TANGGAPAN
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau
suatu opini terhadap pilihan. Manajer berusaha untuk
mempelajari berbagai pendekatan dan cara atau model yang digunakan oleh para
pengambil keputusan sebagai bentuk penyederhanaan agar kehidupan yang kompleks
ini dapat dipahami dengan lebih baik.
Model dibuat dengan berdasarkan unsur-unsur yang relevan dan dominan sehingga
tetap dapat mewakili kehidupan nyata yang hendak dibahas. Untuk dapat memahami
persoalan yang hendak diambil dalam konteks pengambilan keputusan dengan lebih
baik, diperlukan model.
Meskipun model belum tentu dapat digunakan untuk meramalkan konsekuensi dari
keputusan, namun model dapat membantu untuk memperkirakan atau membayangkan
kemungkinan-kemungkinan yang disertai asumsi-asumsi sehingga dapat dilihat dengan
lebih jelas situasi dan kondisi serta arah kemungkinan yang akan terjadi. Sehingga
dengan adanya model dalam pengambilan keputusan tentunya sangat membantu
dalam memilih alternatif terbaik dari segala alternatif yang ada, dimana alternatif
keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko,
keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik. Dengan adanya model
pengambilan keputusan tentunya akan sangat membantu menentukan serta mencapai
tujuan yang ada.
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada
relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.
2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara
unsurunsur itu.
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar
variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
4. Model Heuritis.
Pada hakikatnya model ini berarti, bahwa faktor-faktor internal yang terdapat dalam diri
seseorang pengambil keputusan lebih berpengaruh dari pada faktor- faktor eksternal.
Dengan kata lain, seorang pengambil keputusan lebih mendasarkan keputusannya
pada konsep-konsep yang dimilikinya, berdasarkan persepsi sendiri tentang situasi
problematic yang dihadapi.