Anda di halaman 1dari 10

Perdir Pedoman Kerja Kepatuhan

Tanggal : 27-03-2017 Revisi : Ke- 1

PERATURAN DIREKSI
PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA
NOMOR : .../Per-Dir/..../2017

TENTANG

PEDOMAN KEPATUHAN
PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA

DIREKSI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA

Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan kegiatan perusahaan


agar sesuai dengan prinsip good corporate governance (GCG)
dan untuk memitigasi resiko kegiatan diperlukan berbagai
upaya baik yang bersifat prefentif (ex-ante) maupun kuratif
(ex-post);
b. bahwa upaya yang bersifat Preventif (ex-ante) dapat
ditempuh dengan mematuhi berbagai kaidah penjaminan
yang berlaku untuk mengurangi atau memperkecil risiko
kegiatan usaha penjaminan;
c. bahwa untuk mewujudkan hal sebagaiman tersebut
diatas, diperlukan adanya peningkatan peran dan fungsi
kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan sehingga resiko
kegiatan usaha penjaminan dapat diantisipasi sejak dini;
d. bahwa untuk itu perlu ditetapkan Peraturan Direksi.

Mengingat : 1. UU Penjaminan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2008 tanggal 19 Mei 2008 tentang
Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
81);
3. POJK Nomor 3 Tahun 2017 tentang GCG
4. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Pemilik Modal Perusahaan Umum (Perum) Jaminan
Kredit Indonesia Nomor SK-12/MBU/2013 tanggal 15
Januari 2013 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur dan Pengangkatan Anggota-Anggota
Direksi Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit
Indonesia; dan
5. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Republik Indonesia Nomor SK-187/MBU/09/2017
tanggal 07 September 2017 tentang Perubahan
Nomenklatur Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia;

Memperhatikan : 1. Keputusan Bersama Direksi dan Dewan


Pengawas Perum Jamkrindo Nomor : 88/Kep-
Dir/XII/2012; KEP-05/DP-JAMKRINDO/XII/2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (Good Corporate Governance) Perusahaan Umum

1
(Perum) Jaminan Kredit Indonesia.
2. Peraturan Direksi Perum Jamkrindo Nomor:
21/Per-Dir/VIII/2016 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit
Indonesia.
3. Peraturan Direksi Perum Jamkrindo Nomor:
23/Per-Dir/VIII/2016 tentang Panduan Manajemen Risiko
Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia.

Menetapkan : PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)


JAMINAN KREDIT INDONESIA TENTANG PEDOMAN
KEPATUHAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN
KREDIT INDONESIA.

Bab I
UMUM

Pasal
Definisi
(1) Jajaran Perusahaan adalah anggota Direksi, Dewan Pengawas dan Karyawan
Perusahaan;
(2) Direktur Kepatuhan adalah Direktur yang betanggung jawab terhadap
pelaksanaan fungsi kepatuhan.
(3) Unit Kerja adalah Divisi, Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern,
Kantor Wilayah, Kantor Cabang Khusus, Kantor Cabang, Kantor Unit
Pelayanan;
(4) Unit Kerja Kepatuhan adalah Unit Kerja yang melaksanakan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi kepatuhan dan bertanggung jawab
kepada Direktur Kepatuhan.
(5) Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul apabila tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku.
(6) Budaya Kepatuhan adalah Nilai, perilaku, dan tindakan yang mendukung
terciptanya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku.
(7) Fungsi Kepatuhan adalah Serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang
bersifat preventif (ex-ante) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan,
serta kegiatan yang dilakukan Perusahaan telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan
(1) Memberikan pedoman pelaksanaan fungsi kepatuhan perusahaan
berlandaskan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
(2) Meningkatkan kepatuhan jajaran perusahaan agar dalam membuat keputusan
dan menjalankan tindakan dilandasi pada etika yang tinggi, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta
kesadaran atas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku
kepentingan.

Pasal
Organisasi Kepatuhan

2
Organisasi Kepatuhan merupakan bagian dari Struktur Organisasi Perusahaan
yang ditetapkan oleh Perusahaan yang terdiri dari:
1. Direktur Kepatuhan;
2. Unit Kerja Kepatuhan.

Pasal 3
Etika Jajaran Kepatuhan
Dalam melaksanakan fungsinya, Jajaran Kepatuhan menerapkan etika sebagai
berikut:
1. Independensi
a. Independen dalam melakukan Fungsi Kepatuhan tanpa memihak
pada kepentingan pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku serta prinsip
kehati-hatian.
b. Tidak merangkap jabatan dengan tanggung jawab yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan (conflict of interest) dalam
melaksanakan Fungsi Kepatuhan.
2. Integritas
a. Menjunjung tinggi etika dan melaksanakan pedoman perilaku (code
of conduct) Perusahaan tidak hanya terbatas pada apa yang tertulis di
dalamnya tetapi juga terhadap jiwa dan semangat yang
mendasarinya.
b. Integritas ini tercermin dalam bentuk konsistensi pikiran, ucapan dan
tindakan yang dilakukan Jajaran Kepatuhan.
3. Kerahasiaan Informasi
a. Tidak menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan di
luar kepentingan Perusahaan atau yang bertentangan dengan
pelaksanaan Fungsi Kepatuhan pada Perusahaan.
b. Tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan pemberi
informasi kecuali terdapat kewajiban hukum untuk
mengungkapkannya.

BAB
TUGAS DAN KEWENANGAN

Pasal
Tugas dan Tanggung Jawab
Pada prinsipnya seluruh Jajaran Perusahaan bertanggung jawab penuh
secara individu untuk memastikan Kepatuhan dalam setiap kegiatan di
Unit Kerjanya masing-masing.
1. Direksi:
a. Memastikan bahwa seluruh kebijakan dan/atau keputusan yang
diambil, ketentuan Perusahaan dan kegiatan di Unit Kerjanya telah
mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku serta menerapkan prinsip kehati-hatian.
b. Mewujudkan dan menumbuh kembangkan Budaya Kepatuhan di
Unit Kerjanya.
c. Memberikan arahan dan dukungan kepada Karyawan di Unit
Kerjanya agar pelaksanaan Fungsi Kepatuhan berjalan efektif.
d. Menilai dan mengevaluasi efektivitas Pengelolaan Kepatuhan di Unit
Kerjanya.
2. Direktur Kepatuhan:

3
a. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan, memantau dan
menjaga agar Perusahaan selalu mematuhi peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku.
b. Memantau dan menjaga Perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuat oleh Perusahaan baik kepada Regulator
maupun pihak terkait lainnya.
c. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya
Kepatuhan.
d. Mengusulkan ketentuan Perusahaan terkait dengan Kepatuhan yang
akan ditetapkan oleh Direksi.
e. Memastikan seluruh ketentuan Perusahaan serta kegiatan yang
dilakukan Perusahaan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku.
f. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Perusahaan.
g. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau
keputusan yang diambil Direksi tidak menyimpang dari peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
3. Kepala Unit Kerja:
a. Mewujudkan Budaya Kepatuhan di Unit Kerjanya.
b. Memastikan bahwa seluruh kebijakan dan keputusan yang diambil
telah mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku serta menerapkan prinsip kehati-hatian.
4. Kepala Unit Kerja Kepatuhan:
a. Membantu dan/atau mewakili Direktur Kepatuhan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan ketentuan Perusahaan
serta kegiatan yang dilakukan Perusahaan telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
c. Memantau dan menjaga Kepatuhan Perusahaan terhadap seluruh
perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Perusahaan baik kepada
Regulator maupun pihak terkait lainnya.
d. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya
Budaya Kepatuhan pada setiap unit kerja.
e. Menyusun dan memutakhirkan ketentuan Kepatuhan serta
mensosialisasikannya.
f. Melakukan review (menilai dan mengevaluasi efektivitas) serta
merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan ketentuan
Perusahaan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku.
g. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian
Risiko Kepatuhan.

Pasal
Kewenangan Jajaran Kepatuhan
Jajaran Kepatuhan mempunyai kewenangan dalam mengakses semua
informasi yang diperlukan dalam rangka mencegah terjadinya
penyimpangan dan/atau pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku.

Baba II
FUNGSI KEPATUHAN

Pasal

4
Fungsi Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan meliputi:
1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada seluruh jajaran
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan Perusahaan;
2. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Perusahaan;
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan
usaha yang dilakukan oleh Perusahaan telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Pasal
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Jajaran Kepatuhan dalam menjalankan Fungsi Kepatuhan bersifat proaktif
dalam menjaga Perusahaan agar selalu mematuhi peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku serta menerapkan prinsip kehati-
hatian.
Unit Kerja yang membawahi Kepatuhan melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
1. Mengkaji ketentuan Perusahaan, perjanjian, dan kegiatan lainnya yang
akan/sudah dibuat untuk memastikan Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
2. Pengelolaan Risiko Kepatuhan (identifikasi, pengukuran, memonitor
dan pengendalian/mitigasi) atas kegiatan Perusahaan yang dinilai
mempunyai Risiko Kepatuhan tinggi.
3. Secara selektif melakukan uji kepatuhan atas aktivitas atau transaksi
yang telah terjadi.

Pasal
Prinsip Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Jajaran Kepatuhan wajib melaksanakan fungsinya secara:
1. Seimbang:
Bahwa pelaksanaan Fungsi Kepatuhan harus diletakkan dalam konteks
bisnis yang dinamis, dan dapat berpedoman pada ketentuan bisnis yang
berlaku.
2. Proaktif:
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan menjadi perlindungan bagi kepentingan
perusahaan dan jajaran Perusahaan serta mencegah dari adanya
penetapan Ketentuan Perusahaan, kontrak, perjanjian, kesepakatan dan
pengambilan keputusan yang menyimpang dari peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku.
3. Terukur:
Bahwa pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dapat dinilai dan ditingkatkan
sehingga Risiko Kepatuhan dapat dikelola dengan efektif.

Pasal
Hubungan Jajaran Kepatuhan dengan Pihak lainnya
1. Internal Perusahaan
a. Unit Kerja
Setiap Unit Kerja bertanggung jawab sebagai first line of defence
pelaksanaan fungsi Kepatuhan pada bidangnya, dalam
menindaklanjuti risiko Kepatuhan Unit Kerja dapat berkoordinasi
dengan Jajaran Kepatuhan.
b. Pengawasan Intern:

5
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Jajaran Kepatuhan diaudit
oleh Pengawasan Intern untuk menilai kecukupan dan efektivitas
pelaksanaan fungsi Kepatuhan
c. Manajemen Risiko
Sarana pengelolaan risiko yang dimiliki oleh Manajemen Risiko
dapat digunakan oleh Unit Kerja Kepatuhan dalam melaksanakan
dan memfasilitasi pengelolaan Risiko Kepatuhan.
2. Eksternal
Jajaran Kepatuhan membangun dan menjaga komunikasi dan persepsi
Regulator atau pihak luar lainnya terhadap pelaksanaan Kepatuhan
Perusahaan. Dalam menjalankan fungsinya, Jajaran Kepatuhan dapat
meminta klarifikasi kepada Regulator atas regulasi yang berdampak
pada Perusahaan.

Pasal
Penanganan Pelanggaran Kepatuhan
1. Setiap Jajaran Perusahaan diwajibkan atas dasar iktikad baik untuk
melaporkan setiap Pelanggaran Kepatuhan yang diketahuinya kepada
Kepala Unit Kerjanya atau langsung kepada Unit Kerja Kepatuhan.
2. Perusahaan memberikan perlindungan terhadap Jajaran Perusahaan
yang melaporkan Pelanggaran Kepatuhan.

Pasal
Pengelolaan Risiko Kepatuhan
1. Pengelolaan Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan dapat memicu timbulnya Risiko Hukum, Risiko
Reputasi maupun kerugian finansial yang apabila tidak dikelola dengan
baik dapat menimbulkan akibat sistemik terhadap Perusahaan.
Untuk meminimalisir Risiko Kepatuhan Jajaran Perusahaan wajib
melakukan Pengelolaan Risiko Kepatuhan di Unit Kerjanya.
Unit Kerja Kepatuhan melakukan pengelolaan Risiko Kepatuhan dalam
bentuk:
1. Melakukan identifikasi Risiko Kepatuhan atas seluruh kegiatan
Perusahaan.
2. Melakukan analisa faktor penyebab timbulnya Risiko Kepatuhan.
3. Merancang dan/atau mengusulkan mitigasi atas Risiko Kepatuhan
tersebut, sehingga dapat mengurangi dampak dan/atau
kemungkinan terjadinya risiko, sehingga risiko dimaksud masih
dalam batas toleransi yang dapat diterima Perusahaan.
4. Mereview Risiko Kepatuhan sehingga dapat diprioritaskan upaya
dan sumber daya yang diperlukan untuk memitigasi dan memantau
risiko tersebut.
5. Memantau dan mengevaluasi efektivitas pengelolaan Risiko
Kepatuhan.
Tujuan pengelolaan Risiko Kepatuhan adalah:
1. Memberikan profil Risiko Kepatuhan Perusahaan secara keseluruhan
sebagai landasan dalam pelaksanaan mitigasi Risiko Kepatuhan.
2. Memberikan informasi mengenai proses Manajemen Risiko yang
memerlukan perhatian khusus dan isu kritis yang harus diselesaikan
dengan cara yang tepat dan hati-hati.
3. Sebagai acuan Perusahaan dalam menetapkan prioritas aktivitas dan
alokasi sumber daya dengan tepat untuk membentuk Profil Risiko
Kepatuhan yang lebih baik.

6
2. Pengendalian Risiko Kepatuhan
Pengendalian Risiko Kepatuhan dilakukan dengan 3 pendekatan:
1. Preventif (ex-ante) yaitu mencegah diambilnya kebijakan, ketentuan,
kegiatan Perusahaan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
2. Mendeteksi terjadinya ketidakpatuhan sedini mungkin melalui Early
Warning System dan compliance test.
3. Kuratif (ex-post) yaitu membuktikan bahwa perusahaan telah
mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku serta seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh
Perusahaan baik kepada Regulator maupun pihak terkait lainnya.
3. Pedoman Pengelolaan Risiko Kepatuhan
Dalam pengelolaan Risiko Kepatuhan, Unit Kerja dan Unit Kerja
Kepatuhan berpedoman pada Pedoman Manajemen Risiko yang telah
ditetapkan Perusahaan.
4. Mitigasi Risiko Dalam Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Risiko terkait dengan pelaksanaan Fungsi Kepatuhan terdapat pada
lampiran Pedoman Kepatuhan ini.

BAB
PELAPORAN DAN MONITORING

Pasal
Pelaporan
Jenis laporan yang harus disiapkan oleh Unit Kerja Kepatuhan adalah:
(1) Laporan Profil Risiko Kepatuhan yaitu : Laporan pelaksanaan fungsi
Kepatuhan yang dibuat setiap triwulan dan semesteran laporan ini merupakan
laporan yang akan disampaikan oleh Direktur Kepatuhan kepada Direktur
Utama.
(2) Laporan tentang Profil Risiko Kepatuhan Perusahaan yang ditujukan kepada
Manajemen Risiko. Laporan ini dibuat setiap triwulan dan ditandatangani oleh
Kepala Unit Kerja Kepatuhan.

Pasal
Monitoring dan Evaluasi
(1) Jajaran Kepatuhan melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi Fungsi
Kepatuhan pada Perusahaan.
(2) Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan cara observasi dan/atau
wawancara langsung atau melakukan penelitian terhadap laporan-laporan
yang diterima.
(3) Cakupan monitoring dan evaluasi implementasi Fungsi Kepatuhan meliputi:

a. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, dan kegiatan Perusahaan telah


sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku.
b. Memastikan Kepatuhan Perusahaan terhadap perjanjian dan komitmen
yang dibuat Perusahaan kepada Regulator maupun pihak terkait lainnya.
c. Memastikan agar program kerja Fungsi Kepatuhan telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana kerja tahunan.

7
PERUSAHAAN UMUM
(PERUM)
JAMINAN KREDIT
INDONESIA
Direksi,

Nanang Waskito
Direktur

8
Risiko dan Mitigasi Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan

No Identifikasi Risiko Penyebab Risiko Mitigasi Risiko


1 Kegagalan mengidentifikasi Risiko Kurangnya pengetahuan/kompetensi Memberikan pelatihan tata cara identifikasi
Kepatuhan di Unit Kerja Karyawan dalam mengidentifikasi Risiko Risiko Kepatuhan
Kepatuhan
2 Hasil penilaian Risiko Kepatuhan tidak a. Belum ada data historis terkait dengan a. Membuat data historis terkait dengan
mencerminkan keadaan yang sebenarnya Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan
b. Belum ada metodologi penilaian Risiko b. Membuat/ menyempurnakan
Kepatuhan metodologi Penilaian Risiko Kepatuhan
3 Kesalahan dalam membuat mitigasi risiko Panduan untuk membuat mitigasi risiko Mengkaji ulang mitigasi Risiko Kepatuhan
untuk meminimalisir Risiko Kepatuhan kurang memadai
4 Tidak terlaksananya monitoring atas Ketidakdisiplinan Karyawan Unit Kerja Meningkatkan pengawasan atas
mitigasi Risiko Kepatuhan pelaksanaan mitigasi Risiko Kepatuhan
secara tertib
5 Adanya temuan hasil audit yang belum Monitoring tindaklanjut tidak dilaksanakan Meningkatkan pengawasan atas monitoring
ditindaklanjuti secara tertib tindak lanjut
6 Kegagalan mencegah diambilnya kebijakan a. Referensi peraturan perundang- a. Mengumpulkan, mempelajari peraturan
yang mengandung unsur ketidakpatuhan undangan dan ketentuan yang berlaku perundang-undangan dan ketentuan
terhadap peraturan perundang-undangan tidak sesuai dengan permasalahan yang berlaku terkait dengan
dan ketentuan yang berlaku b. Tidak mengetahui adanya peraturan permasalahan yang direview
perundang-undangan dan ketentuan b. Mensosialisasikan peraturan perundang-
yang berlaku yang terkait dengan undangan dan ketentuan yang berlaku
permasalahan yang direview dimaksud
7 Kegagalan dalam mendeteksi dan Skeptisisme profesional kurang memadai Bekerja sama dengan Satuan Pengawasan
mencegah penyimpangan/ fraud Intern memberikan sosialisasi kepada
jajaran Perusahaan
8 Kegagalan dalam meminimalisir terjadinya Kurangnya pengetahuan/kompetensi a. Memberikan pelatihan tata cara
sanksi dari Regulator Karyawan Unit Kerja Kepatuhan dalam melakukan Compliance test
melakukan Compliance test b. Membuat/ menyempurnakan
metodologi Compliance test
Ketidakpatuhan Perusahaan dalam Monitoring pemenuhan kewajiban kepada Melakukan monitoring secara tertib atas
memenuhi seluruh Perjanjian, komitmen Regulator dan pihak terkait lainnya tidak pemenuhan kewajiban Perusahaan kepada
dan kewajiban kepada Regulator maupun dilakukan secara tertib Regulator dan pihak terkait lainnya
pihak terkait lainnya
9 Ketidaktepatan dalam memberikan a. Referensi peraturan perundang- Mengumpulkan, mempelajari peraturan
nasihat/saran Kepatuhan undangan dan ketentuan yang berlaku perundang-undangan dan ketentuan yang
tidak sesuai dengan permasalahan berlaku terkait dengan permasalahan yang
b. Tidak mengetahui adanya peraturan direview
perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku yang terkait dengan
permasalahan yang direview
10 Tidak dilakukannya pengkajian atas Peraturan perundang-undangan dan a. Meminta peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku yang baru undangan dan ketentuan yang berlaku
ketentuan yang berlaku yang baru terlambat diterima yang baru
a. Monitoring peraturan perundang- b. Meningkatkan monitoring atas
undangan dan ketentuan yang berlaku peraturan perundang-undangan dan
yang baru kurang efektif ketentuan yang berlaku yang baru
11 Tidak dipatuhinya peraturan perundang- Peraturan perundang-undangan dan Sosialisasi peraturan perundang-undangan
undangan dan ketentuan yang berlaku yang ketentuan yang berlaku yang baru tidak dan ketentuan yang berlaku yang baru
baru tersosialisasi

Anda mungkin juga menyukai