Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

EKONOMI SYARIAH

NAMA :SAHRUL IDWAN MUBAROQ


NIM :A1B117178
KELAS : MANAJEMEN SDM (E)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat serta karunianya, saya dapat menyelesaikan makalah mengenai
“DAMPAK DISTRIBUSI HARTA PADA BULAN RAMADHAN” dengan baik
meskipun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai DAMPAK DISTRIBUSI HARTA PADA BULAN
RAMADHAN saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan yang membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah
selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran
serta kritik yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya makalah ini juga dapat berguna
bagi kami dan pembaca sekalian.Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

MATARAM,06 MEI 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
1.3. TUJUAN...............................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1. Definisi Distribusi.....................................................................................................3
2.2. Arti Penting Distribusi Kekayaan.............................................................................3
2.3. Upaya-upaya yang dalam pemerataan distribusi kekayaan di bulan ramadhan....4
2.4. Dampak pendistribusian harta di bulan ramadhan bagi individu dan negara.........6
BAB III...............................................................................................................................iv
PENUTUP.........................................................................................................................iv
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Berbicara tentang distribusi, tidak akan terlepas dari konsep pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Kegiatan distribusi pada dasarnya memang ditujukan
untuk terpenuhinya kebutuhan. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pemenuhan
kebutuhannya, manusia sangat memperhatikan unsur kepuasan. Seringkali
dalam kehidupan ini, atas nama pemenuhan kebutuhan, manusia selalu
dikelilingi oleh hal-hal yang seringkali harta yang ia kuasai, diklaim sebagai
miliknya (owner). Keluarga, rumah, pekerjaan, panca indera, harta, ilmu
pengetahuan, keahlian dan lain sebagainya, semua itu ia sebut sebagai miliknya.
Tapi benarkah itu semua milik manusia? Memang manusia memiliki berbagai
perangkat keduniaan, semisal surat-surat resmi yang bisa menjadi bukti bahwa
keluarga, pekerjaan, tanah itu adalah miliknya sehingga ia memperlakukannya
sesuai dengan selera dan nafsu duniawinya, bukan disesuaikan dengan
keinginan sang pemilik mutlak, yaitu Allah SWT. Dalam pandangan ekonomi
Islam manusia adalah pemilik nisbi terhadap harta yang dikuasainya. Pemilik
mutlak dari segala sesuatu hanyalah Allah SWT. Harta bukanlah satu-satunya
jalan guna mewujudkan kebahagiaan dalam kehidupan. Memang tidak salah jika
dikatakan bahwa kebahagiaan tidak selalu identik dengan harta. Tetapi jelaslah
salah jika seorang manusia enggan bahkan tidak mau berusaha untuk
memenuhi 2 kebutuhan hidupnya. Karena hal ini erat kaitannya dengan
kelangsungan hidupnya di dunia ini. Manusia diutus di dunia ini untuk
mengemban amanah suci, sebagai khalifah. Tentunya hal ini memerlukan bekal
yang cukup guna kelangsungan hidup. Baik kebutuhan yang bersifat materi dan
non-materi. Bila kebutuhan tercukupi, tentunya akan ada rasa tenang dalam

1
beribadah kepada Sang Pencipta dalam menjalankan visi dan misinya sebagai
khalifah di muka bumi.
Kemiskinan, Kebodohan, dan pengangguran di Indonesia disebabkan
karena kurangnya pemerataan distribusi kekayaan individu warga Indonesia, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kurangnya kesadaran dalam
membayar zakat oleh Muzakki,kurang meratanya pembagian zakat oleh badan
Amil zakat, dan adanya penimbunan harta. Oleh karena itu, pemerintah sebagai
ulul amri mempunyai andil yang sangat besar dalam proses pemerataan
distribusi kekayaan di negara Indonesia, agar kehidupan rakyat menjadi
sejahtera dan sesuai dengan norma-norma dalam ekonomi islam. Seperti yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Hasyr:
)٧ :‫َكيْ الَ َي ُك ْو َن ُد ْولَ ًة َبي َْن ْاآلَ ْغ ِن َيا ِء ِم ْن ُك ْم (الحشر‬
Artinya: “ supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang diantara
kamu saja.” (QS. Al-Hasyr: 7).

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Apa yang di maksud dengan distribusi harta ?
1.2.2. Apa arti penting distribusi harta ?
1.2.3. Apa Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam pemerataan distribusi
harta di bulan ramadhan?
1.2.4. Apa dampak distribusi kekayaan di bulan ramdhan bagi individu dan
Negara ?

1.3. TUJUAN
1.3.1. untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan distribusi harta
1.3.2. untuk mengetahui Apa arti penting distribusi harta
1.3.3. untuk mengetahui Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
pemerataan distribusi harta di bulan ramadhan?
1.3.4. Untuk mengetahui dampak distribusi kekayaan di bulan ramdhan bagi
individu dan Negara ?

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Definisi Distribusi
Islam telah membolehkan adanya kepemilikan pribadi (privat property),
Islam juga menentukan bagaimana cara memilikinya dan mengizinkan individu
untuk mengelola harta yang dimilikinya, namun Islam mengatur bagaimana
mengelola harta tersebut. Islam telah menggariskan bahwa di dalam harta orang
kaya terdapat hak-hak orang miskin yang harus diberikan kepadanya. Allah
berfirman dalam surat ad-Dzariat ayat 19 yang berbunyi:
)۱٩ :‫َوفِيْ أَ ْم َوال ِِه ْم َح ٌّق ْالِسَّائ ِِل َو ْال َمحْ ر ُْو ِم (الذريات‬
Artinya: Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta, dan orang miskin yang tidak meminta (Ad-Dzariat : 19)
Semua harta yang kita miliki hakikatnya adalah milik Allah yang diamanahkan
kepada manusia agar dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup di dunia (Jalalain,
2011) .
Kata distribusi sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu disrtibute yang
mempunyai arti pembagian atau penyaluran. Secara terminologi distribusi berarti
penyaluran, pembagian atau pengiriman kepada beberapa orang atau tempat
(Sumadji: 2010). Kekayaan adalah keadaan seseorang mempunyai harta yang
lebih (Darmanto, 2007).

2.2. Arti Penting Distribusi Kekayaan


Distribusi kekayaan dalam masa sekarang ini merupakan suatu
permasalahan yang sangat penting dan rumit dilihat dari keadilannya dan
pemecahannya yang tepat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh
masyarakat.Tidak diragukan lagi bahwa pendapatan sangat penting dan perlu,
tapi yang lebih penting lagi adalah cara distribusi. Jika penghasil itu rajin dan
mau bekerja keras, merka akan dapat meningkatkan kekayaan negara, tetapi
3
jika distribusi kekayaan itu tidak tepat, maka sebagian besar kekayaan ini akan
masuk ke dalam kantong para kapitalis, sehingga akibatnya banyak masyarakat
yang menderita kemiskinan dan kelebihan kekayaan negara yang tidak mereka
nikmati. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kesejahteraaan dan
kemakmuran rakyat tidak sepenuhnya tergantung pada hasil produksi itu sendiri,
tetapi juga pada distribusi pendapatan yang tepat.Kekayaan mungkin bisa
dihasilkan secara berlebihan di setiap negara, tapi distribusi tidak berdasarkan
pada prinsip-prinsip dan kebenaran keadilan, sehingga negara tersebut belum
dapat dikatakan berhasil (Afzalur, 1992).
Bahkan dalam masyarakat modern yang makmur dimana terdapat
kekayaan yang melimpah, pembagian kekayaan itu sendiri belum merata
sehingga masih banyak warga negara yang menderita kemiskinan.Semua itu
disebabkan oleh distribusi kekayaan yang tidak tepat, yaitu ada sekelompok
masyarakat yang kehilangan hak bagiannya.Hal itu bisa menimbulkan kesedihan
dan kemarahan (Afzalur, 1992).

2.3. Upaya-upaya yang dalam pemerataan distribusi kekayaan di bulan ramadhan


a) Zakat/Sedekah
Zakat adalah langkah kedua yang sah yang digunakan untuk membagi-bagi
harta diantara masyarakat. Langkah ini merupakan suatu pungutan wajib yang
dikumpulkan dari orang-orang muslim yang kaya dan diserahkan pada orang
muslim yang miskin. Menurut teminologi para ahli fiqih, zakat adalah sumbangan
keuangan yang wajib bagi setiap muslim yang mempunyai kekayaan diatas
batas tertentu (Rahman, 1995). Hal ini juga telah diterangkan dalam hadits nabi
yang berbunyi:
‫ ُل‬p‫ا َل َيعْ َت ِم‬pp‫د َق‬pْ p‫ْت اِنْ لَ ْم َي ِج‬َ ‫ص َد َق ٌة قِ ْي َل َأ َرأَي‬
َ ‫ َع َليْ ُك ِّل مُسْ ل ٍِم‬:‫عن سعيدبن أبي بردة عن أبيه عن جدّه عن النبي صلعم‬
ْ‫ْت اِنْ َل ْم َيسْ َتطِ ع‬ َ ‫ف َقا َل قِ ْي َل لَ ُه أَ َرأَي‬ َ ‫َّق َقا َل قِ ْي َل أَ َرأَي‬
َ ‫ْت اِنْ لَ ْم َيسْ َتطِ عْ َقا َل ُي ِعيْنُ َذ ْال َحا َج ِة ْال َم ْله ُْو‬ ُ ‫صد‬َ ‫ه َف َي ْن َف ُع َن ْف َس ُه َو َي َت‬pِ ‫ِب َيدَ ْي‬
‫صدَ َق ٌة‬ َ ‫َقا َل َيعْ ُم ُر ِب ْال َمعْ ر ُْوفِ اَ ِو ْال َخي ِْر َقا َل أَ َرأَي‬
ُ ِ‫ْت اِنْ لَ ْم َي ْف َع ْل َقا َل يُمْ س‬
َ ‫ك َع ِن ال َّشرِّ َفا ِء َّن َه‬
Artinya:” Setiap orang muslim diwajibkan untuk mengeluarkan sedekah”. Mereka
bertanya: “Wahai Nabi Allah, bagaimana kalau ia tidak memiliki harta?” Beliau

4
menjawab: “ Hendaklah ia bekerja untuk mendapatkan harta kemudian ia
bersedekah dengannya”. Mereka bertanya:”Bagaimana kalau ia tetap tidak bisa
mendapatkannya?”Beliau menjawab: “Hendaklah ia menolong dan membantu
(dengan tenaga atau pikirannya) terhadap orang yang sangat membutuhkan
bantuan”. Mereka bertanya lagi: “Bagaimana kalau ia tidak bisa melakukannya?.
Beliau menjawab: “Hendaklah ia berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan
jelek, maka itulah sedekah baginya”(Munir, 2007).
Hadits diatas mewajibkan kita untuk zakat, karena zakat (sedekah)
merupakan sarana untuk membersihkan harta kita dari kotoran-kotoran. Artinya,
Harta yang belum dikeluarkan zakatnya (sedekahnya) ibaratnya masih
mengandung kotoran, dan yang dimaksud dengan kotoran di sini adalah hak
orang lain yang ia makan untuk dirinya, namun ketika sebagian harta, tersebut
diberikan kepada orang yang berhak maka bukan berarti kotoran lagi.
Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT:
)۱٩ :‫َوفِيْ أَ ْم َوال ِِه ْم َح ٌّقالِّسَّا ئ ِِل َو ْال َمحْ ر ُْو ِم (الذريات‬
Artinya: “ Dan dalam harta mereka terdapat hak dari para peminta dan orang
fakir miskin.” (QS. Al-Dzariat: 19)
Dengan demikian orang yang sudah mengeluarkan zakat (sedekah) maka, harta
orang tersebut menjadi suci (Munir, 2007).
b) Di samping zakat yang merupakan pungutan wajib (sedekah wajib) yang
ditetapkan oleh agama, maka Islam juga melegalisasi suatu bentuk sedekah
sunnah yang bersifat opsional. Sadakah sunnah dalam bentuk sedekah,
infak, waqaf dan hibbah merupak tawaran-tawaran yang dianjurkan oleh
Islam kepada seseorang untukmendistribusikan harta meraka kepada orang
lain, sekaligus untuk membuktikan sejauhmana kepedulian seseorang yang
punya kelebihan harta mau mendistribusikan sebagian harta yang mereka
miliki kepada kaum fakir dan miskin. Dalam sedekah sunnah tidak ada unsur
paksaan, tetapi lebih merupakan anjuran semata.

5
2.4. Dampak pendistribusian harta di bulan ramadhan bagi individu dan negara
1. Membersihkan harta dan jiwa
Pada harta yang kita miliki, sejatinya terdapat hak-hak orang lain di dalamnya.
Dengan mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki untuk kaum yang berhak,
tentunya akan mensucikan harta kita. Setelah menunaikan zakat, perasaan
seseorang juga akan lebih lega dan hati lebih tenang karena salah satu
kewajiban sudah dilaksanakan.
2. Sebagai sarana pengendalian diri
Zakat akan membantu kita untuk mengekang keinginan dan kecintaan pada
harta. Zakat juga dapat membuat kita mengintrospeksi dan mengendalikan diri
serta membiasakan diri untuk mensyukuri nikmat dari Allah.
Jadi, ketimbang menggunakan uang untuk kebutuhan konsumtif, akan lebih baik
kalau digunakan untuk kebaikan. Dengan menunaikan zakat, selain
mendapatkan pahala juga hati jadi lebih tenang.
3. Mengelola uang
Dengan menunaikan zakat, kita akan terbiasa mengatur keuangan. Karena kita
akan menghitung anggaran keuangan yang dibutuhkan. Dengan begitu, akan
membuat kita selalu menyisihkan uang di awal. Kita juga akan lebih bijak dalam
menggunakan harta yang dimiliki.
4. Mengurangi pajak penghasilan
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,
zakat bisa mengurangi Pendapatan Kena Pajak (PKP). Karena zakat sendiri
merupakan bukan termasuk objek pajak, sehingga membayar zakat bisa
mengurangi PKP.
5. Sarana pemerataan untuk mencapai keadilan sosial
Selain mendapat pahala, dalam Islam diajarkan bahwa salah satu manfaat zakat
adalah memperpendek jurang antara si kaya dan si miskin.Dalam dunia modern,
hal itu disebut rasio gini (gini ratio).Rasio gini juga menjadi tolak ukur kemajuan
ekonomi suatu negara.

6
memberikan sebagian harta yang kita punya kepada orang-orang yang
membutuhkan dapat membantu pemerintah untuk mengurangi kemiskinan.
Meskipun dengan berzakat secara fisik seseorang memberikan hartanya untuk
orang lain, tetapi pada hakikatnya harta itu tidak hilang atau berkurang. Harta itu
akan tumbuh menjadi kebaikan dan rezeki si pemberi pun juga akan bertambah
karena keikhlasannya

6. Mencegah tindakan kriminal (pencurian, perampokan) oleh orang yang


mengalami kesulitan ekonomi, karena alasan tekanan ekonomi.
7. Mencegah perbuatan tidak bermoral seperti pelacuran dan sejenisnya, karena
tekanan ekonomi.
8. Mencegah kecemburuan sosial dan kebencian kepada kaum kaya
9. membantu pemerintah untuk mengurangi kemiskinan.

DAMPAK BAGI ORANG YANG MENERIMA


1. membantu meringankan beban hidup
2. mengurangi tindak kejahatan
3. menjaga keimanan dan melunakkan hati
DAMPAK BAGI MASYRAKAT
1. menumbuhkan budaya tolong menolong
2. mengurangi tindak kriminalitas dalam masyarakat
3. mengurangi kesenjangan social.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
pada dasarnya harta yang kita miliki merupakan titipan dari Allah SWT dan
terdapat hak orang lain di balik harta yang kita miliki ,oleh karena itu dala islam
terdapat beberapa panduan tata cara dan bagaimana kita membagikan harta kita
untuk orang lain baik melalui zakat dan sedekah ,gal tersebut memiliki dampak
yang sangat besar bagi diri kita ataupun bagi orang yang menerimanya baik
manfaat di dunia maupun manfaat di akherat kelak.

iv

Anda mungkin juga menyukai