Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH OPEMBER


Nomor : ...
Tentang :
SATUAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MAHASISWA (SKEM)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Menimbang :

Mengingat :

Memperhatikan :

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN ITS TENTANG SATUAN KEGIATAN EKSTRA


KURIKULER MAHASISWA ( SKEM) - ITS
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini, yang dimaksud dengan:


(1) Organisasi kemahasiswaan di ITS yang selanjutnya disingkat ORMAWA ITS adalah organisasi
mahasiswa ITS yang dibentuk dari, oleh, dan untuk mahasiswa pada tingkat institut, fakultas dan
departemen di dalam kampus ITS yang merupakan wadah dan wahana pengembangan diri
dalam bentuk suatu kegiatan.
(2) Kegiatan kemahasiswaan ITS adalah kegiatan ekstrakurikuler yang memperoleh ijin dari Rektor,
atau pejabat yang diberi wewenang oleh Rektor. Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengembangan
diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawanan, sikap
kepemimpinan, serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
(3) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan mahasiswa yang meliputi penalaran dan keilmuan,
minat dan kegemaran, organisasi dan kepemimpinan, serta kepedulian sosial.
(4) Satuan Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa yang selanjutnya disingkat SKEM adalah nilai
kredit kegiatan yang diperoleh mahasiswa ITS setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Pasal 2

(1) Nilai kegiatan SKEM yang dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4) merupakan prasyarat untuk
mengikuti yudisium kelulusan mahasiswa ITS.
(2) Penilaian SKEM terbagi menjadi 4 (empat) aspek yaitu:
a. Kompetisi dan wirausaha.
b. Organisasi, Kepemimpinan, Minat dan Bakat.
c. Pengabdian kepada masyarakat.
d. Internasionalisasi dan summit.
(3) Prasyarat untuk mengikuti yudisium dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Mahasiswa harus memperoleh nilai SKEM minimal 2.01
b. Keempat aspek memiliki nilai atau tidak kosong
(4) Bobot SKEM pada tiap aspek adalah :
a. Kompetisi dan wirausaha yaitu 20 SKEM.
b. Organisasi, Kepemimpinan, Minat dan Bakat yaitu 50 SKEM.
c. Pengabdian kepada masyarakat yaitu 20 SKEM.
d. Internasionalisasi dan summit yaitu 10 SKEM.
(5) Ketentuan nilai SKEM adalah :
a. Bobot SKEM yang dinilai disesuaikan dalam beberapa elemen yang dijelaskan dalam BAB
IV
b. Setiap nilai SKEM yang diakumulasi akan dibagi dengan bobot SKEM sesuai yang dimaksud
dalam ayat (4).
(7) Predikat nilai SKEM sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), (4) dan (5) akan dimasukkan dalam
SKPI.

BAB II
TUJUAN, MAKSUD dan RUANG LINGKUP

Pasal 3

(1) Peraturan SKEM ini diterbitkan dengan tujuan untuk mengatur kegiatan mahasiswa dalam
meningkatkan kemampuan softskills melalui kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa:
a. Untuk menanamkan sikap ilmiah, merangsang daya kreasi dan inovasi, meningkatkan
kemampuan meneliti, menulis karya ilmiah, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, serta
pemahaman profesi.
b. Untuk meningkatkan kesehatan/kebugaran, prestasi dan apresiasi budaya melalui penyaluran
minat dan bakat dalam bidang seni dan olah raga.
c. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam kerjasama (team work), komunikasi,
ketrampilan manajemen, berorganisasi dan kepemimpinan.
d. Untuk meningkatkan pengabdian kepada masyarakat, rasa kepedulian terhadap sesama, serta
menanamkan rasa cinta tanah air.
e. Untuk meningkatkan mental kompetitif dan menumbuhkan jiwa wirausaha.

(2) Peraturan SKEM ini diterbitkan dengan maksud:


a. Agar dapat menumbuhkan/meningkatan kemampuan kepemimpinan (leadership), kerjasama
(team work), dan komunikasi mahasiswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
b. Agar dosen pembimbing/pendamping memperoleh panduan dalam menilai kegiatan
kemahasiswaan.
c. Agar pelaksanaan program pengembangan dan pembinaan mahasiswa melalui SKEM
mempunyai landasan hukum.
d. Agar perkembangan soft skill mahasiswa dapat dimonitor secara bertahap sepanjang masa
perkuliahan mahasiswa.

Pasal 4

(1) Ruang lingkup SKEM adalah kegiatan kemahasiswaan yang diikuti oleh mahasiswa ITS yang
diselenggarakan pada tingkat departemen, fakultas, institut, regional, nasional, dan internasional.
(2) Pengertian tingkat dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasar pada lingkup kegiatan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Tingkat departemen adalah kegiatan yang diikuti oleh peserta dari mahasiswa ITS dan
diselenggarakan oleh organisasi di tingkat departemen di lingkungan ITS.
b. Tingkat fakultas adalah kegiatan yang diikuti oleh peserta dari mahasiswa ITS dan
diselenggarakan oleh organisasi di tingkat fakultas di lingkungan ITS.
c. Tingkat institut adalah kegiatan yang diikuti oleh peserta dari mahasiswa ITS dan
diselenggarakan oleh organisasi di tingkat institut.
d. Tingkat regional adalah kegiatan yang diikuti oleh peserta regional/nasional dan
diselenggarakan oleh perguruan tinggi, perusahaan, organisasi induk olah raga tingkat
regional, dan pemerintah daerah.
e. Tingkat nasional adalah kegiatan yang diikuti oleh peserta tingkat nasional dan
diselenggarakan oleh dikti, departemen di lingkungan pemerintah RI, dan organisasi induk
olah raga tingkat nasional.
f. Tingkat internasional adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar negeri atau di dalam
negeri yang sekurang-kurangnya diikuti oleh 3 negara.

BAB III
ASPEK KEGIATAN

Bagian Pertama
Kegiatan Kompetisi dan Wirausaha

Pasal 5

(1) Kegiatan Kompetisi dan Wirausaha adalah kegiatan mahasiswa yang dapat menumbuhkan sikap
ilmiah, merangsang daya kreasi dan inovasi, mengembangkan minat dan bakat, meningkatkan
kemampuan meneliti dan menulis karya ilmiah, serta meningkatkan pemahaman profesi yang
diwujudkan dalam kegiatan kompetisi dan wirausaha.
(2) Kegiatan dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
a. Kegiatan lomba/pertandingan karya tulis ilmiah mahasiswa yang dilaksanakan oleh
perguruan tinggi, instansi pemerintah atau swasta.
b. Kegiatan lomba/pertandingan minat dan bakat pada tingkat departemen, fakultas, institut,
regional, nasional, dan internasional.
c. Kegiatan lomba/pertandingan karya tulis ilmiah mahasiswa yang diselenggarakan oleh ITS
atau organisasi kemahasiswaan ITS
d. Kegiatan wirausaha mahasiswa yang dilaksanakan oleh mahasiswa sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun, yang dilakukan secara mandiri modal maupun melalui program hibah dan/atau
pinjaman oleh pemerintah atau swasta.
e. Kegiatan pelatihan wirausaha pada tingkat departemen, fakultas, institut, regional, nasional,
dan internasional.

Bagian Kedua
Kegiatan Organisasi, Kepemimpinan, Minat dan Bakat

Pasal 6

(1) Kegiatan Organisasi, Kepemimpinan, Minat dan Bakat adalah kegiatan mahasiswa dalam suatu
kepengurusan organisasi kemahasiswaan dan/atau unit kegiatan mahasiswa, pelatihan
kepemimpinan, kegiatan minat dan bakat yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa,
pengembangan kepribadian, dan kepanitiaan pada tingkat institut, fakultas, dan
Departemen/program studi.
(2) Organisasi kemahasiswaan dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
a. Tingkat ITS adalah Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, Mahkamah
Mahasiswsa, dan Lembaga Minat & Bakat.
b. Tingkat Fakultas adalah Lembaga Mahasiswa Fakultas.
c. Tingkat Departemen adalah Himpunan Mahasiswa Departemen
d. Organisasi kepanitiaan yang dibentuk oleh organisasi pada tingkat institut, fakultas, dan
Departemen/program studi.
e. Organisasi kerohanian ITS dibawah Tim Pembina Kerohanian (TPK).
(3) Kegiatan dalam kepengurusan organisasi kemahasiswaan meliputi :
a. Menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan.
b. Menjadi panitia kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan.
c. Menjadi peserta kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan.
(4) Unit Kegiatan Mahasiswa dimaksud pada ayat (1) adalah UKM yang disahkan oleh Rektor.
(5) Kegiatan dalam kepengurusan unit kegiatan mahasiswa meliputi :
a. Menjadi pengurus UKM
b. Menjadi anggota UKM
(6) Kegiatan Kepemimpinan dimaksud dalam ayat (1), meliputi:
a. Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Pra Tingkat Dasar (LKMM Pra TD).
b. Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM TD).
c. Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM TM).
d. Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM TL) atau Pelatihan
Kepemimpinan Mahasiswa Kader Bangsa (PKMKB).
e. Pelatihan Pemandu Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa (PP LKMM).
f. Pelatihan sikap kepemimpinan dan pengembangan kepribadian yang mendapat rekomendasi
dari pimpinan di lingkungan institut yang diselenggarakan di dalam maupun di luar ITS.

Bagian Ketiga
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 7

(1) Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa
baik secara individual maupun sebagai anggota dari kegiatan organisasi mahasiswa untuk
meningkatkan pengabdian kepada masyarakat, rasa kepedulian terhadap sesama, serta
menanamkan rasa cinta tanah air.
(2) Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dimaksud dalam ayat (1), meliputi:
a. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang diselenggarakan oleh ITS.
b. Kegiatan peningkatan wirausaha masyarakat dalam UMKM
c. Kegiatan peningkatan skill masyarakat.
d. Kegiatan penanggulangan bencana alam.
e. Kegiatan penanggulangan NAPZA.
f. Kegiatan pencegahan HIV/AIDS.
g. Kegiatan menjaga kebersihan dan penghijauan kampus.
h. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Indonesia dan merupakan
bentuk kerjasama ITS dengan universitas di luar negeri
i. Dan kegiatan bakti sosial lain sejenis yang mendapat rekomendasi dari pimpinan di
lingkungan institut yang diselenggarakan di dalam maupun di luar ITS.

Bagian Keempat
Kegiatan Internasionalisasi dan Summit

Pasal 8

(1) Kegiatan Internasionalisasi dan summit adalah suatu kegiatan mahasiswa yang diinisiasi atau
direkomendasikan oleh ITS, yang mengedepankan interaksi mahasiswa secara fisik maupun non
fisik dengan mancanegara.
(2) Kegiatan Internasionalisasi dan summit dimaksud dalam ayat (1), meliputi:
a. Menjadi anggota mahasiswa pada Direktorat Hubungan Internasional ITS.
b. Menjadi panitia kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Hubungan Internasional ITS.
c. Menjadi peserta kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Hubungan Internasional
ITS.
d. Menjadi peserta short program yang diselenggarakan oleh universitas luar negeri yang
bekerjasama dengan ITS.
e. Menjadi pengurus organisasi keprofesian internasional (student chapter).
f. Menjadi peserta kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi keprofesian internasional.
g. Menjadi duta kesenian dan kebudayaan tingkat regional, nasional, dan internasional.
h. Menjadi perwakilan pada forum konstruktif tingkat regional, nasional dan internasional yang
direkomendasikan oleh ITS.
i. Menjadi peserta dalam kegiatan peningkatan kemampuan bahasa asing yang
diselenggarakan oleh ITS atau oleh lembaga yang diakui oleh ITS.

BAB IV
PENILAIAN

Bagian Pertama
Penilaian Kegiatan Kompetisi dan Wirausaha

Pasal 9

(1) Mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan kompetisi diberikan penilaian sebagai berikut:
a. Menjadi juara I atau setara dengan medali emas memperoleh nilai A atau 4.0 poin.
b. Menjadi juara II atau setara dengan medali perak memperoleh nilai AB atau 3.5 poin.
c. Menjadi juara III atau setara dengan medali perunggu memperoleh nilai B atau 3.0 poin.
d. Menjadi juara harapan I, II dan III memperoleh nilai BC atau 2.5 poin.
e. Menjadi finalis atau terdanai memperoleh nilai C atau 2.0 poin.
f. Nilai juara atau status finalis atau terdanai dibuktikan melalui sertifikat dan/atau surat resmi
dari instansi pelaksana kompetisi
(2) Kompetisi dinilai berdasarkan hasil perkalian dari beberapa elemen sebagai berikut:
a. Ditinjau dari jumlah peserta, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Individu atau 1 (satu) orang memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Beregu yang terdiri dari 2 (dua) orang memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Beregu yang terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih memperoleh bobot 3 SKEM.
b. Ditinjau dari skala kompetisi, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Departemen, fakultas dan institut memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Regional dan Nasional memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Internasional memperoleh bobot 3 SKEM.
c. Ditinjau dari luaran kompetisi, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Ide atau konsep memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Pelaksanaan atau implementasi memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Produk atau publikasi ilmiah terindeks memperoleh bobot 3 SKEM.
d. Ditinjau dari rentang waktu pelaksanaan kompetisi terhitung sejak pengumuman sebagai
finalis atau terdanai, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Kurang dari 3 (tiga) bulan memperoleh bobot 1 SKEM.
2. 3 (tiga) hingga 6 (enam) bulan memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Lebih dari 6 (enam) bulan memperoleh bobot 3 SKEM.
e. Ditinjau dari linearitas dari bidang ilmu, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Tidak linear dengan bidang ilmu memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Linear dengan bidang ilmu memperoleh bobot 2 SKEM.
f. Ditinjau dari jenis penghargaan (jika ada lebih dari satu jenis penghargaan), pembobotan
diatur sebagai berikut:
1. Komplementer memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Utama memperoleh bobot 2 SKEM.
(3) Mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan wirausaha (non kompetisi) akan diberikan penilaian
sebagai berikut:
a. Mendapatkan omzet pertahun diatas 50 juta rupiah memperoleh nilai A atau 4.0.
b. Mendapatkan omzet pertahun antara 20 hingga 50 juta rupiah memperoleh nilai AB atau 3.5.
c. Mendapatkan omzet pertahun dibawah 20 juta rupiah memperoleh nilai B atau 3.0.
d. Nilai omzet dibuktikan dengan laporan keuangan tahunan dan/atau rekening perusahaan.
(4) Kegiatan wirausaha dinilai berdasarkan hasil perkalian dari beberapa elemen sebagai berikut:
a. Ditinjau dari jumlah pelaku usaha (terhitung hanya yang berstatus mahasiswa ITS),
pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Individu atau 1 (satu) orang memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Beregu memperoleh bobot 2 SKEM.
b. Ditinjau dari bentuk badan hukum usaha, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Tidak memiliki badan hukum memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Berbadan hukum UD atau CV memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Berbadan hukum PT memperoleh bobot 3 SKEM.
c. Ditinjau dari rentang waktu pelaksanaan usaha, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Kurang dari 1 (satu) tahun memperoleh bobot 1 SKEM.
2. 1 (satu) tahun atau lebih memperoleh bobot 2 SKEM.
d. Ditinjau dari linearitas dari bidang ilmu, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Tidak linear dengan bidang ilmu memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Linear dengan bidang ilmu memperoleh bobot 2 SKEM.
(5) Penilaian dimaksud dalam ayat (1), (2), (3) dan (4) diberikan kepada perorangan atau masing-
masing anggota tim.

Bagian Kedua
Penilaian Kegiatan Organisasi, Kepemimpinan, Minat dan Bakat

Pasal 10

(1) Mahasiswa sebagai pengurus ORMAWA dan organisasi kerohanian ITS diberikan penilaian
sebagai berikut:
a. Sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara (pengurus inti) memperoleh nilai A
atau 4.0.
b. Sebagai Kepala departemen atau menteri memperoleh nilai AB atau 3.5.
c. Sebagai pengurus selain yang disebutkan dalam huruf a dan b memperoleh nilai B atau 3.0.
d. Sebagai anggota tidak tetap atau magang memperoleh nilai BC atau 2.5.
e. Nilai kepengurusan dan/atau keaktifan dibuktikan dengan sertifikat resmi dari instansi
dan/atau pelaksana kegiatan terkait.
(2) Pengurus ORMAWA dan organisasi kerohanian ITS dinilai berdasarkan hasil perkalian dari
beberapa elemen sebagai berikut:
a. Ditinjau dari skala ORMAWA dan organisasi kerohanian ITS, pembobotan diatur sebagai
berikut:
1. Departemen memperoleh bobot 3 SKEM.
2. Fakultas memperoleh bobot 5 SKEM.
3. Institut memperoleh bobot 7 SKEM.
b. Ditinjau dari rentang waktu keanggotaan, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Kurang dari 3 (tiga) bulan memperoleh bobot 3 SKEM.
2. 3 (tiga) hingga 6 (enam) bulan memperoleh bobot 5 SKEM.
3. 6 (enam) hingga 12 (dua belas) bulan memperoleh bobot 7 SKEM.
(3) Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh ORMAWA dan organisasi
kerohanian ITS diberikan nilai A atau 4.0 dengan pembobotan yang diatur sebagai berikut:
a. Ditinjau dari skala ORMAWA dan organisasi kerohanian ITS yang melaksanakan kegiatan,
pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Departemen memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Fakultas memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Institut memperoleh bobot 3 SKEM.
b. Ditinjau dari keterlibatan dalam kegiatan, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara (panitia inti) memperoleh bobot 3
SKEM.
2. Sebagai panitia selain yang disebutkan dalam huruf a memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Sebagai peserta memperoleh bobot 1 SKEM.
(4) Mahasiswa yang aktif sebagai peserta dalam kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen
Mahasiswa (LKMM) diberikan nilai A atau 4.0 dengan pembobotan sebagai berikut:
a. LKMM Pra Tingkat Dasar memperoleh bobot 2 SKEM.
b. LKMM Tingkat Dasar memperoleh bobot 5 SKEM.
c. LKMM Tingkat Menengah memperoleh bobot 20 SKEM.
d. LKMM Tingkat Lanjut memperoleh bobot 30 SKEM.
(5) Mahasiswa yang aktif sebagai pemandu dalam kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen
Mahasiswa (LKMM) diberikan nilai A atau 4.0 dengan pembobotan sebagai berikut:
a. Pemandu LKMM memperoleh bobot 3 SKEM setiap kali memandu.
b. Pemandu LKMM TM memperoleh bobot 6 SKEM setiap kali memandu.

Bagian Ketiga
Penilaian Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 12

i. Mahasiswa yang aktif dalam Pengabdian Kepada Masyarakat diberikan nilai A atau 4.0 dengan
pembobotan yang diatur sebagai berikut:
a. Ditinjau dari jumlah masyarakat terdampak, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Individu atau 1 (satu) orang memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Sampai dengan 10 orang memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Sampai dengan 25 orang memperoleh bobot 3 SKEM.
4. Lebih dari 25 orang memperoleh bobot 5 SKEM.
b. Ditinjau dari jumlah pelaksana, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Individu atau 1 (satu) orang memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Kelompok memperoleh bobot 2 SKEM.
c. Ditinjau dari rentang waktu pelaksanaan, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Sampai dengan 1 (satu) bulan memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Sampai dengan 3 (tiga) bulan memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Sampai dengan 6 (enam) bulan memperoleh bobot 3 SKEM.
4. Sampai dengan 12 (dua belas) bulan memperoleh bobot 5 SKEM.
ii. Mahasiswa yang aktif mengikuti Kegiatan Pengabdian Kepada Masyrakat sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) memperoleh nilai apabila dapat menunjukkan surat tugas dan/atau bukti
lain yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Bagian Keempat
Penilaian Kegiatan Internasionalisasi dan Summit

Pasal 13

(1) Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan internasionalisasi yang diverifikasi oleh Direktorat
Hubungan Internasional ITS akan diberikan nilai A atau 4.0 dengan pembobotan yang diatur
sebagai berikut:
a. Ditinjau dari jenis keaktifan, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Sebagai peserta memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Sebagai panitia memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Sebagai pembicara memperoleh bobot 3 SKEM.
4. Sebagai pengurus memperoleh bobot 4 SKEM.
b. Ditinjau dari skala pelaksana, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Sampai dengan institut memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Sampai dengan Nasional memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Internasional memperoleh bobot 3 SKEM
c. Ditinjau dari rentang waktu aktivitas, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Sampai dengan 1 (satu) bulan memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Sampai dengan 3 (tiga) bulan memperoleh bobot 2 SKEM.
3. Sampai dengan 6 (enam) bulan memperoleh bobot 3 SKEM.
4. Sampai dengan 12 (dua belas) bulan memperoleh bobot 5 SKEM.
d. Ditinjau dari linearitas dari bidang ilmu, pembobotan diatur sebagai berikut:
1. Tidak linear dengan bidang ilmu memperoleh bobot 1 SKEM.
2. Linear dengan bidang ilmu memperoleh bobot 2 SKEM.

BAB V
MEKANISME PENILAIAN

Pasal 14

(1) Yang berhak memberikan penilaian SKEM (Tim Penilai) adalah:


a. Dosen Pembina UKM.
b. Dosen Pembina TPK untuk kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan.
c. Kepala Departemen untuk kegiatan kemahasiswaan yang dilaksaksanakan pada tingkat
Departemen.
d. Wakil Dekan untuk kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan pada tingkat fakultas.
e. Direktur Kemahasiswaan untuk kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan pada tingkat
institut, regional, dan nasional.
f. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan untuk kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan
pada tingkat internasional.
g. Direktur Hubungan Internasional untuk kegiatan internasionalosasi dan summit.
(2) Penilaian diberikan pada saat mahasiswa yang bersangkutan mengajukan penilaian setiap
semester/akhir kegiatan disertai bukti yang terkait.
(3) Bukti terkait sebagaimana ayat (2) berlaku hanya pada semester yang sedang berjalan.
(4) Penilaian sebagaimana ayat (2) menggunakan format yang telah ditentukan.
(5) Penilain divalidasi oleh dosen wali sebagai persyaratan untuk melaksanakan FRS pada tiap
semester.
(6) Submisi SKEM menjadi salah satu persyaratan untuk melaksanakan FRS dimulai dari semester
ketiga.
(7) Sertifikat dan/atau surat keterangan keaktifan dalam kegiatan hanya berlaku selambat-lambatnya
1 (satu) tahun sejak kegiatan tersebut dilaksanakan.
(8) Sertifikat dan/atau surat keterangan juara dalam kompetisi hanya berlaku selambat-lambatnya 1
(satu) tahun sejak kompetisi tersebut dilaksanakan.
(9) Sertifikat dan/atau surat keterangan keaktifan dalam kepengurusan ORMAWA hanya berlaku
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak kepengurusan tersebut berakhir.
(10) Laporan keuangan dan/atau rekening perusahaan hanya berlaku selambat-lambatnya 1 (satu)
tahun setelah laporan keuangan dan/atau rekening tersebut dicetak.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

(1) Pedoman SKEM ini mengikat bagi mahasiswa ITS mulai angkatan tahun akademik 2018/2019
sebagai persyaratan mengikuti yudisium.
(2) Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

BAB VII
ATURAN PERALIHAN

Pasal 16

(1) Mahasiswa yang tidak seperti diatur pada pasal 15 ayat (1) yang masih menggunakan sistem
penilaian SKEM lama akan dilakukan konversi penilaian sesuai dengan sertifikat dan surat
keterangan yang dimiliki.
(2) Mahasiswa yang tidak seperti diatur pada pasal 15 ayat (1) tidak dikenai konsekuensi seperti
diatur pada pasal 2 ayat (3).
(3) Sistem konversi seperti yang dimaksud di ayat (1) dikoordinir oleh Direktorat Kemahasiswaan
ITS.

iii. Hal lain yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur kemudian.

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal :

Rektor,

Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng


NIP. 19651012 199003 1 003

Anda mungkin juga menyukai