Anda di halaman 1dari 18

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

UBI JALAR (Ipomoea batatas L)

Manajemen Agribisnis Tanaman Pangan

Oleh
Ayu Putri Ana
(20140210059)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

I. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara agraris, oleh karena itu sektor pertanian menjadi sektor
yang memiliki peranan penting. Pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan
sebagai pengadaan pangan, penerimaan devisa, penyediaan lapangan kerja, dan
meningkatkan pendapatan petani di Indonesia. Kontrbusi sektor pertanian dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku adalah sekitar
14,5 persen pada tahun 2008. Selain itu sektor pertanian  juga telah berperan strategis
dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS), dari sekitar 108 juta angkatan kerja, sekitar 38,35 % bekerja pada
sektor pertanian per Agustus 2010 (BPS 2011).  Berdasarakan bidang usahanya, sektor
pertanian terbagi atas subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia
setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2005, jumlah penduduk
Indonesia telah mencapai angka 228.523.300 jiwa, dengan peningkatan sekitar 2,2 juta
per tahun (BPS 2008). Dengan jumlah penduduk yang sebesar ini, maka diperlukan
ketersediaan pangan dalam jumlah yang besar dan tidak tergantung kepada satu
sumber pangan. Ketergantungan pada satu sumber pangan, yaitu beras dikhawatirkan
akan menimbulkan berbagai masalah serius di berbagai sektor seperti ekonomi,
politik, keamanan, sosial dan lain-lain.  
Masalah pangan ini dapat diatasi salah satunya dengan diversifikasi konsumi
pangan. Diversifikasi konsumsi pangan pada dasarnya memperluas pilihan masyarakat
dalam kegiatan konsumsi sesuai dengan cita rasa yang diinginkan dan menghindari
kebosanan untuk mendapatkan pangan dan gizi agar dapat hidup sehat dan aktif.
Diversifikasi pangan ini memang sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat,
pengetahuan, kebijakan, faktor sosial dan tentunya ketersediaan pangan. Ketersedian
pangan ini berarti bahwa sebuah negara telah memiliki persiapan sumber daya pangan
alternatif untuk terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan.
Luas panen, produktivitas dan jumlah produksi adalah salah satu kriteria
yang dapat digunakan untuk melihat pola budidaya suatu komoditi. Ubi jalar
setiap tahunnya selalu cenderung mengalami peningkatan dalam kriteria tersebut
atau pola budidaya ubi jalar menaik setiap tahunnya. Berikut ini tabel luas panen,
jumlah produksi dan produktivitas ubi jalar tahun 2007 – 2010 (Berdasarkan BPS
2010).
Tabel 2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar di Indonesia
Tahun Luas Panen Produktivitas (Ku/Ha) Produksi
(Ha) (Ton)
2005 178.336 104,13 1.856.969
2006 176.507 105,05 1.886.852
2007 174.561 107,80 1 881 761
2008 183.874 111,92 2 057 913
2009 181.073 113,27 2 051 046
2010 177.605 122,32 2 172 437

Potensi-potensi yang ada pada ubi jalar membuat agribisnis ubi jalar ini semakin
menarik. Hal inilah yang saat ini sedang dikembangkan oleh gapoktan Desa
Cikarawang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Agribisnis ubi jalar yang
dilakukan ini agar dapat berperan sebagai lembaga tataniaga produk pertanian yang
dihasilkan oleh petani di kawasan tersebut sekaligus dapat membantu petani dalam
memasarkan hasil pertaniannya khususnya ubi jalar. Komoditi ubi jalar yang telah
dikembangkan oleh petani desa cikarawang sebagai bahan pembuatan tepung ubi
jalar, saos dan olahan makanan ini mengindikasikan bahwa ubi jalar memiliki
potensi baik dari produk maupun pasar. Sistem tataniaga perlu menjadi fokus, agar
didapatkan pemasarn ubi jalar yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kulitas
dan kuantitas yang diinginkan oleh konsumen. 
II. MANJEMEN PRODUKSI
Teknologi Budidaya Ubi Jalar
A. Persiapan Lahan
Lahan ubi jalar dapat berupa tanah tegalan atau tanah sawah bekas tanaman padi.
Persiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk tanaman ubi jalar yaitu dengan cara diolah terlebih
dahulu hingga gembur, karena dapat membantu perkembangan akar dan
pertumbuhan umbi. Pengolahan tanah ini dilakukan dengan menggunakan
cangkul, setelah itu tanah dibiarkan selama satu minggu agar terkena sinar
matahari. Pembajakan dan pembalikan tanah bertujuan memperbaiki sirkulasi
udara dalam tanah, memusnahkan hama penyakit di dalam tanah dan
menghilangkan gas-gas beracun yang berada dalam tanah.
Petani yang menggunakan lahan kering (tegalan) biasanya melakukan
pembajakan secara langsung tanpa dilakukan pembersihan rumput, sedangkan
pada kondisi lahan basah bekas tanaman padi maka harus dilakukan pembersihan
jerami dengan cara dibabat sebatas permukaan tanah.
b. Pembuatan Guludan
Ukuran guludan adalah lebar bawah kurang lebih 60 centimeter, tinggi 30-40
centimeter dan jarak antar guludan 70-100 centimeter dan panjangnya disesuaikan
dengan kondisi lahan. Ukuran guludan tidak boleh  melebihi 40 centimeter, karena
guludan yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya ubi berukuran
panjang dan dalam, sehingga sulit dipanen. Sebaliknya, guludan yang terlalu
dangkal akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau perkembangan ubi
dan memudahkan serangan hama boleng atau lanas oleh Cylas sp.
Arah bedengan yaitu memanjang utara-selatan, bedengan dibuat membujur ke
arah timur-barat agar cahaya matahari dapat menyebar secara merata, sehingga
dapat diterima oleh semua tanaman. Setelah selesai pembuatan bedengan tanah
dibiarkan selama satu minggu dengan tujuan agar terangin-angin terkena sinar
matahari, kemudian dilakukan penggemburan kembali dengan dicangkul tipis.

c. Pengapuran
Tanah yang memliki keasaman (pH) kurang dari 5,5 perlu dilakukan
pengapuran dengan menggunakan kapur dolomite atau kalsium karbonat dengan
cara disebar merata ke seluruh permukaan tanah dan dilakukan pengolahan secara
ringan dengan tujuan agar kapur merata di dalam tanah dan dibiarkan selama 7-14
hari tergantung pada kondisi tanah. Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan
kegiatan jasad renik tanah dalam menguraikan bahan organik tanah,
meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, dan meningkatkan unsur
fosfor (P), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
d. Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar yaitu dengan menggunakan pupuk organik atau pupuk
kandang untuk menambah bahan organik dalam tanah
B. Persiapan Bibit
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara
vegetatif dengan setek batang atau setek pucuk. Pada umumnya petani melakukan
pembiakan tanaman ubi jalar dengan setek pucuk yang berasal dari penunasan
umbi. Bibit yang paling bagus adalah berasal dari setek pucuk. Setek batang yang
diambil pada bagian tengah biasanya tumbuh relatif lambat dan ubi jalar yang
dihasilkan rendah. Syarat setek batang, setek pucuk dan setek umbi yang dijadikan
bibit adalah sebagai berikut:
a. Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.
b. Bahan tanaman berumur dua bulan atau lebih.
c. Pertumbuhan tanaman yang diambil seteknya dalam keadaan sehat dan
normal.
d. Ukuran panjang setek batang atau setek pucuk antara 20-30 cm, ruas-
ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar.
e. Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari.
C. Penanaman
Penanaman ubi jalar perlu memperhatikan pengaturan waktu tanam,
pengaturan jarak tanam, cara penanaman dan penentuan waktu tanam. Waktu
tanam biasa dilakukan petani pada awal musim hujan (Oktober) atau awal musim
kemarau (Maret) bila keadaan cuaca normal untuk penanaman di lahan tegalan.
Jarak tanam yang ideal adalah 100x25 centimeter atau 75x30 centimeter. Jarak
tanam yang terlalu rapat menyebabkan tanaman mudah terserang hama penyakit
karena kondisi tanaman lembab, tanaman tumbuh kurus. Jarak tanam yang terlalu
jauh menyebabkan penggunaan lahan kurang efektif sehingga secara ekonomi
kurang menguntungkan. Pada umumnya sistem penanaman ubi jalar oleh petani
dilakukan secara monokultur (tunggal), yaitu dengan menanam ubi jalar saja.
D. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk menjaga pertumbuhan tanaman agar tetap
normal dan sehat, sehingga menghasilkan umbi dalam jumlah banyak dan
berkualitas baik. Pemeliharaan tanaman ubi jalar yang harus dilakukan antara lain
adalah:
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman yang kerdil, kurus, rusak
atau mati dengan bibit yang baru. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit
yang mati, kemudian diganti dengan bibit baru dengan ditanam sepertiga bagian
pangkal setek ditimbun tanah.
b. Pengairan
Waktu pengairan biasa dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Pengairan
dilakukan dengan tujuan untuk membantu menstabilkan kelembaban tanah,
melarutkan pupuk dalam tanah, membersihkan tanah dari bahan-bahan beracun,
menekan pertumbuhan gulma dan menekan hama boleng.
c. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukam dengan membersihkan gulma atau rumput yang berada
di sekitar tanaman ubi jalar. Penyiangan dilakukan pada saat rumput masih muda
supaya tidak merusak akar tanaman ubi jalar. Pembumbunan dilakukan untuk
menggemburkan dan meninggikan permukaan tanah di sekitar tanaman. Biasanya
petani melakukan penyiangan dan pembumbunan secara bersamaan pada saat
tanaman berumur satu bulan setelah tanam dan dilakukan kembali pada saat
tanaman berumur dua bulan. Penyiangan pun dilakukan bersamaan pada waktu
pembalikan batang.
d. Pemupukan
Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi,
yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42 kg TSP), dan 110 kg
K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah. Pemupukan
bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah
kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di
daerah setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90kg N/ha
(100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg
K2O/ha (±100 kg KCl/ha).
Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal.
Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di
sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm,
kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan
tanah.
e. Pembalikan batang
Pembalikan batang pada tanaman ubi jalar dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah tumbuhnya umbi pada setiap ruas batang yang menempel pada tanah.
Umbi pada ruas batang tersebut berukuran kecil dan tidak dikonsumsi, disamping
mempengaruhi besar umbi utamanya.
f. Pengendalian hama dan penyakit
komponen pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu antara
lain, secara kultur teknis dengan mengatur waktu tanam yang tepat, rotasi
tanaman. Secara fisik dan mekanis dengan memotong atau mencabut tanaman
yang terserang hama penyakit. Dan secara kimiawi dengan menyemprotkan
pestisida secara selektif. Hama yang sering menyerang ubi jalar adalah hama
boleng atau lanas akibat ulat. Petani mengatasi hama boleng atau lanas dengan
penyemprotan insektisida seperti Decis 2,5 EC dengan konsentrasi yang
dianjurkan.
E. Panen
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila umbi-umbinya sudah tua (matang
fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain adalah bila kandungan tepungnya
sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus
(dikukus) rasanya enak serta tidak berair.
Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau
varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan,
sedangkan varietas berumur panjang dipanen pada waktu berumur 4,5-5 bulan.
Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling
lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko
serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil
ubi.
F. Pasca Panen
a. Pengumpulan
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah
dijangkau oleh angkutan
b. Penyortiran
Pemilihan atau penyortiran ubi jalar sebenarnya dapat dilakukan pada saat
pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran ubi jalar dapat dilakukan setelah
semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan
untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta
yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam atau
garisgaris pada daging umbi.
c. Penyimpanan
Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan
daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu.
Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut
 Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering
selama 2-3 hari.
 Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang
kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
 Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering
atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup
Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5
bulan. Ubi jalar yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya
akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi
yang baru dipanen.
Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah melakukan
pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang)
penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30 derajat C (suhu kamar) dengan
kelembapan udara antara 85-90 %.
III. ANALISA USAHA TANI
Analisis Usahatani Ubi Jalar
N
O KOMPONEN JUMLAH SATUAN HARGA TOTAL
1 Biaya Tetap        
  a. Sewa Lahan 1 musim tanam 1 ha Rp. 7.500,-/m2 Rp. 25.000.000,-/4 bln
  b.sewa traktor 2 unit Rp. 3.000.000,-/unit Rp. 6.000.000,-
d. Sewa mesin air 1 unit Rp. 1.000.000/4 bulan Rp.1000.000,-
  e. cangkul 7 unit Rp. 25.000,-/unit Rp. 175.000,-
f. sabit 4 unit Rp. 10.000,-/unit Rp. 40.000,-
  Total Biaya Tetap (FC)   Rp. 32.215.000,-
2 Biaya Variabel    
  a. Bibit stek 36000 stek Rp. 50,-/stek Rp. 1.800.000,-
  b. Pupuk:    
  Kandang 3000 kg Rp. 1.000,-/kg Rp. 3.000.000,-
  NPK 250 kg Rp. 4.000,-/kg Rp. 1.000.000,-
  c. Tenaga Kerja    
  Pengolahan Lahan 6 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 450.000,-
Pembuatan bedengan 8 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 750.000,-
  Penanaman 8 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 750.000,-
Pengairan ( 3 minngu 1 x) 3 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 900.000,-
  Pemupukan Dasar 3 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 225.000,-
  Penyulaman 2 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 150.000,-
  Pemupukan Susulan 3 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 225.000,-
  Panen 8 HOK Rp. 75.000,-/HOK Rp. 750.000,-
  e. Lain-lain   Rp. 500.000,-
  Total Biaya Variabel (VC)   Rp. 10.500.000 ,-
3 TOTAL BIAYA (TC) Rp. 42.715.000 ,-
4  PENERIMAAN    
  Ubi Jalar 25.000 kg Rp. 3.500,-/kg Rp. 87.500.000,-
Batang dan daun 36 karung Rp. 15.000/karung Rp. 540.000,-
  TOTAL PENERIMAAN (TR) Rp. 88.040.000,-
5  KEUNTUNGAN       Rp.45.325.000,-
Keterangan :
Penyusutan alat
 7 Cangku

NB −NS Rp . 100.000−Rp .50.000 Rp .50.000


¿ = = =Rp . 25.000 x 7=Rp .175 .000
umur 2 tahun 2 tahun
 4 Sabit

NB −NS Rp . 50.000−Rp .30.000 Rp .20.000


¿ = = =Rp . 10.000 x 4=Rp .40.000
umur 2 2
Keterangan : NB = nilai beli
NS = nilai sisa
Perhitungan HOK
 Pengolahan lahan
48
6 orang X 8 Jam= =6 HOK =6 X Rp. 75.000=Rp . 450.000
8
 Pembuatan bedengan
80
10 orang x 8 jam= =8 HOK =Rp. 75.000 x 8=Rp.600 .000
8
 Penanaman
80
10 orang x 8 jam= =8 HOK =Rp. 75.000 x 8=Rp.600 .000
8
 Pengairan
24
8 orang x 3 jam= =3 HOK =Rp .75.000 x 3=Rp.225 .000
8
 Pemupukan dasar
24
6 orang x 4 jam= =3 HOK =Rp .75.000 x 3=Rp.225 .000
8
 Penyulaman
16
4 orang x 4 jam= =2 HOK =Rp .75.000 x 2=Rp.150 .000
8
 Pemupukan susulan
24
4 orang x 6 jam= =3 HOK =Rp .75.000 x 3=Rp.225 .000
8
 Panen
64
8 orang x 8 jam= =8 HOK=Rp . 75.000 x 8=Rp .600 .000
8
 Ratio Finansial
1. Keuntungan (π)
Keuntungan merupakan total penerimaan bersih. Keuntungan dihitung dengan rumus:
Keuntungan( π )=TR−TC
¿ Rp .88.040 .000−Rp . 42.715 .000
¿ Rp . 45.325.000
Keterangan:
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
Keuntungan yang didapat adalah Rp.45.325.000,-
2. R/C Rasio
R/C Rasio merupakan nilai perbandingan antara total penerimaan (revenue) dan total
biaya (cost). Suatu usaha dinyatakan layak apabila nilai R/C rasionya > 1.
TR Rp .88 .040 .000
RC Rasio= = =2,06
TC Rp . 42.715 .000
Usaha tani ubi jalar memiliki R/C Rasio 2,06 dan menunjukan bahwa usaha ini layak
diusahakan.
3. BEP
Nilai BEP merupakan titik impas dimana pendapatan dan modal sama besar, atau
keuntungan 0. BEP Produksi merupakan jumlah produksi yang menyebabkan usaha
mencapai titik impas, sedangkan BEP Harga merupakan nilai harga yang menyebabkan
usaha mencapai titik impas.
TC Rp . 42.715 .000
a. BEP Produksi ¿ P = Rp 3500/kg =12.204 kg

Jika lahan mampu menghasilkan 12.204 kg, usaha tani mencapai titik impas. Artinya
untuk mendapatkan keuntungan, harus berproduksi lebih dari 12.204 kg.
TC Rp .42 .715.000
b. BEP Harga ¿ = =Rp . 1.708/kg
Q 25.000 kg
Apabila ubi jalar dijual seharga Rp. 1.708 per kg maka usaha tani akan mencapai titik
impas, sehingga apabila masih memungkin ubi jalar harus dijual lebih dari BEP harga.
Semakin besar selisih harga yang diterapkan maka semakin besar keuntungan yang akan
didapat.

Keterangan ;
TC : Biaya tetap
P : Harga
Q : Produksi total
4. Produktivitas Modal
Produktivitas modal adalah seberapa besar modal menghasilkan, dalam hal ini berlipat.
Nilai Produktivitas modal harus lebih besar dibanding nilai suku bunga bank karena
apabila nilai Produktivitas lebih rendah, maka modal lebih baik di simpan di bank saja.
π
π/Crasio¿ × 100 %
TC
Rp.45 .325 .000
¿ × 100 %
Rp . 42.715 .000
¿ 106,11 %
Produktivitas modal sebesar 106,11%, artinya modal dapat menghasilkan hingga
106,11%.
5. Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja merupakan kemampuan usaha memberikan upah kepada
pekerja. Usaha ini dapat mengupahi tenaga kerja sebesar Rp. 2.147.317,-/HOK.
Penerimaan
Produktivitas TK¿
Total TK yang dicurahkan
Rp . 88.040 .000
¿ =Rp. 2.147 .317/ HOK
41 HOK
6. Produktivitas Lahan
Produktivitas lahan adalah kemampuan lahan menghasilkan. Jika lahan dijadikan usaha
ini maka lahan dapat menghasilkan Rp. 8.804,- per m2 untuk setiap musim tanam
(4bulan).
Penerimaan
Produktivitas Lahan¿
Luas Lahan
Rp . 88.040 .000
¿ =Rp. 8.804 /m2
10.000
April Mei Juni Juli
KOMPONEN
NO 1 2 1 2 1 2 1 2
Saldo Awal Rp. 50.000.000 Rp. 10.085.000 Rp. 9.385.000 Rp Rp 9.385.000 Rp 8.810.000 Rp 8.810.000 Rp 8.235.000 Rp 8.235.000
Arus kas masuk
Penjualan Ubi jalar Rp.87.500.000
Total arus kas masuk
Arus kas keluar
1 Biaya Tetap        
a. Sewa Lahan 1
  musim tanam Rp. 25.000.000
  b.sewa traktor Rp. 6.000.000
d. sewa mesin disel RP. 250.000 RP. 250.000 RP. 250.000 RP. 250.000
  e. cangkul RP. 175.000
f. sabit RP. 40.000
Total Biaya Tetap
  (FC)
2 Biaya Variabel
  a. Bibit stek Rp. 1.8000.000
  b. Pupuk:
  Kandang Rp. 3. 000.000
  NPK Rp.1.000.000
  c. Tenaga Kerja
  Pengolahan Lahan Rp. 450.000
Pembuatan
bedengan Rp. 750. 000
  Penanaman Rp. 750.000
Pengairan ( 3
minggu 1 x) Rp.225.000 Rp.225.000 Rp.225.000 Rp.225.000
  Pemupukan Dasar Rp.225.000
  Penyulaman Rp. 150.000
  Pemupukan Susulan Rp.225.000
( 3 minggu 1x)
  Panen Rp. 750.000
  e. Lain-lain Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 200.000
  Total Arus Kas Ke Rp. 39.915.000 Rp. 700.000 Rp 0 Rp. 575.000 Rp 0 Rp. 575.000 Rp. 0 Rp. 950.000

Saldo Akhir Rp. 10.085.000 Rp. 9.385.000 Rp.9.385.000 Rp. 8.810.000 Rp.8.810.000 Rp.8.235.000 Rp.8.325.000 Rp.94.750.000

Perkiraan keuntungan yang ingin ita peroleh yaitu Rp. 50.000.000,-

FC +keuntungan
93.426 .136
Rumus Keuntungan : VC : = 1,067
1− 87.500 .000
S

32.215.000+50.000 .000
: 10.500.000 : 1,067 x 87.500.000 = 93.426.136
1−
87.500.000
82.215.000
: : 1,067 x 10.500.000 = 11.203.500
1−0,12
82.215.000
: : 93.426.136 – 11.203.500 = 82.222.636
0,88
93.426 .136
: : 82.222.636 – 32.215.000 = 50.007.636
3.500
: 26,694 kg

Untuk mendapatkan keuntungan Rp 50.000.000 ubi jalar yang harus dihasilkan sebanyak 26,694 kg.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan analisis usaha tani ubi jalar maka dapat menarik
kesimpulan bahwa Usaha tani ubi jalar per hektar per musim tanam mengeluarkan biaya
produksi, besarnya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 42.715.000 ,- dan diperoleh
penerimaan sebesar Rp. 88.040.000,- sehingga pendapatan petani dari usahatani ubi jalar
adalah sebesar Rp.45.325.000,- .
V. KESIMPULAN

Asmarantaka, Ratna W. 2009. Pemasaran Produk-Produk Pertanian dalam Bungai


Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Editor Nunung Kusnadi, dkk. IPB Press
Bogor.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis. 2010. Luas Panen, Hasil Dan
Produksi Jagung Kabupaten Ciamis

Sudiyono, A. 2001. Pemasaran Pertanian. Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang.


(UMM Press). Malang.

Lies, suprapti. 2003. Teknologi Tepat Guna Dalam Budidaya dan Teknologi


Pengolahan Pangan Tepung Ubi Jalar. Penerbit kanisius. Yogyakarta.

Najiyati, Sri. 1998. Palawija: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Jakarta. PT.Penebar
Swadaya. Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1997. Ubi jalar: Budidaya dan Pascapanen. Penerbit Kanisius.


Yogyakarta.

Taufik. 2011. Analisis Tataniaga Ubi Jalar ( Ipomea Batatas L. )


http://taufikhdayat.blogspot.com/2011/12/analisis-tataniaga-ubi-jalar-
ipomoea.html 10 April 2012

Poleng. 2011. Cara Budidaya Tanaman Pangan Ubi


Jalarhttp://budidayanews.blogspot.com/2011/07/cara-budidaya-ubi-jalar.html10
April 2012

Rinrin, jamrianti. 2007. Usaha Kecil Menengah Ubi


Jalarhttp://usahakecilmenengah.multiply.com/tag/ubi%20jalar 10 April 2012

Anda mungkin juga menyukai