Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

HYGIENE ORGAN REPRODUKSI

Annisa Nor Hadiati

ABSTRAK

Latar belakang :

Metode :

Hasil :

Kesimpulan :

Kata kunci : Gambaran pengetahuan, Remaja putri tentang hygiene

organ reproduksi

Latar Belakang

Pengertian remaja dalam World Health Organization (2018) adalah orang

yang berusia antara 10-19 tahun. Masa remaja atau adolescence adalah waktu

terjadinya perubahanperubahan yang berlangsung cepat dalam segi pertumbuhan

fisik, kognitif, dan psikososial atau tingkah laku. Masa remaja adalah masa

peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang disertai dengan

perkembangan segala aspek yang mengarah untuk memasuki masa dewasa


(Adriani & Wirjatmadi, 2016). Tumbuh kembang remaja dibagi menjadi tiga yaitu

masa remaja awal usia 10-14 tahun, remaja menengah usia 14-17 tahun, dan

remaja lanjut usia 17-20 tahun (Adriani, & Wirjatmadi, 2016).

Masa remaja tidak terlepas dari permasalahan kesehatan, tidak terkecuali

masalah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara

fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak hanya bebas dari penyakit atau

kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi

(Kemenkes RI, 2015). Beberapa masalah kesehatan reproduksi yang dialami

remaja adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV, tetapi permasalahan

tersebut dapat terjadi jika remaja mengalami seks pranikah (Kemenkes RI, 2015).

Permasalahan lain yang dialami remaja khususnya remaja putri adalah keputihan.

Akibat yang dapat ditimbulkan apabila keputihan tidak ditangani secara tepat

adalah terjadinya kanker serviks (Martina, 2015).

hygiene genitalia adalah tindakan perawatan terhadap alat kelamin yang

harus dijaga kebersihannya untuk mencegah terjadinya pertumbuhan jamur atau

bakteri. Salah satu akibat kurangnya praktik hygiene genitalia yaitu terjadinya

gangguan kesehatan organ reproduksi seperti keputihan, infeksi alat reproduksi,

kemungkinan terjadi risiko kanker leher rahim. Sebanyak 70 % remaja puteri di

Indonesia minimal pernah mengalami keputihan satu kali dalam hidupnya.

Permasalahan remaja yang berkaitan dengan menjaga dan hygiene organ

reproduksi, sering kali karena kurangnya informasi, pemahaman dan 35

Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja....(Lilis, Nur Yuni) kesadaran untuk


mencapai kebersihan alat reproduksi (Laksmana, 2015). Masalah yang berkaitan

dengan hal ini adalah kurangnya pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan

kebersihan alat reproduksi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengetahuan tentang

menjaga dan membersihkan alat reproduksi.

Organ reproduksi pada perempuan memang jauh lebih rumit dan rentan

akan penyakit karena secara anatomis letak organ reproduksi perempuan berada

didalam tubuh (Ernawati, 2014). Selain itu, letaknya yang berdekatan dengan anus

dan uretra sehingga memudahkan kuman untuk masuk dan dapat menyebakan

terjadinya keputihan patologis (Marhaeni, 2016). Menjaga kebersihan organ

genitalia eksterna merupakan langkah awal dalam menjaga kesehatan reproduksi

(Tapparan, Fitrianti., Lampus, B. S., & Pandelaki, 2013).

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan organ

genitalia eksterna diantaranya membersihkan alat kelamin dari arah depan ke

belakang dengan menggunakan air bersih, mengeringkan organ genitalia dengan

tissue atau handuk kering yang bersih, menggunakan pembalut bersih dan

mengganti secara teratur 2-3 kali dalam sehari atau setiap setelah buang air kecil,

atau bila pembalut telah penuh darah, atau saat mandi, serta tidak menggunakan

sabun saat membersihkan alat kelamin (Pusat Promosi Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2012).

Masalah kesehatan reproduksi pada remaja sekarang ini perlu

mendapatkan penanganan serius, dimana kurang tersedianya akses untuk

mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi. Hal itu terbukti dari


banyak penelitian menyatakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai

perawatan kebersihan genitalia eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Bohl di

Amerika menunjukkan bahwa dari 160 responden, 100% pernah mengalam

Pruritus vulvae yang disebabkan ole hygiene genitalia yang salah karenanya

kurangnya pemahaman mengenai kesehatan reproduksi.

METODE

Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian/ review tentang

gambaran pengetahuan Remaja Putri Tentang Hygiene organ reproduksi.

Strategi Pencarian

Tiga database ( MEDLINE, CINAHL, dan Proquest ) yang dicari pada mula tahun

2015 sampai 2020 berupa hasil laporan penelitian dan review yang membahas

tentang gambaran pengetahuan remaja putri tentang hygiene organ reproduksi.

Kata kunci gambaran pengetahuan, remaja putri tentang hygiene organ reproduksi

digunakan untuk mencari pada database elektronik. Jurnal diseleksi berdasarkan

judul dan informasi abstrak. Apabila informasi pada judul atau abstrak tidak jelas,

mempergunakan naskah lengkap untuk dilakukan review.

HASIL
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai