Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 1 dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/Tanggal : Selasa, 22 September 2020


Materi : Pengukuran DO, BOD, COD pada Air Limbah
Nama : Muhammad Firdaus Susanto
NPM : 200110180248
Kelompok : 10
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Yuli Astuti Hidayati, MP.

1. Judul Praktikum

Pengukuran Nilai DO, BOD, COD pada Air Limbah

2. Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu mengukur Nilai BOD, DO, dan COD, pada air limbah

3. Kajian Pustaka

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu jumlah oksigen terlarut
yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau
mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobic (Metcalf. 1991). BOD sebagai
suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam
perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Beberapa
peneliti menambahkan bahwa pengertian BOD tidak hanya menyatakan jumlah oksigen,
tetapi juga menyatakan jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada
di perairan.

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Nilai COD
menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada. Angka COD yang tinggi,
mengindikasikan semakin besar tingkat pencemaran yang terjadi. Nilai COD pada perairan
yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20mg/l, sedangkan pada perairan tercemar dapat
lebih dari 200 mg/l (Effendi, 2003).

DO atau Dissolved Oxygen / Oxygen Demand adalah kandungan oksigen yang terlarut
didalam air sebagai parameter untuk mengukur kualitas air. Parameter oksigen terlarut
dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesegaran air (Sutriati, 2011). Oksigen memegang
peranan penting sebagai indikator kualitas perairan,karena oksigen terlarut berperan dalam
proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Karena proses oksidasi dan
reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu
mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami (Salmin,2005).
Perairan dapat dikategorikan sebagai perairan yang baik dan tingkat pencemarannya
rendah, jika kadar oksigen terlarutnya lebih besar dari 5 mg/l (Salmin, 2005).
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 2 dari 4

4. Hasil Pengamatan

Gambar 1. (Pengambilan sampel air sungai dalam video


https://youtu.be/btJIEUK6Jy0)

Gambar 2. (Pengujian DO dalam video https://youtu.be/IeqNtlBbmII)

Gambar 3. Pengujian BOD, sampel air limbah diinkubasi selama 5 hari, untuk mengukur
nilai BOD dalam video (https://youtu.be/IeqNtlBbmII)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 3 dari 4

Gambar 4. Pengujian COD dalam video (https://youtu.be/9A1JVHqmOIk)

5. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melaksanakan praktikum secara daring dengan
menonton beberapa video yang diberikan oleh asisten laboratorium, dari hasil mengamati
video didapatkan bahwa nilai BOD dapat diukur melalui selisih pengurangan antara DO5 -
DO0 yaitu, dengan mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DO0) dari sampel (air)
setelah pengambilan, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut air yang telah
diinkubasi selama 5 hari pada keadaan gelap dengan suhu 20oC (DO5). Selisih nilai DO5 dan
DO0 (DO5 - DO0) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter
(mg/L). Semakin sedikit selisih angkanya, maka semakin sedikit mikroorganisme yang
tumbuh, sehingga air tersebut dapat dikatakan masih dalam keadaan normal dan belum
tercemar oleh bahan organik yang mengundang pertumbuhan mikroorganisme.
BOD hanya menggambarkan kebutuhan oksigen untuk penguraian bahan organik
yang di dekomposisikan secara biologis (biodegradable). Temperatur 20 oC adalah nilai rata-
rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah berikilim sedang (Metcalf & Eddy, 1991).
Sedangkan menurut Salmin (2005) bahwa penentuan waktu inkubasi 5 hari dapat
mengurangi kemungkinan hasil oksidasi ammonia (NH3) yang cukup tinggi.
Tingkat pencemaran suatu perairan dapat dianalisis juga berdasarkan kadar COD
(Chemical Oxygen Demand). Hasil analisa COD merupakan parameter yang menunjukkan
banyaknya oksigen yang digunakan untuk oksidasi secara kimiawi. Nilai COD diperoleh
dari perhitiungan konsentrasi fero amonium sulfat (proses titrasi). Terdapat perbedaan nilai
pada BOD dan COD. Nilai COD akan lebih besar dari BOD karena jumlah senyawa organik
yang dapat dioksidasi secara kimiawi lebih besar dibandingkan secara biologis. Bahan
organik dengan sengaja diurai secara kimia menggunakan oksidator kuat kalium bikromat
pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan
organik baik yang mudah diurai maupun komleks dapat teroksidasi. Dengan demikian,
selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit
urai yang ada di perairan.
Dibawah ini merupakan Kriteria Mutu Air golongan I-II menurut Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001.
pH : 6-9
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 9-9-2019 5 4 dari 4

BOD : maksimum 2-6 mg/L


COD : maksimum 10-50 mg/L
DO : minimum 3-6 mg/L

Jauhnya perbedaan antara BOD dan COD dapat juga dikarenakan adanya
kemungkinan senyawa anorganik yang ikut teroksidasi. senyawa kompleks anorganik yang
ada di perairan yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi sehingga dalam kasus-kasus
tertentu nilai COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk gambaran kandungan bahan
organik. Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran
terhadap sumber air atau lingkungan, sehingga dapat menjadi media berkembang biak
mikroorganisme bakteri patogen yang akan menimbulkan berbagai masalah, mulai dari
timbulnya penyakit, pencemaran lingkungan dll.

6. Kesimpulan

Nilai BOD dan COD dapat menentukan tingkat pencemaran oleh mikroorganisme pada
sampel yang kita teliti. Nilai BOD diperoleh dari selisih oksigen terlarut sampel sebelum
dan setelah diikubasi selama 5 hari. Selisih nilai DO5 dan DO0 (DO5 - DO0) merupakan
nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L).
Hasil analisa COD merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya oksigen yang
digunakan untuk oksidasi secara kimiawi. Nilai COD diperoleh dari perhitiungan
konsentrasi fero amonium sulfat (proses titrasi).

7. Daftar Pustaka

Boyd, C.E. (1990). Water quality in ponds for aquaculture. Alabama Agricultural
Experiment Station, Auburn University, Alabama.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Metcalf & Eddy. (1991). Wastewater Engineering: treatment, disposal, reuse.3rd ed.
(Revised by: G. Tchobanoglous and F.L. Burton). McGraw-Hill, Inc. New York.

Salmin. 2005. “Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai
Salah Satu IndikatorUntuk Menentukan Kualitas Perairan”. Jurnal Oseana, 30. 21-26.

Sutriati, A. 2011. “Penilaian Kualitas Air Sungai dan Potensi Pemanfaatannya (Studi
Kasus Sungai Cimanuk)”.Jurnal Sumber Daya Air, 7. 61-76.

Anda mungkin juga menyukai