Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Belajar merupkan suatu prses usaha sadar yang dilakukan
oleh individu untuk suati perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari
tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar
tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi
yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu
secara aktif membuat ataupun merevisi hasil belajar yang
diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat bagi
pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
membantu individu belajar dan beriteraksi dengan sumber
belajar dan lingkungan.
Mckeachie dalam Hamzah Uno menjelaskan bahwa teori
adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-
kejadian tertentu dalam dunia nyata. Sedangkan Abudin Nata
menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi
yang didalamnya memuat ide, konsep, prosedur, dan prinsip
yang terdiri dari suatu atau lebih variabel yang salng
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis
dan diuji serta dibuktian kebenarannya. Dari dua pendapat
diatas Teori adalah seperangkat aza tentang kejadian yang di
dalamnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang
didalamnya dipelajari, dianalisis dan di uji kebenarannya. Teori
belajar adalah suatu teori yang didalamnya terdapat tatacara
pengaplikasikan kegiatan belajar mengajar antara guru dan

1
siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupundiluar kelas.
Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip-prinsip umum
atau kolaborasi antara prinsip-prinsip yang saling berhubungan.
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan
bagaimana manusia belajar sehingga membantu kita semua
memahami proses yag komplek dari belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar?
2. Apa saja tujuan dari belajar?
3. Apa saja prinsip dari belajar?
4. Apa definisi pendidikan kesehatan
5. Apa tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan?
6. Bagaimana Ruang lingkup pendidikan kesehatan?
7. Bagaimana metode pembelajaran pendidikan kesehatan?
8. Apa pengertian dari perubahan perilaku?
9. Apa saja jenis dan bentuk perilaku?
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengethui teori belajar dan teori perubahan perilaku untuk menambah
wawasan pengetahuan
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui apa itu teori belajar
b. Mengetahui apa tujuan belajar
c. Mengetahui apa prinsip belajar
d. Mengetahui definisi pendidikan kesehatan

2
e. Mengetahui apa tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan
f. Mengetahui apa saja ruang lingkup pendidikan kesehatan
g. Menegetahui bagaimana metode pembelajaran pendidikan kesehatan
h. Mengetahui apa saja media pendidikan kesehatan
D. Manfaat penulisan
Dengan adanya makalah ini penulis berharap kepada seluruh
mahasiswa khususnya D3 semester 4 mampu memahami isi
dari makalah ini serta mampu menerapkan prinsip dan teori
yang sudah dipelajari.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori belajar
1. Definisi belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan tingkah laku, kecakapan keterampilan, dan
kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu
yang belajar.
Hilbarg (dalam Purwanto, 2006 : 84) mengemukakan “Belajar
berhubungan dengan perubahan-perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan”. Crow (dalam Sobur, 2003 : 202) berpendapat “Belajar aalah
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap”. Hal itu upaya baru
memperoleh penyesuaian diri terhadap situasi yang baru. Belajar dalam
pandangan Crow menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah

3
laku. Atkison (dalam Sobur, 2003 : 203) mengemukakan “Belajar adalah
perubahan yang relatif menetap perilaku yang terjadi akibat latihan”.
Kesimpulan yang dikemukakan Abdillah (dalam Aunurrahman, 2010),
belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk
memperoleh tujuan tertentu. Belajar adalah pengalaman terencana yang
membawa perubahan tingkah laku (dalam gintings, 2005 : 34). Belajar adalah
proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Belajar adalah suatu proses
yang kompleks, sejalan dengan itu menurut Gagne (dalam Syaiful Sagala,
2008 : 17) mengemukakan bahwa “Belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terusmenerus,
bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja, melainkan oleh
perbuatannya yang mengalami perubahan dari waktu kewaktu”.
Ciri khas bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah dengan
adanya perubahan pada diri orang tersebut, yaitu dari tahu menjadi tahu dari
yang belum mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan pengertian belajar di
atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
laku individu ke arah yang lebih baik yang bersifat 24 relatif tetap akibat
adanya interaksi dan latihan yang dialaminya, dengan cara disengaja atau cara
yang sudah ditentukan. Belajar juga merupakan sebuah kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh hasil yang berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang relatif menetap.

4
3. Tujuan belajar
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang
secara maksimal untuk dapat mengusai atau memperoleh sesuatu. Belajar
dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan, dan sebagainya.Sa’ud
(2008) mengemukakan tujuan belajar sebagai berikut :
a. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah
laku. Misalnya seorang anak kecil yang belum memasuki sekolah
bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya. Kemudian setelah
beberapa bulan masuk sekolah dasar,tingkah lakunya berubah menjadi
anak yang tidak lagi cengeng, lebih mandiri, dan dapat bergaul dengan baik
dengan teman-temannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut telah
belajar dari lingkungan yang baru.
b. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik.
Contohnya mengubah kebiasaan merokok menjadi tidak merokok,
menghilangkan ketergantungan pada minum-minum keras, atau mengubah
kebiasaan anak yang sering keluyuran, dapat dilakukan dengan suatu
proses belajar.
c. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak
hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan sebagainya. Misalnya
seorang remaja yang tadinya selalu bersikap menentang orang tuanya dapat
diubah menjadi lebih hormat dan patuh pada orangtua.
d. Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan.
Misalnya dalam hal olahraga, kesenian, jasa, tehnik, pertanian, perikanan,
pelayaran, dan sebagainya. Seorang yang terampil main bulu tangkis, bola,
tinju, maupun cabang olahraga lainnya sebagian besar ditentukan oleh
ketekunan belajar dan latihan yang sungguh-sungguh. Demikian pula
halnya dengan keterampilan bermain gitar, piano, menari, melukis,

5
bertukang, membuat barang-barang kerajinan, semua perlu usaha dengan
belajar yang serius, rajin dan tekun.
e. Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang
ilmu. Misalnya seorang anak yang awalnya tidak bisa membaca, menulis,
dan berhitung, menjadi bisa karena belajar.
Dari uraian diatas dapat diketahui belajar adalah kegiatan manusia yang
sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar
manusia dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut
kepentingan hidup. Dengan kata lain, dengan belajar manusia dapat
memperbaiki nasib, mencapai citacita, dan memperoleh kesempatan yang lebih
luas untuk berkarya.
4. Prinsip belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lainnya memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari
berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku
umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik
bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru
dalam upaya meningkatkan keterampilan mengajarnya. Menurut Dr. Dimyati
dan Drs. Mudjiono (2006: 42) prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam
proses belajar, diantaranya:
a. Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gagedan Berlin,
1984: 335). 26 Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa
yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung
tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang dianggap penting dalam kehidupannya.

6
b. Keaktifan Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan
hukum “law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan
adanya latihanlatihan. Mc Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan
mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif
yang selalu ingin tahu, sosial” (Mc Keachie, 1976: 230 dari Gredler MEB
terjemahan Munandir, 1991: 105). Dalam setiap proses belajar, siswa
selalu menampakan keaktifan. Keaktifan itu beragam bentuknya. Mulai
dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang
susah diamati.
c. Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman Edgar Dale dalam penggolongan
pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar
dikemukakan oleh John Dewey dengan “learning by doing”-nya. Belajar
sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung.
d. Pengulangan Menurut teori Psikologi Daya belajar adalah melatih daya-
daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
menginat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka dayadaya tersebut akan berkembang.
Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-
daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan
menjadi sempurna.
e. Tantangan Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan ajar,
maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan
mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi,
artinya tujuan belajar telah dicapai. Agar pada anak timbul motif yang kuat

7
untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah
menantang. Tantangan yang dihapadi dalam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya.
f. Balikan dan Penguatan Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan
penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning
dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah
stimulusnya, maka pada operant 28 conditioning yang diperkuat adalah
responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thorndike.
Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengalami dan mendapatkan
hasil yang baik. hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan balikan
yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.
g. Perbedaan Individual Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak
ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu
dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis,
kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada
cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu
diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Dari beberapa prinsip
yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaanya belajar
tidak bisa dilakukan dengan sembarang atau tanpa tujuan dan arah yang
baik, agar aktivitas belajar yang dilakukan dalam proses belajar pada upaya
perubahan dapat dilakukan dan berjalan dengan baik, diperlukan prinsip-
prinsip yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar. Prinsip-prinsip
ditujukan pada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi
proses belajar yang baik. prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa
saja yang sebaiknya dilakukan oleh para guru agar para siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran.

8
E. Definisi pendidikan kesehatan

1. Definisi pendidikan kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada penggunaan
proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan yang
meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar atau aplikasi pendidikan
didalam bidang kesehatan (Notoadmodjo, 2012). Sedangkan menurut (Suliha,
2008) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku secara terencana
pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam
mencapai tujuansehat.
5. Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan
Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah
perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan. Selain hal tersebut,
tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan ialah :
a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilaidimasyarakat.
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan lebihsehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yangada.
e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan
mencegah penyakitmenular.
f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan
masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna
terhadap derajat kesehatanmasyarakat.
g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan terhadap
berbagai penyakit yeng disebabkan oleh perubahan gayahidup dan perilaku
sehat sehingga angka kesakitan terhadap penyakit tersebut berkurang
(Notoadmodjo, 2012, Suliha,2008).

9
6. Ruang lingkup pendidikan kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu:
a. DimensiSasaran
1) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaranindividu
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarankelompok
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaranmasyarakat.
b. Dimensi TempatPelaksanaanya
1) Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran
murid yang pelaksanaanya diintegrasikan dengan Upaya Kesehatan
Sekolah(UKS).
2) Dilakukan Pusat Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit
Umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan sasaran pasien.
3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran
buruhataukaryawan.
c. Tingkat Pelayanan PendidikanKesehatan
1) Promosi kesehatan (HealthPromotian).
2) Perlindungan khusus (SpesificProtection).
3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and
PromtTreatment).
4) Pembatasan cacat (DisabilityLimitatiaon).
5) Rehabilitasi (Rehabilitatian). (Mubarok,2011)
7. Metode pembelajaran pendidikan kesehatan
a. Metode ceramah
Ceramah ialah cara menyajikan palajaran melalui penuturan secara lisan
atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta didik.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan
diantara 3 orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang
pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan serta membuat suatu

10
suatukeputusan.
c. Metode panel
Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan didepan pengunjung
tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih serta diperlukan
seorang pemimpin. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara
langsung, tetapi berperan sebagai peninjau para panelis yang sedang
berdiskusi.
d. Metode forumpanel
Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung berpartisipasi
dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk merumuskan hasil
pembahasan dalam diskusi.
e. Metode permainan peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi
yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, mengkreasikan
peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul
pada masa mendatang.
f. Metode symposium
Symposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Setelah para
penyaji memberikan pandangan tentang masalah yang dibahas, maka
symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan.
g. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. (Sanjaya, 2011)

8. Media pendidikan kesehatan


Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik

11
dalam menyampaikan bahan pengajaran dan biasanya dengan menggunakan
alat peraga pengajaran. Alat peraga pada dasarnya dapat membantu sasaran
pendidik untuk menerima pelajaran dengan menggunakan panca inderanya.
Semakin banyak indera yang digunakan dalam menerima pelajaran semakin
baik penerimaan pelajaran (Suliha, 2008).
Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang
hanya meiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara, seperti film, slide, foto, transparasi, lukisan, gambar, dan berbagai
bentuk bahan yang dicetak seperti mediagrafis.
c. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,misalnya : rekaman
video, cuplikan film, slide suara.
d. Media berdasarkan media pembuatan
1) Media elektronik yang pembuatan nya rumit, misalnya : filem, slide
bersuara Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti film
protector, slide projector, operhead projector (OHP).
2) Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku bergambar, benda-
benda nyata (sayuran/buah-buahan), papan tulis, film chart, poster,
boneka, phantom, spanduk, dan lain-lain. Ciri-ciri alat bantu sederhana
adalah mudah dibuat, mudah memperoleh bahan- bahan, ditulis atau
digambar dengan sederhana, memenuhi kebutuhan pengajar, mudah
dimengerti serta tidak menimbulkan salah persepsi (Sanjaya, 2011,
Suliha, 2008)
F. Teori perubahan perilaku
1. Definisi perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang

12
tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan
(Okviana, 2015).
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya
(Notoatmojo, 2010).Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku merupakan
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi.
Perilaku adalah hasil (output) yang diharapkan dari suatu promosi atau
pendidikan kesehatan (Notoadmodjo, 2012) Perilaku kesehatan adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan (Notoadmodjo, 2012). Dari batasan ini, perilaku
kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok :
Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2011) merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Pengertian ini dikenal dengan teori „S-O‟R” atau “Stimulus-Organisme-
Respon”. Respon dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Respon respondent ataureflektif
Adalah respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.
Biasanya respon yang dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga
eliciting stimuli. Perilaku emosional yang menetap misalnya orangakan
tertawa apabila mendengar kabar gembira atau lucu, sedih jika mendengar
musibah, kehilangan dan gagal serta minum jika terasa haus.
b. Operan Respon
Respon operant atau instrumental respon yang timbul dan
berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan.

13
Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang berfungsi
memperkuat respon. Misalnya, petugas kesehatan melakukan tugasnya
dengan baik dikarenakan gaji yang diterima cukup, kerjanya yang baik
menjadi stimulus untuk memperoleh promosi jabatan.
9. Jenis-jenis perilaku
Jenis-jenis perilaku individu menurut Okviana(2015):
a. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf,
b. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atauinstingtif,
c. Perilaku tampak dan tidaktampak,
d. Perilaku sederhana dan kompleks,
e. Perilaku kognitif, afektif, konatif, danpsikomotor.
10. Bentuk perilaku
Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus,
maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua.

a. Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covertbehavior)


Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang
terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
orang lain.
11. faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (dalam
Notoatmodjo, 2007) menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh
dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar

14
perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan
atau terbentuk dari 3 faktoryaitu:
a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

1) Pengetahuan apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku


melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang dalam halini pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai tingkatan (Notoatmodjo,
2007). Untuk lebih jelasnya, bahasan tentang pengetahuan akan
dibahas pada bab berikutnya.

2) Sikap Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi


(keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang
berisi komponen-komponen cognitive, affective danbehavior (dalam
Linggasari, 2008). Terdapat tiga komponen sikap, sehubungan dengan
faktor-faktor lingkungan kerja, sebagai berikut:
a) Afeksi (affect)
yang merupakan komponen emosional atau perasaan.
b) Kognisi
adalah keyakinan evaluatif seseorang. Keyakinan- keyakinan
evaluatif, dimanifestasi dalam bentuk impresi atau kesan baik atau
buruk yang dimiliki seseorang terhadap objek atau orangtertentu.
c) Perilaku
yaitu sebuah sikap berhubungan dengan kecenderungan seseorang
untuk bertindak terhadap seseorang atau hal tertentu dengan cara
tertentu (Winardi,2004).

15
Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
menerima (receiving), menerima diartikan bahwa subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.Merespon (responding), memberikan
jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Menghargai (valuing), mengajak
orang lainuntuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga. Bertanggungjawab (responsible),
bertanggungjawab atas segala suatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap yang memiliki tingkatan paling tinggi manurut
Notoatmodjo(2011).
b. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
keselamatan kerja, misalnya ketersedianya alat pendukung, pelatihan
dansebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi undang-
undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya menurut
Notoatmodjo(2007).
Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku menurut Sunaryo
(2004) dalam Hariyanti (2015) dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Faktor Genetik atau FaktorEndogen
Faktor genetik atau faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal
untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik
berasal dari dalam individu (endogen), antara lain:
a. Jenis ras
Semua ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda
dengan yang lainnya, ketiga kelompok terbesar yaitu ras kulit putih
(Kaukasia), ras kulit hitam (Negroid) dan ras kulit kuning (Mongoloid).
b. Jenis kelamin

16
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian
dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku berdasarkan
pertimbangan rasional. Sedangkan wanita berperilaku berdasarkan
emosional.
c. Sifat fisik
Perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya.
d. Sifat kepribadian
Perilaku individu merupakan manifestasi dari kepribadian yang
dimilikinya sebagai pengaduan antara faktor genetik dan lingkungan.
Perilaku manusia tidak ada yang sama karena adanya perbedaan
kepribadian yang dimiliki individu.
e. Bakat pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (2003) dikutip dari William B. Micheel
(1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan sesuatu lebih
sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.

2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu Faktor yang berasal dari
luar individu antaralain:
a. Faktor lingkungan
Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar
individu. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap individu karena
lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. Menurut
Notoatmodjo (2003), perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dalam
interkasi manusia dengan lingkungan.
1) Usia
Menurut Sarwono (2000), usia adalah faktor terpenting juga
dalam menentukan sikap individu, sehingga dalam keadaan diatas
responden akan cenderung mempunyai perilaku yang positif
dibandingkan umur yang dibawahnya. Menurut Hurlock (2008) masa

17
dewasa dibagi menjadi 3 periode yaitu masa dewasa awal (18-40
tahun), masa dewasa madya (41-60 tahun) dan masa dewasa akhir
(>61 tahun). Menurut Santrock (2003) dalam Apritasari (2018),
orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik, transisi
secara intelektual, serta transisi peran sosial.Perkembangan sosial
masa dewasa awal adalah puncaak dari perkembangan sosial masa
dewasa.
2) Pendidikan

Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada


proses belajar dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti
dan tidak dapat menjadi dapat. Menurut Notoatmodjo (2003),
pendidikan mempengaruhi perilaku manusia, beliau juga mengatakan
bahwa apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh pengetahuan,
kesadaran, sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang maka semakin tepat dalam menentukan perilaku serta
semakin cepat pula untuk mencapai tujuan meningkatkan derajat
kesehatan.

3) Pekerjaan
Bekerja adalah salah satu jalan yang dapat digunakan manusia
dalam menemukan makna hidupnya. Dalam berkarya manusia
menemukan sesuatu serta mendapatkan penghargaan dan pencapaian
pemenuhan diri menurut Azwar (2003). Sedangkan menurut
Nursalam (2001) pekerjaan umumnya merupakan kegiatan yang
menyita waktu dan kadang cenderung menyebabkan seseorang lupa
akan kepentingan kesehatan diri.

4) Agama

18
Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk dalam
konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara
berpikir, bersikap, bereaksi dan berperilaku individu.

12. Bentuk perubahan perilaku


Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang
digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Bentuk –
bentuk perilaku dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Perubahan alamiah (Neonatal chage
Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep
yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku.
Bentuk – bentuk perilaku dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1) Perubahan rencana
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh
subjek.
a) Kesediaan Untuk Berubah (Readiness to Change):
Apabila terjadi sesuatu inovasi atau program pembangunan di
dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang
sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut
(berubah perilakunya).Tetapi sebagian orang sangat lambat untuk
menerima perubahan tersebut.Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda
(Notoatmodjo, 2011).

19
20
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpukan bahwa, teori
belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang
menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Oleh karena itu
dengan adanya teori-teori belajar maka kita akan memeberikan
kemudahan bagi guru maupun dosen dalam menjalankan model-
model pembelajaran yang akan membantu peserta didik dalam
belajar.
G. Saran
Dengan memahami berbagai teori belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran dan
pengajaran, pendidikanyang berkembang di bangsa kita niscaya akan
menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan mampu membentuk manusia
indonesia seutuhnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Saud, Udin Syaefudin. (2008). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Suliha, Uha. 2008. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta: EGC

Oktaviana, L. (2014). Hubungan Antara Konformitas Dengan Kecenderungan


Perilaku

Bulliying. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta:Fakultas Psikologi Universitas


Muhammadiyah Surakarta.

Notoatmojo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.

Skinner. (1938). Dalam: Notoatmodjo S., (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bab
V, Pendidikan dan Perilaku. Halaman 118.

Notoatmodjo, S .2005. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya.Jakarta: Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku . Jakarta: Rineka Cipta.

Winardi. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Cetakan kedua. Kencana Prenada


Media Group, Jakarta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan. Jakarta: EGC.

Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

22
Ginting, V. 2005. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan
Ketrampilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia serta Minat Baca Murid. Jurnal
Pendidikan Penabur, No. 04/Th. IV/ Juli, h.17-35.

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta

Mc Keachie. 1976. Organization Behaviour and Business, Publication Controversies,


Application. Prenctise Hall.

Berliner/Gage. 1984. Educational Psychology. 3rd edition. Houghton Mifflin


Company. All right reserved.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

23

Anda mungkin juga menyukai