghindari kontaminasi atau
co-intervensi.
6. Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam kesimpulan ?
Pembaca harus jeli mencatat berapa subyek penelitian yang termasuk kelompok perlakuan
(terapi) atau kelompok kontrol.Tabel 3 dari hasil penelitian uji klinis acak( randomized
clinical trial) jumlah kasus sebesar 151 penderita dengan rincian : pembedahan versus
medikamentosa ( 79 dioperasi vs 72 medikamentosa ) setelah dihitung terdapat penurunan
reduction in risk sebesar 27 % (p=0,02), tetapi Setelah diteliti jumlah kasus sebesar 167, dan
ada 16 kasus meninggal karena stroke atau meninggal waktu masuk sehingga bila dihitung
penurunan reduction in risk hanya 16 % (p=0.09) berarti tidak bermakna
CRITICAL APPRAISAL PROGNOSIS
1. Apakah ada sampel pasien yang representatif dan didefinisikan secara jelas pada titik
yang sama/ similar point dalam perjalanan penyakit / course of the disease?
Pasien yang ikut dalam penelitian harus ada pada titik yang sama/ uniformly early point
penyakit. Waktu yang ideal adalah ketika manifestasi klinik muncul pertama kali. Hal ini
disebut sebagai "inception cohort."
2. Apakah follow-up lengkap dan cukup lama/ sufficiently long and complete?
Pasien harus diikuti sampai mereka pulih sempurna atau salah satu outcome penyakit muncul
(misalnya: kematian). Waktu follow-up harus cukup panjang untuk mendapatkan gambaran
tentang penyakit. Jumlah subyek yang hilang selama periode pengamatan (loss of follow up)
dapat mengancam validitas penelitian, semakin besar jumlah subyek yang hilang dalam
pengamatan akan semakin besar ancaman terhadap validitas penelitian.
9. Apakah hasil penelitian berguna untuk konseling pada penderita atau keluarganya ?
Apabila hasil penelitian tentang prognostik mungkin tidak dapat membantu kita dalam
memilih terapi, namun hasil tersebut dapat saja tetap berguna untuk pemberian konseling. Hal
itu terutama berlaku bagi penelitian yang valid, presisinya tinggi, dengan cakupan pasien
yang luas.
CRITICAL APPRAISAL SYSTEMATIC REVIEW
B. Menilai Validitas
1. Apakah pertanyaan penelitian didefinisikan dengan jelas dan spesifik?
Pertanyaan penelitian harus secara jelas mengungkapkan populasi yang diteliti, jenis
intervensi, kelompok pembanding (comparator), dan hasil akhir (outcome) yang dinilai
(PICO).
Petunjuk: Informasi ini terdapat pada bagian judul, abstrak, dan paragraf akhir dari
pendahuluan.
2. Apakah studi-studi yang dilibatkan dalam review dan meta analisis menggunakan
desain yang sesuai untuk menjawab pertanyaan yang diajukan?
Desain studi-studi yang dilibatkan dalam review haruslah sesuai dengan jenis pertanyaan
yang diajukan.
Petunjuk: etiologi (case control atau cohort study), diagnosis (diagnostic evaluation
study), prognosis (inception cohort study), terapi (randomized controlled trial), biaya
(economic evaluation study), kualitas hidup (qualitative study).
Pertanyaan no. 1 dan 2 berperan sebagai pertanyaan penapis dan dapat dijawab dengan
cepat. Jika jawaban dari keduanya adalah “ya” maka penilaian artikel layak untuk
dilanjutkan.
Apabila dalam penilaian validitas artikel tergolong baik, berarti artikel tersebut memiliki
hasil yang reliabel dan layak untuk dibaca lebih mendalam, lanjutkan penilaian terhadap
hasil dan relevansinya.
C. Menilai hasil
1. Apakah hasil yang diinginkan konsisten antar studi-studi yang dilibatkan?
Idealnya, hasil dari studi-studi berbeda yang digabungkan seharusnya sama (homogen),
jika terdapat ketidaksamaan (heterogenitas), penulis harus mengestimasi apakah
perbedaannya signifikan (apabila terdapat heterogenitas studi yang signifikan, mungkin
saja hasil-hasil studi tersebut tidak layak dilakukan pooled analysis). Alasan yang
mungkin menyebabkan heterogenitas juga harus disertakan.
Petunjuk: Pertimbangan mengenai konsistensi secara umum dapat dilakukan dengan
melihat komparabilitas melalui penilaian terhadap perbedaan populasi masing-masing
studi yang dilibatkan, perbedaan metode administrasi terapi, perbedaan cara atau kriteria
diagnostik, perbedaan cara penilaian outcome, perbedaan kualitas studi, dan pengaruh
hasil akibat peluang (effect of chance).
Hasil semakin reliabel apabila dilakukan analisis sensitivitas dan meta regresi, dan
dalam analisis tersebut hasil akhir relatif stabil.
Apabila jumlah sampel kurang dari 100 subjek biasanya tidak adekuat untuk
memberikan hasil statistik yang reliabel.1 Selain itu, besar sampel dikatakan cukup
ketika kesimpulan klinis, misalnya, mengenai efikasi suatu terapi, adalah sama untuk
semua rentang nilai pada interval kepercayaan.8 Sedangkan, semakin sempit interval
kepercayaan atau semakin dekat nilai hasil akhir dengan skor estimasi interval
kepercayaan maka semakin presisi hasil akhir yang diinginkan.
D. Menilai relevansi
Sebelum memutuskan untuk menerapkan evidence yang kita peroleh dari artikel review
sistematik dan meta analisis, kita harus menentukan terlebih dahulu apakah pasien kita
memiliki kesamaan dengan subjek dalam studi-studi yang dilibatkan dalam review. Untuk
kepentingan tersebut, kita perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1. Kesamaan populasi studi dengan populasi lokal: pertimbangkan ras, suku,
karakteristik fisiologis atau klinis, ada tidaknya faktor komorbid dan kontraindikasi.
2. Keuntungan dan kerugian: pertimbangkan keuntungan yang diraih apabila evidence
yang diperoleh diterapkan pada pasien dan kerugiannya apabila tidak diterapkan
pada pasien.
3. Pilihan pasien: terkait dengan keputusan pasien dan keluarganya.
4. Ketersediaan: pertimbangkan aspek geografis, teknologi, sosial, dan kultural
5. Biaya: pertimbangkan efektifitas biaya berdasarkan keuntungan dan kerugian yang
diperoleh serta pilihan pasien