Anda di halaman 1dari 52

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN


KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI
DESA BETOYO KABUPATEN GRESIK

OLEH:
TUHFATUL ALIYAH
1130017038

DOSEN PEMBIMBING
Umdatus Soleha, SST. M.kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN


KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI
DESA BETOYO KABUPATEN GRESIK

OLEH:
TUHFATUL ALIYAH
1130017038

DOSEN PEMBIMBING
Umdatus Soleha, SST. M.kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020

i
PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI
DESA BETOYO KABUPATEN GRESIK

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai persyaratan pendidikan akademik untuk menyusun skripsi

Oleh:
TUHFATUL ALIYAH
1130017038

Disetujui oleh pembimbing:

Umdatus Soleha, SST. M.Kes

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

Judul : Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Penurunan


Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Desa
Betoyo Kabupaten Gresik
Penyusun : TUHFATUL ALIYAH
NIM : 1130017038
Pembimbing :
Tanggal ujian :

Disetujui Oleh Pembimbing :

Umdatus Soleha, SST. M.Kes

Mengetahui,
Ka.Prodi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

iii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

Proposal Penelitian
Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Di Desa Betoyo Kabupaten Gresik
Dinyatakan lulus
Tanggal ..............

Oleh Tim Penguji :


Ketua :
Umdatus Soleha, SST. M.Kes
Anggota I :
Nurul Kamariyah, S.Kep.Ns.M.Kes
Anggota II :
Siti Nurjanah. S.Kep.,Ns.,M.Kep

Mengetahui,
Ketua Kaprodi Studi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah. S.Kep.,Ns.,M.Kep

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat
menyelesaikanproposal penelitian ini dengan judul “Pengaruh Brisk Walking
Exercise Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellittus Di Desa Betoyo Kabupaten Gresik “sebagai salah satu persyaratan
akademik dalam rangka penyusunan propasal di program S1 Keperawatan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Penulisan proposal ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Umdatus Soleha, SST. M.Kes, Sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh
perhatian mendampingi dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal ini.
2. Siti Nurjanah. S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan yang
telah memberi kesempatan dan fasilitas dalam penyususnan proposal ini.
3. Nurul Kamariyah, S.Kep.Ns.M.Kes. Selaku PJMK dari Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Semester 6 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
4. Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, Meng., Selaku Rektor Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
5. Kepala Desa Betoyo Guci kabupaten Gresik yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini.
6. Ayahanda bpk. Asy’ari, ibunda ibu sholikha dan Keluarga besar tersayang yang
selalu memberikan doa, dukungan, dan bantuan moral maupun spiritual.
7. Sahabat saya Aimatul C, Sirriyatul M, dan teman-teman saya kelas 6A .
8. Semua pihak- pihak yang terkait dalam kelancaran pembuatan proposal ini.
Semoga Allah SWT memberikan balan pahala atas kebaikan dan ketulusan
hatinya yang telah membantu penulisan dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini tidak sempurna, sehingga perlu
masukan dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki proposal
ini .

Surabaya, 20 Maret 2020


Penulis

Tuhfatul Aliyah

v
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
LEMBAR JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL .................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL .................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Batasan Masalah............................................................................. 2
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Brisk Walking Exercise .................................................... 5
B. Konsep Gula Darah ....................................................................... 7
C. Konsep Diabetes Mellitus ............................................................. 13
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konseptual ..................................................................... 20
B. Hipotesis......................................................................................... 21
BAB 4 METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian............................................ 22
B. Populasi Penelitian ......................................................................... 22
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel ................ 22
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 23
E. Kerangka Kerja Penelitian ............................................................. 25
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ............... 26
G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data........................ 27
H. Pengolahan Dan Analisis Data ...................................................... 28
I. Etika Penelitian ............................................................................. 29
Daftar Pustaka ............................................................................................. 31

vi
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kadar Gula Darah Sewaktu dan Puasa Diagnosis mg/dl 9
Tabel 2.2 Kriteria DM berdasarkan Diagnostik Kadar Gula Darah 9
Tabel 4.1 Pengukuran Pree test dan post test ............................. 23
Tabel 4.2 Definisi Operasional Penelitian Pengaruh brisk walking
exercise terhadap penurunan kadar gula darah pada
penderita DM di Desa Betoyo Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Betoyo Kecamatan
Manyar Kabupaten Gresik tahun 2020 ....................... 27

vii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Bagan Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Brisk Walking Exercise


Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus di Desa Betoyo Kabupaten Gresik 21
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Pengaruh Brisk Walking Exercise
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus di Desa Betoyo Kabupaten Gresik 23

viii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang mengakibatkan sel
beta pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin secara efektif. Insulin
merupakan hormon yang mengatur keseimbangan kadar glukosa, sehingga akan
terjadi peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia) (Depkes, 2018).
Diabetes Melitus (DM) dapat menyebabkan hiperglikemia pada pasien DM.
Kondisi hiper-glikemia pada DM yang tidak dikontrol dapat menyebabkan gangguan
serius pada sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah (World Health
Organization, 2018). Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat per-
ubahan gaya hidup pasien, seperti meningkat-kan diet dan latihan fisik (International
Diabetes Federation, 2017). Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan pasien DM
kurang melakukan latihan fisik. Di wilayah Desa Betoyo kecamatan Manyar
kabupaten Gresik, Hasil wawancara di Desa Betoyo kecamatan Manyar kabupaten
Gresik pada tanggal 02 maret 2020 dari 10 orang ada 6 orang yang tidak
meghiraukan olahraga dan jarang melakukan pengecekan tentang gula darah..
Menurut International Diabetes Federation (2014) sebesar 8,3% penduduk di
dunia mengalami faktor risiko akibat perubahan gaya hidup, gangguan mental
emosional dengan adaanya perubahan lingkungan fisik dan perkembangan dunia yang
semakin modern (Depkes RI, 2010). Prevalensi ini meningkat dari tahun 2011 yaitu
7,0% dan diperkirakan pada tahun 2035 prevalensinya akan meningkat menjadi
10,0%. Indonesia merupakan negara yang menempati urutan ke 7 dengan penderita
DM sebanyak 8,5 juta penderita. Penderita DM terbanyak ada di negara-negara
berikut Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico. Angka kejadian
DM. Menurut Riskesdas (2013) terjadi peningkatan 1,1% di tahun 2007 menjadi
2,1% di tahun 2013 dari keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta jiwa.Menurut
Pengurus Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Bapak Subagijo Adi menyatakan
di Jawa Timur jumlah penderita DM sebanyak 6% atau 2.248.605 orang dari total
jumlah penduduk Jawa Timur sebanyak 37.476.757 orang (Persi, 2011). Faktor

1
faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan diabetes mellitus yaitu genetic,
usia, obesitas, jenis kelamin, aktivitas fisik. Untuk menghindari hal tersebut terjadi,
diperlukan pencegahan yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa yang
berpotensi diabetes melitus.
Pencegahan diabetes melitus berupa obat – obatan, pola hidup sehat dan aktifitas
fisik seperti berolahraga. Olahraga yang dapat dilakukan oleh orang dengan kadar
glukosa tinggi dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga gula darah lebih
cepat mengalami penurunan kadar glukosa (Listyani danFadillah, 2017). Salah satu
olahraga yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula dalam darah yaitu
dengan melakukan latihan aerobik. Salah satu latihan aerobik yang dapat dilakukan
dengan mudah yaitu brisk walking exercise atau yang biasa disebut dengan jalan
cepat.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas banyak faktor yang mempengaruhi Diabetes
Mellitus yaitu genetic, usia, obesitas, jenis kelamin, aktivitas fisik. Peneliti
membatasi masalah pada pengaruh brisk walking exercise terhadap penurunan kadar
gula darah pada penderita Diabetes Mellitus di Desa Betoyo kecamatan Manyar
kabupaten Gresik
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah ada Pengaruh brisk
walking exercise terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus di Desa Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik?
D. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
Mengatahui pengaruh brisk walking exercise terhadap penurunan kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus sebelum dan sesudah dengan diabetes mellitus
tipe II di Desa Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik
2. Tujuan Khusus

2
a. Mengidentifikasi kadar gula darah tinnggi (diabetes mellitus) pada kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah diberikan brisk walking exercise di Desa Betoyo
kecamatan Manyar kabupaten Gresik.
b. Mengindentifikasi kadar gula darah tinnggi (diabetes mellitus) pada kelompok
kontrol sebelum dan sesudah tanpa diberikan brisk walking exercise di Desa
Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik .
c. Menganalisis perbedaan pengaruh brisk walking exercise terhadap penurunan
kadar gula darah tinnggi (diabetes mellitus) pada kelompok perlakuan dan kontrol
sebelum dan sesudah melakukan brisk walking exercise di Desa Betoyo
kecamatan Manyar kabupaten Gresik.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan pengaruh brisk walking exercise terhadap
penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Desa Betoyo
kecamatan Manyar kabupaten Gresik sehingga dapat digunakan sebagai kerangka
dalam pengembangan ilmu. Menjadi informasi tambahan dan data dasar untuk
penelitian selanjutnya tentang pengaruh brisk walking exercise terhadap penurunan
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pengaruh dan latihan aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus Di Desa Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik.
b. Bagi Responden
Sebagai masukan dalam memberikan pengetahuan terhadap keluarga agar
mengetahui pengaruh jalan cepat (brisk walking exercise) terhadap penurunan kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi sehingga dapat dijadikan
bahan penelitian selanjutnya.

3
d. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi dalam
upaya menanggulangi penyakit diabetes mellitus di wilayah danau UNESA

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Brisk Walking Exercise
1. Pengertian Brisk Walking Exercise
Brisk walking exercise adalah aktivitas fisik dengan cara berjalan cepat dengan
kecepatan yang moderate dari pada jalan biasa dengan waktu dan jarak yang sudah
ditentukan (Nuryanto et al, 2016).
Waktu yang disarankan untuk melakukan brisk walking exercise yaitu sekitar 30
– 50 menit namun ketika tidak mampu dalam waktu tersebut dapat dilakukan secara
bertahap dengan cara melakukan brisk walking exercise selama 15 menit karena
dalam waktu 15 menit denyut nadi aerobic akan tercapai. Latihan ini dilakukan
dengan jeda istirahat pada hari ke 7 atau minimal 3 kali dalam seminggu (Nuryanto,
2016). Brisk walking exercise juga dapat melatih kekuatan otot –otot besar seperti
legs, hip, abdomen, chest, shoulder and arm (Guccione et al, 2012).
2. Manfaat Brisk Walking Exercise
Manfaat Brisk Walking Exercise adalah sebagai berikut:
a. Menurunkan berat badan
b. Meningkatkan kebugaran
c. Meningkatkan kualitas kardiorespirasi
d. Meningkatkan kekuatan otot
e. Menurunkan tekanan darah tinggi
3. Fisiologi Brisk Walking Exercise Terhadap Kadar Glukosa
Glukosa adalah karbohidrat terpenting yang dapat diserap oleh aliran darah
sebagai glukosa dan gula lain sehingga dapat di ubah menjadi glukosa dihati. Glukosa
merupakan bahan utama yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi selama
beraktivitas (Amir et all, 2015) Glukosa akan dipecah menjadi energy dan sisanya
akan dikonversikan di hati dalam bentuk glikogen (Rumana dan Fitranti, 2013).
Kerja glukosa akan dipengaruhi oleh dua hormon yaitu hormone insulin dan
glukagon. Kerja hormon insulin yaitu ketika tubuh menyupai makanan, tubuh akan
merubah makanan tersebut menjadi glukosa. Selanjutnya hormone insulin akan

5
merubah glukosa menjadi energi yang akan digunakan oleh tubuh dan ketika terdapat
kelebihan glukosa, akan disimpan didalam hati (glikogen) (Kasmita, 2013).
Sedangkan hormone glukagon produksinya akan meningkat ketika tubuh dalam
keadaan berpuasa (Perkeni, 2015). Dalam keadaan berpuasa, tubuh akan kekurangan
glukosa sehingga hormone glukagon akan mengubah glikogen yang ada di hati akan
dirubah menjadi glukosa yang dibutuhkan oleh tubuh (Kasmita, 2013). Kadar glukosa
yang tinggi erat kaitannya dengan penyakit diabetes melitus.
Diabetes melitus adalah gangguan yang diakibatkan karena kadar glukosa
dalam darah tidak stabil. Diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik
yang terjadi karena hiperglikemia yang disebabkan adanya kelainan kerja insulin
ataupun sekresi pada insulin (Tritisari et al, 2018). Hiperglikemia atau peningkatan
glukosa yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
tubuh lainnya, seperti kerusakan syaraf dan pembuluh darah yang akan dapat
menyebabkan beberapa faktor resiko yaitu penyakit jantung, stroke, neuropati dan
resiko kematian (KEMENKES, 2013).
Pentingnya pengontrolan kadar glukosa yaitu untuk menghindari komplikasi
yang akan diakibatkan oleh hiperglikemi (peningkatan glukosa). Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengontrol kadar glukosa yang tinggi yaitu dengan
melakukan olahraga salah satunya yaitu melakukan brisk walking exercise.
Brisk walking exercise adalah latihan berjalan cepat dengan intensitas yang
lebih tinggi dari berjalan biasa. Brisk walking exercise atau jalan cepat merupakan
aktivitas yang sangat sederhana dapat dilakukan oleh semua golongan. Brisk walking
exercise juga merupakan olahraga aerobic yang memiliki efek fisiologis dapat
memperlancar aliran darah dalam tubuh. Brisk walking exercise akan memicu
terjadinya peningkatan kerja otot yang akan menyebabkan ambilan glukosa pada otot
meningkat sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi (Fauzi, 2013).
4. Teknik Brisk Walking Exercise
Melakukan Brisk Walking Exercise terdapat 3 gerakan yang harus diperhatikan
yaitu sebagai berikut (Penjasorkes, 2010) :

6
a. Posisi Tubuh
Saat berjalan maju posisi badan condong ke depan atau kebelakang untuk
mempertahankan posisi bada tetap tegak. Posisi shoulder tidak boleh terangkat
pada saat mengayunkan tangan.
b. Kaki Waktu Melangkah
Pada saat menumpu tumit harus mendarat terlebih dahulu lalu bergerak ke arah
depan secara teratur.
c. Gerakan Lengan dan Bahu
Gerakan mengayun dari muka kebelakang dengan elbow diteku tidak kurang dari
900 untuk mempetakan keseimbangan dan mengayun dengan rilex.

Gambar 2.1 Brisk Walking Exercise (Avynkaren, 2012)

B. Konsep Gula Darah


1. Pengertian Kadar Gula Darah
Didalam kadar gula darah terdapat zat glukosa ini gunanya untuk dibakar agar
mendapatkan kalori atau energy. Sebagian besar glukosa yang ada di dalam darah
adalaah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan
energy dalam jaringan. Glukosa yang ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita

7
makan atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, kentang,
jagung, ubi, roti atau dari yang lain (Djojodibroto,2015).
Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang terdapat di dalam darah. Kadar
gula darah ini juga disebut dengan kadar gula darah plasma. Kadar gula darah ini
diukur denggan satuan mg∕dl (Campbell, 2016).
Kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa dalam
darah. Kadar gula darah biasanya berfluktuasi, naik turun sepanjang hari dan setiap
saat tergantung pada makanan yang masuk dan aktivitas fisik sesorang. Jika kadar
gula darah melebihi batas normal disebut kadar gula darah tinggi atau Hyperglikemia
(Nathan, 2013).
2. Proses penyerapan bakar gula darah
Gula dalam darah terutama diperoleh dari fraksi karbohidrat yang terdapat dalam
makanan. Gugus atau molekul gula dalam karbohidrat dibagi menjadi gugus gula
majemuk yang terdiri dari disakarida (sukrosa, laktosa) dan polisakarida (amilum,
selulosa, glikogen).
Proses penyerapan gula dari makanan melalui dua tahapan yaitu tahap pertama,
setelah makanan dikunyah dalam mulut, selanjutnya akan masuk ke saluran
pencernaan (lambung dan usus), pada saat itu gugusan gula majemuk diubah menjadi
gugusan gula tunggal melalui ribuan pembuluh kecil menembus dinding usus dan
masuk ke pembuluh darah (vena porta). Kadar gula dalam darah akan dijaga
keseimbangannya oleh hormone insulin yang diproduksi oleh kelenjar beta sel
pancreas.
Mekanisme kerja hormone insulin dalam mengatur keseimbangan kadar gula
dalam darah adalah dengan mengubah gugusan gula tunggal menjadi guugusan gula
majemuk yang sebagian besar disimpan dalam hati dan sebagian kecil disimpan
dalam otak sebagai cadangan pertama. Namun, jika kadar gula dalam darah masih
berlebihan , maka hormon insulin akan mengubah kelebihan gula tersebut menjadi
lemak dan protein melalui suatu proses kimia dan kemudian menyimpannya sebagai
cadangan kedua.

8
Gula setiap saat didistribusikan ke seluruh tubuuh sebagai bahan-bahan bakar
yang digunakan dalam seluruh aktivitas hidup. Jika dalam kondisi puasa sehingga
tidak ada makanan yang mmasuk, maka cadangan gugusan gula majemuk dalam hati
akan dipecah dan dilepaskaan ke dalam aliran darah. Jika ternyata masih diperlukan
tambahan gula, mka cadangan kedua berupa lemak dan protein juga akan diuraikan
menjadi glukosa (Lanywati,2016)
3. Nilai kadar gula darah
Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5-5,5 mmol/L. (James baker &
Swain. 2014) dalam keadaan normal , kadar gula dalam darah saat berrpuasa berkisar
antara 80 mg%-120 mg%, sedangkan satu jam sesudah makan akkan mencapai
170mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun hingga mencapai 140%.
Nilai normal glukosa dalam darah dapat dihitung dengan berbagai cara dan
criteria yang berbeda. Berikut ini table penggolongan kadar gluukosa darah sewaktu
dan puasa.
Tabel 2.1 Kadar Gula Darah Sewaktu dan Puasa Diagnosis mg/dl
Criteria Bukan DM Belum Pasti DM DM
Kadar gula darah Plasma vena <110 mg/dl 110-199 mg/dl ≥200 mg/dl
Sewaktu (mg/dl) Darah kapiler <90 mg/dl 90-199 mg/dl ≥200 mg/dl
Kadar gula darah Plasma vena <100 mg/dl 100-125 mg/dl ≥126 mg/dl
Puasa (mg/dl) Darah kapiler <90 mg/dl 90-99 mg/dl ≥100mgdl

Tabel 2.2 Kriteria DM berdasarkan Diagnostik kadar gula darah


Kriteria Plasma Vena Darah Kapiler
Diabetes melitus
Puasa ≥126 mg/dl <100 mg/dl
2 jam post prandial ≥200 mg/dl ≥200 mg/dl
Toleransi glukosa terganggu
Puasa 110-125 mg/dl 90-109 mg/dl
2 jam post prandial 140-199 mg/dl 140-199 mg/dl

9
Sedangkan menurut WHO kadar gula darah normal yaitu,
a. Ketika puasa (72-126 mg/dl)
b. 90 menit setelah makan (180 mg/dl)
c. Dan pada malam hari 144 mg/dl
Sedangkan menurut (Benny, 2016) kadar gula darah yaitu,
a. Kadar gula darah sesaat : kadar gula darah yang diambil hanya saat sekali dan
hanya pada waktu dilakukan pengambilan kadar gula darah.
1) Normal : kadar gula <140 mg/dl
2) Pra diabetes : kadar gula 140-200 mg/dl
3) Diabetes : kadar gula >200 mg/dl
b. Kadar gula darah acak yaitu kadar gula darah yang diambil secara acak tanpa
melihat apakah orang tersebut sudah makan, berpuasa atau mengalami stress.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar gula darah
Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain berat badan
(Guyton, 2014, Smeltzer & Bare, 2015, Soegondo & llyas, dalam Soegondo, S.,
et al. 20016). Faktor ini diperkirakan memegang peranan pada proses terjadinya
resitensi insulin. Reseptor-reseptor insulin menjadi tidak peka, sehingga
glukosa tidak dapat digunakan oleh sel tubuh, dan menyebabkan peningkatan
kadar gula darah.
Menurut (Sherwood, 2014) gula darah adalah satuan terkecil dari karbohidrat
yang telah di metabolisme di dalam tubuh dan berada didalam darah. Yang
mempengaruhi kadar gula darah antara lain :

a. Asupan makanan (karbohidrat)

Apabila masukan makanan lebih banyak dari pada kebutuhan kalori sehari
maka makanan ini akan ditimbun dalam bentuk glikogen dan lemak. Apabila
sel beta pankreas kurang sempurna pada suatu saat tidak berdaya lagi
memproduksi insulin sesuai dengan makanan yang masuk, maka akan

10
menyebabkan sel beta dekompensasi yang akhirnya menimbulkan peningkatan
kadar gula darah.

b. Olahraga
Apabila tubuh bergerak, maka terjadi proses energi tinggi yang memerlukan
sejumlah glukosa untuk pembakarannya. Pada proses tersebut, kebutuhan
terhadap hormon insulin menjadi berkurang. Pada keadaan kurang bergerak,
glukosa tidak banyak dibakar, maka bahan makanan yang masuk disimpan
dalam tubuh dan menjadi lemak. Hal ini memerlukan lebih banyak hormon
insulin untuk mempertahankan glikogen dan lemak dalam tubuh.
Kebutuhan yang berlebihan ini akan memacu sel beta pankreas untuk
memproduksi insulin. Pada suatu saat sel beta pankreas dapat kepayahan, dan
keadaan ini akan menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
c. Berat badan
Berat badan yang semakin tinggi akan menyebabkan jaringan lemak juga akan
meningkat, terutama apabila jaringan lemak terjadi di daerah sentral, keadaan
ini akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut dan
akan terjadi hipertropi sehingga menyebabkan jumlah reseptor insulin yang
lebih banyak, dan sel beta pankreas juga akan menurun sehingga menyebabkan
peningkatan kadar gula darah.
d. Stress

Kehidupan yang penuh dengan stress akan berpengaruh terhadap fluktasi kadar
gula darah, hal ini tersebut diakibatkan terjadi peningkatan hormone stress.
Rangsangan yang dapat mengakibatkan stress misalnya menstruasi, infeksi
berat, stress fisik dan emosional, pembedahan dan luka bakar. Keadaan ini
sering kali menyebabkan seseorang mengalami peningkatan kadar gula darah.

5. Hubungan Kadar Gula Darah dengan Aktifitas Fisik


Latihan fisik merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM yang berfungsi
untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan juga untuk menjaga kebugaran tubuh. c

11
Latihan fisik yang rutin menyebabkan sel akan terlatih dan lebih sensitif terhadap
insulin sehingga asupan glukosa yang dibawa glukosa transporter ke dalam sel
meningkat. Aktifitas fisik ini pula yang kemudian menurunkan kadar glukosa puasa
pada sampel yang diperiksa.
C. Konsep Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah tingginya kadar gula darah akibat tubuh tidak memiliki
hormon insulin atau insulin tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Insulin
disekresikan oleh sel-sel beta yang merupakan salah satu dari empat tipe sel dalam
pulau-pulau Langerhans pankreas. Sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan
glukosa ke dalam sel sel otot, hati serta lemak. Insulin di dalam sel-sel tersebut
menimbulkan efek seperti menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot
(dalam bentuk glikogen), meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam
jaringan adiposa dan mempercepat pengangkutan asam amino (yang berasal dari
protein makanan) ke dalam sel (Angria. 2019).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati (Nurarif, 2015).
2. Tipe-tipe Diabetes Mellitus
Menurut (padila, 2012) klasifikasi Diabetes Mellitus sebagai berikut:
a. Tipe I : Diabetes insulin tergantung insulin (IDDM)
b. Tipe II: Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
c. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan dengan keadaan atau sindrom
lainnya
d. Diabetes mellitus gestasional (GDM).

12
3. Penyebab diabetes mellitus
Menurut Tholib, Ali Maghfuri (2016), penyebab diabetes mellitus dapat menjadi
tiga yaitu:
a. Virus dan bakteri
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta virus/bakteri merusak sel, juga
bisa merusak autoimun dalam sel beta.
b. Bahan toksik atau beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah aalokson,
pyrinuron (rodentisida), dan streptozoting (produk dari sejenis jamur). Bahan lain
adalah sianida berasal dari singkong.
c. Genetik atau faktor keturunan
Para ahli kesehatan menyebutkan penyakit diabetes melitus merupakan penyakit
yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya laki-laki menjadi
penderitanya sedangkan kaum perempuan sebagai pihak pembawa gen untuk
diwariskan pada anak-anaknya.
d. Tanda gejala Diabetes mellitus
Menurut (Hurst, Marlene 2016) tanda gejala Diabetes mellitus berpatokan tiga
"P" yang berhubungan dengan hiperglikemia antara lain.
1) Poliuria
Adalah volume urine manis yang berlebihan, ambang batas ginjal untuk
“mengeluarkan” partikel gula dari darah kedalaam urine adalah sekitar 180
mg/dl setelah gula darah mencapai sekitar 180 mg/dL, ginjal tidak dapat lagi
mereabsorpsi partikel gula menyebabkan ekskresi gulukosa di urine.
2) Polidispia
Polidispia adalah rasa haus yang berlebihan. Haus adalah mekanisme
kompensasi yang menyertai poliuria.Tubuh berupaya menggantikan volume
cairan yang hilang akibat diuresis berlebihan.

13
3) Polifagia
Polifagia adalah rasa lapar yang berlebihan. Sel otak sangat kelaparan karena
gula didalam darah tidak dapat berpindah dari serum ke sel dan sel otak
memerlukan suplai glukosa yang konstan.
4. Faktor yang Mempengaruhi
a. Genetic atau bawaan
Faktor genetic merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes
melitus yang dibawa oleh orang tua kepada anaknya, umumnya terjadi pada
diabetes tipe 1. Prevalensi kejadian diabetes melitus tertinggi yang terjadi pada
diabetes yaitu anak –anak dari orang tua yang menderita diabetes.
b. Usia
Usia 60 ke atas rentan terkena diabetes karena semakin tua organ – organ dalam
tubuh mengalami penurunan fungsi terutama kemampuan sel beta pancreas akan
mengalami penurunan dalam memproduksi insulin. Bertambahnya usia akan
menyebabkan perubahan metabolisme karbohidrat dan perubahan pada
pelepasan insulin di pankreas sehingga menyebabkan terhambatnya pelepasan
glukosa yang masuk ke dalam sel tubuh. Usia lanjut dapat mempengaruhi
penurunan pada sistem tubuhterutama pada sistem endokrin yang akan
menyebabkan terjadinya resistensi insulin yang berakibat tidak stabilnya kadar
glukosa dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyakit diabetes
melitus (Isnaini dan Ratnasari, 2018).
c. Obesitas
Obesitas erat kaitannya dengan perkembangan diabetes tipe 2. Hasil penelitian
yang dilakukan Isnaini dan Ratnasari, 2018 mengatakan bahwa obesitas dapat
mempengaruhi diabetes tipe 2 karena kurangnya aktivitas fisik serta tingginya
konsumsi protein, karbohidrat dan lemak yang merupaka faktor resiko terjadinya
obesitas. Orang yang obesitas akan mengalami peningkatan asam lemak dalam
sel yang akan menyebabkan menurunnya pengambilan gula darah dan
menyebabkan terjadinya resistensi insulin pada jaringan otot.

14
d. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat dan fungsi biologi antara laki – laki
dan wanita yang digunakan untuk menentukan perbedaan peran dalam reproduksi
(Oakley, 2015). Jenis kelamin sangat mempengaruhi terjadinya penyakit diabetes
miletus. Penyakit diabetes melitus sebagian besar di jumpai oleh wanita, karena
wanita memiliki LDL (Low Density Lipoprotein) atau yang dikenal dengan kata
kolesterol jahat tingkat trigliserida yang leih tinggi dibandingkan dengan laki –
laki, dan juga pada wanita akan mengalami siklus bulanan dan monopouse yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan lemak dalam tubuh menjadi sangat mudah
terakumulasi (Irawan, 2010).
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik atau berolahraga dengan rutin dapat mempengaruhi kadar glukosa
dalam tubuh dan dapat meningkatkan kerja otot. Aktivitas fisik yang teratur
dapat meningkatkan kebugaran pada tubuh sehingga mengakibatkan insulin
dapat terproduksi dengan maksimal dan tersedia banyak sehingga konsentrasi
glukosa dalam darah akan berkurang. Seseorang yang jarang melakukan olahraga
atau aktivitas fisik akan mengkibatkan zat makanan yang masuk tidak akan
dibakar dan akan tertimbun pada tubuh dalam bentuk lemak dan gula (Isnaini dan
Ratnasari, 2018).
f. Pemeriksaan
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk mengetahui seseorang menderita
Diabetes Mellitus diantaranya, glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah
puasa, dan tes toleransi glukosa (Padila, 2012)
5. Patofisiologi Diabetes Mellitus
Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja secara optimal,
jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau keduanya. Gangguan
metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu :
a. Karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas karena pengaruh dari luar seperti zat
kimia, virus dan bakteri.

15
b. penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena
kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.
c. Insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas berfungsi untuk mengatur kadar
glukosa darah dalam tubuh (Fatimah, 2015).
Kadar glukosa darah yang tinggi akan menstimulasi sel beta pankreas untuk
mengsekresi insulin. Sel beta pankreas yang tidak berfungsi secara optimal sehingga
berakibat pada kurangnya sekresi insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah
tinggi. Penyebab dari kerusakan sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh
penyakit autoimun dan idiopatik (NIDDK, 2014).
Gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin disebut dengan resistensi
insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor, pre reseptor dan post
reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak dari biasanya untuk
mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap normal. Sensitivitas insulin untuk
menurunkan glukosa darah dengan cara menstimulasi pemakaian glukosa di jaringan
otot dan lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati menurun. Penurunan
sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar glukosa
dalam darah tinggi (Prabawati, 2012).
Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada proses filtrasi yang
melebihi transpor maksimum. Keadaan ini mengakibatkan glukosa dalam darah
masuk ke dalam urin (glukosuria) sehingga terjadi diuresis osmotik yang ditandai
dengan pengeluaran urin yang berlebihan (poliuria). Banyaknya cairan yang keluar
menimbulkan sensasi rasa haus (polidipsia). Glukosa yang hilang melalui urin dan
resistensi insulin menyebabkan kurangnya glukosa yang akan diubah menjadi energi
sehingga menimbulkan rasa lapar yang meningkat (polifagia) sebagai kompensasi
terhadap kebutuhan energi. Penderita akan merasa mudah lelah dan mengantuk jika
tidak ada kompensasi terhadap kebutuhan energi tersebut (Hanum, 2013).

16
6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
a. Penatalaksanaan Medis (Farmakologi)
1) Memicu Produksi Insulin
a) Sulfomilurea : Obat ini telah di gunakan dalam menangani hipoglikemia
pada diabetisi tipe 2 selama lebih dari 40 tahun. Mekanisme kerja obat ini
cukup rumit. Ia bekerja terutama pada sel beta pankreas untuk meningkatkan
produksi insulin sebelum maupun setelah makan. Sulfomilurea sering di
gunakan pada penyandang diabetes yang tidak gemuk diamana kerusakan
utama di duga adalah terganggunya produksi insulin (Damayanti. 2015).
b) Golongan Glinid : Meglitinide merupakan bagian dari kelompok yang
meningkatkan produksi insulin (selain Sulfomilurea). Maka dari itu ia
membutuhkan sel beta yang masih berfungsi baik. Repaglimid dan
nateglinid termasuk dalam kelompok ini mempunyai efek kerja cepat lama
kerja sebentar dan di gunakan untuk mengontrol kadar glukos darah setelah
makan (Damayanti. 2015).
2) Meningkatkan kerja insulin (sensitivitas terhadap insulin)
a) Biguanid : Metformin adalah salah satunya biguanid yang tersedia saat ini.
Metformin berguna untuk diabetisi gemuk yang mengalami penurunan kerja
insulin. Sebanyak 25% dari diabetisi yang di berikan metformin ddapat
mengalami efek samping pada saluran pencernaan, yaitu rasa tak nyaman di
perut, diare dan diare dan rasa seperti logam di lidah (Damayanti. 2015).
b) Tiazolidinedion : Saat ini terdapat 2 Tiazolidinedion di indinosia yaitu
rosiglizoone dan pioglitazone. Obat golongan ini memperbaiki kadar glukosa
darah dan menurunkan hiperinsulinaemia (tingginya kadar insulin) dengan
meningkatkan kerja insulin (menurunkan resistensi insulin) pada
penyandang diabetes mellitus tipe 2. Obat golongan ini juga dapat
menurunkan kadar trigliserida asam lemak bebas (Damayanti. 2015).
c) Rosiglitazone (avandia) : Dapat di gunakan kombinasi dengan metformin
pada diabetasi yang gagal mencapai target kontrol glukosa darah dengan

17
pengaturan makan dan olahraga. Di berikan juga untuk meningkatkan kerja
(sensitivitas) insulin.
Efek samping dari obat ini dapat berupa bengkak di daerah perifer (mislanya
kaki), yang di sebabkan oleh peningkatan volume cairan dalam tubuh
(Damayanti. 2015).
b. Penatalaksanaan Non Medis
1) Manajemen Diet
Tujuan umum penatalaksanaan diet pasien DM antara lain : mencapai dan
mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid mendekati normal, mencapai dan
mempertahankan berat badan dalam batas-batas normal atau ± 10 % dari berat badan
idaman, mencegah komplikasi akut dan kronik, serta meningkatkan kualitas hidup.
Bagi pasien obesitas, penurunan berat badab, merupakan kunci dalam penganana
DM. Penurunan berat badan ringan (5-105% dari total berat badan) telah
menunnukkan perbaikkan dalam mengontrol DM tipe 2. Penatalaksanaan di mulai
dari menilai kondisi pasien, salah satunya menilai status gizi. Penilaian status gizi
dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT) = BB/TB 2 (meter) untuk melihat
apakah penderita DM mengalami kegemukan atau obesitas, normal atau kurang gizi.
IMT normal pada orang dewasa antara 18,5-25 (Damayanti. 2015).
2) Latihan fisik (olah raga)
Olahraga mengaktifasi ikatan insulin dan reseptor insulin di membran plasma
sehingga dapat menerunkan kadar glukosa darah. Manfaat latihan fisik adalah
menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan oleh otot dan
memperbaiki pemakaian insulin, memperbaiki sirkulasi darah dan tonus otot,
mengubah kadar gulah darag yaitu meningkatkan kadar HDL kolesterol dan
menurunkan kadar kolesterol total serta trigliserida (Damayanti. 2015).
3) Pemantauan Kadar Gula Darah
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri memungkinkan untuk deteksi
dan mencegah hiperglikemia atau hipoglikemia, pada akhirnya akan mengurangi
diabetik jangka panjang. Beberapa hal yang harus di monitor secara berkala adalah
glukosa darah, glukosa urine, keton darah, keton urine. Selain itu juga, pengkajian

18
tambahan seperti cek berat badan secara reguler : pemeriksaan fisik teratur dan
pendidikan tentang diit, kemampuan monitoring diri, injeksi, pengetahuan umum
tentang diabetes dan perubahan-perubahan dalam diabetes (Damayanti. 2015).
4) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan pada pasien DM diperlukan karena penatalaksanaan DM
memerlukan perilaku penanganan yang khusus seumur hidup. Pasien tidak hanya
belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri guna menghindari fluktuasi kadar
glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus memiliki perilaku preventif dalam
gaya hidup untuk menghindari komplikasi diabetik jangka panjang. Pasien harus
mengerti mengenai nutrisi, manfaat dan efek samping terapi, latihan, perkembangan
penyakit, strategi pencegahan, teknik pengontrolan gula darah dan penyesuaian
terhadap terapi. Seperti yang dikemukakan Thiebaud, bahwa penatalaksanaan DM
tipe 2 adalah selama hidupnya pasien harus rutin melakukan kunjungan ke dokter
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium serial, pemeriksaan fisik, perawatan kaki,
melakukan diet DM olah raga dan mendapatkan pendidikan kesehatan dalam upaya
merawat DM secara mandiri (Damayanti. 2015).

19
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual dalam penenlitian ini adalah sebagai berikut:

Faktor-faktor Kadar gula Pengobatan


yang darah tinggi non
mempengaruhi farmakologi
Kadar Gula DM Tipe I
Latihan fisik Penurunan kadar
Darah:
DM Tipe II brisk walking Gula Darah
1) Asupan
makanan exercise
Diabetes
(karbohidrat) Gestasional Diet
2) Olahraga
3) Berat badan Pemantauan
4) Stress kadar gula
darah

Sumber : Sherwood (2014), Damayanti (2015)

Keterangan :

= yang diteliti

= yang tidak diteliti

= Mempengaruhi

Gambar 3.1 : Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Desa Betoyo Kabupaten
Gresik

Berdasarkan konseptual di atas faktor yang mempengaruhi kadar gula darah


yaitu asupan makanan (karbohidrat), berolah raga, berat badan, stress. Tipe kadar
gula darah tinggi yaitu diabetes mellitus tipe I, diabetes mellitus tipe II, Diabetes
Gestasional. Penderita Diabetes Mellitus sangat dianjurkkan melakukan aktifitas fisik
brisk walking exercise.

20
B. Hipotesis

Ada pengaruh olahraga brisk walking exercise terhadap penurunan kadar gula

darah pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II.

21
BAB 4
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperimental design dengan
pendekatan one group pretest-posttest design. Rancangan ini berupaya untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok
eksperimental (Nursalam, 2017).
Tabel 4.1. Tabel Pengukuran Pre-test dan Post-test
Subjek Pre-test Perlakuan Post-test
K O I OI
Time 1 Time 2 Time 3
Sumber : Nursalam, 2017

Keterangan:
K : Subjek
0 : Observasi kadar glukosa darah sebelum intervensi (brisk walking exercise)
I : Intervensi (brisk walking exercise)
0I : Observasi kadar glukosa darah sesudah intervensi (brisk walking exercise)
B. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah orang yang menderita Diabetes Mellitus di Desa
Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik, yang menderita Diabetes Mellitus
sebesar 30 orang.
C. Sampel, Besar Sampel, Cara Pengambilan Sampel
1. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian orang yang menderita diabetes mellitus di
Desa Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik.
2. Besar Sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan di jadikan sampel. Peneliti
menentukan besar sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

N
𝑛=
1 + N (d)2

22
30
𝑛=
1 + 30 (0,05)2

30
𝑛=
1 + 30. 0,0025

30
𝑛=
1 + 0,0075
30
𝑛=
1,075

n = 27,9

n = 28 responden

Jadi besar sampel penelitian adalah 28 responden.

Keterangan :

n = besarnya sampel yang dikehendaki

N= besar populasi

d = tingkat ketepatan yang diinginkan = 0,05

3. Cara pengambilan sampel


Penelitian ini menggunakan NonProbability Sampling dengan purposive
Sampling. populasi yang akan digunakan menjadi sampel. Peneliti mendatangi rumah
responden yang terdekat supaya tidak mengganggu pada aktivitas responden atau
kegiatan di Desa Betoyo Kabupaten Gresik.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik.
Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan di
antaranya adalah sebagai berikut:

23
a) Di Desa Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik di jumpai orang dengan
kadar gula darah tinggi dan cenderung melakukan olahraga ringan.
b) Peneliti telah mengenal lokasi tersebut sehingga mempermudah pengumpulan.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada , Maret 2020

24
E. Kerangka Operasional Penelitian

Populasi
Seluruh orang yang menderita gula darah di Desa Betoyo kecamatan
Manyar kabupaten Gresik sebesar 30 orang.

Sampling
NonProbality sampling dengan menggunakan porpusive, Sampling

Sampel
Orang yang menderita gula darah di Desa Betoyo kecamatan Manyar
kabupaten Gresik sebanyak 28 orang.

Pengumpulan
Pengumpulan
data
Variabel Dependen Variabel Independen

Pre :kadar Glukosa


Brisk Walking Exercise

Instrumen : SOP Brisk


Skala : Rasio
Walking Exercise

Post :Pengecekan Gula Darah Setelah melakukan brisk walking


exercise selama 15-30 menit

Analisis Data

Penyajian hasil dan pembahanan

Simpulan dan Saran

25
Gambar 4.1 :Kerangka Operasional Pengaruh brisk walking exercise Terhadap
Penurunan Gula Darah pada penderita Diabetes Mellitus Di Desa
Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
a. Variabel Dependent (Terikat)
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah pengaruh brisk walking exercise
terhadap penurunan gula darah.
b. Variabel Independent (Bebas)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pada kelompok perlakuan sebelum
dan sesudah melakukan brisk walking exercise.
2. Definisi Operasional
Tabel 4.2 :Definisi Operasional Pengaruh brisk walking exercise Terhadap
Penurunan Gula Darah pada penderita Diabetes Mellitus Di Desa
Betoyo kecamatan Manyar kabupaten Gresik.
Variabel Definisi operasional Kategori dan Kriteria Alat ukur Skala
ukur
Variabel Glukosa darah 1. Tekanan menurun, jika: Gluco Rasio
dependent: merupakan gula yang Sesudah melakukan brisk test,alcohol
kadar terdapat dalam darah walking exercise dan hasil swab,
glukosa yang terbentuk dari kadar gula darah lebih rendah dicatat pada
darah karbohidrat dalam dari sebelumnya, dengan lembar
makanan dan (Kode 1) observasi
disimpan sebagai 2. Tekanan tetap, jika :
glikogen dihati. Sesudah melakukan brisk
walking exercise dan hasil
kadar gula darah darah tetap
dengan (Kode 2)
3. tekanan naik jika:
Sesudah melakukan brisk
walking exercise dan hasil
kadar gula darah naik dari
sebelumnya dengan (kode 3)
Variabel Adalah aktivitas fisik Minggu pertama waktu yang SOP Ordinal
Independent: dengaan cara berjalan diberikan kepada kelompok
Brisk cepat dengan perlakuan minggu pertama 15

26
walking kecepatan yang menit, kedua 30 menit
exercise moderate dari pada
jalaan biasa dengan
waktu dan jarak yang
sudah ditentukan.
G. Instrumen penelitian dan cata pengumpulan data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang akan dipilih dan digunakan peneliti dalam
kegiatan mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan berupa lembar checklist (√)
yang mencakup data demografi responden, sedangkan instrumen yang digunakan
untuk kadar gula darah adalah glucotest, alcohol swab dan hasilnya dicatat pada
lembar observasi.
2. Cara pengumpulan Data
Berikut ini tahap-tahap pengumpulan data yaitu :
a. Peneliti memperoleh surat izin penelitian dari Institusi Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya yang ditujukan kepada pusesmas Betoyo kecamataan Manyar
Kabupaten Gresik
b. Setelah memperoleh izin dari pusesmas Betoyo kecamataan Manyar Kabupaten
Gresik, peneliti menuju ke subjek penelitian. Peneliti memberikan informasi
tentang tujuan dan sifat keikutsertaan subjek peneliti untuk menjadi responden
dalam penelitian. Bagi yang setuju untuk di jadikan responden di berikan lembar
informed consent.
c. Peneliti Memilih 28 responden untuk dijadikan kelompok perlakuan
d. Tehnik pelaksanaan
1) Memastikan bahwa sampel bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
dengan memberikan surat persetujuan jika responden menyetujui, maka
selanjutnya menjelaskan prosedur pelaksaan dan menjamin kerahasiaan dari
data pasien.

2) Mengukur kadar gula darah

3) Mengaplikasikan intervensi berupa brisk walking exercise.

27
4) Pada minggu terakhir, lakukan pemeriksaan gula darah pada akhir intervensi.

5) Menganalisis pengaruh dari pemberian intervensi terhadap perubahan gula


darah puasa sebelum dan sesudah intervensi.
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari responden yang diberikan kuesioner, kemudian
dilakukan pengolahan data dan analisa data dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a. Editing
Editing data yang dilakukan meliputi mengecek kelengkapam identitas dan format
pengumpulan data apakah sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar
dapat diproses lebih lanjut.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan untuk pemberian kode terhadap data berbentuk
kalimat atau huruf menhadi angka atau bilangan (Notoatmojo, 2010).
1) Perubahan kadar glukosa darah sebelum dilakukan walking exercise.
Naik = diberikan kode 1
Tetap = diberikan kode 2
Turun = diberikan kode 3
2) Perubahan kadar glukosa darah sesudah dilakukan walking exercise.
Naik = diberikan kode 1
Tetap = diberikan kode 2
Turun = diberikan kode 3
c. Processing
Setelah semua data melewati sistem coding maka langkah selanjutnya adalah
memproses data agar dapat dianalisis. Data diproses dengan menggunakan cara
meng-entry data dari formulir ke paket program komputer. Paket program komputer
yang digunakan untuk entry data adalah SPSS for windows.

28
d. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan
terjadi pada saat kita meng-entry data ke komputer.
e. Tabulating
Tabulating adalah proses mengelompokkan data ke suatu tabel tertentu menurut
sifat yang dimiliki. Data hasil dari pengumpulan kuesioner di coding kemudian
dimasukkan ke dalam tabel. Setelah terbentuk tabel selanjutnya table tersebut
dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk tulisan sebagai berikut:
100 % = Seluruhnya
76-99% = Hampir seluruhnya
51-75% = Sebagian besar
50% = Setengahnya
26-49% = Hampir setengahnya
1-25% = Sebagian kecil
0% = Tidak satupun (Arikunto, 2010)
2. Analisis data
Analisis data menggunakan uji statistik wilcoxon nilai signifikan p <α = 0,05 maka
hasilnya ada pengaruh brisk walking exercise terhadap perubahan kadar glukosa
darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Desa Betoyo kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik
.
I. Etika Penelitian
1. Informed Consent(lembar persetujuan)
Subjek diberikan lembar persetujuan dan mendapatkan informasi secara lengkap
tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hal untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada lembar persetujuan juga perlu
dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk pengembangan
ilmu.

29
2. Anonitomy (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian responden dalam penelitian, maka peneliti tidak
mencantumkan nama pada lembar kuesioner data, cukup memberi nomer kode pada
setiap lembar yang hanya di ketahui peneliti.
3. Confidiantiality (kerahasian)
Kerahasian informasi yang telah didapat dijaga kerahasiannya untuk diteliti dan
hanya informasi tertentu saja yang ditampilkan.

30
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2017. “Standards of Medical Care in Diabetes
2017”. Vol. 40. USA : ADA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jaakarta:


Rineka Cipta

Damayanti Santi. 2015. Diabetes Mellitus dan Penatalaksanaan Keperawatan.


Yokyakarta.Nuha Medika.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Desita, Yulia Patma. 2019. Pengaruh Walking Exercise Terhadap Perubahan Kadar
Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan
Pendekatan Theory Of Planned Behavior. STIKES Insan Cendikia Medika.
Jombang

Hidayat, Aziz Alimul. 2013. Metode Penelitian Keperawataan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika

Le Mone, Priscilla. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Buku Kedokteran

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Peneelitian Kesehatan. Edisi revisi.


Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2017. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi


4. Jakarta: Salemba Medika

Santrock, Jhon W. 2015. Proses Perkembangan, edisi 8, jilid 1. Jakarta: Erlangga

31
Sidartawan, S. 2014. Pengalaman Klinis Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jakarta: Majalah Kedokteran Indonesia

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

Padila. 2013. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

Rumahorbo, Hotma. 2014. Mencegah Diabetes Mellitus Dengan Perubahan Gaya


Hidup. Bogor: IN MEDIA

32
Lampiran 1

Lembar Penjelasan penelitian

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Tuhfatul Aliyah

Nim :1130017038

Program studi : S1 Keperawatan

Saya saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul : “pengaruh brisk
walking exercise terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus di Desa Betoyo Kabupaten Gresik”.

Berikut ini adalah penjelasan tentang penelitian yang dilakukan dan terkait dengan
keikutsertaan penderita diabetes mellitus sebagai responden dalam penelitian ini:

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brisk walking


exercise terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus di Desa Betoyo Kabupaten Gresik.
2. Responden penelitian diminta untuk mengisi lembar kuesioner.

3. Apabila selama penelitian responden merasa tidak nyaman, responden


mempunyai hak untuk mengatakannya kepada peneliti.
4. Responden akan diberikan souvenir.
5. Keikutsertaan responden pada penelitian ini bukanlah suatu paksaan
melainkan atas dasar suka rela, oleh karena itu responden berhak untuk
melanjutkan atau menghentikan keikutsertaannya karena alasan tertentu
dan telah dikomunikasikan dengan peneliti terlebih dahulu.
6. Semua data yang dikumpulkan akan dirahasiakan dan tanpa nama. Data
hanya disajikan dalam bentuk kode-kode dalam forum ilmiah dan tim
ilmiah khususnya Universitas NU Surabaya.
7. Apabila ada yang perlu ditannyakan atau didiskusikan selama penelitian
responden bisa menghubungi peneliti via telepon/sms di nomor yang
sudah tercantum diatas.

Demikian penjelasan mengenai penelitian ini disampaikan. Saya berharap


kepada calon responden dalam penelitian ini. Atas kesediaanya saya ucapka
terimakasih.

Surabaya, Maret 2020


Peneliti

(Tuhfatul Aliyah)
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, saya yang bertanda tangan


dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Menyatakan (bersedia/tidak bersedia) menjadi responden dalam penelitian


yang dilakukan oleh saudari Tuhfatul Aliyah, mahasiswa S1 Keperawatan
Universitas NU Surabaya yang berjudul “pengaruh brisk walking exercise
terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Desa
Betoyo Kabupaten Gresik”.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa


paksaan dari pihak manapun.

Surabaya, Maret 2020


Responden

( )
Lampiran 3

KUISIONER DATA UMUM

Petunjuk pengisian:

A. Bacalah pertanyaan dengan teliti terlebih dahulu

B. Istilah secara singkat jawaban dan berilah tanda check list (√) pada kotak
yang tersedia.
1. Data Responden

1) Nama :

2) Umur :

3) Tanggal :

4) Jenis Kelamin :

5) Pendidikan : SD
SMP
SMA
PT
6) Pekerjaan : IRT

Petani
PNS
Wiraswasta
Lain-lain
7) Lama menderita DM : 1-3 tahun

4-6 tahun
> 6 tahun

8) Teratur minum obat DM : Teratur


Tidak teratur
9) Melakukan diet DM : Ya
Tidak
10) Olahraga :
Lampiran 4

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE BRISK WALKING EXERCISE

AKTIFITAS FISIK JALAN KAKI


Pengertian Aktivitas fisik jalan kaki adalah suatu aktivitas fisik
ringan dengan risiko cedera yang rendah, dan mampu
memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh
Indikasi Penderita DM

Tujuan Dapat menyehatkan jantung, otot dan persendian,


kekompakan tulang, kelancaran metabolisme tubuh,
kestabilan otot tubuh serta memperlancar sirkulasi
darah.
Persiapan alat 1. Gunakan sepatu dan pakaian olahraga yang nyaman
dan melindungi tubuh, menggunakan pakaian yang
longgar, hindari
2. pakaian yang berasal dari karet karena pakaian
berbahan karet akan menghalangi proses penguapan
keringat dari kulit.
Prosedur a. Persiapan awal
1. Lakukan pemanasan :
Pemanasan dilakukan dengan cara berjalan kaki
secara perlahan selama kira-kira 5 menit sampai tubuh
berasa cukup hangat.
2. Peregangan :
Peregangan yang dilakukan meliputi bagian otot
leher, tangan, pinggul, bawah kaki termasuk hamstring
(otot yang berada di bagian belakang paha), serta
pergelangan kaki.

b. Saat Berjalan
1. Posisi kaki
a) Jejakkan tumit ke tanah terlebih dahulu
b) Ganti langkah dari tumit ke ujung jari kaki
c) Dorong kaki dengan ujung jari kaki
d) Angkat kaki belakang untuk menapak dengan
tumit.

2. Posisi lutut
Langkahkan kaki dengan santai (relax) saat
berjalan kaki. Tekuk lutut sedikit saat melangkah dan
jangan kaku. Kaki yang lurus dan kaku saat melangkah
dapat menimbulkan tekanan atau ketegangan pada
sendi lutut.

3. Posisi otot perut


Saat berjalan kaki, gunakan otot-otot perut untuk
membantu menyangga postur tubuh dan tulang
belakang. Caranya adalah dengan menarik sedikit otot
perut (mengempiskan perut) sambil posisi tubuh benar-
benar tegak saat berjalan. Sikap tubuh yang benar saat
berjalan kaki akan membantu mempermudah
pernapasan dan mencegah sakit punggung.

Berikut ini sikap tubuh yang benar saat berjalan kaki


:
a) Berdiri tegak dengan relax dan punggung jangan
membungkuk
b) Posisi tubuh jangan terlalu condong ke dedpan (dagu
sejajar dengan tanah) untuk mengurangi ketegangan
leher dan punggung.
c) Tarik perut kearah dalam.
d) Kepala ditegakkan
e) Gerakan bahu secara relax dan bebaskan dari
ketegangan
f) Posisi tangan relax dengan telapak tangan
menggenggam ringan
g) Posisi kepala tetap tegak dan berada di tengah bahu
atau tidak miring, mata fokus menatap lurus kedepan
h) Menarik sedikit otot perut (mengempiskan perut)
sambil posisi tubuh benar-benar tegak saat berjalan
i) Tekuk lutut saat melangkah dan jangan kaku
j) Jejakkan tumit ke tanah terlebih dahulu
k) Angkat kaki belakang untuk menapak

4. Posisi tangan dan bahu


Gerakan tangan dapat memberikan keseimbangan
pada gerakan kaki saat berjalan.
a) Teknik gerakan dan posisi membentuk sudut 90
derajat dan ayunan tangan saat berjalan tidak
lebih tinggi dari dada
b) Ayunkan tangan dekat tubuh serentak dengan
langkah kaki dan posisinya berlawanan
c) Pastikan kedua tangan berayun ke depan dan ke
belakang, bukan ke samping
d) Posisi tangan relaks dengan posisi telapak
tangan menggenggam ringan
5. Posisi kepala dan leher
Jaga posisi kepala agar tetap tegak dan berada di
tengah bahu atau tidak miring dengan mata fokus
menatap lurus kedepan. Posisi bahu relaks, tetapi tetap
tegak dan jangan membungkuk. Jangan menggerakkan
kepala ke kiri dan ke kanan atau memandang ke arah
kaki karena dapat mebuat leher tegang. Dagu sejajar
tanah seolah-olah mata memandang titik yang berjarak
sekitar 5 meter di depan. Boleh melihat kebawah
sekali-sekali tetapi posisi kepala tetap tidak berubah.

6. Pernapasan
Caranya adalah dengan melakukan pernapasan
perut. Gembungkanlah perut saat mengambil napas.
Boleh mengambil napas melalui hidung ataupun mulut.
Hal tersebut tidak menjadi masalah kerena yang
terpenting adalah memperlapang paru-paru agar dapat
menampung banyak udara.

7. Lama Intensitas jalan Kaki


Ambang minimum respons terkait dosis olahraga
pada tekanan darah biasanya sekitar 30 menit dan
dilakukan beberapa kali per minggu (minimal 3x
seminggu) dan dilakukan minimal selama 2 – 6
minggu.

8. Pendinginan
Caranya adalah dengan mengurangi intensitas
kegiatan dan melakukan peregangan pada otot-otot
tubuh. Mengurangi intensitas kegiatan dengan cara
berjalan lebih lambat 5-10 menit, kemudian dapat
melakukan peregangan selama 5-10 menit.
Lampiran 5

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE PEMERIKSAAN GULA DARAH

PEMERIKSAAN GULA DARAH

Pengertian Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui


kadar gula darah seseorang.
Indikasi 1. Klien yang tidak mengetahui penyakitnya
2. Penderita DM

Tujuan Untuk mengetahui kadar gula sewaktu sebagai


indikatoe adanya metabolisme karbohidrat.

Persiapan alat 1. Glukometer / alat monitor kadar glukosa darah


2. Kapas Alkohol
3. Hand scoon bila perlu
4. Stik GDA / strip tes glukosa darah
5. Lanset / jarum penusuk
6. Bengkok
7. Tempat sampah

Persiapan 1. Menjaga privasi klien


lingkungan 2. Sebelum dilakukan tindakan probandus / orang
diberika informasi untuk tidak makan (puasa)mulai
jam 10 malam (sekitar 12 jam sebelum praktikum
dimulai).

Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscoon bila perlu.
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Dekatkan alat disamping pasien.
6. Pastikan alat bisa digunakan.
7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
8. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari
salah satu ujung jari telunjuk, jari tengah, jari manis
tangan kiri / kanan).
9. Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol.
10. Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan
biarkan darah mengalir secara spontan.
11. Tempatkan ujung strip tes gula darah (bukan
diteteskan) secara otomatis terserap ke dalam strip.
12. Menghidupkan alat glukometer yang sudah
terpasang stik GDA.
13. Menutup bekas tusukan lanset menggunakan kapas
alkohol.
14. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka
yang tertera pada monitor.
15. Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor.
16. Matikan alat monitor kadar glukosa darah.
17. Membereskan alat.
18. Mencuci tangan.
19. Dokumentasi : catat hasil di buku catatan.

Anda mungkin juga menyukai