FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1. Syarat lokasi perkebunan 2. Jenis Tanaman Perkebunan 3. Umur panen tanaman perkebunan EKOLOGI & 4. Agroklimat Tanaman INTENSIFIKASI Perkebunan 5. Metode Pembukaan Lahan TANAMAN Perkebunan PERKEBUNAN 6. Pengolahan Lahan Perkebunan 7. Penyiapan Benih Tanaman Perkebunan 8. Penanaman Tanaman Perkebunan 9. Penanaman Penutup Tanah Syarat Lokasi Perkebunan 1. Memiliki faktor-faktor ekologi (tanah dan iklim) yang sesuai dengan persyaratan tumbuh serta sifat tumbuh tanaman yang akan dibudidayakan. 2. Berdekatan dengan sentra produksi yang umumnya merupakan daerah penyebaran perkebunan rakyat. Dekatnya sentra produksi memberi beberapa keuntungan, di antaranya adalah: a) Dapat menampung hasil produksi dari perkebunan rakyat di sekitarnya dengan tingkat harga yang bisa ditentukan secara wajar. b) Dapat menjamin kontinuitas produksi yang diminta pasar, dan c) Memperkecil biaya pengangkutan karena sebagai bahan baku atau produk diperoleh dari perkebunan rakyat disekitarnya. 3. Memiliki potensi tenaga kerja banyak & sistem upah yang wajar. 4. Didukung oleh sarana transportasi dan komunikasi untuk kelancaran pemasaran. 5. Memungkinkan untuk rehabilitasi, intensifikasi, peremajaan, dan perluasan. Jenis Tanaman Perkebunan
1. Tanaman Tahunan: Tanaman yang terus menerus tumbuh tidak
terbatas. Biasanya pertumbuhan jenis tanaman ini terjadi setiap tahun dengan sedikit kerusakan dibagian atas tanah. Contoh: Cengkeh, kakao, kayu manis, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi arabika, kopi rubusta, lada, pala, panili, dan teh.
2. Tanaman semusim: tanaman yang siklus hidupnya hanya dalam
satu musim tumbuh. Umumnya perbanyakan tanaman ini melalui biji. Contoh: kapulaga, kapas, nilam, tebu, dan tembakau. Cara Perbanyakan dan Umur Panen Tanaman NO TANAMAN CARA PERBANYAKAN UMUR PANEN 1 Kapulaga Batang, biji 1,5 – 2 tahun 2 Kapas Biji 4-6 bulan 3 Nilam Stek 6 – 7 bulan 4 Tebu Tunas 10 – 16 bulan 5 Tembakau Biji 44 – 55 hari 6 Cengkeh Biji 4,5 – 8,5 tahun 7 Kakao Biji 3 tahun 8 Kayu manis Biji, setek 4 – 5 tahun 9 Karet Biji 5 tahun 10 Kelapa hibrida Biji 2 – 3 tahun 11 Kelapa dalam (biasa) Biji 4 – 5 tahun 12 Kelapa sawit Biji 4 – 7 tahun 13 Kopi arabika Biji 2,5 – 3 tahun 14 Pala Biji 5 – 6 tahun Agroklimat Tanaman Perkebunan Jenis Tanaman Kapulaga Kapas Nilam Tebu Tinggi tempat 500-1.200 10-150 10 – 400 < 1.300 (m dpl) Curah hujan 2202-4117 500-1.800 1500-3500 1500-3000 (mm/thn) Suhu (o C) 18-32 30-34 18-28 24-30 Kelembapan (%) 30-70 70 75 - Tidak suka Tidak suka Tidak suka Angin angin angin angin 0 kencang kencang kencang Bertekstur Subur, Tekstur lempung, gembur, sedang podsolik Tumbuh cukup Tanah berat, merah dimana saja humus, struktur baik kuning mudah dan mantap mediteran menyerap air pH Tanah 5–6 6–7 5,5 – 7 5 – 6,5 Agroklimat Tanaman Perkebunan Jenis Tanaman Tembakau Cengkeh Teh Pala Tinggi tempat 80 -550 0 – 900 400 – 1200 0-700 (m dpl) Curah hujan 2.000 1500-4500 1500-2500 2000-3350 (mm/thn) Suhu (o C) 18-27 225-30 13-28 20-30 Sinar matahari Sinar Kelembapan (%) Sinar penuh - penuh matahari Tidak suka Tidak suka Angin - angin angin - kencang kencang Gambut, Subur, Cerul, aerasi Peredaran air tidak berpasir, baik, tdk Tanah dan udaranya bercadas, berhumus, pecah di baik tidak struktur musim tergenang air remah kemarau pH Tanah 5-6,5 4-6,5 4,2 - 7 5,5-6,5 Agroklimat Tanaman Perkebunan Kelapa Jenis Tanaman Kakao Kelapa Karet Sawit Tinggi tempat 500-800 0 – 900 100-1700 1 – 700 (m dpl) Curah hujan 1100-3000 1300-2300 2000-3000 2500-4000 (mm/thn) Suhu (o C) 15-31 20-27 22-32 28 Kelembapan (%) 70-80 80-90 80-90 - Angin Tidak suka - Tidak suka - angin angin kencang kencang Tanah Tekstur liat : Aerasi dan Rata dan Tidak lempung : drainase subur, tidak bercadas, berpasir = baik, tekstur tergenang air tumbuh 50 : 30 : 10 berpasir dimana saja pH Tanah 5 – 7,5 - 4-6 - Metode Pembukaan Lahan Perkebunan
• Perkebunan dapat dibangun di daerah yang memiliki topografi yang
berbeda-beda • Bekas hutan • Daerah bekas alang-alang, atau • Bekas perkebunan
• Yang perlu diperhatikan
• Tetap terjaganya lapisan olah tanah • Urutan pekerjaan, alat, dan teknik pelaksanaannya
• Identifikasi vegetasi
• Ditentukan apakah pembukaan lahan dilakukan secara manual,
manual – mekanis atau secara mekanis Metode Pembukaan Lahan Perkebunan
• Pada daerah alang-alang:
• Mekanis Membajak dan menggaru • Khemis Menyemprot alang-alang dengan racun antara lain Dalapon atau Glyphospate
• Konversi : Membuka areal perkebunan dari bekas perkebunan lain
• Pembukaan lahan tanpa bakar Cara membakar hutan dilarang
oleh pemerintah dengan dikeluarkannya SK Dirjen Perkebunan No. 38 tahun 1995, tentang pelarangan membakar hutan Metode Pembakaran Lahan Perkebunan
• Sejarah perkembangan perkebunan di Indonesia sejarah deforestasi.
• Praktek pembersihan lahan :
▫ Jutaan hektar hutan di buka dan diambil kayunya. ▫ Pohon-pohon yang kecil beserta ilalang kemudian dibakar sehingga menimbulkan kebakaran api sarana yang paling cepat & murah.
• Penegakan hukum lemah puluhan perusahaan menggunakan api
untuk melakukan pembersihan lahan termasuk peningkatan pH tanah ▫ Pada tahun 2001, Manager PT Adei Plantation berkebangsaan Malaysia dihukum 2 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Kampar tahun 2001 karena terbukti memerintahkan pembakaran lahan untuk menaikkan ph tanah menjadi 5- 6 agar dapat ditanami kelapa sawit Alasan menggunakan metode pembukaan lahan tanpa bakar:
• mempertahankan kesuburan tanah,
• menjamin pengembalian unsur hara, • mencegah erosi permukaan tanah, dan • membantu pelestarian lingkungan. Pengolahan Lahan Perkebunan
Pengolahan lahan adalah mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan lahan (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman
Adapun kriteria pengolahan lahan yang baik adalah:
a. Terciptanya struktur tanah yang dibutuhkan untuk tempat tumbuh tanaman Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga mempercepat infiltrasi air, berkemampuan baik menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar. b. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi. c. Mengha mbat atau mema tikan tumbuhan pengganggu. d. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga mena mbah kesuburan tanah. e. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari. Sistem Pengolahan Tanah
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan
dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia.
Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara atau
metode pengolahan tanah
Perubahan sifat tanah akibat pengolahan tanah juga berhubungan
dengan seringnya tanah dalam keadaan terbuka, terutama antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih riskan terhadap, erosi, dan proses pencucian lapisan tanah yang selanjutnya dapat memadatkan tanah 1) Pengolahan Lahan Sempurna Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan lahan, dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.
2) Olah Lahan Minimum
Pengelolaan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan (tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan tanaman semusim.
3) Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pengolahan lahan pada sistem ini hanya meliputi penyemprotan guna membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditunggu hingga gulma mati dan lahan siap untuk dibuat lubang tanam untuk ditanami Penyiapan Benih Tanaman Perkebunan
Tujuan pembibitan adalah untuk menghasilkan bibit
tanaman perkebunan bermutu tinggi, tersedia untuk keperluan penanaman di lapangan dan merupakan awal dari kegiatan teknis produksi tanaman perkebunan Sistem Pembibitan Tanaman Perkebunan
Pembibitan satu tahap Pembibitan dua tahap
Memberikan penghematan Berdampak pada jumlah
waktu penanaman kecambah hari kerja dan polibag yang sekaligus Syarat lokasi untuk pembibitan
• Dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun
• Pembibitan dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat • Terpusat untuk memudahkan dalam perawatan dan pengawasan Penanaman Tanaman Perkebunan a. Kriteria Bibit Siap Tanam Mutu morfologi dapat dinilai berdasarkan atas: 1) Tinggi bibit, bibit dapat ditanam di lapangan jika telah mencapai tinggi 30-50 cm tergantung jenis tanaman. 2) Diameter bibit, untuk bibit dengan ukuran tinggi 30-50 cm diameter bibit telah mencapai minimum 0,5 cm. 3) Kekokohan (perbandingan antara tinggi dan diameter bibit) . 4) Kelurusan batang bibit, dalam satu bedeng sapih sering ditemukan bibit-bibit yang tidak lurus akibat pengaturan polybag yang miring . 5) Dormansi pucuk, bibit dengan pucuk yang dorman memilki kemampuan hidup dilapangan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bibit yang bagian pucuknya sekulen . 6) Batang telah berkayu, bibit dengan batang yang berkayu memilki kemampuan hidup yang tinggi dilapangan. 7) Ada tidaknya akar yang menembus polybag, jika banyak yang tumbuh di luar polybag akan menyebabkan kematian bibit saat akan dicabut. 8) Ada tidaknya hama penyakit. b. Jarak Tanam
• Untuk memperoleh tata letak sesuai dengan sistem jarak tanaman
yang telah ditetapkan, maka sebelum membuat lubang tanam terlebih dahulu dilakukan pemancangan ajir.
• Pemancangan dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda guna
pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan.
• Pemancangan pada daerah yang topografinya berbukit-bukit atau
miring, pemasangan ajir cukup sukar dan perlu membuat teras- teras. Pembuatan Lubang Tanam • Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual dan mekanis dengan menggunakan alat post hole digger
• Sistem tanam yang dianjurkan yaitu membuat lubang tanam 1
bulan sebelum tanam
• Sebelum membuat lubang tanam, seluruh sampah, akar-akar,
atau tunggul yang ada di permukaan tanah di mana lubang tanam akan dibu at harus dibersihkan terlebih dahulu Penanaman Tanaman Perkebunan
• Sebelum penanaman dilakukan, dasar lubang terlebih dahulu
dipupuk dan lubang tanam diisi tanah atas secukupnya sampai mencapai kedalaman lubang setinggi polybag pembibitan
• Supaya penanaman bibit jangan terlalu dalam (terbenam), maka
ketinggian tanah sewaktu penimbunan pertama ini harus dikontrol agar kedalamannya masih tersisa sekitar setinggi polybag bibit. Penanaman Tanaman Penutup Tanah • Tujuan penanaman tanaman penutup tanah untuk menahan dan mencegah terjadinya erosi serta menambah kesuburan tanah.
• Jenis tanaman penutup tanah dibedakan atas 3 golongan, yaitu:
1. Tanaman merayap (Crotalaria usaramoensis, C. junce, C. anagyroides, Tephrosi acandida , d an T. Vogelii)
2. Tanaman semak (Jenis Leguminosae seperti Pueraria javanica,
Centrosema pubescens, dan C.alopogonium muconoides)
3. Tanaman pohon (petaicina (Leucaena glauca), Gliricidia sepium)
• Penanaman tanaman penutup tanah jenis pohon dilakukan dengan
cara menyebarkan benih secara merata di antara larikan tanaman sebagai tanaman utama. Bisa juga di tugalkan dengan jarak 40-50 cm di antara larikan tanaman pokok. 1. Potensi Perkebunan Indonesia KONTRIBUSI 2. Pertanian Modern TANAMAN Berwawasan PERKEBUNAN Agribisnis dan DAN INDUSTRI Penerapan Teknologi TERHADAP Dilaksanakan Secara EKONOMI Terpadu NASIONAL 3. Peranan dan dampak Pengembangan Perkebunan TERIMA KASIH atas perhatiannya