Anda di halaman 1dari 6

RESUME

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

INITIAL ASSESSMENT

Di Susun Oleh :

Kelompok 10/6A

AYNUR RISYDA ( 1130017037 )

FASILITATOR :

Arif Helmi S,S.Kep.,Ns,M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

1
2020

TUGAS RESUME INITIAL ASSESSMENT

A. Pengertian Initial Assessment


Initial Assessment adalah proses penilaian awal pada penderita trauma disertai
pengelolaan yang tepat untuk menghindari kematian.
B. Initial Assessment terdiri dari :
1. Persiapan
2. Primary survey
3. Re-evaluasi
4. Secondary Survey
5. Persiapan Rujukan
C. Initial Assessment meliputi :
1. Persiapan
Persiapan pada penderita berlangsung dalam dua fase yang berbeda, yaitu fase pra
rumah sakit/pre hospital, dimana seluruh penanganan penderita berlangsung dalam
koordinasi dengan dokter dirumah sakit. Fase kedua adalah fase rumah sakit/hospital
dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat.
Untuk persiapan harus menggunakan prinsip 3A yaitu:
a. Aman Penolong: Menggunakan APD dari kepala sampai dengan sepatu sesuai
dengan keadaan pasien yang digunakan.
b. Aman korban
c. Aman lingkungan
2. Primary Survey
Primary Survey dilakukan untuk menilai keadaan penderita dan prioritas terapi
berdasarkan jenis luka, tanda-tanda vital dan mekanisme trauma. Pada primary survey
dilakukan usaha untuk mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu
dengan menggunakan konsep ATLS :
a. A: Airway

2
Pertama kali harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas. Hal ini meliputi
pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh benda asing,
fraktur tulang wajah, fraktur mandibular atau maxilla, fraktur laring/trackhea.
Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal (servical
spine control) , dimulai dengan melakukan chin lift. Jika dicurigai ada kelainan
pada vertebra servikalis berupa fraktur maka harus dipasang alat immobilisasi
serta dilakukan foto lateral servikal. Pemasangan airway dilakukan pada penderita
dengan gangguan kesadaran atau GCS (Glasgow Coma Scale) ≤ 8, dan pada
penderita dengan gerakan motorik yang tidak bertujuan.
Cara menilai airway pastikan look, listen, feel :
1. Look : kembang kempis dada (berarti bernafas, melihat nafas atau tidak)
2. Listen : dengarkan hembusan nafas
3. Feel : hembusan nafas (dekatkan pipi dihidung)
b. B: Breathing
Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik
meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada dan diafragma. Dada penderita
harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan dan dilakukan auskultasi untuk
memastikan masuknya udara ke dalam paru. Perkusi dilakukan untuk menilai
adanya udara atau darah dalam rongga pleura. Sedangkan inspeksi dan palpasi
dapat memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu
ventilasi.
Trauma yang dapat mengakibatkan gangguan ventilasi yang berat adalah
tension pneumothoraks, flailchest dengan kontusuo paru dan open pneumothorax.
Sedangkan trauma yang dapat mengganggu ventilasi dengan derajat lebih ringan
adalah hemathoraks, simple pneumothorax, patahnya tulang iga dan kontusio
paru.
c. C: Circulation
1. Volume darah dan cardiac output
a. Tingkat kesadaran
Bila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang yang
mengakibatkan penurunan kesadaran

3
b. Warna kulit
Wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat merupakan
tanda hipovelemia. Syok hipovelemia disebabkan oleh dehidrasi,
pendarahan, luka bakar.
c. Nadi
Perlu dilakukan pemeriksaan nadi yang besar untuk melihat kekuatan nadi,
kecepatan, dan irama. Nadi yang tidak cepat, kuat dan teratur, biasanya
merupakan tanda hipovelemia. Apabila tidak ditemukan pulsasi dari arteri
besar maka merupakan tanda perlu dilakukan resutasi segera.
2. Pendarahan
Pendarahan eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka. Sumber
pendarahan internal adalah pendarahan dalam rongga thorax, abdomen, sekitar
fraktur dari tulang panjangm retroperitoneal akibat fraktur pelvis atau sebagai
akibat dari luka dada tembus perut.
d. D: Disability
Pada disability yang di nilai adalah tingkat kesadaran, ukiuran dan reaksi pupil,
tanda-tanda lateralisasi dan tingkat atau level cedera spinal. GCS adalah sistem
skoring sederhana dan dapat mengira-mengira autcome pasien. Penurunan
kesadaran dapat disebabkan oleh penurunan oksigenasi atau penurunan perfusi ke
otak atau disebabkan trauma langsung.
e. E: Exposure
Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya, biasanya dengan cara menggunting
dengan tujuan memeriksa dan mengevaluasi pasien. Setelah pakaian dibuka
pasien harus diselimuti agar tidak kedinginan.

3. Re-evaluasi
Penurunan keadaan dapat dikenali apabila dilakukan evaluasi ulang secara
terus- menerus sehingga gejala yang baru timbul, segera dapat dikenal dan
dapat ditangani secepatnya, monitoring tanda-tanda vital dan produksi urine
sangat penting. Produksi urin pada orang dewasa sebaiknya dijaga ½
cc/kgBB/jam, pada anak 1 cc/kgBB/jam

4
4. Secondary Survey
Survey sekunder adalah pemeriksaan kepala sampai kaki (head to toe
examination) termasuk re-evaluasi pemeriksaan vital
a. Anamnesis
Setiap pemeriksaan lengkap memerlukan anamnesis mengenai riwayat
luka. Biasanya data tidak bisa didapat dari pasien dan harus didapat dari
keluarga atau petugas lapangan.
Riwayat AMPLE
A: alergi
M: medikasi (obat yang diminum saat ini)
P: past illness (penyakit penyerta)/Pregnancy
L: last meal
E: even/ environment yang ebrhubungan dengan kejadian luka
Mekanisme luka sangat menentukan keadaan pasien, trauma biasnaya
dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Trauma tumpul dapat disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, terjatuh
dan kegiatan rekreasi atau pekerjaan.
2. Trauma tajam akibat pisau atau benda tajam dan senjata api semakin
sering ditemukan
3. Trauma termal akibat mobil terbakar, ledakan, benda yang terjatuhm
usaha penyelamatan diri ataupun serangan pisau dan senjata api.
4. Trauma kimia, toksin dan radiasi
Pertama disebabkan karena bahan-bahan ini dapat mengakibatkan
berbagai macam kejadian pada jantung, paru atau organ lain. Kedua
bahan ini dapat berbahaya bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien
tersebut.
b. Pemeriksaan Fisik
Secondary survey dapat dilkaukan pemeriksaan diagnostic yang lebih
spesifik seperti misalnya foto tambahan dari tulang belakang serta
eksremitas, CT-Scan kepala, dada, abdomen dan spine, USG,
bronkoskopi, esofagoskopi

5
5. Persiapan Rujukan
Untuk keputusan merujuk pasien dapat dipakai interhospital triage criteria.
Kriteria ini memakai data fisiologis pasien, cedera anatomis, mekanisme luka,
penyakit penyerta serta faktor-faktor yang dapat memengaruhi prognosis.

Anda mungkin juga menyukai