Anda di halaman 1dari 74

KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH : HIPERGLIKEMIA

PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD


SURADADI KABUPATEN TEGAL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metoda Penulisan Karya Ilmiah

Putri Patmasari
NIM. P1337421021105

i
ii

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL


KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH : HIPERGLIKEMIA
PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD
SURADADI KABUPATEN TEGAL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metoda Penulisan Karya
Ilmiah Pada Program Studi D III Keperawatan Tegal

Putri Patmasari
NIM. P1337421021105

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2023

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Putri Patmasari
NIM : P1337421021105
Menyatakan dengan yang sebenarnya bahwa KTI saya yang berjudul
“Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah: Hiperglikemia Pada Pasien
Diabetes Melitus di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal” ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan
kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tegal, 09 Oktober 2023

Putri Patmasari

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Karya Tulis Ilmiah Putri Patmasari, NIM P1337421021105, dengan


judul “Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah: Hiperglikemia Pada Pasien
Diabetes Melitus Di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal” ini telah diperiksa dan
disetujui untuk diuji.

Tegal, 09 Oktober 2023


Pembimbing

Cuciati, S.Kep.Ns,M.Kep
NIP. 198011120204

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Putri Patmasari, NIM P1337421021105,


dengan judul Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah: Hiperglikemia Pada
Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal ini telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 10 Oktober 2023

Dewan Penguji

Dwi Uswatun Khasanah, S.Kep, Ns.,M.Kep Ketua ( )

NIP. 198108302009032003
Trimar Handayani, S.Kep, Ns.,M.Biomed Anggota ( )

NIP. 198103162005012006

Cuciati. S.Kep,Ns,M.Kep Anggota ( )

NIP. 198011120204

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan Tegal

Dr. Ta’adi, S.Kep.,Ns.SH.,MH.Kes


NIP. 197201191998031003

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,


atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
tentang Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat
adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Ketua Program Studi
Diploma III Keperawatan Tegal dan dosen pembimbing dalam pembuatan
Proposal Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari tanpa bimbingan, sumbangan pikiran, dorongan
semangat, dan bantuan dari berbagai pihak, KTI ini tidak akan terlaksana dengan
baik. Penulis mengucapkan kepada:
1. Jefri Ardiyanto, M. App. Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang
2. Suharto, S.Pd.Mn selaku Ketua Jurusan Keperawatan Semarang
3. Dr.Ta’adi, S.Kep.,Ns.,MH.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Tegal yang telah memberikan ijin dan kesempatan melaksanakan studi
khususnya dalam pembuatan Laporan KTI
4. Cuciati. S.Kep,Ns,M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, dukungan serta masukan dalam Menyusun Proposal Karya Tulis
Ilmiah
5. Dwi Uswatun Khasanah, S.Kep, Ns.,M.Kep selaku Ketua Penguji
6. Trimar Handayani, S.Kep, Ns.,M.Biomed selaku Dewan Penguji
7. Cinta pertama dan panutanku, Bapak Sarip. Beliau memang tidak sempat
menyelesaikan pendidikannya, namun beliau mampu mendidik saya

vi
memotivasi, dan memberikan dukungan hingga penulis mampu
menyelesaikan studinya sampai selesai.
8. Pintu surgaku, Ibu Sairah. Beliau sangat berperan penting dalam
menyelesaikan program study penulis. Motivasinya serta doa-doanya yang
selalu beliau berikan hingga penulis mampu menyelesaikan studynya.
9. Untuk kedua kakakku Mas Wawan dan Mas Amad serta adikku Winda
Patmasari. Terimakasih kalian atas segala bantuan, waktu, support, dan
kebaikan yang telah diberikan. Terimakasih sudah menjadi penyamangat dan
alasan penulis untuk pulang kerumah.
10. Untuk teman-teman seperjungan terimakasih sudah mau direpotkan dalam
penyelesaian KTI ini, terimakasih sudah bersedia menjadi pendengar semua
dari keluh kesahku.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan karya
tulis ilmiah ini banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari
pembaca untuk lebih sempurnanya karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga
laporan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Aamiin.

Tegal, 09 Oktober 2023

Putri Patmasari

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................... i
HALAMAN JUDUL.............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................ vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
A. Konsep Dasar Diabetes Melitus..................................................... 5
B. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada
Diabetes Melitus............................................................................ 13
C. Pengelolaan Keperawatan Risiko
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus........................................................ 15
D. Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus............................... 16
BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 23
A. Rancangan Penelitian..................................................................... 23
B. Subjek Penelitian........................................................................... 23

vii
C. Tempat dan Waktu......................................................................... 23
D. Variabel Dan Operasi Variabel...................................................... 24
E. Analisa Data................................................................................... 25
F. Etika Penelitian.............................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................... 30

vii
DAFTAR GAMBAR

Pathway.................................................................................................... 10

vii
DAFTAR TABEL

Variebel dan Operasional variabel........................................................... 26


Lembar Jadwal Kegiatan.......................................................................... 36
Tabel IMT................................................................................................ 21

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Jadwal Kegiatan


Lampiran 2 Lembar Bimbingan
Lampiran 3 Lembar Penjelasan
Lampiran 4 Lembar Permohonan
Lampiran 5 Informed Consent
Lampiran 6 Format Pengkajian
Lampiran 7 SOP Pemeriksaan Glukosa Darah
Lampiran 8 SOP Edukasi Diet
Lampiran 9 Leaflet Edukasi
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak dapat
menular dari orang ke orang dan berkembang secara perlahan dalam jangka
waktu yang lama (kronis). Pada awalnya penyakit tidak menular seringkali
tidak menunjukkan gejala, banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan
tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit tidak menular. Salah satu
penyakit tidak menular yaitu Diabetes Melitus (Widowati, 2019).
Diabetes Melitus sendiri disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh
memproduksi hormon insulin atau penggunaan insulin yang tidak efektif. Hal
ini ditandai dengan tingginya kadar glukokosa dalam darah. Gejala pada
penderita penyakit diabetes melitus diantaranya adalah meningkatnya
frekuensi buang air kecil, rasa haus berlebihan, penurunan berat badan, sering
merasa kelaparan, pandangan yang kabur, dan sering terjadinya kesemutan
atau mati rasa (Kemenkes, 2019).
International Diabetes Federation (IFD) juga mengatakan, Diabetes
tidak hanya menyerang orang dewasa saja, namun juga anak-anak dan remaja
di bawah usia 19 tahun, dimana jumlah penderita diabetes pada kelompok ini
semakin meningkat setiap tahunnya. Meskipun Diabetes Melitus merupakan
salah satu penyakit tidak menular (PTM), namun prevelensinya semakin hari
semakin meningkat dengan ditandai hasil dari International Diabetes
Federation (IDF) menyatakan pada tahun 2021 diabetes sebagai salah satu
keadaan darurat kesehatan global dengan pertumbuhan tercepat. Pada tahun
2021, lebih dari setengah miliar orang di seluruh dunia hidup dengan diabetes
melitus, atau tepatnya 537 juta orang, dan jumlah ini diperkirakan akan
mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045. Selain
besarnya jumlah penderita diabetes, pada tahun 2021 jumlah penderita
diabetes yang mulai meningkat atau dalam tahap pradiabetes, yaitu gangguan
toleransi glukosa, akan berjumlah sekitar 541 juta orang. Diabetes pada
2

populasi ini juga menyebabkan tingginya angka kematian terkait diabetes,


diperkirakan mencapai lebih dari 6,7 juta pada kelompok usia dewasa 20-79
tahun.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 dan 2018 menunjukkan
popularitas. Pada Riskesdas 2013, prevalensi penyakit diabetes melitus (DM)
sebesar 6,9%. Namun pada Riskesdas 2018 terjadi peningkatan yaitu kejadian
DM berkala sebesar 8,5%. Permasalahan diabetes saat ini adalah sebagian
besar penderita diabetes, sekitar 3 dari 4 orang, tidak menyadari bahwa dirinya
mengidap diabetes dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan rutin. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 647.093 jiwa pada tahun 2022
(Kemenkes RI, 2022). Pada wilayah Kabupaten Tegal sendiri menurut Data
Sektoral Kabupaten Tegal justru jumlah penderita diabetes mencapai 518.200
jiwa pada tahun 2022. Berdasarkan data dari rekam medik RSUD Suradadi
Kabupaten Tegal, jumlah pasien Diabetes Melitus ternyata, setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pada tahun 2021 sebanyak 116 penderita, pada 2022
yaitu 156 penderita, sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 164 penderita.
Masalah yang muncul dari Diabetes Melitus diantaranya adalah tidak
terkontrolnya kadar glukosa darah yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan
kadar glukosa darah. Ketidakstabilan Kadar Glukosa darah merupakan adanya
resistensi insulin yang mengganggu proses metabolisme energi pada
pembuluh darah yang ditandai dengan adanya hiperglikemia dan hipoglikemia
(Andriani, 2023).
Hiperglikemi adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah diatas
200mg/dl yang merupakan gejala awal dari penyakit diabetes melitus
(Yuniastuti 2018). Sedangkan hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana
terjadinya penurunan konsentrasi glukosa pada darah ditandai dengan
menurunnya kadar glukosa darah <70mg/dl (Mesa Sukmadani Rusdi, 2020).
Untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat normal,
pentingnya cara yang tepat yang dilakukan oleh perawat dalam mencegah
kekambuhan pasien diabetes dengan cara berikan edukasi sedini mungkin cara
3

pengaturan nutrisi melalui pola makan dengan pengontrolan diet yang benar,
berikan edukasi tentang kepatuhan terapi, kepatuhan diet dan olahraga serta
cek secara rutin gula darah sewaktu (GDS) (SIKI, 2018).
Berdasarkan penjabaran diatas, penulis tertarik untuk menyusun
proposal karya tulis ilmiah berjudul “Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah:
hiperglikemia pada Pasien Diabetes Melitus di RSUD Suradadi Kabupaten
Tegal”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini adalah: “Bagaimana gambaran asuhan keperawatan
pada pasien diabetes melitus dengan masalah ketidakstabilan kadar glukosa
darah: hiperglikemia di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah: Hiperglikemia pada Pasien
Diabetes Melitus di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan hasil pengkajian dengan masalah ketidakstabilan
kadar glukosa darah: hiperglikemia pada pasien diabetes melitus di
RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
b. Menggambarkan diagnosa keperawatan dengan masalah
ketidakstabilan kadar glukosa darah: hiperglikemia pada pasien
diabetes mellitus di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
c. Menggambarkan rencana penanganan diagnosa keperawatan dengan
masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah: hiperglikemia pada
pasien diabetes mellitus di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
d. Menggambarkan Tindakan yang akan dilakukan dengan masalah
ketidakstabilan kadar glukosa darah: hiperglikemia pada pasien
diabetes melitus di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
4

e. Menggambarkan hasil evaluasi masalah ketidakstabilan kadar glukosa


darah: hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus di RSUD Suradadi
Kabupaten Tegal.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan praktik
yang lebih luas khususnya dalam asuhan keperawatan pasien diabetes
melitus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan mengenai Diabetes Melitus sehingga
dapat memberikan Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Glukosa
Darah: Hiperglikemia dalam Diabetes Melitus.
b. Bagi Pasien dan Keluarga
Mendapatkan edukasi tentang Diabetes Melitus, cara mengatasi dan
menangani perawatan pada Diabetes Melitus serta dapat
mengontrol diet untuk pasien Diabetes Melitus.
c. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan praktik
keperawatan khususnya pada pasien Ketidakstabilan Glukosa
Darah dalam Diabetes Melitus.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil karya tulis ini dapat dijadikan sebagai wawasan dan sumber
referensi bagi mahasiswa khususnya Prodi Diploma III
Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Diabetes Melitus


1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi akibat
gangguan penggunaan gula didalam tubuh. Gangguan penggunaan gula ini
disebabkan oleh gangguan pada kerja insulin, suatu hormon yang terutama
berfungsi untuk mengatur penggunaan gula (RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, 2021).
Diabetes melitus adalah tidak seimbangnya kadar gula dalam darah
karena terjadinya gangguan pada hormon insulin dimana tubuh tidak
mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk kebutuhannya, atau tidak
mampunya penderita menghasilkan insulin sama sekali, atau penderita
mampu menghasilkan insulin yang cukup namun sel tidak dapat menerima
insulin tersebut karena reseptor yang berfungsi sebagai penangkap insulin
mengalami penurunanan fungsi (Pranata dan Khasanah, 2017).
Menurut P2PTM Kemenkes RI (2018), Diabetes melitus adalah
gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah
diatas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan
karna adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar
pancreas.
Berdasarkan beberapa pengertian diabetes melitus dari berbagai
sumber diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus merupakan
sekumpulan penyakit gangguan metabolik yang dapat ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa darah yang melebihi ambang batas diakibatkan
dari kelainan kerja atau produksi insulin
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes melitus menurut (Pranata dan Khasanah 2017). dibagi
menjadi 4 tipe. Tipe tersebut adalah DM tipe I, DM tipe 2, DM gestational
dan DM karena syndrome lainnya.
6

a. Diabetes Melitus Tipe I


Diabetes melitus tipe I merupakan tipe diabetes yang terjadi
dikarenakan tubuh tidak mampu menghasilkan insulin sama sekali
sehingga gula tidak mampu dihantarkan ke sel. DM tipe I
membutuhkan suntikan insulin agar mampu menjalani kehidupan serta
beraktivitas secara normal kembali. Jika tidak mendapatkan insulin
tubuh penderita akan mengalami keluhan khas seperti lemah hingga
penurunan kesadaran. Kondisi gawat pada penderita DM paling sering
terjadi pada penderita DM tipe I. Kondisi gawat tersebut dinamakan
dengan asidosis metabolik.
b. Diabetes Melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe DM dimana tubuh mampu
menghasilkan insulin namun tidak mencukupi kebutuhan insulin itu
sendiri. Keadaan ini besar kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat
seperti kurang gerak dan makanan siap saji yang semakin hari banyak
dikonsumsi.
c. Diabetes Melitus Gestational
Diabtes Melitus Gestational adalah tidak seimbangnya kadar gula
darah saat mengalami kehamilan. Saat seseorang hamil,
ketidakseimbangan hormon didalam tubuh berisiko semakin besar.
Akibat tidak seimbangnya hormon seperti hormon insulin, kadar gula
didalam darah juga dapat mengalami peningkatan. Selama tubuh
mampu mentoleransi gula darah berlebih maka kondisi ini tidak akan
menimbulkan bahaya yang berarti.
d. Diabetes Melitus Syndrome Lainnya
Diabetes Melitus Syndrome lainnya adalah jenis DM yang terjadi
dikarenakan banyak faktor, faktor tersebut terdiri dari kanker pankreas
atau karena konsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan gula
darah.
7

3. Etiologi
Penyebab terjadinya diabetes antara lain adalah faktor genetik dan
lingkungan. Tetapi bukan hanya itu, ada beberapa faktor lainnya seperti
sekresi insulin, kelainan mitokondria. Sedangkan menurut Lestari (2021),
banyak hal yang bisa menyebabkan penyakit diabetes, misalnya:
a. Gen diabetes diturunkan dalam keluarga
Diabetes merupakan penyakit keturunan. Gen merupaka pembawa
sifat-sifat yang diwariskan orang tua kepada keturunanya. Jika kedua
orang tuanya menderita diabetes, maka anaknya memiliki resiko 30%
terkena diabetes tipe 1 atau tipe 2
b. Makanan
Makanan sangat berperan penting dalam meningkatkan gula darah.
Makanan yang dimakan dicerna dan diubah menjadi glukosa, yang
kemudian diserap oleh dinding usus dan diedarkan dalam aliran darah.
c. Kegemukan (obesitas)
Pada kelebihan berat badan atau obesitas, akan terjadi sel-sel lemak ini
menyerap zat-zat tertentu yang tergolong adipozin, jumlah zat ini
meningkat jika kelebihan berat badan atau obesitas
4. Patofisiologi
Pola hidup yang tidak sehat yang dimaksud seperti ketika seseorang
makan dalam jumlah yang banyak namun tidak pernah diimbangi dengan
olahraga sehingga makanan yang masuk tersebut mengakibatkan gula di
dalam darah menumpuk sehingga kerja insulin semakin berat. B yang
terjadi secara terus menerus mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi
insulin. Ketika terjadi penurunan fungsi insulin maka menimbulkan
beberapa dampak, pertama, penerunan metabolisme sel mengakibatkan
adanya rangsangan pada bagian hipotalamus untuk mengirim signal
kepada penderita sehingga penderita akan mudah merasa lapar dan haus.
Penurunan metabolisme sel mengakibatkan ini dapat terjadi karena insulin
tidak dapat menyalurkan glukosa kedalam sel dengan sejumlah yang
dibutuhkan oleh sel sehingga sel mengalami kekurangan energi untuk
8

melakukan metabolisme. Hal ini yang kemudian mengakibatkan


munculnya masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
Gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan kadar glukosa darah
meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya penumpukan glukosa darah
yang tidak diserap oleh tubuh sehingga terjadi viskositas dalam darah.
Viskositas dalam darah meningkat sehingga aliran darah terhambat atau
menurun. Karena aliran darah menurun tersebut sehingga mengakibatkan
penurunan/penipisan struktur dinding membran kapiler darah hal
inimenyebabkan terjadinya mikrovaskular. Mikrovaskular ini yang
menyebabkan neuropati perifer yaitu suatu kerusakan saraf (sistem saraf
motoric, sensorik, dan otonom) yang menghasilkan hilangnya fungsi
dalam jaringan terutama pada serabut saraf yang dapat menyebabkan
terjadinya luka diabetes.
Pada neuropati motorik, karena sering terjadi sentuhan
tekanan/pembebanan sehingga tidak merasakan jika ada goresan, lalu
goresan tersebut yang akhirnya nanti mengakibatkan penonjolan abnormal
tulang, deformitas khas seperti hammar toe dan hallux rigidus. Deformitas
kaki menimbulkan terbatasnya mobilitas, sehingga dapat meningkatkan
tekanan plantar kaki dan mudah terjadi ulkus. Neuropati sensorik cukup
berat hingga menimbulkan sensasi proteksi yang berakibat rentan terhadap
trauma fisik, sehingga dapat meningkatkan risiko ulkus kaki.
Neuropati otonom yaitu adanya gangguan pada saraf otonom
pengaruhnya terjadi perubahan tonus otot yang menyebabkan
abnormalnya aliran darah. Otonom neuropati akan menimbulkan kulit
menjadi kering, anhidrosis dampak dari kelenjar sabasea kurang atau tidak
lagi memproduksi keringat, yang membuat kulit menjadi rusak dan luka
yang sukar sembuh dan dapat menimbulkan infeksi.
Peningkatan kadar glukosa darah tidak hanya menyebabkan
viskositas dalam darah meningkat namun juga menyebabkan gangguan
9

metabolisme glukosa yang menimbulkan masalah keperawatan


ketidakstabilan kadar glukosa darah (Aminudin, dkk 2020).
10

5. Patway

2.1 Gambar Patway

Sumber: Aminudin, dkk (2020)


11

6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis diabetes melitus dikaitkan dengan konsekuensi
metabolik defisiensi insulin, yaitu:
a. Kadar glukosa tidak normal
b. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi diuresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul
rasa haus (polidipsi)
c. Rasa lapar yang semakin besar polifagia, BB berkurang
d. Lelah dan mengantuk
e. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi, peruritas vulva (Linawati, Hadisaputro, dan Mardiyono
2021).
7. Komplikasi
Diabetes yang tidak terkontrol akan mengakibatkan komplikasi. Menurut
Restyana Noor Fatimah (2015), komplikasi diabetes melitus dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang dibawah nilai
normal (<50mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada
penderita DM tipe yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, kadar
gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak
mendapatkan pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan
dapat mengalami kerusakan.
2) Hiperglikemia, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara
tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang
berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler
Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.
b. Komplikasi kronis
1) Komplikasi makrovaskuler, yang umum berkembang pada
penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada
12

bagian otak), mengakibatkan penyakit jantung koroner (PJK),


gagal jantung kongetif, dan stroke.
2) Komplikasi mikrovaskuler, terutama terjadi pada penderita DM
tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati,
dan amputasi.
8. Pemeriksaan penunjang
Menurut Arora (2017) dalam Rahmasari dan Wahyuni (2019),
pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi 4 hal yaitu:
a. Postpranadial
Postpranadial pemeriksaan yang dilakukan 2jam setelah makan dan
minum. Nilai diatas 130 mg/dl mengindikasikan diabetes
b. Hemoglobin Glikosilat
Hb1C merupakan sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah
selama 140hari terakhir. Nilai Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukan
diabetes.
c. Tes toleransi glukosa oral.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pasien telah berpuasa
semalaman kemudian pasien diberi air dengan 75gr gula, dan akan
diuji selama periode 24jam. Angka gula darah yang normal dua jam
setelah meminum air gula tersebut harus <140 mg/dl.
d. Tes glukosa darah dengan finger stick
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara, jari ditusuk dengan
menggunakan sebuah jarum, sample darah diletakan pada sebuah strip
yang dimasukkan kedalam celah pada mesin glukometer, pemeriksaan
ini digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa yang dapat
dilakukan dirumah.
9. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan diabetes melitus menurut PERKENI
(2011) dalam Rahmasari dan Wahyuni (2019), adalah untuk mencegah
komplikasi dan menormalkan aktivitas insulin di dalam tubuh.
Penatalaksanaan diabetes melitus terdiri dari:
13

a. Edukasi
b. Diet
c. Latihan jasmani
d. Farmakologis
1) Sulfonilurea
2) Biguanida
3) Thiazolidindion
B. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Diabetes Melitus
1. Definisi
Ketidakstabilan kadar glukosa darah merupakan terjadinya karena
adanya resistensi insulin yang mengganggu proses metabolisme energi
pada pembuluh darah yang ditandai dengan adanya kenaikan atau
penurunan kadar glukosa darah yang rentan normal yaitu mengalami
hiperglikemia dan hipoglikemia (Andriani, 2023). Hiperglikemia adalah
keadaan dimana kadar glukosa darah meningkat. Keadaan seperti ini
diakibatkan karena adanya stres, infeksi, dan konsumsi obat-obatan
tertentu. Hipoglikemia adalah ketidaknormalan konsentrasi glukosa dalam
plasma darah yang menunjukkan nilai kurang dari (70mg/dl) dan
merupakan komplikasi akut DM yang sering terjadi secara berulang
(Sutawardana, Yulia, dan Waluyo, 2016).
Hiperglikemia adalah kondisi dimana diabetes melitus pada tubuh
pasien tidak terkontrol, sehingga kadar glukosa darah sangat tinggi hingga
mencapai >300 mg/dl (Kemenkes RI, 2022). Berikut beberapa faktor
pemicu terjadinya risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah antara lain:

a. Pemantauan glukosa darah yang tidak adekuat


b. Manajemen diabetes yang tidak tepat
c. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen penyakit diabetes
d. Kurangnya pengetahuan tentang faktor dari penyakit diabetes
2. Penyebab Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Penyebab hiperglikemia menurut SDKI (2017), (D.0027) terdiri dari :
14

a. Disfungsi pancreas
b. Resistensi Insulin
c. Gangguan toleransi glukosa darah
d. Gangguan glukosa darah puasa
3. Tanda dan Gejala Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Menurut SDKI (2017), (D.0027) tanda dan gejala dari
ketidakstabilan glukosa darah yaitu:
1) Tanda dan Gejala Mayor
Subjektif
- Lelah atau lesu
Objektif
- Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi
2) Tanda dan Gejala Minor
Subjektif
- Mulut kering
- Haus meningkat
Objektif
- Jumlah urin meningkat
4. Kondisi Klinis
Kondisi klinis menurut SDKI (2017), (D.0027), yaitu :
1) Diabetes melitus
2) Hipoglikemia
3) Hiperglikemia
4) Diabetes gestasional
5) Penggunaan kortikosteroid
6) Nutrisi parental total
7) Ketoasidosis diabetic
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien diabetes melitus hiperglikemia
menurut Amiruddin (2016) dalam Fahmi dan Purnomo (2022) terdiri dari:
1) Edukasi
15

2) Diet
3) Aktivitas fisik
4) Kepatuhan minum obat
C. Pengelolaan Keperawatan Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
pada Pasien Diabetes Melitus
1. Terapi Nonfarmakologi
Menurut Widiasari, Wijaya, dan Suputra (2021) terapi
nonfarmakologi terdiri dari:
a. Edukasi
edukasi bertujuan untuk melakukan promosi hidup sehat, sangat perlu
dilakukan untuk melakukan upaya pencegahan dan merupakan bagian
yang sangat penting untuk pengelolaan DM. biasanya edukasi
dilakukan dengan cara memberikan materi yang berisi pengertian,
tanda dan gejala, penyebab terjadinya tinggi/rendahnya kadar glukosa
darah, diet, pengebotan, pemeliharaan, serta kegiatan jasmani yang
dapat dilakukan oleh penderita diabetes melitus.
b. Nutri Medis
Sama seperti edukasi, yaitu dengan cara menganjurkan kepada pasien
untuk makanan dengan gizi seimbang. Pentingnya bagi pasien diabetes
melitus terhadap keteraturan jenis makanan, jadwal makanan, dan
jumlah kalori yang terdapat pada makanannya dengan komposisi
sebagai berikut:
1) Karbohidrat 45-65 %
2) Lemak 20-25 %
3) Protein 30-35 %
4) Menggunakan pemanis tak berkalori
c. Latihan fisik
Latihan fisik yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus yaitu
latihan fisik dengan intesitas sedang dan bersifat aerobik seperti:
1) Jogging
2) Jalan cepat
16

3) Bersepeda santai
4) Berenang
2. Terapi Farmakologi
Dibawah terapi farmakologi untuk penderita diabetes melitus
menurut PERKENI, (2021) yaitu:
a. Insulin
Insulin digunakan untuk menjaga kadar gula darah agar tetap dalam
batas normal
b. Sulfonilurea
Bekerja pada sel beta pankreas guna meningkatkan produksi insulin
c. Biguanida
Mekenisme kerjanya yaitu dengan meningkatkan kemampuan insulin
untuk memindahkan glukosa ke dalam sel. Obat ini tidak menurunkan
gula darah pada orang sehat. Obat ini juga menurunkan nafsu makan
dan dapat mempengaruh berat badan, maka dapat diberikan kepada
penderita kegemukan.
d. Thiazolidindion
Obat ini memiliki dua jenis yaitu rosiglitazone dan pioglitazone. Obat
jenis ini bekerja untuk meningkatkan sensitivitas sel tubuh dalam
menggunakan insulin, sehingga glukosa digunakan lebih efektif .
D. Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah padaPasien
Diabtes Melitus
1. Pengkajian
a. Identitas
Menurut Rizal (20219), meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor rekam
medis, nama keluarga yang bertanggung jawab, pekerjaan, diagnose,
dan suku bangsa.
b. Keluhan utama
Meliputi alasan pasien dibawa kerumah sakit dan keluhan utama yang
dirasakan oleh pasien.
17

c. Riwayat penyakit sekarang


Meliputi tentang perjalanan penyakit yang diderita pasien sekarang.
Pada pasien DM biasanya sering mengeluh kesemutan, berat badan
menurun, sering merasa haus dan sering buang air kecil.
d. Riwayat penyakit dahulu
Meliputi penyakit apa yang pernah diderita pasien dahulu, dan obat-
obatan apa saja yang pernah dikonsumsi oleh pasien apakah ada alergi
obat pada pasien.
e. Riwayat keperawatan keluarga
Meliputi tentang riwayat penyakit keluarga apakah ada yang sama
dengan pasien mengalami penyakit diabetes melitus. dan bagaimana
upaya untuk penyembuhannya.
f. Riwayat psikososial
Meliputi bagaimana perasaan dan emosi pasien untuk menghadapi
penyakit yang diderita.
g. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, mengonsumsi obat-obatan
dan alcohol
2) Pola Tidur dan Istirahat
Adanya poliura pada pasien serta keadaan rumah sakit yang ramai
dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat pasien.
3) Pola Aktivitas Kelemahan pada otot bagian ekstremitas yang
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas secara
maksimal
4) Pola Nutrisi dan Metabolik
Pola makan pasien, dari nafsu makan sampai porsi makan yang
pasien habiskan sebelum atau sesudah sakit
5) Pola Eliminasi
Pola BAB dan BAK pasien, dari konsistensi, warna, jumlah, dan
bau. Biasanya penderita diabetes melitus lebih sering BAK
18

6) Pola Hubungan dan Peran


Dengan adanya keterbatasan gerak kemungkinan pasien mengalami
kesulitan dalam melakukan peran baik dalam keluarganya dan
dalam Masyarakat dan pasien mengalami emosi yang tidak stabil
7) Pola Sensorik dan Kognetif
Pasien diabetes melitus cenderung mengalami neouropati atau mati
rasa pada kaki yang menyebabkan pasien tidak peka terhadap
adanya trauma
8) Pola Mekanisme dan Koping
Adanya tentang emosi dan rasa takut yang dihadapi oleh pasien
saat mengidap penyakit diabetes melitus
9) Pola Reproduksi dan Seksual
Pada wanita terdapat pengkajian tambahan yaitu pada menstruasi
10) Pola Penanggulangan Stress
Kebiasaan pasien yang digunakan untuk mengatasi masalah
11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Bagaimana keyakinan pasien terhadap agamanya
12) Pola Hubungan
Tentang hubungan pasien dengan keluarganya
13) Pemeriksaan fisik
a) Status Kesehatan Utama
Tentang keadaan pasien, kesadaran, tinggi badan, berat badan,
suara saat bicara, dan tanda-tanda vital pasien
b) Integumen
Ada atau tidaknya edema. Kaji turgor kulit pada pasien yang
sedang mengalami dehidrasi
c) Sistem Gastrointestinal
Pada pasien diabetes melitus akan mengalami gangguan
polifagia, polidipsia, dehidrasi, penurunan berat badan dan
mengalami obesitas
d) Sistem Urinaria
19

Pada sistem ini akan dilakukannya pengkajian pada sistem


perkemihan. Pada pasien diabetes melitus biasanya cenderung
sering mengalami BAK
e) Sistem Kardiovaskular
Pada pasien diabetes melitus biasanya terjadi gangguan pada
jaringan perifer yang ditandai dengan adanya kesemutan.
f) Sistem Muskuloskeletal
Pada pasien diabetes melitus yang memiliki luka gangrene
biasanya mengalami mati rasa pada bagian ekstremitas bawah
g) Sistem Neurologis
Sebagian besar pada pasien penderita diabetes melitus pada
fungsi penglihatan akan mengalami penurunan dan sering
mengantuk
h) Pemeriksaan Angeopati
Pemeriksaan Angeopati berfungsi untuk mengetahui seberapa
adekuat sirkulasi yang ada pada kaki
i) Pemeriksaan Antropati
Pemeriksaan Antropati dilakukan untuk mengetahui Indeks
Masa Tubuh (IMT), dengan cara mengukur berat badan, tinggi
badan, dan lingkar Tengah atas.
IMT = berat badan
tinggi badan(m) x tinggi badan
Tabel 2. 2 Nilai IMT

Nilai IMT Kategori

>17,0 Sangat kurus


17,0-18,5 Kurus
18,5-25,0 Normal
25,0-27,0 Overweight
>27,0 Obesitas
20

2. Diagnosa Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan proses analisa data dengan melihat informasi
yang telah didapatkan, kemudian ditentukan masalah keperawatan yang
muncul pada pasien diabetes. Menurut (SDKI, 2017) (D.0027) dalam
kasus diabetes melitus muncul masalah keperawatan yaitu:
a. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang akan dibuat untuk diagnosa keperawatan diatas adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah
keperawatan dapat diatasi yaitu kestabilan kadar glukosa dengan kriteria
hasil menurut SLKI (2018) (L.05022):
a. Pusing dari sedang menjadi menurun
b. Mulut kering dari sedang menjadi menurun
c. Kadar glukosa dari buruk menjadi membaik
Rencana tindakan keperawatan menurut SIKI (2018) (I.03115)
a. Observasi
1) Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
2) Identifikasi situasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
meningkat
3) Monitor kadar glukosa darah
4) Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
5) Monitor intake dan output cairan
b. Terapeutik
1) Berikan asupan cairan oral
2) Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap
ada atau memburuk
3) Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
c. Edukasi
1) Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
2) Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
21

3) Ajarkan pengelolaan diabetes (misalnya, penggunaan insulin, obat


oral, monitor asupan cairan penggantian karbohidrat, dan bantuan
professional kesehatan)
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
2) Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
3) Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
4. Impelementasi Keperawatan
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana tindakan yang telah dibuat bertujuan untuk membantu
pasien dalan mengatasi masalah serta bertujuan untuk mencapai kriteria
hasil yang optimal (Humaniora, 2022)
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Meirisa (2013), Evaluasi adalah tahap akhir yang
bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah
dilakukan sudah tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. Tipe
pernyataan evaluasi terbagi menjadi dua yaitu:
a. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif merupakan hasil observasi dan analisa perawat
terhadap respon pasien segera pada saat atau setelah dilakukan
tindakan keperawatan dan ditulis pada catatan keperawatan
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dan kesimpulan dari
observasi dan analisa status Kesehatan sesuai waktu pada tujuan dan
ditulis pada catatan perkembangan. Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan komponen SOAP, sebagai berikut:
S (Subjektif): merupakan informasi berupa respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan dengan cara bertanya
kepada pasien
22

O (Objektif): merupakan sebuah informasi yang didapatkan dengan


dari hasil pengamatan, pengukuran, penilaian yang dilakukan oleh
perawat pada saat tindakan.
A (Analisa): merupakan membandingkan informasi subjektif dan
objektif, dengan menyimpulkan hasil bahwa masalah teratasi,
teratasi sebagian, atau masalah tidak teratasi
P (Planning): merupakan rencana keperawatan lanjutan yang akan
dilakukan berdasarkan analisa.
23

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Menurut
Laily (2022), Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha
untuk menggambarkan objek atau subjek yang diteliti secara mendalam, luas
dan terperinci. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan masalah kesehatan
yang terjadi pada kasus dilapangan. Studi kasus ini bertujuan untuk
mengeksplorasikan pengkajian, analisa data, diagnose, intervensi,
implementasi, dan evaluasi dalam melakukan pengelolaan asuhan
keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus
di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan peneliti dalam karya tulis ilmiah ini
adalah pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus dengan masalah
keperawatan yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan kriteria:
1. Kriteria inklusi
a. Pasien yang dirawat di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
b. Pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus
c. Pasien dengan kesadaran penuh (composmentis)
d. Pasien dan keluarga yang menyetujui dan bersedia untuk menjadi
responden penelitian
2. Kriteria eksklusi
a. Pasien yang pulang paksa
b. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain
c. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran
C. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal pada
pasien diabetes melitus dengan masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah
pada bulan Oktober-Desember 2023 dengan lama keperawatan selama 3 hari.
24

D. Variabel dan Operasional Variabel


Definisi operasional variabel penelitian adalah sebuah definisi
berdasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apapun yang
didefinisikan atau mengubah konsep dengan kata-kata yang menguraikan
perilaku yang dapat diamati dan dapat diuji serta ditentukan kebenarannya
oleh seseorang (Nurcahyo dan Khasanah, 2016).
Tabel 3.1 Variebel dan Operasional variabel

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur


Operasional
Diabetes melitus Pasien dengan Pemeriksaan - Nilai kadar
kadar glukosa Laboratorium dan glukosa
darah >200 Glukometes sewaktu
mg/dL >200mg/dL
- Kadar
glukosa
darah puasa
>126mg/dL
Ketidakstabilan Ditandai adanya Pemeriksaan - Nilai kadar
kadar glukosa hiprglikemia Laboratorium dan glukosa
darah Glukometes sewaktu
>200mg/Dl
- Kadar
glukosa
darah puasa
>126mg/dL
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Humaniora (2022), prosedur pengumpulan data di lapangan
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Observasi
Teknik observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks.
Teknik ini mengukur sikap dari responden, merekam berbagai fenomena
25

yang terjadi yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses


kerja, dan gejala-gejala alam.
2. Wawancara
Teknik wawancara adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan
narasumber.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan Teknik mengumpulkan data secara
langsung dengan melihat catatan medis untuk mengetahui keadaan klien
dengan hasil laboratorium dan radiologi serta terapi yang telah didapatkan
pasien.
F. Analisa Data
Menurut Bogdan (2022), Teknik analisa data adalah proses sistematis
untuk mencari dan menyusun data yang didapat dari dokumentasi, wawancara,
observasi dan lain sebagainya ke dalam suatu kategori. Menyusun dalam hal
ini adalah memilah mana yang penting kemudian dilanjutkan menentukan
prioritas masalah dan menentukan diagnosis keperawatan, Dilanjutkan dengan
menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan, kemudian mengevaluasi
keadaan pasien.
G. Etika Penelitian
Menurut Haryani dan Setyobroto (2022), Setiap penelitian kesehatan
yang mengikuti sertakan manusia sebagai subjek penelitian wajib didasarkan
pada tiga prinsip etik sebagai berikut
1. Respect for persons (other)
Bertujuan menghormati otonomi untuk mengambil keputusan mandiri (self
determination) dan melindungi kelompok-kelompok dependent
(tergantung) atau rentan (vulnerable) dari penyalahgunaan (harm and
abuse)
2. Beneficience and Non Malaficience
Prinsip berbuat baik, memberikan manfaat yang maksimal dan risiko yang
minimal.
26

3. Prinsip etika keadilan (Justice)


Prinsip ini menekankan setiap orang layak mendapatkan sesuatu sesuai
dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang
seimbang (equitable).
27

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, W. R. (2023). Tirtayasa Medical Journal.


Anisa, N. R., Fauziana, L., Abrar, E. A., & Sabil, F. A. (2023). Buku Ajar Riset
Keperawatan Penerbit Cv.Eureka Media Aksara.
Badan Pusat Statistik Kota Tegal. (2020). Badan Pusat Statistik Kota Tegal.
https://tegalkota.bps.go.id/statictable/2020/03/13/359/banyaknya-kasus-
penyakit-menurut-diagnosa-penyakit-di-kota-tegal-2019.html
Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic
activities of ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian
Journal of Pharmacy, 27(2), 74–79.
dinas kesehatan provinsi jawa tengah. (n.d.). Dinas Provinsi Jawa Tengah, 2023.
https://jateng.solopos.com/dinkes-jateng-temukan-647-093-kasus-diabetes-
melitus-di-2022-terbanyak-rembang-1551642/amp
dwi uswatun khasanah & pranata. (2017). In bagaimana cara merawat diabetes
melitus.
Hardianto, D. (2021). Telaah Komprehensif Diabetes Melitus: Klasifikasi, Gejala,
Diagnosis, Pencegahan, Dan Pengobatan. Jurnal Bioteknologi & Biosains
Indonesia (JBBI), 7(2), 304–317.
IFTITITAH NURUL LAILY. (2022).
file:///C:/Users/hp5cd/AppData/Local/Packages/5319275A.
Jim, T., Nasional, S., Rumah, A., Ilyas, R. F., Kamil, H., & Yuswardi, Y. (2021).
Tamplate JIM. 12.
Kementrian kesehatan republik indonesia. (2018). kemetrian kesehatan republik
indonesia.
Kementrian kesehatan republik indonesia. (2022a). kementrian kesehatan republik
indonesia.
Kementrian kesehatan republik indonesia. (2022b). kementrian kesehatan republik
indonesia. Diabetes Melitus Adalah Masalah Kita.
Kementrian kesehatan republik indonesia. (2022c). KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. MENGENAL HIPOGLIKEMIA
PADA DIABETES MELITUS.
Kurniawaty, E. (2014). Diabetes Mellitus. Juke, 4(7), 114–119.
MEILANI TENIWUT, H. (n.d.). TEKNIK PENGUMPUPULAN DATA DAN
METODE PENELITIAN. 2022.
Ni Nyoman Linawati, M.Tr.Kep ,Prof.Dr.Suharyo Hadisaputro, Sp.PD-KPTI,
28

Mardiyono, MNS, pHd. (2021). No Title MONOGRAF. In alternatif


layanan komplemenenter pemberian soponin terhadap penurunan kadar
gula darah puasa dan 2 jam postprandial pada penderita diabetes melitus
tipe II (sistematik literature review).
Pahleviannur, M. R., Grave, A. De, Sinthania, D., Hafrida, L., Bano, V. O., &
Saputra, D. N. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Pradina Pustaka.
Priyanto Priyanto, Nengsih Yulianingsih, & Hasim Asyari. (2022). Hubungan
Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Menjalani
Pengobatan Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Kecamatan Kertasemaya
Tahun 2021. Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan, 2(1), 17–24.
https://doi.org/10.55606/jpikes.v2i1.337
Prodyanatasari, A. (2023). Pengenalan Makanan Sehat sebagai Antisipasi Tingkat
Keparahan Penderita Covid-19 dengan Komorbid Diabetes Melitus. Jurnal
Pengabdian Masyarakat (Jupemas), 4(1), 35–42.
https://doi.org/10.36465/jupemas.v4i1.1032
Rahmasari, I., & Wahyuni, E. S. (2019). Efektivitas Memordoca Carantia (Pare)
terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Infokes, 9(1), 57–64.
Rizal, L. K. (2019). Tujuan Dan Tahapan Pengkajian Dalam Proses Keperawatan.
Ilmu Keperawatan, 4. https://osf.io/59jbz/download/?format=pdf
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. (2021). Sardjito Menyapa Acces To Diabetes
Care. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, 1, 1–15.
https://sardjito.co.id/2021/11/02/sardjito-menyapa-edisi-1-access-to-diabetes-
care/
Saino, Yuniatun, S. R., & Amin, S. (2022). Implementasi Jus Buah Pare pada
Perawatan Pasien Diabetes Mellitus dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar
Gula Darah di Ruang Kenari Aatas Rsud Ajibarang. Jurnal Inovasi
Penelitian, 3(4), 5717–5724.
SDKI Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. (2019). SDKI Standart
Diagnosis Keperawatan Indonesia.
file:///C:/Users/hp5cd/AppData/Local/Packages/5319275A.
Setiyani, Y., Fatimah, F. S., & Sumarsi, S. (2019). Hubungan Pemberian
Discharge Planning dengan Kecemasan pada Pasien Diabetes Melitus.
Indonesian Journal of Hospital Administration, 1(2), 89.
https://doi.org/10.21927/ijhaa.v1i2.925
Sitanggang, R. (2018). Tujuan evaluasi dalam keperawatan. Journal Proses
Dokumentasi Asuhan Keperawatan, 1(5), 1–23.
Soelistijo, S. (2021). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021. Global Initiative for Asthma, 46.
www.ginasthma.org.
29

standart diagnosis keperawatan indonesia. (2021). ketidakstabilan kadar glukosa


darah. file:///C:/Users/hp5cd/AppData/Local/Packages/5319275A.
Suryani, Emy, Lutfiana puspita sari, I. natalia suci ardhila. (2021). Jurnal
Kesehatan Masyarakat Astenopia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 16(3),
377–384. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas%0AEfforts
%0Ahttp://digilib2.unisayogya.ac.id/bitstream/handle/123456789/1341/UUT
MARLINA NURSANTI 1710104095_NASKAH PUBLIKASI.(2023)
Sutawardana, J. H., Yulia, & Waluyo, A. (2016). Studi Fenomenologi
Pengalaman Penyandang Diabetes Melitus yang Pernah Mengalami Episode
Hipoglikemia. Nurseline, 1(1), 159–175.
Tambunan, D. A. (2013). MEMAPARKAN JENIS-JENIS EVALUASI ASUHAN
KEPERAWATAN. 181101105.
Widiasari, K. R., Wijaya, I. M. K., & Suputra, P. A. (2021). Diabetes Melitus
Tipe 2: Faktor Risiko, Diagnosis, Dan Tatalaksana. Ganesha Medicine, 1(2),
114. https://doi.org/10.23887/gm.v1i2.40006
Widya, Bellatasie, R., Rahmidasari, A., Wahyuni, S., & Wahyuni, F. (2022).
Penilaian Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Di Puskesmas Andalas Kota Padang. Jurnal Farmasi Higea, 14(2), 110.
https://doi.org/10.52689/higea.v14i2.496
Winarti, O., Asman, A., Gusni, J., Trisna Ajani Departemen Keperawatan, A., &
Psikologi dan Kesehatan, F. (2023). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
pada Ny. A dengan Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan Medika, 1(2), 99–
109.
30

LAMPIRAN
31

Lampiran 1
LEMBAR JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan Agustus September Oktober

Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Tahap persiapan

2. Pengajuan dan
persetujuan judul

3. Pembuatan proposal

4. Konsultasi BAB I,
BAB II, BAB III

5. Persetujuan proposal

6. Sidang proposal
32

Lampiran 2

LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL
JURUSAN KEPERWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Nama Mahasiswa : Putri Patmasari

NIM : P1337421021105

Nama Dosen Pembimbing : Cuciati. S Kep, Ns, M.Kep

Judul Proposal KTI : Keperawatan Dengan Ketidakstabilan Kadar


Glukosa Darah: Hiperglikemia Pada Pasien
Diabetes Melitus di RSUD Suradadi
Kabupaten Tegal

No. Hari/ Materi Saran Tanda Monitor

Tanggal Bimbingan Tangan Kaprodi

Pembimbing

1. 30, Agustus - Pengajuan - Acc Judul


2023 judul - Lanjut bab 1

2. 6, September - Konsul bab 1 - Teknik


2023 penulisan atau
gambaran
narasi segitiga
ngerucut
- Bahaya asing
ditulis miring
- Data angka
33

kejadian
- Lengkapi
penulisan
sumber
3. 11,September -Konsul bab 1 - Acc bab 1
2023 - Lanjut bab 2

4. 18,September -Konsul bab 2 -Perhatikan


2023 teknik
penulisan dan
fenomena
-Perbaiki
penilisan pada
tujuan
penulisan
5. 03,Oktober -Konsul bab 2 -Perhatikan
2023 fenomena
-Perhatikan
margin

6. 04,Oktober -Konsul bab 2 -Acc bab 2


2023 -Lanjut bab 3

7. 06,Oktober -Konsul bab 3 -Lihat KTI


2023 kakak tingkat
sebelumnya
-Perhatikan
subjek
penelitian
pada kriteria
34

inklusi
8. -12,Oktober -Konsul bab 3 -Acc bab 3
2023 -Lengkapi
lampiran dan
daftar Pustaka
-Lampiran
data RS
9. 16,Oktober -konsul -Acc sidang
2023 proposal

Tegal, September 2023


Ketua Prodi D III Keperawatan Tegal

Dr. Ta’adi, S.Kp., Ns. SH, MH .Kes


NIP. 19720119 199803 1003
35

Lampiran 3

PENJELASAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KETIDAKSTABILAN


KADAR GLUKOSA DARAH: HIPERGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES
MELITUS DI RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL

Judul Kegiatan : Asuhan keperawatan Dengan Ketidakstabilan Kadar


Glukosa Darah: Hiperglikemia Pada Pasien Diabetes Melitus
Nama : Putri Patmasari

NIM : P1337421021105

Saya mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Tegal Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, bermaksud untuk melakukan Asuhan
Keperawatan Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah: Hiperglikemia Pada
Pasien Diabetes Melitus di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal, maka bersama
dengan ini saya jelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tujuan kegiatan untuk mengontrol kadar glukosa darah pada penyakit diabetes
melitus
2. Kegiatan yang dilakukan adalah mengecek kadar glukosa dengan GDS,
edukasi, diet, dan latihan fisik sesuai dengan SOP (Standart Operasional
Prosedur)
3. Kegiatan tidak akan berpengaruh negatif terhadap Bapak/Ibu atau keluarga
pasien. Apabila mengalami ketidaknyamana, pasien atau keluarga pasien
mempunyai hak untuk menghentikan tindakan dan mendapatkan pelayanan
keperawatan dari tenaga kesehatan lain. Saya menghargai keputusan
Bapak/Ibu atau keluarga untuk tidak melanjutkan kegiatan.
4. Saya akan menjamin kerahasiaan data yang diperoleh dari Bapak/Ibu sebagai
partisipasi selama kegiatan ini berlangsung.
5. Bapak/Ibu atau keluarga berhak mengajukan keberatan kepada mahasiswa
apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan dan selanjutnya akan dicari
penyelesaian berdasarkan kesepakatan mahasiswa dan partisipan.
36

6. Keikutsertaan Bapak/Ibu atau keluarga dalam kegiatan ini didasarkan pada


prinsip sukarela tanpa adanya unsur paksaan dari mahasiswa

7. Apabila terdapat sesuatu yang belum jelas, maka Bapak/Ibu atau keluarga
dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa.
Demikian penjelasan ini dibuat untuk memberikan informasi yang akurat dan jelas
kepada calon partisipan dan atas kerjasamanya, mahasiswa sampaikan
terimakasih.
Tegal,

Putri Patmasari
37

Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth. Calon Responden Penelitian
Ditempat

Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa program studi DIII Keperawatan Tegal Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang menyatakan bahwa saya
mengadakan asuhan keperawatan ini sebagai salah satu kegiatan pengelolaan
untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Studi Keperawatan Tegal
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi ”Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah: Hiperglikemia pada
Pasien Diabetes Melitus di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal”
Sehubungan dengan hal tersebut diatas saya mengharapkan kesediaan
responden untuk memberikan jawaban dan tanggapan yang ada dalam angket ini
sesuai dengan pendapat anda sendiri tanpa dipengaruhi orang lain dan sesuai
petunjuk. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Anda dan informasi
yang Anda berikan hanya akan dipergunakann untuk pengembangan ilmu
keperawatan dan tidak digunakan untuk maksud lain. Pertisipasi Anda dalam
penelitian ini bersifat bebas artinya Anda bebas ikut/tidak tanpa sanksi apapun.
Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya

Putri Patmasari
38

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI KEGIATAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Pekerjaan :
Alamat :
Saya menyatakan bahwa :
1. Saya telah membaca informasi dan mendengarkan penjelasan kegiatan dari
mahasiswa tentang ujian, manfaat dan prosedur kegiatan dan saya memahasi
penjelasan tersebut
2. Saya mengerti bahwa kegiatan ini menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai
pasien/responden
3. Saya mempunyai hak untuk berhenti berpartisipasi jika suatu saat saya merasa
keberatan atau ada hal yang membuat saya tidak nyaman dan tidak dapat
melakukannya
4. Saya memahami bahwa data hasil kegiatan akan disimpan oleh mahasiswa dan
hanya akan menggunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian
5. Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan menjadi partisipan sangat besar
manfaatnya bagi peningkatan ilmu pengetahuan terutama ilmu keperawatan.
Dengan pertimbangan tersebut, saya memutuskan untuk sukarela tanpa adanya
paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan pernyataan ini saya
buat untuk dapat digunakan semestinya

Tanda Tangan Peneliti Tanda Tangan Partisipan

Putri Patmasari ( )
39

Lampiran 6

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KMB


Bagian I : Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Suku/Bangsa :
No. Register :
Tgl. Masuk :
Diagnosa Medis :
Ruang/Kelas :
Tgl. Pengkajian :
Alamat :
B. IDENTITAS/PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Hub. Dgn Pasien :
Alamat :
Bagian II : Status Fungsi Kesehatan
A. PERSEPSI KESEHATAN/MANAJEMEN KESEHATAN
1. Alasan masuk Rumah Sakit
2. Riwayat perawatan/kesehatan sekarang
3. Keluhan utama saat pengkajian
4. Riwayat perawatan/penyakit masa lampau
5. Riwayat kesehatan keluarga
40

6. Apakah pernah mendapatkan tranfusi darah?

Tidak pernah Pernah Reaksi


7. Apakah pernah melakukan pemeriksaan laboratorium atau rontgen
sebelumnya?

Tidak pernah Pernah Jenis


8. Apakah pasien merokok?

Tidak pernah Ya Berapa lama


Jumlah perhari.......
9. Apakah pasien mengkonsumsi minuman beralkohol?

Tidak pernah Ya Berapa lama

Jumlah perhari/minggu.......
10. Apakah pasien menggunakan obat-obatan tertentu?

Tidak pernah Ya Jenis obat

Dosis/Jumlah........
B. NUTRISI DAN METABOLIK
1. Apakah pasien menjalani diet tertentu?

Tidak Ya

Macam diet.....................

2. Kapan terakhir makan dan jenis makanan apa yang dimakan?


41

Porsi makan yang dihabiskan:..................

Tidak mau makan ¼ porsi ½ porsi

¾ porsi 1 porsi

3. Appetite Normal Meningkat menurun


4. Apakah mempunyai kesulitan dengan

Menelan Membau merasakan

Diet yang dijalani tidak ada kesulitan


5. Apakah pasien mengalami keluhan

Tidak Mual Muntah

BB menurun
6. Kebutuhan cairan tubuh
Berapa kali pasien minum, apa jenis minuman yang diminum
Berapa jumlah cairan yang diminum
7. Kulit/mukosa
Warna : sawo matang kuning
Temperatur : dingin hangat panas

Turgor : normal jelek sedang

Udema : tidak lokasi

C. ELIMINASI
1. Apakah pasien mempunyai masalah dengan BAB/BAK?
42

Tidak Ya, Jelaskan............................


2. Perut/abdomen

Kembung normal
3. Peristaltik usus

Normal meningkat menurun


4. Kandung kemih

Penuh/tegang tidak tegang

Catatan:.................................
D. AKTIVITAS/ACTIVITY EXERCISE
1. Keadaan Umum pasien: Baik Sedang
2. Apakah pasien perlu bantuan berhubungan dengan?
Makan/minum Berjalan

Mandi Duduk

Ke WC Bangun dari tempat tidur/duduk

Berpakaian
Catatan:.................................

3. Gangguan mobilitas: YaTidak


43

Ada riwayat pernah jatuh Tremor/kejang

Pusing lumpuh/paralise

Amputasi
Gerakan aktivitas motorik:

Normal Abnormal

Postur

ROM Catatan:...............................
4. Pola pernafasan
Reguler Irreguler RR:....................
Bunyi nafas:
Kanan Kiri
Normal ............ ...........
Ronchi ............ ...........
Crackles/Rales ............ ...........
Wheezing ........... .........
5. Pola Kardiovaskular
Ritme.....................
Bunyi jantung...............
Catatan..........................

E. KEBUTUHAN ISTIRAHAT/TIDUR
Apakah pasien mempunyai kesulitan berhubungan dengan kebiasaan
istirahat/tidur?
44

Ya Tidak, Jelaskan...............
F. PERSEPSI/KOGNITIF
1. Tingkat kesadaran:
Sadar Koma Tidak sadar
2. Apakah pasien mempunyai masalah dengan memori/ingatannya
Ya Tidak
3. Apakah pasien mempunyai masalah dengan
penglihatan/pendengaran/bicara?
Ya Tidak
Jelaskan................
4. Apakah pasien menyadari nyeri? Ya Tidak
Jika Ya (tipe, lama, lokasi, skala) Jelaskan................................

Bagaimana cara pasien mengurangi nyeri yang


dirasakan?.....................................................................................

5. Apakah pasien mengetahui tentang penyakit yang diderita?


Ya Tidak
6. Apakah yang dibutuhkan oleh pasien untuk dipelajari dalam rangka
untuk merawat dirinya
G. PERSEPSI DIRI/SELF PERFECTION
1. Pandangan pasien terhadap dirinya sendiri?...................................
2. Apakah yang pasien harapkan dari perawatan ini?..........................
3. Apakah pasien cemas/takut? Ya Tidak
Jika Ya: Ringan Sedang Berat

H. HUBUNGAN SOSIAL/RELATIONSHIP
1. Orang terdekat :.........................................
2. Bagaimanakah hubungan pasien dengan lingkungan/masyarakat
45

Baik Tidak baik


Karena..................................
3. Siapakah yang akan membantu/merawat pasien setelah pulang dari
rumah sakit?
...........................................................................................................
4. Hambatan yang berhubungan dengan orang lain...............................
I. SEKSUALITAS/REPRODUKSI
1. Apakah pasien mempunyai pertanyaan tertentu efek dari kondisi
fisik/pengobatan yang dialami dengan aktivitas seks?
Tidak Ya
2. Wanita : kapan menstruasi?
Catatan :........................................................................................
J. MEKANISME KOPING/ TOLERANSI TERHADAP STRESS

Adaptif Maladaptif.....................................
Bagaimana pasien mengetahui situasi stressnya?
K. SPIRITUAL/ VALUE-BELIEF
1. Bagaimana pasien dalam menjalankan ajaran agama?
Tidak pernah Sedang/biasa Tekun
2. Apakah ajaran agamanya ada yang bertentangan dengan program
perawatan/pengobatan di RS?
Ya Tidak

BAGIAN III : PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Pemeriksaan Fisik : Head To Toe (Cepallo Caudal
1. Tanda Vital : TD :......................Nadi :.....................
46

Suhu :............................... RR :.......................


TB :.................................. BB :........................
Turun Naik
2. Riwayat :............................
Alergi
3. Rambut :............................
4. Leher :............................
5. Wajah :............................
6. Dada / thorax :............................
7. Abdomen :............................
8. Genetalia :............................
9. Extremitas :............................

B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM / RONTGEN

C. THERAPY

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien :.................................................................

Ruangan /No. Reg :.................................................................


47

Diagnosa Medis :.................................................................

No. Tanggal/ Data Problem/ Kemungkinan Rumusan Tgl


fokus Diagnosa teratasi
jam Masalah Penyebab Kep

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien :............................................................................


48

Ruangan / No. Reg :............................................................................

Diagnosa medis :............................................................................

No. Tanggal/ Diagnosa Tujuan Intervensi TT


jam Keperawatan Perawat

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama pasien :.................................................................................


49

Ruangan/ No. Reg :........................................................................

Diagnosa Medis :...........................................................................

Tanggal/ No. Diagnosa Tindakan Respon TT Perawat


Kep. Keperawatan Pasien
jam

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien :....................................................................


50

Ruangan/ No. Reg :...........................................................

Diagnosa Medis :..............................................................

Tanggal/ No. Diagnosa Subjektif, Obyektif, TT


Kep. Assasment, Planning Perawat
jam
( SOAP)

Lampiran 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH


51

SOP PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

PENGERTIAN Pemeriksaan gula darah digunakan untuk


mengetahui kadar gula darah seseorang
TUJUAN Untuk mengetahui adanya gula darah sewaktu
sebagai indikator adanya metabolisme
karbohidrat
PERALATAN 1. Glucometer/alat monitor kadar glukosa darah
2. Kapas Akohol
3. Hand scone
4. Stik GDA/ strip tes glukosa darah
5. Lanset/jarum penusuk
6. 6. Bengkok
NILAI NORMAL GDS 1. Gula darah puasa: 70-110 mg/dl
2. Gula darah 2jam PP: < 140 mg/dl
3. Gula darah sewaktu: <150 mg/dl
INDIKASI 1. Klien yang tidak mengetahui penyakitnya
2. Penderita Diabetes Melitus
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan
benar
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Cek identitas pasien dengan gelang pasien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada
keluarga dan pasien
4. Memberikan kesempatan keluarga dan
pasien untuk bertanya
52

5. Menanyakan kesiapan kepada pasien


C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Pastikan alat-alat bisa digunakan
6. Pasangkan stik GDA pada alat glukometer
dan otomatis alat glukometer akan hidup
7. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah
diambil dari salah satu ujung jari telunjuk,
jari Tengah, jari manis, tangan kiri/kanan)
8. Desinfeksikan jari yang akan ditusuk
dengan kapas alcohol
9. Menusukan lanset di jari tangan pasien,
dan biarkan darah mengalir secara spontan
10. Tempatkan ujung strip glukosa darah
(bukan diteteskan) akan otomatis terserap
dalam strip
11. Menutup bekas tusukan menggunakan
kapas alcohol
12. Alat glukometer akan berbunyi dan
bacalah angka yang telah tertera dimonitor
13. Keluarkan strip tes glukosa pada alat
14. Matikan alat monitor kadar glukosa darah
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan keluarga dan pasien
3. Membereskan alat-alat
4. Melepas sarung tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
53

keperawatan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. ICU
DOKUMEN TERKAIT 1. Rekam Medis
54

Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

EDUKASI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Topik: Diet : Diet


Pokok Bahasan : Penerapan diet pada klien diabetes melitus
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
Hari/tanggal : 2023
Waktu : 30 menit
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga
dapat memahami tentang diabetes melitus, bagaimana pengelolaan diet, tujuan
dari diet, dan makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan yang harus
dihindari.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengertian dari diabetes melitus
2. Tujuan dari diet
3. Makanan yang di anjurkan dan di hindari
C. Metode dan Media
1. Metode
a) ceramah
b) tanya jawab
2. Media
a) Leaflet
55

D. Strategi Pelaksanaan
Waktu Tahap Kegiatan

Kegiatan

Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens

5 menit Pembukaan 1. Salam 1. Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan
menjelaskan tujuan dari 3. Memperhatikan
kegiatan penyuluhan
3. Kontrak waktu
20 Kegiatan Menyampaikan Materi : 1. Mendengarkan
menit Inti 1. Menjelaskan pengertian 2. Memperhatikan
DM 3. Menanyakan
2. Menjelaskan tujuan diet 4. Menanggapi
pada pasien DM
3. Menjelaskan cara
mengatur diet dan
makanan apa saja yang
dianjurkan
4. Memberikan kesempatan
pasien dan keluarga
untuk bertanya
5 menit Evaluasi 1. Mengevaluasi pasien dan 1. Menjawab
keluarga dengan cara pertanyaan
memberikan pertanyaan 2. Memperhatikan
2. Menyimpulkan hasil dari 3. 3. Menjawab salam
penyuluhan
3. Membuat rencana tindak
lanjut
4. Berpamitan kepada
56

pasien dan keluargan


dengan mengucapkan
salam
57

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang disebabkan
oleh gaya hidup yang buruk atau autoimun yang mengakibatkan kadar
glukosa darah menjadi naik (hiperglikemi)
B. Tujuan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus
Tujuan diet Diabetes Mellitus antara lain yaitu :
a) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat
penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
b) Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
c) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan normal.
d) Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien (komplikasi
jangka pendek dan jangka panjang) serta masalah yang berhubungan
dengan latihan jasmani.
e) Meningkatkan derajat kesehatan serta keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
C. Bahan Makanan yang Dianjurkan :
1) Sumber protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu, oncom,
kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai).
2) Sayuran : kangkung, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak,
sawi, seledri, terong.
3) Buah-buahan : sari buah murni, jeruk, apel, pepaya, pir, jambu, belimbing.
4) Susu skim atau rendah lemak.
Sumber lemak dalam jumlah terbatas
5) Makanan yang diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus,
dan dibakar.
58

D. Cara Mengatur Diet


1. Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai
mencapai diet dan porsi yang sesuai.
2. Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan
yang telah ditentukan dalam daftar diet.
3. Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar
makanan penukar.
4. Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang
tinggi serat.
5. Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB
normal.
59

Lampiran 9
60
61

Lampiran 10

A. DAFTAR RIWAYAT HIDUP


1. Nama : Putri Patmasari
2. NIM : P1337421021105
3. Tanggal Lahir : 24 Oktober 2002
4. Tempat Lahir : Tegal
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah
a. Jalan : Jl. Protokol gang sean RT01/01 No.55
b. Kelurahan : Bojongsana
c. Kecamatan : Suradadi
d. Kab / kota : Tegal
e. Provinsi : Jawa Tengah
7. Telepon
a. HP : 089525301304
b. E-mail : putripatmasari749@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK ISTIQOMAH SURADADI
2. SD N BOJONGSANA
3. SMP NEGERI 3 KOTA TEGAL
4. SMK INSAN MULIA KRAMAT
5. POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai