Anda di halaman 1dari 2

BAGIAN PENGUKURAN ASET

Nah pada bagian terakhir ini kita masuk pada pengukuran asset.

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, bahwa pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan.

Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk mendefinisikan aset, tapi merupakan kriteria
pengakuan aset. → Pengukuran merupakan kriteria pengakuan asset.

Sedangkan asset sendiri didefinisikan sebagai barang atau sesuatu yang mempunyai suatu nilai
ekonomi, nilai komersial, dan nilai tukar, yang di miliki badan usaha, instansi, organisasi,
maupun perorangan.

Jadi dapat diketahui bahwa pengukuran asset adalah suatu proses penetapan nilai uang dari
barang-barang yang dianggap memiliki nilai ekonomi, yang dimiliki oleh suatu badan usaha
maupun perorangan.

Nah selanjutnya, dalam pengukuran asset juga memiliki kaidah dalam penjurnalannya, yang
diantaranya adalah:
1. Kas dicatat sebagai nominal
2. Investasi jangka pendek dicatat sebagai perolehan
3. Piutang dicatat sebesar nilai nominal
4. Nah untuk persediaan dapat dicatat sebagai Biaya Perolehan, apabila diperoleh dengan
pembelian; dicatat sebagai Biaya Standar, apabila diperoleh dengan memproduksi
sendiri; dan dicatat sebagai Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lain seperti
rampasan/donasi.

Mungkin untuk kaidah-kaidah ini tidak akan saya bahas lebih detail karena yg namanya kaidah
yaudah itu, dalam artian sudah baku dan tidak dapat dirubah.
KEANDALAN: https://yuukichan-lovelypink.blogspot.com/2012/04/teori-pengukuran.html
Dan yang akan saya tambahkan justru pada bagian KEANDALAN DAN KEAKURATAN
dalam pegukuran.
Nah dalam pengukuran pasti ada sumber-sumber kesalahannya, misalnya operasi ukur yang tidak
tepat, faktor alat pengukurnya, lingkungan, dll.
Nah, jika semua prosedur dirasa sudah dilakukan sesuai dengan yang ada, namun masih saja
ditemui kesalahan maka yang kita butuhkan adalah menetapkan batas kesalahan yang diterima.
Semisal, kita menetapkan batas maksimum dan minimum kita salah seberapa besar dan kita tidak
boleh melewati itu. Jika pengukuran masih dalam batas-batas itu, dalam akuntansi hal itu tetap
dianggap benar dan adil.

Anda mungkin juga menyukai