Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PRODUKSI TERNAK UNGGAS

SISTEM PERKANDANGAN

Oleh :
Kelompok 2
Kelas E

Restu Fitria S. A. W 200110180020


Raka Pratama 200110180051
Siska Amelia 200110180089
Qisthi Fadlilah Rahmi 200110180173
Muhammad Triviana 200110180194
Muhammad Firdaus S 200110180248
Nafila Niamillah 200110180297

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul ―Sistem Perkandangan‖. Kemudian shalawat beserta

salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah

memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan

umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Produksi Ternak

Unggas di program studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan pada Universitas

Padjadjaran. Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan

selama penulisan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa masih sangat banyak terdapat kekurangan-

kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Sumedang, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................3

II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................4


2.1 Pengertian Kandang ...........................................................................4
2.2 Lokasi Kandang ..................................................................................5
2.3 Konstruksi Kandang ...........................................................................5
2.4 Tipe Kandang .....................................................................................6

III PEMBAHASAN .....................................................................................8


3.1 Tata Letak Bangunan Ayam Broiler...................................................8
3.2 Kandang Sistem Litter ......................................................................10
3.3 Macam-Macam Model Kandang Berdasarkan Konstruksinya.........11
3.4 Kandang Yang Cocok Untuk Ayam Broiler ....................................13

IV KESIMPULAN ....................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... iii

iii
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini, kondisi lingkungan peternakan banyak mengalami

perubahan. Mulai dari kondisi suhu yang semakin meningkat disebabkan efek

Global Warming (pemanasan global), sampai semakin tidak terkendalinya kondisi

lingkungan peternakan. Perubahan ini tentu akan memberikan dampak terhadap

performan ternak yang kita pelihara.

Dalam beternak ayam, perlu adanya perhatian terhadap bangunan yang

akan didirikan yaitu berupa kandang bagi ayam. Perkandangan merupakan salah

satu faktor penting penentu keberhasilan dalam usaha peternakan. Hal ini

dikarenakan kandang adalah tempat tinggal ternak dalam melakukan semua

aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan tumbuh). Kandang berperan

penting dalam memberikan kenyamanan pada hewan ternak yang dipelihara agar

dapat tumbuh dengan baik dan mampu berproduksi secara optimal. Pada

prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan

kenyamanan bagi ternak, mudah dalam tata laksana, dapat memberikan produksi

yang optimal serta memenuhi persyaratan kesehatan.

Oleh karena itu kondisi kandang harus diperhatikan dengan baik yang
memacu pada prinsip ideal yang senantiasa memberi perhatian pada temperatur

lingkungan, kelembaban udara dan sirkulasi atau pertukaran udara. Beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kandang adalah pemilihan tempat

atau lokasi untuk mendirikan kandang, ketersedian air dan udara segar serta

konstruksi atau bentuk kandang itu sendiri guna meningkatkan kenyamanan dan
2

produktivitas dari ternak ayam yang kita pelihara. Maka dari itu dalam makalah

ini penulis akan membahas mengenai sistem perkandangan yang baik dan mampu

meningkatkan produktivitas ternak, khususnya ayam boiler.


3

1.2 Rumusan Masalah

(1) Bagaimana tata letak bangunan perkandangan untuk ayam broiler?

(2) Jelaskan yang dimaksud kandang system Litter dan apa keuntungannya?

(3) Jelaskan macam-macam bentuk kandang berdasarkan model

kontruksinya?

(4) Bentuk dan konstruksi kandang seperti apa yang cocok dalam

pemeliharaan ayam broiler untuk meningkatkan produktivitas?

1.3 Tujuan Pembahasan

(1) Mengetahui tata letak bangunan perkandangan untukayam broiler.

(2) Mengetahui apa yang dimaksud kandang system Litter dan

keuntungannya.

(3) Mengetahui macam-macam bentuk kandang berdasarkan model

kontruksinya.

(4) Mengetahui bentuk dan konstruksi kandang yang cocok dalam

pemeliharaan ayam broiler untuk meningkatkan produktivitas.


4

II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Kandang

Kandang merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan

dalam berternak ayam. Fungsi dari kandang adalah untuk memelihara serta

menjaga ternak agar tidak berkeliaran dan memudahkan pemauntauan serta

perawatan ternak. Kandang digunakan dari awal sebelum ayam dapat berproduksi

telur ataupun daging hingga masa produksi. Prinsip dari kandang yang baik adalah

kandang yang sederhana, biaya perawatan murah, dan memenuhi persyaratan

teknis (Martono, 1996).

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah ; bentuk

kandang dengan melihat kondisi lahan yang tersedia, keadaan tanah yang

digunakan, biaya yang tersedia untuk pembangunan kandang. Perawatan kandang

ayam harus diperhatikan secara khusus. Apabila kandang bersih dan nyaman bagi

ternak, maka produktivitas ternak pun akan meningkat dengan optimal.

Sebaliknya apabila ayam merasa tidak nyaman, maka akan menimbulkan stress

sehingga menurunkan produktivitasnya.

Kandang ayam dikelompokkan berdasarkan tipe dan bahan material yang

digunakan. Penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan, yang nantinya akan


mempengaruhi secara lansung kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang

yang fungsional akan menambah keuntungan bagi peternak (Anonymous, 2011).


5

2.2 Lokasi Kandang

Menurut Martono (1996), kandang ayam sebaiknya dibuat di lokasi yang

lebih tinggi dari dataran sekitarnya, serta menghadap kearah barat-timur. Lokasi

kandang haruslah jauh dari pemukiman warga, predator lain, serta kandang

unggas lainnya. Kandang memiliki sumber air yang cukup terutama pada musim

kemarau, memiliki ventilasi udara yang baik, serta memiliki akses jalan, listrik,

dan telepon (Santoso dan Sudaryani, 2003).

2.3 Konstruksi Kandang

Menurut Martono (1996) konstruksi kandang yang baik terdiri dari

beberapa bagian, yaitu:

1) Atap kandang diusahakan menggunakan genting, karena tidak mudah

menyerap panas yang bisa mengakibatkan temperatur di dalam kandang

menjadi tinggi. Kemudian bentuk atap yang biasa digunakan adalah atap

muka dua dengan lubang angin (sistem monitor) dan atap tunggal denga

lubang udara (sistem semi monitor).

2) Dinding kandang biasa dibuat dengan menggunakan bahan bambu, dan

atau kawat. Celah celah pada dinding kandang hendaknya tidak dapat

diterobos binatang pengganggu maupun predator.


3) Ventilasi diusahakan dibuat sebaik mungkin, sehingga akan terjadi

perputaran udara di kandang, yaitu udara kotor didalam kandang akan

keluar dengan mudah, dan digantikan dengan udara segar dari luar

kandang.
6

4) Cahaya matahari diusahakan dapat masuk kedalam kandang, karena

cahaya matahari dapat menghambat pertumbuhan bibit penyakit, dan

merupakan provitamin D.

2.4 Tipe Kandang

1) Kandang Ren

Kandang yang mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat

bergerak dengan bebas. Sistem kandang ini mempunyai dua bagian, yaitu

bagian kandang utama dan umbaran. Keuntungan sistem ren adalah ayam

akan mendapat cahaya matahari lebih dan ayam bisa mendapatkan

tambahan pakan dari bagian umbaran. Sedangkan kerugiannya adalah

penyakit akan dapat menyebar secara cepat dan sulitnya membedakan

ayam yang produktif dengan yang tidak.

2) Kandang Cage

Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet menyerupai batere dan

alasnya dibuat berlubang (bercelah). Keuntungan sistem ini adalah tingkat

produksi individual serta kesehatan masing-masing terkontrol,

memudahkan tata laksana, dan penyebaran penyakit tidak mudah.

Kelemahan sistem ini adalah biaya pembuatan semakin tinggi, ayam dapat
kekurangan mineral, dan sering didapati banyak lalat.

3) Kandang Litter

Merupakan kandang yang menggunakan litter sebagai alas kandang.

Keuntungan sistem ini adalah biaya relatif rendah, menghilangkan bau

kotoran jika litter kering, pembuangan kotoran lebih mudah.


7

Kekurangannya adalah penyebaran penyakit lebih mudah dan pengawasan

kesehatan lewat kotoran sulit diamati.

4) Kandang Panggung

Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan Bahan yang biasa digunakan

untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam

tidak terperosok. Kelebihannya adalah sisa pakan dapat dimanfaatkan

sebagai pakan ikan dan penyebaran penyakit relatif rendah. Kekurangan

dari kandang panggung adalah biaya pembuatan relatif mahal dan dapat

menyebabkan ayam terperosok apabila jarak bambu lantai kandang terlalu

lebar.
8

III

PEMBAHASAN

3.1 Tata Letak Bangunan Ayam Broiler

Orientasi kandang melintang timur-barat untuk mengurangi jumlah cahaya

matahari yang langsung masuk ke dalam kandang ataupun sinar matahari yang

memanasi sisi samping bangunan kandang. Tujuannya untuk menurunkan fluktasi

antara suhu panas dan dingin dalam 24 jam. Suhu yang nyaman bagi kebutuhan

ayam akan mempertinggi efektifitas konversi pakan dan pertumbuhan ayam

broiler. Syarat pembuatan kandang, yaitu:

1. Letak Kandang

Letak kandang yaitu jarak antara kelompok kandang 3 meter dan arah

bangunan kandang membujur sesuai dengan terbitnya matahari, kandang

lebih tinggi dari pemukiman penduduk dan tempat tinggal karyawan

seharusnya jauh dari kandang atau tidak satu bangunan dengan kandang

ayam. Letak kandang berjarak 50 meter dari rumah tenaga kerja atau

bangunan gudang, kantor dan lain lain (Sudaryani dan Santoso, 2003).

Menurut Sudaryani dan Santoso (2003), bahwa terdapat beberapa faktor

yang perlu diperhatikan pada saat menentukan kandang, yaitu: a) letak

kandang sebaiknya dibuat lebih tinggi dari tanah, b) penataan antara satu
bangunan dengan bangunan lain dapat menjamin tidak terjadinya

pencemaran, c) letak kandang memungkinkan sinar matahari pagi dapat

leluasa masuk ke dalam kandang.


9

2. Kontruksi Kandang

Menurut Fadilah dkk (2007), semua bentuk kandang yang dibuat ditujukan

ayam untuk bisa hidup dengan nyaman dan aman dari lingkungan,

sehingga ayam dapat berproduksi dengan optimal. Kontruksi kandang

meliputi atap, dinding, lantai, dan sistem ventilasi kandang.

3. Atap Kandang

Atap kandang merupakan bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai

menaungi bagian dalam kandang dari panas matahari dan curah hujan,

bahan yang digunakan merupakan jenis yang ringan, tahan panas dan tidak

menghantarkan panas. Menurut Rasyaf (2003), atap sistem monitor dapat

meningkatkan fungsi ventilasi.

4. Dinding Kandang

Dinding kandang berfungsi sebagai pelindung keberadaan ayam dari

gangguan luar dan pemghalang ayam agar tetap berada di dalam kandang.

Tirai pada kandang terdapat dua macam, yaitu tirai berwarna putih dan

tirai berwarna hitam. Tirai berwarna putih berfungsi untuk membantu

penerangan pada periode starter dan layer, sedangkan tirai hitam berfungsi

untuk menahan cahaya dari luar pada periode grower.

5. Lantai Kandang
Litter adalah hamparan alas kandang yang berguna sebagai alas tidur,

penghangat bagi ayam dan mengurangi kelembaban lantai kandang.

Keuntungann dari sistem litter adalah menurunkan peluang ayam lepuh

dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan cepat basah

dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit penyakit

(Rasyaf, 2003).
10

6. Sistem Ventilasi

Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara segar dari

luar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor dari dalam

kandang (Priyanto, 2002). Kandang dapat dikatakan nyaman dan

berkontruksi, antara lain: ventilasi kandang yang baik yaitu leluasa

pertukaran udara segar dengan udara kotor dengan suhu 21oC-27oC dan

kelembaban 60%. Dinding kandang terdapat dua yaitu dinding terbuka dan

dinding tertutup, lantai kandang berbentuk padat atau litter berbentuk celah

atau rongga berada diatas tanah 50-68 cm. Lantai dapat dibuat dengan

bilah-bilah bamboo/kayu atau slat dan bisa juga dari kawat, kerenggangan

antara 2,5 cm dan besarnya 2,5 cm x 5 cm, bahan atap kandang sebaiknya

dipilih yang baik sehingga dapat melindungi ayam dari panas matahari,

hujan, dan mempermudah pemeliharaan, seperti seng,daun rumbio, asbes

dan lain-lain (Sudaryani dan Santono, 2003).

3.2 Kandang Sistem Litter

Litter adalah hamparan alas kandang yang berguna sebagai alas tidur,

penghangat bagi ayam dan mengurangi kelembaban lantai kandang. Kandang

litter juga memiliki kelebihan yaitu: (a) Dapat memberikan hasil yang
memuaskan, baik kuantitas (berat badan) maupun kualitas daging, (b) Dapat

menghindarkan ternak menderita lepuh dada atau pembengkakan tulang dada, (c)

Memudahkan di dalam pengelolaan seperti pembersihan dan pembuangan

kotoran, serta (d) Dapat menghemat tenaga kerja. (Suprijatna dkk., 2005).
11

3.3 Macam-Macam Model Kandang Berdasarkan Konstruksinya

Bangunan atau konstruksi kandang terdiri dari atap, dinding dan lantai.

Konstruksi kandang yang baik rata- rata bisa bertahan 10-20 tahun. Prinsipnya

kandang harus dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. Banyak bentuk dan

konstruksi kandang yang bisa dibangun tetapi semuanya harus didasarkan pada

kegunaan dan rencana usaha yang dijalankan (Fadilah et al., 2007).

3.3.1. Atap

Ada beberapa bentuk atap yang umum digunakan untuk kandang unggas,

dimana setiap bentuk akan berpengaruh terhadap sirkulasi udara dari dalam ke

luar dan dari luar ke dalam kandang. Bentuk monitor menjadikan sirkulasi udara

lebih lancar dan membantu mengeluarkan debu dan ammonia dari dalam kandang.

Pemilihan bahan atap kandang merupakan salah satu usaha untuk mengendalikan

faktor lingkungan sehingga ternak dapat hidup dengan nyaman dalam kandang

(Mulyantini, 2010). Pemilihan bahan atap kandang juga merupakan salah satu

usaha penting untuk mengendalikan faktor lingkungan sehingga ternak dapat

hidup dengan nyaman dalam kandang, karena masing-masing bahan atap kandang

mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyimpan dan menyebarkan

panas lingkungan (Charles, 1981). Masing-masing bahan atap yang digunakan

mempunyai daya serap yang berbeda-beda, dengan cara konveksi, konduksi dan
radiasi panas yang disebarkan ke dalam ruangan kandang yang dapat berpengaruh

pada produktivitas ayam (Esmay, 1978).

3.3.2. Dinding

Pada kandang ayam broiler maupun petelur, dinding yang terbuka terbuat

dari anyaman kawat, biasa dilengkapi dengan tirai plastik atau goni untuk

menghalangi angin langsung dan mempertahankan suhu udara pada malam hari.
12

Ayam petelur pada umumnya dipelihara pada kandang battery ditempatkan dalam

ruangan yang berdinding. Tirai biasanya berupa terpal atau plastic tebal, yang

dipasang melingkupi seluruh kandang. Fungsinya melindungi kandang dari cuaca

dingin pada saat ayam belum tumbuh bulu, pada malam hari atau saat musim

hujan. Tirai ini diatur sesuai kebutuhan yaitu umur anak ayam dan bahan yang

digunakan secara umum plastik dan kain (Jayanata dan Harianto, 2011). Dinding

yang baik pada kandang closed house dapat menjamin tidak adanya udara yang

masuk dari dinding (Sudaryani dan Santoso, 2003).

3.3.3. Ventilasi

Ventilasi sangat penting untuk mewujudkan kenyamanan dan pertukaran

udara yang terus menerus agar menjaga kesegaran udara (Murtidjo, 1987).

Kandang memiliki sistem ventilasi berupa blower, cooling pad yang berfungsi

untuk mengatur suhu, kecepatan angin dan kelembapan (Kartasudjana dan

Suprijatna, 2010). Cooling pad di pasang di bagian samping kiri dan kanan depan

kandang yang berfungsi untuk memasukkan udara kedalam kandang, udara kotor

atau panas dapat disaring oleh celdek pada cooling pad yang berfungsi sebagai

penyaring dan apabila udara dari luar panas masuk kedalam kandang maka air

pada motor cooling pad akan turun melalui celdek supaya udara yang masuk ke

dalam kandang akan terasa dingin dan ayam akan merasa tetap nyaman pada suhu
lingkungan dalam kandang.

3.3.4. Lantai

Ada dua macam lantai yang biasa dipakai oleh peternak di Indonesia yakni

lantai rapat (litter) dan lantai berlubang. Keuntungan dari lantai litter antara lain

keadaan kandang lebih hangat dan pengelolaannya lebih mudah. Kerugiannya

adalah terjadinya fermentasi litter yang menghasilkan gas metan dan amonia yang
13

dapat meningkatkan suhu udara dalam kandang sehingga dapat menyebabkan

perubahan tingkah laku yaitu timbulnya sifat agresif. Kandang dengan tipe litter

pengelolaannya lebih mudah dan praktis, hemat tenaga dan waktu, lantai kandang

relatif tahan lama, lantai tidak mengakibatkan telapak kaki ayam terluka dan

mengeras. Lantai beralas sering juga disebut sistem litter yang lantainya diberi

alas setebal 5-10 cm (Suprijatna et al., 2005).

3.4 Kandang yang Cocok untuk Ayam Broiler

Pada bangsa ayam penghasil daging (broiler), tujuan pemeliharaan adalah

bagaimana daging dapat dihasilkan dalam waktu yang singkat tetapi dengan bobot

yang maksimal, supaya jaringan daging tumbuh lebih cepat maka zat makanan

protein haruslah diberikan secara maksimal tetapi karena yang menggerakkan

kegiatan menghasilkan daging ini adalah energy juga harus diberikan secara

maksimal (Widodo, 2014).

Pada pemeliharaan secara intensif kandang berperan sangat besar sebagai

tempat unggas untuk istirahat, makan, minum, berproduksi, dan semua aktifitas

unggas dilakukan di dalam kandang (Achmanu dan Muharlien, 2011). Ada

beberapa macam tipe perkandangan yaitu kandang terbuka (Open House) dan

kandang tertutup (Closed House).


3.4.1. Kepadatan Kandang

Penerapan kepadatan kandang ayam pedaging saat ini sangat bervariasi,

namun kepadatan maksimum yang dianjurkan 34 ekor/m². Dari segi kenyamanan

ternak maka kepadatan kandang yang baik adalah yang masih memungkinkan

ayam melakukan hal seperti menjangkau tempat pakan dan minum, melakukan

kebiasaan yang normal misalkan mengepakkan sayap, mandi debu dan berpindah
14

dari suatu tempat yang sesak ke tempat yang lebih longgar. tentunya ukuran

kandang harus menyesuikan bentuk dan kepadatan ternak. kepadatan kandang

ayam broiler yang baik, idealnya adalah:

1) Minggu ke 1 Jumlah ayam 30 - 50 ekor/m2

2) Minggu ke 2 Jumlah ayam 20 - 25 ekor/m2

3) Minggu ke 3 Jumlah ayam 10 - 20 ekor/m2

4) Minggu ke 4 Jumlah ayam 8 - 10 ekor/m2

5) Minggu ke 5 Jumlah ayam 6 - 8 ekor/m2

3.4.2. Atap

Bentuk atap tipe monitor. Bentuk tersebut baik untuk pertukaran udara

sehingga pembuangan gas beracun, seperti H2S, NH3, dan CO2 bisa lebih

maksimal. Bahan atap bisa dari asbes, genting, seng, ijuk/rumbia, atau aluminium

foil. Pilihan atap disesuaikan dengan lokasi kandang (suhu dan kelembapan) serta

ketersediaan bahan dan dana. Kemiringan atap yang baik, antara 30—45o.

Prinsipnya, air bisa cepat turun dan tidak menggenang di atap sehingga

menghindari air masuk ke dalam kandang.

3.4.3. Dinding

Tinggi dinding minimal 1,8 m untuk kandang postal/panggung tunggal.

Untuk kandang tingkat tinggi, dinding bawah minimal 2 m dan tinggi dinding
kandang atas minimal 1,7 m. Dinding kandang bisa menggunakan bambu atau

kawat. Adapun tiangnya harus kokoh yang terbuat dari bambu, kayu, atau cor.

3.4.4. Lebar Kandang

Kandang panggung lebar maksimal 8 m. Untuk kandang postal, lebar

kandang maksimal 7 m. – Jika dekat gawir (terhalang tebing), lebar kandang


15

maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang dari gawir (tebing) 8 m. Usahakan

tinggi tebing jangan melebihi 1/2 tinggi kandang dengan drainase yang baik.

3.4.5. Jarak Antar Kandang

Jarak antarkandang minimal satu lebar kandang (8 m) yang diukur dari

bagianterluar kandang. Usahakan antara kandang tidak ada tanaman yang dapat

menghalangi sirkulasi udara.

3.4.6. Arah Kandang

Membujur barat—timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang

cukup, tetapi tidak langsung mengenai ayam. Kandang yang membujur utara —

selatan akan mengakibatkan cahaya matahari terlalu banyak masuk ke dalam

kandang. Jika matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang, suhu kandang

menjadi tinggi serta akan menyebabkan ―kepadatan semu‖. Kepadatan semu

adalah kondisi ayam yang mengumpul di salah satu sisi kandang yang tidak

terkena matahari langsung. Akibat dari kepadatan semu adalah suhu dan gas

beracun di salah satu sisi kandang meningkat karena kepadatan menjadi tinggi dan

distribusi tempat pakan dan minum menjadi tidak seimbang. Akibatnya, konsumsi

pakan menjadi menurun dan tidak merata sehingga dapat mengganggu

pertumbuhan dan kesehatan ternak.


16

IV

KESIMPULAN

1. Tata letak bangunan perkandangan untuk ayam broiler ialah dengan

orientasi kandang melintang timur-barat untuk mengurangi jumlah cahaya

matahari yang langsung masuk ke dalam kandang atau yang memanasi sisi

samping bangunan kandang. Syarat pembuatan kandang meliputi letak

kandang, kontruksi kandang, atap kandang, dinding kandang dan sistem

ventilasi.

2. Kandang system Litter ialah kandang dengan hamparan litter atau alas

kandang yang berguna sebagai alas tidur, penghangat bagi ayam dan

mengurangi kelembaban lantai kandang. Kelebihan sistem ini yaitu: a)

hasil yang memuaskan, baik kuantitas maupun kualitas daging, b)

menghindarkan ternak menderita lepuh dada atau pembengkakan tulang

dada, c) memudahkan dalam pembersihan dan pembuangan kotoran, serta

d) dapat menghemat tenaga kerja

3. Bangunan atau konstruksi kandang terdiri dari atap, dinding dan lantai.

Bentuk atap yang umum digunakan untuk kandang unggas ialah bentuk

monitor dan semi monitor. Dinding kandang dibuat dengan menggunakan

bahan bambu, dan atau kawat. Kandang memiliki sistem ventilasi berupa
blower, cooling pad yang berfungsi untuk mengatur suhu, kecepatan angin

dan kelembapan. Sedangkan lantai yang biasa dipakai oleh peternak di

Indonesia yakni lantai rapat (litter) dan lantai berlubang.

4. Bentuk dan konstruksi kandang yang cocok dalam pemeliharaan ayam

broiler ialah kandang yang memiliki kepadatan kandang 34 ekor/m²,


17

bentuk atap tipe monitor, tinggi dinding minimal 1,8 m untuk kandang

postal/panggung tunggal dan untuk kandang tingkat tinggi, dinding bawah

minimal 2 m dan tinggi dinding kandang atas minimal 1,7 m. Dinding

kandang bisa menggunakan bambu atau kawat. Adapun tiangnya harus

kokoh yang terbuat dari bambu, kayu, atau cor. Kandang panggung lebar

maksimal 8 m. Untuk kandang postal, lebar kandang maksimal 7 m. Jarak

antar kandang minimal satu lebar kandang (8 m) yang diukur dari bagian

terluar kandang. Arah Kandang membujur barat—timur


DAFTAR PUSTAKA

Achmanu dan Muharlien. 2011. Ilmu Ternak Unggas. UB Press. Malang.

Budiharto, Widodo. 2014. Teori dan Implementasi. Edisi Revisi. Yogyakarta :


Penerbit Andi

Charles, D.R. 1981. Practical Ventilation and Temperature Control for Poultry,
in Environmental Aspects of Housing for Animal Production. by J.A.
Clark. University of Nottingham.

Esmay, M. L. 1978. Principles of Animal Enviroment. Avi Publishing Company.


Wesport.

Fadillah, R., A. Polana., S. Alam., & E. Purwanto.2007. Sukses Beternak Ayam


Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Jayanata, C. E. dan Harianto, B. 2011. 28 Hari Panen Ayam Broiler. PT.


Agromedia Pustaka. Jakarta. 13

Kartasudjana, R dan E. Suprijatna. 2010. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadaya, Jakarta. 81-94.

Martono. 1996. Memelihara dan Mengelola Itik . Kanisius. Yogyakarta.

Mulyantini, MGA. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Yogyakarta: Gajah


Mada, University Press.

Murtidjo, B.A., 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.

Priyatno, M. A. 2002. Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya, Jakarta.

Santoso, dan Sudaryani, T. 1999. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya.


Jakarta

Sudaryani, T. dan Santoso. 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya,


Jakarta.

Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

iii
PEMBAGIAN TUGAS

NO NAMA NPM Keterangan

1. Restu Fitria S. A. W 200110180020 Pembahasan

2. Raka Pratama 200110180051 PPT

3. Siska Amelia 200110180089 Kesimpulan

4. Qisthi Fadlilah Rahmi 200110180173 Tinjauan Pustaka

5. Muhammad Triviana K 200110180194 Editor

6. Muhammad Firdaus S. 200110180248 Pendahuluan

7. Nafila Niamillah 200110180297 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai