Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Ayu Putri Ana

NIM : 20140210059

Kelas : Agroteknologi C

Judul Naskah : EVALUASI KETAHANAN TANAMAN JERUK (Citrus sp.) HASIL


FUSI PROTOPLAS JERUK SATSUMA MANDARIN (Citrus unshiu)
DAN JERUK SIAM MADU (Citrus nobilis) TERHADAP INFEKSI
PENYAKIT KULIT DIPLODIA (Botryodiplodia theobromae Pat.).

Nama Jurnal : Jurnal HPT (Hama dan Penyakit Tumbuhan) Volume 1 Nomor 1 April
2013

Sumber Internet : Dharmawan Putra P. R.2013.file:///C:/Users/user/Downloads/3-28-1-


PB.pdf.Diakses tanggal 7 Maret 2016

Resume

Jeruk (Citrus sp) merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan manusia. Permintaan dan kebutuhan jeruk akan meningkat, sehingga
salah satu upaya perbaikan kualitas jeruk lokal yaitu melalui fusi protoplas jeruk satsuma
mandarin (Citrus unshiu) dan siam madu (Citrus nobilis) untuk meningkatkan kualitas jeruk
siam madu menjadi jeruk seedless (tanpa biji), berkulit mudah dikupas dan kulit buah menarik.
Fusi protoplas diharapkan mendapat tanaman bersifat sibrid karena adanya perpindahan organel
tanpa diikuti perpindahan inti yang memungkinkan terjadinya perpindahan gen Cytoplasmic
Male Sterility (CMS) yang mengendalikan sifat seedless pada satsuma mandarin untuk
mendapatkan jeruk siam madu seedless. Karakter tanaman jeruk hasil fusi protoplas belum
banyak diketahui, utamanya ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit. Salah satu
penyakit penting tanaman jeruk yaitu penyakit kulit diplodia disebabkan Botryodiplodia
theobromae pat . yang dapat mengakibatkan kematian ranting, cabang, batang tanaman, bahkan
menyebabkan kematian tanaman. Secara umum, tanaman jeruk satsuma mandarin dan siam
madu tergolong kelompok jeruk mandarin yang mempunyai sifat toleran terhadap infeksi
diplodia, namun hasil fusi protoplas mempunyai variabilitas genetik yang tinggi, sehingga
banyak kemungkinan ekspresi ketahanan yang terjadi pada tanaman jeruk hasil fusi protoplas
jeruk satsuma mandarin dan siam madu.
Fusi protoplas jeruk satsuma mandarin dan siam madu bertujuan meningkatkan kualitas
jeruk siam madu menjadi jeruk seedless. Karakter tanaman jeruk hasil fusi protoplas belum
banyak diketahui termasuk ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit. Salah satu penyakit
penting jeruk yaitu penyakit kulit diplodia yang mampu menyebabkan kerugian hasil. Fusi
protoplas menghasilkan variabilitas genetik yang tinggi, sehingga banyak kemungkinan ekspresi
ketahanan yang terjadi terhadap infeksi penyakit kulit diplodia pada tanaman jeruk hasil fusi
protoplas tersebut. Tujuan mengevaluasi ketahanan terhadap infeksi penyakit kulit diplodia pada
tanaman jeruk hasil fusi protoplas dengan tanaman tetuanya menggunakan variabel masa
inkubasi dan luas gejala infeksi. Hasil penelitian diketahui bahwa pada masa inkubasi terdapat 26
tanaman jeruk hasil fusi protoplas memiliki tingkat ketahanan yang berbeda dengan kedua
tanaman tetuanya, pada luas gejala infeksi terdapat 16 tanaman jeruk hasil fusi protoplas
memiliki tingkat ketahanan yang berbeda dengan kedua tanaman tetuanya dan terdapat 11
tanaman jeruk hasil fusi protoplas memiliki tingkat ketahanan yang tidak berbeda dengan kedua
tanaman tetuanya, klasifikasi ketahanan tanaman jeruk hasil fusi protoplas didapatkan 8 tanaman
tergolong tahan, 17 tanaman tergolong moderat dan 5 tanaman tergolong rentan.

Ketahanan tiap individu tanaman jeruk hasil fusi protoplas mempunyai beragam tingkat
ketahanan diantaranya terdapat beberapa tanaman yang berbeda secara nyata dengan salah satu
tanaman tetuanya dan tidak berbeda secara nyata dengan salah satu tetuanya sehingga tanaman
tersebut dianggap mempunyai sifat ketahanan yang sama dengan salah satu tetuanya tersebut,
kemudian terdapat beberapa tanaman yang berbeda secara nyata dengan kedua tetuanya,
sehingga dianggap mempunyai sifat ketahanan yang berbeda dengan kedua tetuanya, dan
terdapat beberapa tanaman yang tidak berbeda secara nyata dengan kedua tetuanya, sehingga
dianggap mempunyai sifat ketahanan yang sama dengan kedua tetuanya, hal ini hasil fusi
protoplas menghasilkan beberapa macam tipe karena sel hasil fusi protoplas jeruk satsuma
mandarin dan siam madu yang dihasilkan tidak bersifat spesifik (random) sehingga tanaman
yang dihasilkan pada suatu populasi mempunyai variabilitas genetik yang tinggi. Hasil penelitian
ini mempunyai banyak kemungkinan yang terjadi pada perubahan sifat ketahanan tanaman
secara genetik, hasil dari fusi protoplas secara umum terdiri dari 3 kemungkinan yaitu
menghasilkan hibrid atau kombinasi dua genom lengkap, menghasilkan asymmetric hybrid atau
partial hybrid, dan menghasilkan sibrid, beragamnya kemungkinan hasil fusi protoplas ini
mampu mempengaruhi ekspresi ketahanan tanaman terhadap infeksi penyakit kulit diplodia.

Anda mungkin juga menyukai