Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

MUSCULOSKELETAL AKIBAT POST OPERASI FRAKTUR MEDIAL TIBIA


SINISTRA

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II

Dosen Pengampu : Yati Tursini, S.Pd., S.Kep.,Ners., M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Amelia Sabila

Nim : P17320118028

TINGKAT 2A

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2019
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Musculoskeletal
Akibat Post Operasi Fraktur Medial Tibia Sinistra

I. Pengkajian

1. Pengumpulan data

a. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Tempat tanggal lahir : Bandung, 6 Januari 1985
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Golongan darah : AB
Diagnosa Medis : Fraktur medial tibia sinistra
No. RM : 0001803704
Tanggal masuk RS : 11 April 2020 , pukul 22.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 16 April 2020, pukul 07.00 WIB
Alamat : Cibeber Jl. Sukamanah Cianjur
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Istri
Alamat : Cibeber Jl. Sukamanah Cianjur
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama Saat masuk RS

2
Lima hari yang lalu pasien mengalami kecelakaan motor. lalu
dibawa ke rumah sakit, dan langsung di oprasi dengan pemasangan
plat screw.
b) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dikaji pasien mersakan nyeri kaki. Nyeri semakin
bertambah apabila pasien banyak beraktivitas, nyeri akan berkurang
ketika pasien istirahat berbaring. Nyeri yang dirasakan pasien seperti
ditusuk-tusuk. Nyeri tepat pada kaki kiri tepatnya area tibia. Skala
nyeri yaitu 4 dari skala 0-10. Nyeri timbul biasanya kurang lebih
sekitar 15 menit.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kecelakaan, gangguan
metabolik, gangguan hormonal, bahkan juga tidak ada riwayat immobilisasi
lama.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
menurun seperti hipertensi dan DM.
d. Pola Aktivitas

No Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


.
1 Nutrisi
Makanan
Jenis Nasi, lauk pauk, sayur Makanan lunak (bubu
Frekuensi 3×1 3×1
Pola 1 porsi 1 porsi
Keluhan Tidak ada Tidak ada

Minum
Jenis Air mineral Air mineral
Frekuensi 1500-2000cc/hari 1500-2000 cc/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Eleminasi

3
BAB
Frekuensi 1× sehari 1x
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning khas feses Kuning khas feses
Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAK
Frekuensi >5x sehari >5x
Warna Kuning Kuning
3. Personal Hygene

Mandi 2x sehari 1x (ditempat


tidur)
Keramas 1x sehari
-
Gosok gigi 2x sehari
1x (di tempat
tidur)

Masalah Tidak ada


4. Istirahat
a. A. malam
b. Kualitas Nyenyak Nyenyak
c. Kuantitas 6-7 jam 6 jam
d. Masalah Tidak ada Tiadak ada

a. B. siang
b. Kualitas Nyenyak Nyenyak
c. Kuantitas 1 jam 1 jam
d. Masalah Tidak ada Tidak ada
5. Olahraga
Jenis Jogging Tidak olahraga
Frekuensi Seminggu sekali Tidak olahraga
Durasi 30 menit Tidak olahraga

4
6. Gaya Hidup
Merokok Merokok Tidak merokok

e. Pemeriksaan Fisik

1). Keadaan Umum

Pasien tampak meringis

2). Kesadaran

Compos mentis

3). Tanda – Tanda Vital

 Tekanan Darah : 120/80 mmHg


 Nadi : 80×/menit
 RR : 19×/menit
 Suhu : 37°C
4) Sistem Pernafasan :
Pola nafas dan jalan nafas dalam kondisi efektif. Tidak terpasang
pemakaian alat bantu nafas, thorak simetris dan auskultasi paru vesikuler.
5) Sistem Kardiovaskular :
Nadi 80x/menit, konjungtiva merah muda , kulit pucat, bunyi jantung
S1 dan S2 reguler tidak ada bunyi tambahan. Tidak tampak vena jugularis,
tidak ada edema, CRT < 2 detik, tidak ada clubbing finger akral hangat.
6) Sistem Pencernaan :
Tidak ada mual tidak ada muntah, seklera tidak ikterik, mukosa
mulut lembab, ada refleks menelan , bising usus 7x/menit , tidak ada
pembesaran hepar.
7) Sistem Persyarafan :

5
Tingkat kesadaran dalam batas normal, berbicara lancar, dan ada
kelemahan dan rasa nyeri pada kaki kiri akibat operasi pemasangan flat
screw.
8) Sistem Endokrin :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak bengkak.
9) Sistem Genitourinaria
Tidak ada perubahan BAK
11Sistem Muskuloskeletal :
Aktivitas pasien dibantu keluarga. Dibuktikan dengan 4 4
kelemahan fisik pada kaki kiri karena nyeri akibat proses operasi. 4 3

12) Sistem Integumen

Suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak , dan nyeri tekan,

13) Wicara dan THT

Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, menjawab semua


pertanyaan yang ditanyakan oleh perawat, tidak ada gangguan telinga,
pendengaran normal, bagian luar telinga bersih tapi bagian dalam sedikit
kotor, penciuman hidung normal, tenggorokan simetris.

14) Sistem Penglihatan

Pasien bisa membaca jarak 30cm, lapang pandang normal, posisi


mata simetris dan terdapat refleks mengedip.

f. Data Psikososial
1) Pola Komunikasi
Pasien berbicara menggunakan bahasa Indonesia dalam sehari-hari
2) Konsep Diri
a. Body Image : Pasien mempunyai bagian tubuh favorit yaitu mata,
namun sejatinya klien menyukaisemua yang ada pada tubuhnya dan
merasa bahwa klien memiliki tubuh yang ideal.

6
b. Self Ideal : Pasien ingin cepat sembuh agar dapat memulai
aktivitas seperti biasanya.
c. Role : Pasien seorang kepala rumah tangga, saat ini ia
merasa sedih karena tidak bisa melakukan peran seperti biasanya.
d. Identity : Pasien berjenis kelamin laki-laki, berumur 35 tahun.

3) Harga Diri : Pasien merasa tidak rendah diri dengan keadaannya


Seperti sekarang dan diperlakukan baik oleh keluarga, perawat dan tenaga
kesehatan lainnya.

4) Mekanisme Koping : Pasien mengungkapkan semua yang dirasakan pada


istrinya.

g. Data Sosial

Pasien mengatakan interaksi antara keluarga, tetangga dan masyrakat


lingkungan pekerjaannya baik, namun setelah sakit sedikt tertanggu karena tidak
bisa langsung sosialisasi seperti biasanya.

h. Data Spiritual

- Makna Hidup : Menurut pasien, hidup itu harus dilakukan dengan


baik karena hidup merupaka anugrah.
- Pandangan thd Sakit : Pasien merasa bahwa sakitnya sebagai ujian dari
allah swt.
- Keyakinan akan sembuh : Pasien yakin bisa sembuh.
- Kemampuan beribadah saat sakit : Pasien hanya mampu berbaring saat
melakukan ibadah

i. Data Pengetahuan

Pasien belum tahu cara berjalan yang benar dengan memakai tongkat.

j. Data Penunjang

1. Hasil laboratorium

7
No Hematologi Nilai normal Hasil laboratorium
.
1. Leukosit 3000-10600 sel/UL 14.000 sel/UL
2. Laju Endapan Darah 0-15 mm/h 25mm/h
3. Kalsium serum 8,6-10,3 mg/dl 6,5 mg/dL

2. Hasil Rontgen
Terdapat fraktur 1/3 medial tibia sinistra

2. Analisa Data

Data Kemungkinan penyabab Masalah


DS : Trauma langsung pada Gangguan kenyamanan
ekstremitas bawah (nyeri)
- Pasien mengeluh
nyeri pada kaki ↓

DO : Fraktur

- Pembengkakan ↓
pada kaki
Tindakan operasi
- Pasien tampak
meringis

- Skala nyeri 4 (0-
10) Diskontinuitas jaringan tulang
- Tekanan Darah :

120/80 mmHg
- Nadi : 80×/menit
Hambatan mobilitas fisik
- RR : 19×/menit

- Suhu : 37°C
Nyeri
DS : pasien Trauma langsung pada Gangguan mobilitas
mengatakan ekstremitas bawah fisik
aktivitasnya terbatas

8
DO : ↓

- Pemasangan flat Fraktur


screw

- Kalsium serum :
6,5 mg/dL
Diskontinuitas jaringan tulang

Gangguan mobilitas fisik


DS : klien Resiko tinggi infeksi
Trauma langsung pada
mengatakan nyeri
ekstremitas bawah
pada area kaki yang
dipasang flat srew

DO :
Fraktur

- Area pemasangan

flat srew bengkak
- Leukosit : 14.000 Tindakan Operasi
sel/UL

- Tekanan Darah:
120/80 mmHg
Luka operasi
- Nadi : 80×/menit
- RR : 19×/menit ↓

- Suhu : 37°C Resiko tinggi infeksi

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d luka post operasi fraktur
2. Gangguan mobilitas fisik b.d Diskontinuitas jaringan tulang
3. Resiko tinggi infeksi b.d adanya luka operasi
III. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

9
Gangguan rasa Setelah 1.Kaji jenis dan lokasi 1. Nyeri dan nyeri
nyaman nyeri dilakukan nyeri serta ketidak tekan kemungkinan
b.d luka post asuhan nyamanan pasien. akan dirasakan pada
operasi fraktur keperawatan fraktur dan kerusakan
selama 2x 24 jaringan lunak;spasme
jam nyeri dapat otot terjadi sebagai
berkurang atau respons terhadap
hilang dengan cedera dan imobilisasi.
kriteria hasil :
2.Kaji ketidak 2.Pengkajian nyeri
- Nyeri nyamanan pasien. merupakan dasar bagi
berkurang atau perencanaan intervensi
hilang keperawatan
- Klien 3.Gunakan upaya
3.
tampak tenang mengontrol nyeri:
a. Mencegah cedera
a.Membidai dan
selanjutnya;meminima
menyangga
lkna gerakan fragmen
daerah cedera.
fraktur.

b.Melakukan
b. Mengurangi spasme
perubahan posisi
otot.
dengan perlahan.

c.Meninggikan
ekstremitas yang c. Mengontrol edema
cedera setinggi dengan memperbaiki
jantung. drainase.

d.Memberikan d. Es akan mengurangi


kompres es bila nyeri dan mengontrol
perlu. perdarahan dan

10
edema.

e.Memantau e. Edema dan


pembengkakan perdarahan ke dalam
dan status jaringan yang
neuromuskuler. mengalami trauma
akan menyebabkan
ketidaknyamanan;
nyeri yang tidak
tertahankan
menunjukkan sindrom
kompartemen.

4.      Jaringan yang


4.Berikan penjelasan
rusak menyebabkan
upaya keperawatan
nyeri;imobilisasi
untuk mengontrol
mengurangi
nyeri, pembengkakan,
ketidaknyamanan
dan kerusakan
akibat gerakan frgmen
jarinagan tambahan.
tulang;dengan
pemahaman penyebab
nyeri dapat
mengurangi persepsi
pasien terhadap nyeri.
5.Dorong latihan
rentang gerak aktif 5.      Tekanan pada
dan pasif pada sendi tonjolan tubuh dan
yang tidak di disuse menyumbang
imobilisasi; dorong terjadinya
untuk melakukan ketidaknyamanan.
perubahan posisi
sebatas yang bias
dilakukan dengan alat

11
imobilisasi.

6. Minimalkan waktu
ekstremitas yang
6.      Pembengkakan
cedera dalam posisi
dapat terjadi pada
menggantung.
jaringan cedera bila
posisinya tergantung;
pembengkakan
menyebabkan
ketidaknyamanan.
Gangguan Setelah 1. kaji mobilitas yang 1. Mengetahui tingkat
mobilitas fisik dilakukan ada dan observasi kemampuan klien
b.d asuhan adanya peningkatan dalam melakukan
Diskontinuitas keperawatan kerusakan. Kaji secara aktivitas.
jaringan selama 3x 24 teratur fungsi motorik.
2. Imobilisasi yang
tulang jam klien
2. Atur posisi adekuat dapat
mampu
imobilisasi pada mengurangi pergerakan
melaksanakan
tungkai kiri. fragmen tulang yang
aktivitas fisik
menjadi unsur utama
sesuai dengan
penyebab nyeri pada
kemampuannya
tungkai kiri.
dengan kriteria
hasil :
3. Gerakan aktif
3. Ajarkan klien
memberikan masssa,
-klien dapat melakukan gerakan
tonus, dan kekuatan
ikut serta aktif pada ekstremitas
otot serta memperbaiki
dalam yang tidah sakit.
fungsi jantung dan
program
pernafasan.
latihan
-tidak
4. Bantu klien 4.Untuk
mengalami
melakukan latihan mempertahankan
kontraktur
ROM dan perawatan fleksibilitas sendi

12
send diri sesuai toleransi. sesuai kemampuan.
-klien
5. Kolaborasi dengan 5.Kemampuan
menunjukkan
ahli fisioterapi untuk imobilisasi ekstremitas
tindakan untuk
melatih fisik klien. dapat ditingkatkan
meningkatkan
dengan latihan fisik
mobilitas
dari tim fisioterapi.
Resiko tinggi Setelah 1.Lakukan perawatan 1. Teknik perawatan
infeksi b.d dilakukan luka secara steril. luka secara steril dapat
adanya luka asuhan mengurangi
operasi keperawatan kontaminasi kuman.
selama 3x24 jam
2. Pantau atau
2. Mengurangi resiko
setelah patah
batasi pengunjung.
kontak infeksi dari
tulang, infeksi
orang lain.
tidak terjadi,
dengan kriteria
3. Menunjukkan
3. Bantu perawatan
hasil :
kemampuan secara
diri dan keterebatasan
- tidak
umum dan kekuatan
aktivitas sesuai
terdapat
otot serta merangsang
toleransi. Bantu
tanda-tanda
pengembalian system
program latihan.
infeksi
imun.

4. Ajarkan klien dan


4.Pengetahuan yang
keluarga mengenai
diberikan dapat
perawatan fiksasi
mengurangi resiko
eksternal apabila
trauma akibat
pulang ke rumah.
pemasangan fiksasi
eksternal.

5. Berikan antibiotic 5.Satu atau beberapa


sesuai indikasi. agens diberikan yang

13
bergantung pada sifat
pathogen dan infeksi
yang terjadi.

IV. IMPLEMENTASI

Tanggal/wakt Dx Pelaksanaan / implementasi Paraf


u
16/4/2020
07.00 1 Mengkaji nyeri
E/ klien mengatakan nyerinya di angka
4(0-10)

07.15 2 Meninggikan kaki pasien setinggi jantung


E/ kaki klien di naikkan setinggu jantung

08.30 3 Melakukan perawatan luka


E/ luka klien terlihat bengkak dan
kemerahan

11.00 2 mengajarkan klien melakukan gerakan


aktif pada ekstremitas yang tidah sakit.
E/ klien melakukan gerakan aktif pada
ekstremitas yang tidak sakit

11.25 1 Memberikan penjelasan upaya


keperawatan untuk mengontrol nyeri,
pembengkakan, dan kerusakan jarinagan
tambahan
E/ pasien mengerti penjelasan dari perawat

15.00 2 Membantu klien melakukan latihan ROM

14
dan perawatan diri sesuai toleransi.
E/ klien bisa melakukannya dengan di
bantu
17/4/20
07.00 1 Mengkaji nyeri
E/ klien mengatakan nyerinya berkurang
dan klien tampak terlihat tenang

08.00 3 Melakukan perawatan luka


E/ luka klien terlihat sedikit bengkak dan
mulai mengering

10.00 2 mengajarkan klien melakukan gerakan


aktif pada ekstremitas yang tidah sakit.
E/ klien melakukan gerakan aktif pada
ekstremitas yang tidak sakit

14.00 1 Meminimalkan waktu ekstremitas yang


cedera dalam posisi menggantung.
E/ klien terlihat nyaman dengan posisi
tersebut
16.00 3
Memantau atau membatasi pengunjung
E/ klien terlihat di temani oleh istrinya saja
18/4/20
07.00 1 Mengkaji nyeri
E/ klien mengatakan nyerinya berkurang
dengan skala 2 (0-10)

08.00 3 Melakukan perawatan luka


E/ luka klien terlihat bengkak dan
kemerahannya berkurang

15
10.00 1 Meminimalkan waktu ekstremitas yang
cedera dalam posisi menggantung.
E/ klien terlihat nyaman dengan posisi
tersebut

12.00 2 Membantu klien melakukan latihan ROM


dan perawatan diri sesuai toleransi.
E/ klien bisa melakukannya tanpa bantuan

2 Mengkaji mobilitas yang ada dan observasi


14.00 adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara
teratur fungsi motorik
E/ klien terlihat tidak mengalami adanya
peningkatan kerusakan

3 Mengajarkan klien dan keluarga mengenai


16.00 perawatan fiksasi eksternal apabila pulang
ke rumah
E/ klien dan keluarga memahami
perawatan di rumah

V. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal/ Dx Perkembangan Paraf


waktu
17/4/20

20.00 1 S : pasien mengatakan nyerinya berkurang


dengan skala di angka 2 (0-10)

O : klien terlihat tenang ( tidak menringis)

A : masalah teratasi

16
P : intervensi di pertahankan
18/4/20

20.00 2 S : pasien mengatakan sudah bisa


beraktivitas

O : pasien bisa melakukan ROM tanpa


bantuan

A : masalah teratasi

P : intervensi dipertahankan
18/4/20

20.00 3 S : pasien mengatakan nyerinya berkurang


dengan skala di angka 2 (0-10)

O : bengkak pada luka pasien berkurang,


kemerahan berkurang

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan

I : - kaji tanda-tanda infeksi

- Lakukan perawatan luka

E : pasien tampak tidak terjadi tanda-tanda


infeksi

17

Anda mungkin juga menyukai