Anda di halaman 1dari 15

1. Apa definisi kontrasepsi Intrauterine Device?

2. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi IUD?

3. Apa kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi IUD?

4. Apa efek samping dan kontara indikasi KB IUD?

A. PENGERTIAN IUD
Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat

dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat

dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim

untuk mencegah kehamilan. Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan

biasanya akan tetap terus berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi.

IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara

merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh sperma

(Kusmarjadi, 2010)       .

Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat

kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila

dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi

dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran

tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas

dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode

kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba.

Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh

tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua

1
perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan

yang terpapar infeksi menular seksual (Imbarwati, 2009)            .

IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke

dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu

lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun

implantasi (ILUNI FKUI, 2010)  .

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam

bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang

dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan

di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa

dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak.

AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur

(Kusumaningrum, 2009).

B. JENIS-JENIS IUD

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :

a. Copper-T 

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga

halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup

baik (Imbarwati, 2009).

2
b. Copper-7     

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32

mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200

mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-

T (Imbarwati, 2009).

c. Multi load    

IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan

kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas

ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan

luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas.

Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini

(Imbarwati, 2009).

d. Lippes loop 

IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau

huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang

pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut

ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang

biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm

(benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih).

Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan

dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang

3
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan

plastic (Imbarwati, 2009).

Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan

sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.

Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau

plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan

tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine

System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk

mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin

(Kusmarjadi, 2010).    

Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan

dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga

rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD

(melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat

digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010).

C. CARA KERJA IUD

Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu     :

a.   Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

b.   Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

4
c.  Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit

masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma

untuk fertilisasi.

d. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

(Muhammad, 2008).

D. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN IUD

Intra uterine device (IUD) memiliki keuntungan yaitu:

a.   Sangat efektif mencegah kehamilan.

b.   Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun

pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)

c.   Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun

d.   Tidak mempengaruhi hubungan seksual

e.   Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

f.   Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

g.   Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak

terjadi infeksi)

h.   Dapat digunakan sampai menopouse

5
i.    Tidak ada interaksi dengan obat-obat

j.    Membantu mencegah kehamilan ektopik

k.   Relatif tidak mahal

l.    Nyaman (tidak perlu diingat-ingat seperti jika memakai pil)

m.  Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter)

n.   Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi

o.   Segera berfungsi (AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan)

p.   Efek samping yang rendah

q.   Dapat menyusui dengan aman

r.    Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya (Kusmarjadi,

2010).

s.   Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian

selama satu tahun)

t.    Tidak terganggu faktor lupa

u. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan

menggunakan Tembaga T 380A)

v.    Mengurangi kunjungan ke klinik

6
w.  Lebih murah dari pil dalam jangka panjang (Kusumaningrum,

2009).

IUD baik untuk wanita yang:

 Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan

jangka panjang

a.    Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak

b.    Memberikan ASI

c.   Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI

d.     Berada dalam masa pasca aborsi

e.     Mempunyai resiko rendah terhadap PMS

f.      Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari

g.   Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau

yang memang tidak boleh menggunakannya.

h. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat

(Kusumaningrum, 2009).

Kelemahan kontrasepsi IUD yaitu:

7
a.  Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi

menular

b.   Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama

dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit

c.   Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari

setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau

diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding

uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

d.   Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

e.    Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering

berganti pasangan

f.    Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas

g.   Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam

pemasangan AKDR

h.   Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari

i.   Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih

yang dapat melepas (Muhammad, 2008).

8
j.  Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila

IUD dipasang segera setelah melahirkan)

k.      Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke

waktu (Imbarwati, 2009).

Sedangkan efeknya antara lain rasa kram dan sakit pinggang sesaat

sampai beberapa jam setelah pemasangan. Beberapa wanita mengalami

perdarahan ringan dan nyeri sampai beberapa minggu setelah

pemasangan. Kadang haid bisa banyak pada IUD tembaga (Kusmarjadi,

2010).

Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui

hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja, spiral

akan memperparah penyakit Anda, menyebabkan komplikasi-komplikasi

serius, seperti radang mulut rahim yang bisa membuat Anda kehilangan

kesuburan (mandul) (Zahra, 2008).

Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :

a.  Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak

hamil.

b.    Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

9
c.  Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4

minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode

amenorea laktasi (MAL).

d.   Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)

apabila tidak ada gejala infeksi.

e.  Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi

(Imbarwati, 2009).

Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk

memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD

yang harus diperhatikan adalah :

a.      1 bulan pasca pemasangan

b.     3 bulan kemudian

c.      Setiap 6 bulan berikutnya

d.     Bila terlambat haid 1 minggu

e.     Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya (Imbarwati,

2009).

E. EFEK SAMPING

1.      Spotting

10
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi,

spoting akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif

sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR.

2.      Perubahan siklus menstruasi

Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih

pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal

rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid

berubah menjadi 21 hari.

3.      Amenore

Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.

4.      Dismenore

Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.

5.      Menorrhagea

Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau  haid yang

lebih banyak.

6.      Fluor albus

Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial

yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan

bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan

Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal

vagina.

7.      Pendarahan Post seksual

11
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang

AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga

menimbulkan pendarahan.

F. KONTRAINDIKASI

Wanita yang boleh menggunakan kontrasepsi IUD yaitu      :

a.    Usia reproduktif         

b.    Keadaan nulipara       

c.     Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang    

d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan

kontrasepsi          

e.     Setelah melahirkan dan tidak menyusui        

f.    Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi            

g.     Risiko rendah dari IMS         

h.    Tidak menghendaki metoda hormonal          

i.     Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari       

       Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama 

k.    Perokok         

l.     Gemuk ataupun kurus (Muhammad, 2008). 

12
Jangan memakai spiral jika:    

a.    Sedang hamil atau kemungkinan hamil          

b.   Berisiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks

(bila mempunyai pasangan seksual lebih dari satu, atau bila

suami/pasangan punya pasangan lain)      

c.  Pernah mengalami infeksi saluran peranakan atau rahim, atau

infeksi sesudah persalinan/sesudah aborsi    

d.    Pernah hamil di luar rahim (hamil dalam saluran fallopian)

e.  Mendapat haid yang “berat” (darah yang keluar sangat banyak)

diserat rasa sakit yang hebat        

f.     Sangat kekurangan darah merah (anemia)      

g.    Belum pernah hamil (Zahra, 2008).

Kontra indikasi wanita pengguna kontrasepsi IUD yaitu:     

a.     Hamil atau diduga hamil       

b.  Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita

penyakit kelamin       

c.      Pernah menderita radang rongga panggul    

13
d.      Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal    

e.      Riwayat kehamilan ektopik  

f.       Penderita kanker alat kelamin (Kusumaningrum, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Anna, Dkk. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta :


Buku Kedokteran, EGC.
BKKBN. 2007. Kebijakan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka
Cipta.
Saroha, Dkk. 2009. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Trans Info Media.
Suratun, Dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

14
Humaniraya. 2009. Penduduk Indonesia, http://jurnalnet.com. Diakses oleh
fitria ulfah, 20 Mei, 14.15 wib.
Moehqadri. 2009. Repitulasi Laporan Bulanan Pengendalian
Lapangan, http://www.waspada.com. Diakses oleh Fitria Ulfah. 23 Mei,
15.20 wib
  Mochtar (1998), Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta

Stratfield . 2002. Pelaksanaan KB, http://bataviase.co.id. Diakses oleh fitria


ulfah. 20 Mei, 15.00 wib. Saifuddin (2003),Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, YBPSP, Jakarta 

15

Anda mungkin juga menyukai