KUHAP UU NARKOTIKA
1. Penyidik : 1. Penyidik :
a. Penyidik POLRI a. Penyidik POLRI
b. Pejabat PNS tertentu b. Pejabat PNS tertentu
c. BNN
Pasal 6 : “Penyidik adalah :
Pasal 81 : “Penyidik Kepolisian Negara Republik
a. Pejabat polisi negara Republik Indonesia;
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang Indonesia dan Penyidik BNN berwenang
melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan
diberi wewenang khusus oleh undang –
dan peredaran Narkotika…”
undang.”
Pasal 82 ayat (1) ; “Penyidik pegawai negeri sipil
tertentu sebagaimana dimaksud dalam KUHAP
berwenang melakukan penyidikan terhadap tindak
pidana penyalahgunaan Narkotika dan Prekursir
Narkotika.”
2. Kewenangan Penyidik : 2. Kewenangan Penyidik
Penyidik POLRI dan PPNS tertentu a. PPNS tertentu
Berdasarkan Pasal 7 ayat (1), peyidik berwenang Berdasarkan Pasal 82 ayat (2) : “Penyidik pegawai
untuk menerima laporan atau pengaduan tentang negeri sipil tertentu di lingkungan kementerian
TP, melakukan tindakan pertama saat di TKP, atau lembaga pemerintah non kementerian
menyuruh berhenti tersangka dan memeriksa berwenang untuk memeriksa kebenaran laporan
identitas, melakukan penangkapan, penahanan, dan keterangan adanya dugaan TP narkotika,
penggeledahan, dan penyitaan. Mengambil sidik memeriksa orang yang diduga melakukan TP
jari, memanggil dan memeriksa orang sebagai Narkotika, meminta keterangan dan bahan bukti
tersangka dan saksi, mendatangkan ahli yang dari orang atau badan hukum, memeriksa bahan
berhubungan dengan perkara, melakukan bukti dan barang bukti TP narkotika, menyita
penghentian penyidikan. barang bukti TP narkotika, memeriksa surat
dan/atau dokumen laun terkait TP narkotika,
meminta bantuan ahli untuk penyidikan TP
Narkotika, dan menangkap orang yang diduga
melakukan TP.
Pasal 19 ayat (1) : “Penangkapan sebagaimana Pasal 76 ayat (1) : “Pelaksanaan kewenangan
dimaksud dalam Pasal 17, dilakukan paling lama penangkapan yang dimaksud dalam Pasa; 75 huruf
1 hari.” g dilakukan paling lama 3 x 24 jam terhitung sejak
surat penangkapan diterima penyidik”
4. Alat Bukti 4. Alat Bukti
Pasal 184 ayat (1) : “Alat bukti yang sah ialah : Pasal 86 ayat (1) : “Penyidik dapat memperoleh
alat bukti selain dala KUHAP”
a. Keterangan saksi
b. Keterangan Ahli: Ayat (2) : “alat bukti yang dimaksud ayat (1)
c. Surat 1. Informasi yang diucapkan, dikirimkan,
d. Petunjuk diterima, atau disimpan secara elektronik,
e. Keterangan terdakwa atau semacam itu.
2. Data rekaman atau informasi yang dapat
dilihat, dibaca dll. Tidak terbatas pada
tulisan suara, gambar, peta, rancangan,
foto, simbol, huruf, tanda, angka.
5. Pembuktian Terbalik 5. Pembuktian Terbalik
Tidak diatur dalam Kitab Undang-undang Pasal 97 : “Untuk kepentingan penyidikan atau
Hukum Acara Perdata pemeriksaan di sidang pengadilan, tersangka atau
terdakwa wajib memberikan keterangan tentang
seluruh harta kekayaan dan harta benda istri,
suami, anak, dan setiap orang atua korporasi yang
diketahuinya atau diduga memiliki hubungan
dengan TP Narkotika yang dilakukan tersangka
atau terdakwa”
6. Didahulukan dari perkara lain 6. Didahulukan dari perkara lain
Dalam KUHAP tidak diatur bahwa tindak pidana Pasal 74 : “Perkara TP Narkotika termasuk
khusus didahulukan pemeriksaannya dari tindak perkara yang didahulukan dari perkara lain untuk
pindana biasa diajukan ke pengadilan guna penyelesaian
secepatnya.”