Disusun Oleh:
Kelompok 8 ( Delapan )
Azha Fifine Andrastya (18144100003)
Didha Kurnia Alamsyah (18144100011)
Kindy Sely Nurohmah (18144100005)
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
pengantar pendidikan dengan judul “Sistem Pendidikan Nasional” tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu, sehingga dapat memperlancar dalam proses penyusunan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan senang hati kami menerima jika ada saran maupun kritik dari
para pembaca, demi memperbaiki makalah ini.
Kami sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
manfaatnya dan dapat menginspirasi para pembaca.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................4
A. Kelembagaan Dalam Pendidikan..............................................4
B. Landasan Hukum Pendidikan....................................................6
C. Pendidikan menurut Undang-Undang Dasar 1945....................11
D. Prinsip –Prinsip Pembelajaran..................................................12
BAB IV PENUTUP..................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................18
B. Saran..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap
manusia di mukabumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia.
Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan
pendidikan. Pendidikandiambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan
menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang
berhubungan dengan pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha
manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada
hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu
sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi.
Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus
selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga
pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna
mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat
dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang
diberikansecara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat
khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi
negeri ataupunswasta. Pendidikan Informal adalah jenis pendidikan atau
pelatihan yang terdapat didalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan
tanpa ada organisasi tertentu (bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah
segala bentuk pendidikan yang diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah
pendidikan formal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelembagaan dalam pendidikan?
2. Bagaimana landasan hukum pendidikan?
3. Bagaimana pendidikan menurut Undang-Undang Dasar 1945?
4. Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
a) Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar
Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta.
b) Sebagai bentuk perhatian mahasiswa terhadap masalah pendidikan
yang dihadapi Indonesia.
c) Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
d) Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang
dihadapi di dalam dunia pendidikan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Jenjang pendidikan
Adapun dalam BAB IV Pasal 13 dalam Undang-Undang sistem
pendidikan nasional, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
a. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang bisa memberikan bekal untuk
hidup bermasyarakat berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang sistem pendidikan
nasional BAB VI Pasal 17 ayat 1, 2, 3 Tahun 2003 tentang pendidikan dasar:
(1) pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah, (2) pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD)
dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lainnya yang sederajat serta
sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasah Tsa-nawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat. (3) ketentuan mengenai pendidikan dasar
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
peraturan pemerintah.
b. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar dan
diselenggarakan di SLTA ( sekolah lanjutan tingkat atas) atau satuan
pendidikan yang sederajat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB VI Pasal 18 ayat 1, 2, 3, 4 tahun
2003 tentang pendidikan menengah, (1) pendidikan menengah merupakan
lanjutan pendidikan dasar; (2) pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menangah umum dan pendidikan menengah kejuruan; (3) pendidikan
menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), Madrasah Aliyah,
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan.
c. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah, yang
diselenggarakan untuk peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mencapai tujuan tersebut lembaga tinggi melaksanakan misi
“Tridarma” pendidikan tinggi, yang meliputi pendidikan, penilitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia.
Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan
bangsa dan kebudayaan nasional dengan perkembangan interenasional.
Untuk itu dengan tujuan kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara
terbuka dan selektif mengikuti perkembangan kebudayaan yang terjadi di
luar Indonesia untuk diambil manfaatnya bagi perkembangan bangsa dan
kebudayaan Indonesia.
2. Menjadi Fasilitator
Akhir-akhir ini, kita sering menjummpai banyak siswa yang merasa
terbebani mata pelajaran ketika pulang dari sekolah. Sekolah seakan telah
menjadi penjara baru bagi siswa. Lihat saja, ketika menjelang hari libur, betapa
siswa seakan keluar dari sarang yang menakutkan penuh peraturan menuju aalam
bebas. Siswa lebih suka hidup di luar sekolah dibandingkan disekolah. Ini
menjadi pertanda bahwa proses belajar-mengajar yang terjadi di sekolah belum
mampu membuat siswa senang, tapi justru menakutkan.
Sebagai fasilitator, gurujuga dituntut untuk memahami dan megembangkan
media pembelajaran sebagai bahhan untuk menyampaikan materi pada siswa.
Materi yang sulit bisa menjadi mudah dengan penyajian yang varriatif.
Persoalan paling utama bukan pada bahan pelajaran yang telah menjadi
standart baku dari kurikulum pendidikan, tapi lebih pada cara guru menyajikan
materi pelajaran yang membuat siswa merasa senang. Siswa tentu akan merasa
bosan dengan gaya mengajar yang monoton. Karena itu seorang guru sebaiknya
melakukan inovasi dalam proses belajar-mengajar serta memfasilitasi siswa agar
mudah menyerap bahan pelajaran dan tujuan belajar itu juga tercapai secara
optimal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk menyiapkan peserta didik agar berperan
aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
Jadi sistem pendidikan nasional merupakan satu keseluruhan yang terpadu
dari semua suatu kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional dan diselenggarakan oleh pemerintah
swasta dibawah tanggung jawab menteri dikbud dan menteri lainnya.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat
dan tujuannya dalam program yang termasuk jalur pendidikan umum, pendidikan
keturunan, dan pendidikan lainnya. Melalui jenjang pendidikan dari sekolah dasar
sampai ke pendidikan tinggi, membuat seseorang memiliki moral dan tata cara
dalam kehidupan. Dan pendidikan tetap dalam aturan negara yaitu UUD 1945.
B. Saran
Dewasa ini sistem pendidikan nasional selalu dianggap sepele padahal
sangatlah penting. Peserta didik mengetahui cara dan bagaimana mengetahui
tentang sistem pendidikan nasional. Jadi sebagai peserta didik harus tahu jenis,
jalur, program sistem pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Suardi, S.Pd, 2016. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. PT.Indeks,
Jakarta. Hal 3-12.
Rudi Hartono, 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid.
DIVA Press, Yogyakarta. Hal 12-17.
Anggi Febriant, Latar Belakang dan Tujuan, (Online), (http://www.scribd.com/d-
oc/77621339/makalah-pengantar-pendidikan, diakses 15 November 2018).
Hal 1-2